Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI CLINICAL PATHWAY RSU MITRA MEDIKA MEDAN

1. PENETAPAN STANDAR (KRITERIA INDIKATOR)


Criteria indicator yang dipilih untuk evaluasi Clinical Pathway yaitu :
Input
Indikator A : asesmen awal DPJP dilakukan dalam 24 jam
Proses
Indicator B : pemilihan pemeriksaan penunjang
Indicator C : tindakan terapeutik
Out come
Indicator D : Length of stay

2. PENGUMPULAN DATA
Untuk melakukan evaluasi Clinical Pathway diambil data pasien rawat inap selama 2 bulan
yaitu bulan Oktober dan November 2016.

Kasus prioritas Oktober November Jumlah


N N
DHF 3 6 9
Demam Tifoid 5 5 10
Appendicitis Acute 2 1 3
Gastroenteritis 7 2 9
TB paru 1 1 2
Jumlah 18 15 33

3. MEMBANDINGKAN DENGAN STANDAR


Evaluasi Kepatuhan dalam penerapan Clinical Pathway Bulan Oktober 2016

Oktober
Kasus prioritas N N Kepatuhan
Sesuai Tidak sesuai
DHF (N=3)
Indicator A 3 0
Indicator B 3 0 2/3
Indicator C 3 0 66.6 %
Indicator D 2 1
Demam Tifoid (N=5)
Indicator A 5 0
Indicator B 5 0 4/5
Indicator C 4 1 80 %
Indicator D 4 1
Gastroenteritis (N=7)
Indicator A 7 0
Indicator B 6 1 3/7
Indicator C 3 4 42.8 %
Indicator D 5 2
Appendicitis akut (N=2)
Indicator A 2 0
Indicator B 2 0 1 /2
Indicator C 2 0 50 %
Indicator D 1 1
TB paru (N=1)
Indicator A 1 0
Indicator B 1 0 1/1
Indicator C 1 0 100 %
Indicator D 1 0

HASIL EVALUASI
Kasus Prioritas Kepatuhan Rating
DHF 66.6 % Merah
Demam Tifoid 80 % Biru
Gastroenteritis 42.8 % Merah
Appendicitis Akut 50 % Merah
TB paru 100 % Hijau

Target capaian kepatuhan :


< 80 % : Merah
80-95 % : Biru
>95% : Hijau

PERUBAHAN DAN PERBAIKAN AWAL


1. Identifikasi masalah
 Sebagian KSM yang terlibat dalam pelayanan kesehatan khususnya kasus prioritas
sudah mengikuti CP yang telah ditentukan,terutama pada asesmen awal dilakukan
dalam 24 jam pertama (indicator A) dan pemeriksaan penunjang.
 Pada kasus demam tifoid dan gastroenteritis, masih terdapat ketidakpatuhan Dokter
Spesialis dalam pemberian terapi antibiotic, yang mungkin disebabkan oleh :
 Masih bervariasi nya pengetahuan para Dokter Spesialis terkait penerapan
Evidence based Practise
 Kurangnya komunikasi antara DPJP dengan CaseManager dan pasien yang
terlibat pelayanan kesehatan di RS.
 Masih belum tingginya tingkat kesadaran para Dokter Spesialis terhadap
pentingnya standarisasi penanganan pasien mengikuti PPK danCP yang telah
disepakati dalam mewujudkan tata kelola klinis Rumah Sakit yang baik.
 Pada kasus DHF,dan appendicitis, masih ada ketidakpatuhan Dokter Spesialis
terhadap CP dalam hal Length Of Stay, yang mungkin disebabkan oleh :
 Perbedaan pandangan dan pengetahuan terkini para dokter spesialis dalam 1
KSM dalam penanganan pasien.
2. Rekomendasi Perbaikan / Perubahan
 Untuk meningkatkan tingkat kesadaran para KSM dan semua pihak yang terlibat akan
pentingnya standarisasi dan peningkatan mutu pelayanan serta keselamatan pasien
maka perlu segera dilakukan sosialisasi PPK dan CP yang lebih intensif kepada DPJP
dan KSM kasus prioritas.
 Perlu segera meningktkan komunikasi antara DPJP dengan Case Manager tentang
PPK dan CP pada kasus prioritas.
 Perlu dilakukan monitoring berkala pada bulan November yang akan datang terhadap
criteria /indicator yang sama terhadap implementasi CP kasus prioritas.
Evaluasi Kepatuhan Penerapan Clinical Pathway Bulan November 2016

