TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari
jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria berikut. Pertama, bahan cetak tersebut
harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada
dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua selama di mulut, bahan
tersebut harus berubah (mengeras) menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu;
idealnya waktu pengerasan total kurang dari tujuh menit. Akhirnya, cetakan yang mengeras
harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap
Bahan cetak dapat dikelompokkan berdasarkan pada cara bahan tersebut mengeras yaitu
a. Reversible
Bahan ini melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa terjadi
perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak( campuran resin dan malam)
b. Ireversibel
Terjadi reaksi kimia, sehingga bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula pada klinik
dokter gigi.misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida seng eugenol (OSE) dan plaster of
paris mengeras dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras dengan
polimerisasi.
Cara lain mengelompokkan bahan cetak gigi adalah menurut penggunaanya yaitu bahan
Dapat secara akurat memproduksi dengan baik strutur keras maupun lunak dari rongga mulut,
termasuk underkut dan celah proksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakainuntuk mencetak
pasien tanpa gigi, kebanyakan digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan sebagian
Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui underkut tanpa
mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk
semua cetakan sebelum ditemukan agar . Meskipun bahan cetak ersebut sudah tidak digunakan
lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan
· Komposisi
Agar merupakan salah satu jenis koloid hidrofilik organic yang diekstrat dari rumput laut jenis
tertentu. Terdapat dalam konsentrasi 8% - 15%, bergantung pada sifat bahan yang dimaksud.
Kandungan utamanya adalah air (>80%). Untuk memperkuat gel, biasanya ditambah sedikit
boraks. Namun sayangnya boraks merupakan salah satu jenis retarder terbaik untu pengerasan
gypsum. Kandungan air yang berlebih dalam agar juga dapat memperlambat pengerasan
gypsum. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan pengaruh air dan boraks pada gel,
ditambahkan sedikit kalium sulfat. Kalium sulfat merupakan zat pemercepat pengerasan gypsum.
Beberapa bahan pengisi juga diberikan, seperti tanah diatoma, tanah liat, silica, malam, karet dan
serbuk kakuk serupa. Zat lain seperti timol dan gliserin juga ditambahkan untuk menjadi
· Proses Gelasi
Proses gelasi merupakan suatu proses pengerasan hidrokoloid reversible. Perubahan fisik sol-gel
dipengaruhi oleh perubahan temperature. Namun untuk perubahan dari gel menjadi sol
diperlukan titik didih yang lebih tinggi (temperature liquefaction = 70-100 derajat). Biasanya sol
berubah menjadi gel pada suhu 37-50 derajat. Temperature gelasi dipengaruhi oleh beberapa
factor termasuk berat molekul, kemurnian agar, dan rasio terhadap komposisinya.
Ketidaksamaan temperature gelasi dan temperatu pendinginan inilah yang menyebabkan agar
a. Persiapan bahan
Tahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi sol. Cara yang paling efektif adalah
dengan menggunakan air panas. Sebaiknya bahan dibiarkan dalam tempertur ini selama 10
menit. Setelah dilelehkan, bahan dapat disimpan dalam keadaan sol sampai waktunya
diinjeksikan ke dalam preparasi kevitas atau diisikan ke sendok cetak. Temperatur yang terlalu
rendah dapat menghasilkan bahan cetak dengan kekentalan yang lebih tinggi dan tidak mampu
Suhu penyimpanan 65 derajat terlalu tinggi untuk rongga mulut. Oleh karena itu, bahan perlu
didinginkan terlebih dahulu (ditempered). Untuk tahap preparasi, sebuah tube dikeluarkan dari
kompartemen penyimpanan dan dimasukkan ke sendok cetak, sepotong kasa diletakkan diatas
bahan yang terletak di sendok cetak, kemudian diletakkan lagi di kompertemen pendingin 45
derajat selama 3-10menit. Waktu yang berbeda-beda tergantung pada jenis hidrokoloid dan
keenceran yang diinginkan oleh dokter gigi. Sebagai tambahan, selain menurunkan temperature,
pendinginan juga dapat meningkatkan kekentalan bahan hidrokoloid sehingga bahan tidak
c. Membuat cetakan
Sebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan, bahan semprit diambil dari kompartemen
penyimpanan dan diaplikasikan pada kavitas yang direparasi. Mula-mula diaplikasikan pada
dasar preparasi, kemudian pada bagian lain yang belum tertutup. Ujung semprit diletakkan di
dekat gigi, dibawah permukaan bahan semprit untuk mencegah gelembung udara. Begitu kavitas
yang akan dipreparasi telah tertutup bahan cetak, sendok cetak yang telah sempurna didinginkan
siap untuk dimasukkan kedalam rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat dengan
Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling akurat. Untuk mencapai keakuratan tersebut
- Kekentalan sol
Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam keberhasilan memanipulasi bahan.
Bahan tidak boleh terlalu encer sehingga mengalir keluar sendok cetak, terutama saat mencetak
rahang bawah. Sebaliknya, bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga sulit menembus semua
- Sifat Viskoelastik
Hubungan tegangan – regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu besarnya beban berubah.
