Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai mahluk yang paling
sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa yang
dilakukaan. Selain itu juga bagi kaum fanatis yang tidak menghargai tentang arti khilafiyah, dan
menganggap yang berbeda itu yang salah. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam
didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat
,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama
(Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat.
Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik
sedang sehat maupun sakit.
Karena amat pentingnya urusan shalat ini, maka jasa perantara tak dibutuhkan dan Nabi Muhammad
sendiri mengemban misi penting dari Allah menjelaskan keutamaan dan pahala Adzan serta Shalat serta
mengancam dengan siksa yang sangat pedih kepada orang yang mengabaikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penulisan makalah ini penulis
akan membahas permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana eksistensi shalat kita?
2. Mengapa shalat merupakan satu-satunya kewajiban paling utama?
3. Apa makna dan daya bina shalat?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penulis bertujuan melakukan suatu
penelitian, pengkajian dan pembahasan tentang :
1. Eksistensi shalat kita.
2. Shalat satu-satunya kewajiban paling utama.
3. Makna dan daya bina shalat.

D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Eksistensi Shalat
B. Shalat satu-satunya kewajiban paling utama
C. Makna dan daya bina shalat
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

A. Eksistensi Shalat
Shalat adalah tiang agama. Kewajiban dan syi'ar agama Islam yang paling utama adalah shalat. "Shalat
adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan shalat, dia telah mendirikan agama, namun bagi siapa
saja yang meninggalkan shalat berarti dia telah menghancurkan agama."
Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali akan dimintakan pertanggung jawabannya dari
manusia pada hari kiamat kelak.
َ ُ ْ ْ ْ ُ ُ ْ ْ ُ ْ ََْ َْ ْ ْ ْ ْ ْ
َّ ‫ب ما أولَّ ِإ‬
‫ن‬ َّ ُ ‫ن ال ِقيام َِّة ي ْومَّ الع ْب َّد ِب َِّه ُيحاس‬ َّ ‫ن صَلت َّه عم ِل َِّه ِم‬ َّ ‫ت ف ِإ‬
َّ ‫ن وأنجحَّ أفلحَّ فق َّد صلح‬َّ ‫ت وِإ‬َّ ‫س خابَّ فق َّد فسد‬ َّ ِ ‫ن وخ‬ َّ ‫انتقصَّ ف ِإ‬
ْ َّ‫ل ْان ُظ ُروا وجلَّ عزَّ الربَّ قَّال‬ َ ْ ْ ْ ُ ُ ُ ُ َ
َّْ ‫شءَّ ف ِريض ِت َِّه ِم‬
‫ن‬ ‫ي‬ َّْ ‫ن انتقصَّ ما ِبها ف ُيكملَّ تطوعَّ ِم‬
َّْ ‫ن ِلع ْب ِدي ه‬ َّ ‫ون ثمَّ الف ِريض َِّة ِم‬
َّ ‫ل عم ِل َِّه س ِائ َّر يك‬ َّ ‫ذ ِلكَّ ع‬.
(‫التميذي رواه‬ ‫)ماجه وابن وأحمد ر‬
“Sesungguhnyaَّamalَّibadahَّseseorangَّyangَّpalingَّpertamaَّkaliَّdihisab adalah shalatnya. Jika shlalatnya
di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak, maka rugi dan sengsaralah
dia. Adapun jika di antara shalatnya ada yang kurang sempurna, maka Allah Azza wajalla berfirman:
periksalah kembali wahai para malaikat, apakah dia suka melaksanakan shalat sunah. Jika ada,
sempurnakanlah shalatnya dengannya shalat sunnahnya tersebut. Seperti itulah perhitungan amal
ibadahnyaَّyangَّlain.”َّ(HR.َّTirmidzi,َّAhmadَّdanَّNasa’i).
Shalat merupakan garis pemisah antara keimanan dan kekufuran. Ia adalah sesuatu yang membedakan
antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang inkar, sebagaimana ditegaskan oleh
Rasulullah Saw dalam hadisnya:
َ َُ َْ َ ُْ ْ ْ ُ ْ
َّ‫ب قال‬ َّ ‫ل الن ِ ي‬
َّ ‫اّلل ص‬ َّ ‫وسلمَّ علي َِّه‬: ‫ي‬ َّْ ْ ‫ان الك َّف َِّر ب‬َّ ِ ‫ك و ِاْليم‬ َّ ‫النسائ رواه( الصَل َِّة تر‬،
َّ ‫ي‬ ‫التميذي‬:‫حسنَّ حديثَّ ر‬، ‫)وأحمد‬
ِ
"Batasَّantaraَّseseorangَّdenganَّkekufuranَّadalahَّmeninggalkanَّshalat”.َّ(HR.َّNasa’i,َّTirmidziَّdanَّ
Ahmad).
Ini menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan seorang Muslim dan masyarakat Islam.
Al Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan atau mengabaikan shalat itu termasuk sifat-sifat
masyarakat yang tersesat dan menyimpang.
