Anda di halaman 1dari 8

Tokoh :

Singgih Susilo Kartono : Yakobus Natanael Tarigan

Ibu Singgih : Syania Hilda Andini

Teman Singgih : Zikrina Istighfarin

Pembawa Acara : Tania Milda Grasella

Juri Awards I : Oktaviana Maharaja

Juri Awards II : Octaviani Maharaja

Dosen Singgih 2 & Petani : M. Liswansyah Pratama

Orang Perancis : Windi Jihan Salasabilla

Orang Jepang : Sherlly Natalie Angel

Orang Amerika : Yeftha Simorangkir

Dosen Singgih 1 : Risa Fitriana Gisma

Bos & Karyawan Singgih : Shandy Mahardika

Rachmat Gobel : Rizky Fatihul Rizal

Naskah :

Seorang mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan design ITB bernama Singgih Susilo Kartono sedang
mengerjakan tugas akhirnya. Setelah lama melakukan riset, ia pun mengumpulkan tugas akhirnya.

Singgih : Bu ini TA saya.

Dosen : Apa tema kamu?

Singgih : Tema saya “Hiasan Rumah” Bu.

Dosen : Mana laporannya ?

Singgih : Ini Bu, silahkan dilihat.

Dosen : Apa ini? Kamu kira kamu anak SD? Kamu mau jadi apa kalau laporan TA kamu
seperti ini? (Dengan nada tinggi)

Singgih : (Diam terpaku)

Dosen : Saya gak mau terima ini. Jika kamu ingin lulus saya ingin kamu revisi dan merubah
temanya.

Singgih berusaha untuk merubah laporannya. Dia Hampir saja kehabisan akal, namun temannya,
Rina memberikannya masukan agar ia membuat sesuatu yang unik. Singgih berpikir keras, akhirnya
ia memikirkan untuk membuat radio tetapi dengan rangka luar berupa kaleng bekas.

Singgih : Bu, ini hasil revisi saya. Sekarang temanya alat komunikasi.

Dosen : Sini saya lihat apa yang kamu buat. (Melihat laporan Singgih) Laporan kamu masih
banyak kekurangan. Kamu belum bisa melihat target pemasarannya. Karya kamu ini
terlalu sederhana,tidak mungkin banyak peminatnya di pasaran nanti.

Singgih : Mohonlah bu. Saya sudah berusaha keras untuk membuat ini bu.

Dosen : Saya masih ragu untuk meluluskan kamu dengan hasil seperti ini,apa sebaiknya
kamu jadi mahasiswa abadi saja.

Singgih : Jangan bu,tolong saya sudah berusaha keras bu.

Dosen : Yasudah nanti saya pertimbangkan, sekarang kamu boleh keluar dari ruangan saya.

Singgih : Terima kasih bu.

(5 Menit Kemudian)

Dosen 2 : (Masuk Ruangan) Wah radio siapa ini? Bagus sekali.

Dosen : Ini punya mahasiswa saya. Memangbagus sih,design dalam dan luarnyapun rapi,tapi
saya tidak suka dengan perangainya.

Dosen 2 : Kok begitu, dia sudah berusaha membuat hasil sebagus ini. Jika kamu memang
tidak suka padanya, kamu harus tetap profesional.

Dosen : Saya rasa saya tidak akan meluluskannya.

Dosen 2 : Apa yang kamu bicarakan? Bukankah kamu orang yang profesional,masa karena
pandanganmu kamu tidak mau meluluskannya,saya yakin dia sudah bekerja keras
pada tugasnya ini.

Dosen : Iya juga, baiklah akan saya pertimbangkan.

Akhirnya Singgih pun lulus. Namun sekarang ia bingung akan kerja dimana.Lalu Rina mengajaknya
untuk sama-sama kerja di suatu perusahaan yang terletak di Bandung.

Singgih : Aku bingung nih,Rin. Aku pusing mau kerja dimana.

Rina : Aku juga. Oh iya, aku pernah dengar ada lowongan kerja di suatu perusahaan desain
baru di sekitar sini, mungkin kita bisa melamar disana.

Singgih : Boleh juga. Tapi di bagian apa?

Rina : Ya kita dibagian yang sesuai dengan jurusan kita lah.

Singgih : Emang apa?

Rina : Ya dibagian desain perencanaan lah. Seperti itulah kira-kira.


Mereka pun melamar di perusahaan tersebut dan diterima. Setelah semua berjalan dengan lancar, tiba-
tiba disuatu hari Singgih mendapat telepon dari tetangganya bahwa ibunya sedang sakit parah di
kampung dan Singgih memutuskan untuk pulang.