Oktober
Kasus prioritas N N Kepatuhan
Sesuai Tidak sesuai
DHF (N=6)
Indicator A 6 0
Indicator B 6 0 6/6
Indicator C 6 0 100 %
Indicator D 6 0
Demam Tifoid (N=5)
Indicator A 5 0
Indicator B 5 0 4/5
Indicator C 5 0 80 %
Indicator D 4 1
Gastroenteritis (N=2)
Indicator A 2 0
Indicator B 0 2 0/2
Indicator C 2 0 0%
Indicator D 1 1
Appendicitis akut (N=1)
Indicator A 1 0
Indicator B 1 0 0/1
Indicator C 1 0
Indicator D 0 1 0%
TB paru (N=1)
Indicator A 1 0
Indicator B 1 0 0/1
Indicator C 1 0 0%
Indicator D 0 1

HASIL EVALUASI

Kasus Prioritas Kepatuhan Rating


DHF 100 % Hijau
Demam Tifoid 80 % Biru
Gastroenteritis 0% Merah
Appendicitis Akut 0% Merah
TB paru 0% Merah
Target capaian kepatuhan :
< 80 % : Merah
80-95 % : Biru
>95% : Hijau

Trend Tingkat Kepatuhan Indikator penilaian CP di RSU Mitra Medika Medan Bulan Oktober –
November 2016.

Kasus Prioritas Kepatuhan Rating Trend


Oktober November
DHF 66,6 % 100 % Hijau
Demam Tifoid 80 % 80 % Biru Tetap
Gastroenteritis 42.8 % 0% Merah Menurun
Appendicitis 50% 0% Merah Menurun
TB paru 100 % 0% Merah Menurun

Perubahan dan Perbaikan

1. Identifikasi Masalah

 Pada kasus Gastroenteritis masih terdapat ketidakpatuhan Dokter Spesialis dalam


pemilihan pemeriksaan penunjang yang telah disepakati (Indikator B), yang
mungkin disebabkan oleh :

 Masih belum tingginya tingkat kepatuhan para Dokter Spesialis terhadap


pentingnya standarisasi penanganan pasien mengikuti PPK dan CP yang telah
disepakati dalam mewujudkan tata kelola klinis Rumah Sakit yang baik.

 Kurang nya komunikasi antara Case Manager dengan DPJP terkait pelayanan
pasien di Rumah Sakit.

 Pada kasus Appendicitis akut dan TB paru masih terdapat ketidakpatuhan Dokter
Spesialis dalam hal Length of stay, yang mungkin disebabkan oleh :

 Kurangnya komunikasi antara Case Manager dengan DPJP terkait


pelayanan pasien di Rumah Sakit.

 Kondisi penyakit pasien yang belum memenuhi criteria pulang.


2. Rekomendasi Perbaikan / Perubahan

 Untuk meningkatkan tingkat kesadaran para KSM dan semua pihak yang terlibat
akan pentingnya standarisasi dan peningkatan mutu pelayanan serta keselamatan
pasien maka perlu segera dilakukan sosialisasi PPK dan CP yang lebih intensif
kepada DPJP dan KSM kasus prioritas.
 Perlu segera meningkatkan komunikasi antara DPJP dengan Case Manager
tentang PPK dan CP pada kasus prioritas.
 Perlu dilakukan audit CP ulang 3 bulan kemudian untuk melihat kepatuhan DPJP
dalam menerapkan Clinical Pathway.

Ketua
Komite Medik
RSU Mitra Medika Medan

dr. Qadri Fauzi Tanjung, Sp.An.KAKV

Anda mungkin juga menyukai