Adapun terus menerus mengabaikan shalat dan menghina keberadaannya, maka itu termasuk ciri-ciri
masyarakat kafir.
Allah SWT berfirman:
"Jika dikatakan kepada mereka, taatlah dan kerjakanlah shalat, maka mereka enggan mengerjakannya."
(Al-Mursalat: 48).
Bahkan shalat merupakan senjata ampuh bagi manusia untuk mencegahnya dari perbuatan keji dan
munkar.َّ“Sesungguhnyaَّshalatَّmencegahَّmanusiaَّdariَّperbuatanَّkejiَّdanَّmukar”.َّ(Al-Ankabut: 45)
Namun pada kenyataannya, mengapa ada dari kita yang tidak menjadikan shalat sebagai pencegah
kekejian dan kemunkaran? Mengapa ibadah shalat kita tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam
kehidupan kita sehari-hari? Mengapa ada dari kita, bahkan tidak sedikit, ia juga mendirikan shalat tapi ia
juga berbohong. Dia shalat, tapi dia juga mencuri. Dia shalat, tapi dia juga mempermainkan perempuan,
dia tidak segan-segan berkata cabul dan jorok. Dia shalat, tapi di lain waktu dia juga tidak pernah alpa
untuk selalu hadir di depan televisi menonton acara-acara vulgar dan tidak mendidik.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang meyakini adanya hari perhitungan di akhirat kelak, sebagai
sebuah perjanjian yang mengikat antara hamba dengan khaliknya. Pada sisi ini, shalat merupakan
ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah Swt. karena ketika
seorang muslim terombang-ambing di dalam bahtera kehidupan, maka datanglah shalat
menyelamatkannya ke tepian rahmat Allah Swt. Ketika dia dilupakan oleh kesibukan dunia maka
datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika dia diliputi oleh dosa-dosaَّdanَّhatinyaَّpenuhَّ‘debuَّ
kelalaian', maka datanglah shalatَّuntukَّmembersihkannya.َّIaَّmerupakanَّ‘kolamَّrenang’َّruhaniَّyangَّ
dapat membersihkan ruh dan menyucikan hati, lima kali dalam sehari semalam, sehingga tidak tersisa
kotoran sedikit pun.
Pelaksanaan shalat dalam Islam mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu dilaksanakan dengan cara
berjamaah dan adanya adzan. Karena begitu pentingnya arti shalat berjamaah, hampir-hampir
Rasulullah Saw membakar rumah suatu kaum karena mereka ketinggalan dari shalat berjamaah dan
melakukan shalat di rumah mereka masing-masing.
ShalatَّberjamaahَّdalamَّIslamَّsangatlahَّpenting,َّkecualiَّbagiَّyangَّuzurَّsyar’iَّsemisalَّsakit,َّtuaَّrenta,َّ
dan musafir. Saking pentingnya, arti shalat berjamaah, Islam mewajibkannya meskipun di tengah-tengah
peperangan yang dikenal dengan shalat Khauf.menekankan kepada kita untuk senantiasa mendirikan
shalat secara berjamaah, walaupun di tengah-tengah peperangan, yang dikenal dengan shalat "Khauf."
Shalat ini merupakan shalat berjamaah yang khusus dilakukan pada saat peperangan di belakang satu
imam dengan dua tahapan. Pada tahap pertama sebagian orang-orang yang ikut berperang shalat
terlebih dahulu satu rakaat di belakang imam, kemudian meninggalkan tempat shalat untuk menuju ke
medan perangnya dan menyempurnakan shalatnya di sana, kemudian pada tahapan berikutnya
datanglah sebagian yang semula menghadapi musuh, untuk mengikuti shalat dibelakang imam.
Shalat, sebagaimana disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar hubungan ruhani dalam kehidupan
seorang Muslim. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya,
dilaksanakanَّdiَّrumahَّAllahَّdenganَّkekhusu’annya,َّpenampilanَّyangَّrapih,َّbersihَّdenganَّkesuciannya,َّ
menghadap ke kiblat' dengan ketepatan waktunya, maupun kewajiban-kewajiban lainnya seperti
gerakan, tilawah, pujian, bacaan, maupun perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat mempunya nilai lebih dari hanya sekedar ibadah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj pendidikan dan pengajaran yang sempurna, yang
meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah
untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Karenanya, jiwa pun menjadi lapang dan
tenang.