Singgih : Rina, sepertinya aku harus pulang ke kampungku.

Rina : Apa yang terjadi? Mengapa tiba-tiba sekali?

Singgih : Ibuku sakit.Aku harus pulang untuk merawatnya.

Rina : Aku turut berduka cita ya. Semoga Ibumu cepat sembuh.

Singgih : Iya, terima kasih rin. Aku harus siap-siap mengajukan surat pengunduran diriku.
Aku juga berterima kasih sekali kepada kamu karena selama ini selalu menjadi
teman yang selalu ada untukku, dan berkat kamu juga aku bisa lulus kuliah.

Esoknya Singgih pun menemui bosnya untuk mengajukan surat pengunduran dirinya.

Singgih : (mengetuk pintu dan langsung masuk) Maaf pak, saya ingin memberikan surat
pengunduran diri.

Bos : Kamu yakin? Apa kamu tidak betah bekerja disini?

Singgih : Bukan begitu pak. Ibu saya dikampung sakit,saya harus pulang ke kampung
saya untuk merawatnya.

Bos : Kalau begitu keadaannya, baiklah saya mengizinkan mu untuk mengundurkan diri.

Singgih pun kembali ke kampung halamannya. Setelah sampai dirumah ia menjumpai ibunya yang
sedang terbaring lemah diatas kasur.

Singgih : Ibu..

Ibu : Singgih, ibu senang kamu disini.

Singgih : Ibu sakit apa?

Ibu : Tidak, ibu tidak apa-apa Singgih, hanya sedikit kecapean.

Singgih : Ayo bu kita ke puskesmas. Ibu harus berobat agar cepat sembuh.

Ibu : Tidak perlu nak, ibu baik-baik saja. Lagipula kemarin Bu Surminah sudah
membawa ibu ke puskesmas.

Singgih : Baiklah bu, ibu sekarang tidak perlu memikirkan apapun,ibu istirahat saja ya, biar
seluruh pekerjaan rumah Singgih yang kerjakan.

Singgih pun merawat ibunya yang sedang sakit. Dia pun mulai memikirkan untuk mencari pekerjaan.
Dia pun melihat potensi daerahnya yang penuh dengan kayu. Ia pun berniat untuk membuat mainan
dari kayu. Akhirnya ia membuka perusahaan Aruna Aruntala. Namun usahana gagal dan ia stres
memikirnya. Ia pun menenangkan hatinya dengan berjalan jalan di sawah dekat dengan rumahnya dan
bertemu dengan seorang petani yang sedang beristirahat.

Singgih : (Menghampiri petani) Wah pak panennya banyak ya.


Petani : Haha.. Alhamdulillah mas.

Singgih : Zaman sekarang cari uang susah ya pak.

Petani : Yah, begitu lah mas. Zaman sekarang semua mahal tapi cari duit susahnya minta
ampun. (Sambil kipas-kipas)

Singgih : Lah,kertas apa itu pak?

Petani : Ndak tau saya mas. Tadi dikasih orang lewat.

Singgih : Boleh saya lihat pak?

Petani : Silahkan mas.

Singgih : (Membaca)

Petani : Kertas apa itu mas?

Singgih : Ini brosur seminar pak. Temanya Enterpreneurship.

Petani : Apa mas Entrostop.Mas mau?, saya ada nih.

Singgih : Bukan pak. Ini acara wirausaha gitu.

Petani : Wah,mas datang saja siapa tau nanti bisa jadi wirausahawan.

Singgih : Baiklah pak,saya izin pamit dulu ya pak.

Petani : Oh iya mas, hati-hati.

Singgih pun tertarik pada seminar tersebut karena narasumbernya adalah Rachmat Gobel yang
merupakan seorang pengusaha besar saat itu. Ia pun mendatanginya. Setelah selesai, ia sangat tertarik
membuat usaha kembali. Ia melihat masih banyak kayu sisa usahanya dulu. Ia pun berniat untuk
membuat radio seperti proyek akhirnya dulu tetapi dengan rangka dari bahan kayu.

Singgih : Eh, Dika ya?

Dika : Singgih?

Singgih : Eh, apa kabar?

Dika : Baik.

Singgih : Kerja apa sekarang?

Dika : Lagi nganggur nih.

Singgih : Niat mau usaha gak?,aku lagi butuh modal nih,aku pengen buat radio dari kayu.

Dika : Kayaknya seru tuh, bisa jadi tantangan. Aku mau.

Singgih : Oke, kalau gitu mulai besok kita mulai usahanya.