Shalat merupakan tathbiq 'amali (contoh kongkrit) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik
maupun sosial kemasyarakatan yang ideal. Sehigga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu
terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan
yang paripurna dan keteraturan yang indah.
Imam Asy-syahid Hassan Al Banna berkata, dalam menjelaskan shalat secara sosial, setelah beliau
menjelaskan pengaruh shalat secara ruhani: "Pengaruh shalat tidak berhenti pada batas pribadi, tetapi
shalat itu sebagaimana disebutkan sifatnya oleh Islam dengan berbagai aktifitasnya yang zhahir dan
hakikatnya yang bersifat bathin merupakan minhaj yang kamil (sempurna) untuk mentarbiyah ummat
yang sempurna pula. Shalat itu dengan gerakan tubuh dan waktunya yang teratur sangat bermanfaat
untuk tubuh, sekaligus ia merupakan ibadah ruhiyah. Dzikir, tilawah dan doa-doanya sangat baik untuk
pembersihan jiwa dan melunakkan perasaan. Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di
dalamnya, sementara AL Qur'an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah
memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang
yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.
Maka kesempurnaan manakah dalam pendidikan manusia secara individu setelah ini? Kemudian shalat
itu dengan disyaratkannya secara berjamaah, maka akan bisa mengumpulkan ummat lima kali setiap
hari dan sekali dalam satu pekan dalam shalat jum'at di atas nilai-nilai sosial yang baik, seperti ketaatan,
kedisiplinan, rasa cinta dan persaudaraan serta persamaan derajat di hadapan Allah yang Maha Tingi
dan Besar.
Sesungguhnya shalat dalam Islam merupakan sarana tarbiyah yang sempurna bagi individu dan
pembinaan bagi membangun ummat yang kuat. Shalat yang lurus dan sempurna, bisa membawa
dampak kebaikan bagi pelakunya dan bisa membuang sifat-sifat buruk yang ada. Shalat telah mengambil
dari "Komunisme" makna persamaan hak dan persaudaraan yaitu dengan mengumpulkan manusia
dalam satu tempat yang tidak ada yang memiliki kecuali Allah yaitu Masjid; dan Shalat telah mengambil
dari"kediktatoran" makna kedisplinan dan semangat yaitu dengan adanya komitmen untuk berjamaah'
mengikuti Imam dalam setiap gerak dan diamnya, dan barang siapa yang menyendiri, maka ia akan
menyendiri dalam neraka. Shalat juga mengambil dari "Demokrasi" suatu bentuk nasehat, musyawarah
dan wajibnya mengembalikan Imam ke arah kebenaran apabila ia salah dalam kondisi apa pun. Dan
shalat biasa membuang segala sesuatu yang jelek yang menempel pada semua ideologi tersebut di atas
seperti kekacauan Komunisme, penindasan diktaktorisme, kebebasan tanpa batas demokrasi, sehingga
shalat merupakan minuman yang siap diteguk dari kebaikan yang tidak keruh di dalamnya dan tidak ada
keruwetan".
Umat Islam telah sepakat, bahwa siapa saja yang meninggalkan shalat karena menentang kewajiban
shalat dan karena menghinanya maka ia telah kafir. Tidak seorang pun di antara para Imam Mazhab,
semisalَّbaikَّImamَّAbuَّHanifah,َّImamَّMalik,َّImamَّSyafi’i,َّImamَّAhmad bin Hambal, Imam Daud
Azhahiri, Imam Ishaq maupun yang lainnya yang mengatakan bahwa shalat bagi seorang muslim boleh
dikerjakan dan ditinggalkan sekehendak hatinya.
Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnyaَّshalatَّmerupakanَّkewajibanَّbagiَّorang-orang yang beriman, yang waktunya telah
ditentukan”.َّ(An-Nisa: 103)
Oleh karena itu, bukanlah dikatakan masyarakat yang Islami, apabila ada masyarakat yang hidup tanpa
ruku' dan sujud kepada Allah SWT, dan mereka tidak memperoleh sanksi atau pengajaran dengan alasan
bahwa manusia itu mempunyai hak kebebasan untuk berbuat. Bukanlah masyarakat Islami, masyarakat
yang menyamakan antara orang-orang yang shalat dan orang-orang yang tidak shalat, apalagi
mengutamakan orang-orang yang tidak shalat, dan menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin
orang Islam.