Singgih pun memulai usahanya kembali, yaitu membuat radio dengan kerangka luar yang berupa
kayu. Ia pun mulai memasarkan radio kayunya. Namun,hasilnya tidak begitu baik. Penjualan radio
kayu singgih tidak mencapai target sasaran penjualannya. Singgih pun mulai down, kemudian ia ingat
akan sosok pak Gobel dan ia pun memutuskan tekad untuk menemui pak Gobel untuk berkonsultasi
apa yang salah tentang radio kayunya.

Singgih : (masuk kedalam ruangan) Selamat pagi,pak. Perkenalkan nama saya Singgih.

Gobel : Selamat pagi.

Singgih : Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena bapak
telah meluangkan waktu untuk bisa berbincang dengan saya.

Gobel : Lalu, apa yang membawa kamu datang menemui saya?

Singgih : Jadi begini pak,saya merupakan salah satu peserta seminar yang bapak isi. Setelah
saya menghadiri seminar itu,saya menjadi terinspirasi untuk membuat usaha radio
kayu. Namun, saya mendapat hasil penjualan yang kurang memuaskan,saya
bingung. Apa yang salah dengan radio kayu saya ini. (memberi radio ke Gobel)

Gobel : Secara fisik, menurut saya ini menarik dan juga unik. Kalau dilihat dari
penampilannya ini pasti akan sangat memikat konsumen. Lalu apa yang salah?
Baiklah coba saya periksa isi dalamnya sebentar.

Gobel : Kalau dilihat ini tidak ada yang salah, bahkan saya kagum melihat ini. Sepertinya
saya menemukan masalahnya sekarang. Mesin yang kamu gunakan kurang efisien,
ini membuat radio kamu memiliki kualitas suara yang tidak begitu bagus dan juga
membuat radio kamu sering macet-macet saat dihidupkan lebih dari sejam akibat
mesin yang memanas. Saran saya, sebaiknya kamu mengganti bahan dalam radio
ini.

Singgih : Jadi itu masalahnya pak, baiklah saya akan mencoba mendesain ulang radio saya.

Gobel : Saya yakin setelah kamu mengganti bahan dalam radio kamu, radio itu pasti akan
laris terjual di pasaran.

Singgih : Terima kasih pak, saran bapak sangat membantu.

Setelah mengikuti saran yang diberikan Pak Gobel, Singgih pun mendesain ulang bagian dalam
radionya. Setelah itu, ia mulai memasarkan kembali radio kayu miliknya. Ternyata radio kayu singgih
yang sekarang sangat laris terjual. Semakin lama perusahaan Singgih semakin besar dan ia menjadi
seorang wirausahawan yang sukses.Berangsur-angsur pun ibunya sembuh.

Ibu : (menjawab telefon) Ya dengan Ibu Singgih disini ,siapa ya?

Orang Jepang : Saya ini klien yang ingin membeli radio bapak singgih, bisa saya berbicara dengan
bapak singgih?

Ibu : Oh iya tunggu sebentar ya pak,Singgih ini ada telfon untukmu.

Singgih : Oh iya bu, (mengambiltelfon) Halo dengan Singgih. Ada yang bisa dibantu?
Orang Jepang : Begini pak Singgih, saya ingin memesan radio dari kayu yang bapak buat sebanyak
1500unit, bisapak?

Singgih : Ibu tidak salah?1500unit?

Orang Jepang : Ya, saya ingin memesan 1500 unit radio kayu bapak,bisa pak?

Singgih : (Terbata-bata) Oh iya bu, iya, sayabisa, mau dikirim kapan dan kemana ya bu?

Orang Jepang : Oh nanti saya kirimkan pak alamatnya, kalau masalah kapannya sesuai dengan siap
atau tidaknya pesanan saya saja pak,tapi bapak bisakan kirim kalau keluar negeri?

Singgih : Keluar negeri?

Orang Jepang : Iya pak, saya di Jepang, nanti bapak langsung aja kirim kesini.

Singgih : Oh, iya bu, iya nanti saya usahakan semaksimal mungkin.

Orang Jepang :Baik pak soal bayaran nanti saya yang urus,terimakasih pak ataskerjasamanya.

Singgih : Sama-sama bu.(menutup telfon)

Ibu : Siapa nak? Ada yang memesan radio kamu?

Singgih :Iya bu, beliau pesan 1500 unit dan pesanan ini akan dikirim ke Jepang.

Ibu : Syukur ya nak,usaha kamu sudah sukses sekarang.

Singgih : Iya bu.

(suara pintu diketok)

Orang Amerika dan Perancis : Permisi.

Ibu : Ada tamu, kamu lihat dulu sana.

Singgih : Iya bu, aku kedepan dulu ya bu.