B. Shalat satu-satunya kewajiban paling utama


Shalat merupakan salah satu rukun Islam setelah syahadatain. Dan amal yang paling utama setelah
syahadatain. Barangsiapa menolak kewajibannya karena bodoh maka dia harus dipahamkan tentang
wajibnya sholat tersebut, barangsiapa tidak meyakini tentang wajibnya sholat (menentang) maka dia
telah kafir. Barangsiapa yang meninggalkan sholat karena menggampang-gampangkan atau malas, maka
wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah.
Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"Pemisah di antara kita dan mereka (orang kafir) adalah sholat. Barangsiapa meninggalkannya maka
sungguh dia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah).
Sholat dalam Islam mempunyai kedudukan yang tidak disamai oleh ibadah-ibadah lainnya. Ia merupakan
tiangnya agama ini. Yang tentunya tidaklah akan berdiri tegak kecuali dengan adanya tiang tersebut.
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan:
"Pondasi (segala) urusan adalah Islam, dan tiangnya (Islam) adalah sholat, sedangkan yang meninggikan
martabatnya adalah jihad fi sabilillah." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani)
Sholat juga merupakan kewajiban mutlak yang tidak pernah berhenti kewajiban melaksanakannya
sekalipun dalam keadaan takut, sebagaimana firman Allah Ta'ala menunjukkan:
"Peliharalah segala sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wustha. Jika kamu dalam keadaan takut (akan
bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka
sebutlah Allah (sholatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu
ketahui." (QS. AL-baqarah : 238 - 239).
Sholat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan Allah dan nantinya akan menjadi amalan pertama
yang dihisab di antara malan-amalan manusia serta merupakan akhir wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, sebagaimana disebutkan dalam sabdanya:
"Sholat, sholat dan budak-budak yang kamu miliki. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani)
Sholat yang nantinya akan menjadi amalan terakhir yang hilang dari agama ini. Jika sholat telah hilang,
berarti hilanglah agama secara keseluruhan. Untuk itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
mengingatkan dengan sabdanya:
"Tali-tali (penguat) Islam sungguh akan musnah seikat demi segera berpegang dengan ikatan berikutnya
(yang lain). Ikatan yang pertama kali binasa adalah hukum, dan yang terakhir kalinya adalah sholat." (HR.
Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Dari penjelasan-penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa shalat merupakan kewajiban paling utama yang
menjadi pondasi kehidupan kita. Sia-sialah amalan-amalan yang kita kerjakan apabila ibadah shalat
ditinggalkan.

C. Makna dan daya bina shalat


AsalَّmaknaَّsholatَّmenurutَّbahasaَّArabَّialahَّ“doa”,َّsedangkanَّmenurutَّsyara’َّialahَّ“ibadahَّyangَّ
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam,
danَّmemenuhiَّbeberapaَّsyaratَّyangَّditentukan”.
Firman Allah Swt:
َ ْ ْ ْ ْ
َّ ِ ‫ن تنهَّ الصَلةَّ ِإنَّ الصَلةَّ وا ِق‬
‫م‬ َِّ ‫وال ُمنكَّ الف ْح‬
َّ ِ ‫شآء ع‬
“Danَّdirikanlahَّsholat,َّsesungguhnyaَّsholatَّituَّmencegahَّdariَّ(perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar.”َّ(Al-Ankabut: 45)

“SholatَّituَّCahaya”َّMaksudnya,َّsholatَّmempunyai cahaya atau menyinari. Sholat itu cahaya dan


menyinariَّwajahَّpemiliknyaَّ(Orangَّyangَّmelakukanَّsholat)َّdalamَّsatuَّriwayatَّdikatakanَّ“Barangَّsiapaَّ
yangَّtelahَّmengerjakanَّshalatَّpadaَّmalamَّhariَّniscayaَّpadaَّsiangَّhariَّwajahnyaَّbercahaya”.َّAbuَّ
Darda’َّmengatakan,َّ“Shalatlahَّkamuَّsemuaَّpadaَّwaktuَّgelapَّmalamَّuntukَّmenghilangkanَّgelapnyaَّ
kubur”.َّShalatَّituَّmenyinariَّhatimuَّ(dengan)َّcahaya-cahaya makrifat dan memperlihatkan kebenaran-
kebenaran. Dengan demikian, orang yang melakukan sholat harus mencurahkan pikirannya dari segala
kesibukan dunia dan harus menghadap penuh kepada Allah, sehingga dia diberi anugerah oleh Allah
SWT, merasa disaksikan olehnya, merasa dekat kepada-Nya, dan merasa cinta kepada-Nya.
Abu Daud mengabarkan kepada kami, Harun bin Ismail al-Huzaz berkata: Humam menceritakan kepada
kami dari Qatadah dari Hasan dari Harits bin Qobishoh berkata aku ------------- ari Abu Hurairah r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya pertama-tama amalan yang seseorang itu dihisab dengannya ialah shalatnya, maka
jikalau baik shalatnya itu, sungguh-sungguh berbahagialah dan beruntunglah ia dan jikalau rosak,
sungguh-sungguh menyesal dan merugilah ia. jikalau seseorang itu ada kekurangan dari sesuatu amalan
wajibnya, maka Tuhan Azzawajalla berfirman: "Periksalah olehmu semua - hai malaikat, apakah
hambaKu itu mempunyai amalan yang sunnah." Maka dengan amalan yang sunnah itulah ditutupnya
kekurangan amalan wajibnya, kemudian cara memperhitungkan amalan-amalan lainnya itupun seperti
cara memperhitungkan amalan shalat ini." An-Nasa’i
Penjelasan hadist tentang bab keutamaan sholat dan ancaman yang sangat berat bagi yang
meninggalkannya. Oleh sebab itu perkara yang pertama dihisab pada hari kiamat besok adalah sholat
karena sholat hubungannya langsung kepada Allah SWT. Maka apabila sholatnya seseorang baik maka
dia akan berbahagia dan selamat dari segala siksaan.
Berdasarkan berbagai keterangan dalam Kitab Suci dan Hadits
Nabi, dapatlah dikatakan bahwa shalat adalah kewajiban
peribadatan (formal) yang paling penting dalam sistem keagamaan Islam. Kitab Suci banyak
memuat perintah agar kita menegakkan shalat (iqamat al-shalah, yakni menjalankannya dengan
penuh kesungguhan), dan menggambarkan bahwa kebahagiaan kaum beriman adalah pertama-
tama karena shalatnya yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan.). Sebuah hadits Nabi
Saw. menegaskan, "Yang pertama kali akan diperhitungkan
tentang seorang hamba pada hari Kiamat ialah shalat: jika baik, maka baik pulalah seluruh amalnya;
dan jika rusak, maka rusak pulalah seluruh amalnya." Dan sabda beliau lagi, "Pangkal segala perkara
ialah al-Islam (sikap pasrah kepada Allah), tiang penyangganya shalat, dan puncak tertingginya ialah
perjuangan di jalan Allah."
Karena demikian banyaknya penegasan-penegasan tentang
pentingnya shalat yang kita dapatkan dalam sumber-sumber agama, tentu sepatutnya kita
memahami makna shalat itu sebaik mungkin, serta menjalankannya sesuai dengann ketentuan-
ketentuannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama, dengannya agama bisa
tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Shalat juga merupakan tiangnya agama. Kewajiban dan syi'ar
agama Islam yang paling utama adalah shalat. "Shalat adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan
shalat, dia telah mendirikan agama, namun bagi siapa saja yang meninggalkan shalat berarti dia telah
menghancurkan agama."
Karena demikian banyaknya penegasan-penegasan tentang
pentingnya shalat yang kita dapatkan dalam sumber-sumber agama, tentu sepatutnya kita
memahami makna shalat itu sebaik mungkin, serta menjalankannya sesuai dengann ketentuan-
ketentuannya.

B. Saran
Tidak ada kesempurnaan pada diri manusia, melainkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, oleh
karena itu kami memohon kritik dan sarannya apabila terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan
makalah atau dari segi penyampaian isi.
DAFTAR PUSTAKA

Mifty.2010.Tripod.[online]. http://mifty-away.tripod.com/id5.html. [Oktober 2012]


Ibnu malawi.2008.Eksistensi shalat bagi kita. [online].http://ibnumalawi.blogspot.com/
2008/06/eksistensi-shalat-bagi-kita.html /2008/06/eksistensi- shalat-bagi-kita.html. [Oktober 2012]
Nino.2011.Sholat merupakan tiangnya agama.[online].http://www.ninosaji.com/sholat-merupakan -
tiangnya-agama.php/. [Oktober 2012]
Zahra.2012.Hadist tentang makna dan fungsi sholat. [online]. http://zahraxanze.blogspot.com /2012
/04/hadits-tentang-makna-dan-fungsi-sholat.html. [Oktober 2012]

Anda mungkin juga menyukai