(singgihmembukapintu)

Singgih : Ya, ada yang bisa dibantu?

Orang Perancis : Dengan Pak Singgih?

Singgih : Ya dengan saya sendiri.

Orang Perancis : Begini pak, saya tinggal di Perancis, maksud saya, saya datang kesini saya ingin
memesan radio kayu yang bapak buat sebanyak 3000 unit.

Orang Amerika : Sedangkan saya dari Amerika, saya kesini ingin memesan radio kayu bapak juga
sebanyak 2500unit,apa bapak bisa?

Singgih : Saya baru saja menerima pesanan 1500unit, jadi untuk menerima pesanan ibu-ibu
sulit, saya takut tidak bisa mengerjar target.
Orang Amerika : Kalau masalah itu tidak apa-apa pak, saya menerima walaupun bapak harus
menyelesaikan pesanan yang pertama dalam jangka waktu lama.

Orang Perancis : Iya pak, karya bapak ini sangat bagus maka itu saya akan memesan dalam jumlah
yang banyak.

Singgih : Baiklah jika ibu-ibu mau menerima pesanan dalam jangka waktu lama, akan saya
penuhi.

Orang Amerika : Baik pak nanti masalah pembayaran akan saya urus, terima kasih atas kerjanya pak
(menjabat tangan Singgih)

Singgih : Sama-sama.

Orang Perancis : Terima kasih atas kerja samanya pak.

Singgih : Ya sama-sama.

Semakin banyak warga asing yang membeli hasil karya Singgih, namanya pun sudah terkenal, hingga
ia diundang untuk mengikuti Award Internasional.

Presenter : Halo dengan bapak Singgih?

Singgih : Ya dengan saya sendiri.

Presenter : Saya dari tim Good Design Award Jepang, saya ingin mengundang bapak untuk
berpartisipasi dalam acara award ini sekaligus memperkenalkan karya radio kayu
bapak.

Singgih : Award? Ya, tentusaja, saya akan berpartisipasi.

Presenter : Baiklah, acara ini akan dilaksanakan 2minggu lagi,bapak bisa mempersiapkan diri.

Singgih : Baik, terima kasih atas infonya.(menutup telfon)

Seiring waktu tibalah waktunya, Singgih pergi ke Jepang untuk mengikuti Good Design Award.

Juri 1 : Jadi bisa bapak jelaskan apa karya bapak ini?

Singgih : Ini adalah radio yang kerangkanya dibuat dari kayu namun tetap beroperasi seperti
radio-radio pada umumnya.

Juri 2 : Bagaimana mesinnya? Apa yang bapak gunakan?

Singgih : Mesin yang saya gunakan adalah mesin yang memang sudah terpercaya yang
memang sudah saya design dan saya rancang sendiri.

Juri 1 : Apa yang membuat bapak terinspirasi untuk membuat karya ini?

Singgih : Dari dulu saya memang sudah menyukai benda-benda yang terbuat dari kayu, dan
saya juga pernah memiliki tempat kerajinan benda-benda dari kayu, saya pernah
iseng membeli radio dipasar dan saya preteli kerangkanya dan saya ganti dengan
kayu.
Juri 2 : Lalu, bapak namakan apa karya bapak ini?

Singgih : Karya ini saya namakan radio magno.

Juri 1 : Mengapa bapak memilih kayu?

Singgih : Saya memilih kayu karena, saya lahir dinegara penghasil kayu, dan saya
berfikir,dari pada kayu-kayu itu disalah gunakan, lebih baik saya manfaatkan.

Juri 2 : Apa bapak mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan pembuatan radio magno
ini?

Singgih : Tidak sama sekali, bahannya mudah ditemukan, dan bahan-bahannya juga langsung
dari desa saya.

Juri 1 : Apa saja keberhasilan yang sudah bapak dapatkan dari karya bapak ini?

Singgih : Syukurnya karya saya ini sudah sampai ke dunia internasional, dan secara tidak
langsung sudah bisa menambah pendapatan di desa saya, karena karyawan-
karyawannya juga dari desa saya.

Juri 2 : Wah, bagussekali ,baiklah,terima kasih atas bincang-bincangnya.

Setelah menunggu keputusan dari juri,tibalah waktu pengumuman pemenang.

Presenter : Baiklah, saya akan mengumumkan pemenang dari acara Good Design Award,
langsung saja, pemenangnya adalah magno wooden radio!

Singgih : Terima kasih atas penghargaan yang diberikan pada saya, saya akan terus berusaha
untuk terus mencipkatan karya-karya terbaik saya.

Tamat

Anda mungkin juga menyukai