Sifat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari dalam mulut dengan cepat. Karena
apabila pengeluaran cetakan dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit akan
- Daya reproduksi
Sifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat dari serangkaian cetakan. Untuk
teknik die gandi, dibuat satu cetakan dan kemudian dipotong-potong menjadi die individual
2. ALGINATE
· Komposisi
Alginat merupakan hidrokoloid ireversibel yang komponen utamanya adalah salah satu alginate
larut air seperti natrium, kalium, atau alginate trietanolamin. Alginate yang dicampur air akan
membentuk sol dengan cepat. Besar berat molekul alginate bervariasi, semakin besar berat
molekul maka kekentalan sol akan bertambah. Biasanya ditambahkan bahan pengisi seperti tanah
diatoma yang berfungsi sebagai penambah kekerasan dan kekuatan gel alginate. Oksida seng
juga merupakan bahan pengisi yang mempengaruhi sifat fisik serta waktu pengerasan gel.
· Lama Penyimpanan
Temperatur dan kontaminasi kelembaban udara merupakan 2 faktor utama yang mempengaruhi
lama penyimpanan bubuk alginate. Bahan cetak alginate dikemas dalam kantung tertutup secara
individual dengan berat bubuk yang sudak ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam
· Alginat modifikasi
· Proses gelasi
Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginate larut air dengan
kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginate yang tidak larut. Kalsium sulfat cepat
bereaksi untuk membentuk kalsium alginate tak larut air dari kalium atau natrium alginate dalam
larutan cair. Produk kalsium alginate sangat cepat, oleh karena itu tidak tersedia waktu yang
cukup untuk bekerja. Oleh karena itu perlu ditambahkan garam pemerlambat (retarder) seperti
- Mempersiapkan pengadukan
Campurkan bubuk alginate yang telah ditakar dengan air sesuai takaran pada bowl. Gerakan
pengadukan yang salah dapat merusak bahan alginate. Cara pengadukan yang benar adalah
dengan menggunakan spatula logam, awali dengan gerakan angka delapan, dan lanjutkan dengan
menekan bahan ke dinding bowl searah 180derajat. Waktu pengadukan terlalu lama juga dapat
merusak alginate. Biasanya 45 detik sampai 1 menit adalah waktu yang pas untuk mengaduk
alginate.
- Membuat cetakan
Bahan harus mencapai konsistensi tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok cetak
dan menyebabkan tersedak. Bahan cetak juga harus menempel pada sendok cetak agar dapat
ditarik dari sekitar gigi. Ketebalan cetakan alginate antara sendok cetak dan jaringan harus
sekurang-kurangnya 3mm.
· Kekuatan gel maksimal diperlukan untuk mencegah fraktur dan menjamin bahwa cetakan
· Katahanan terhadap sobekan pada alginate akan meningkat bila cetakan dikeluarkan dengan
· Keakuratan cetak alginate kurang, karena dia tidak dapat menembus detail kecil yang ada
pada gigi.
polimerisasi tambahan, polieter. Merupakan sistem 2 komponen yang dikemas dalam bentuk
pasta. Kedua pasta yang berbeda warna dikeluarkan dalam panjang yang sama pada kertas
Pasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan pengisinya yang cocok(seperti lithopone dan
titanium dioksida) untuk memberikan kekuatan yang diperlukan, bahan pembentuk sifat
plastik(seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan kekentalan yang tepat bagi pasta, sulfur ±
0,5%. Untuk menungkatka reaksi yang disebut sebagai pasta katalis atau aselator reaksi
è Manipulasi
Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang yang sama pada lembaran kaca
pengaduk. Pasta katalis mula- mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian
è Polisulfid
Yaitu bahan cetak elastomerik yang paling sedikit kekakuannya. Kelenturan ini denagn
è Biokompatibilitas
Polisulfid mempunyai hasil hitung kematian sel yang terendah (kurang memiliki efek pada
kehidupan sel).
è Keuntungan
Tebukti akurat
Sedikit hidrofibik
è Kerugian
Dikemas sebagai pasta basis dan katalis atau cairan dengan kekentalan rendah. Karena polimer
silikon merupakan suatu cairan,silikon koloidal / logam oksida ukuran mikro ditambahkan
sebagai pengisi untuk membetuk suatu pasta. Pengaruh pengisi terhadap kekuatan adalah hal
yang lebih penting untuk suatu elastomer silikon dibanding cetakan yang lainnya. Bhan denagn
è Manipulasi
Panjang basis yang sesuai dikeluarkan dari dalam tubepada lembar pengaduk. Lalu satu tetes
cairan katalis ditambahkan untuk tiapa unit panjang basis. Bhan ini agak sulit diaduk karena
è Elastisitas
Lebih ideal daripada polisulfid. Menunjukkan deformasi permanen minimal dan dapat
kembali ke bebtuk semula dengan cepat bila direnggangkan. Bila terlalu kaku.
è Biokompatibilitas
è Keuntungan
è Kerugian
è Manipulasi
Vinyl polysiloxane encer dan agak kental dikenas dalam dua pasta, bahan putty dikemas
dalam dua toples yang terdiri dari bahan basis denagn kekentalan tinggi dam bahan katalis.
Bahan havy, body dan putty telah dimodifikasi untuk menggunakan alat pengaduk otomatis,
dengan menggunakan alat mekanis tersebut, terdapat keseragaman dalam membagi
danmengaduk bahan, semakin kecil kemungkiana masuknya udara ke dalam adukan, waktu
pengadukan menjadi lebih singkat, kontaminasi bahan lebih sedikit. Bahan cetak yang telah
diaduk dimasukkan langsung ke dalam sendok cetak yang dilapisi adhesi. Waktu kerja dan
pengerasan, dapat diperpanjang 100% dengan penambahan retarder yang dipasok oleh masing-
masing pabrik dan dengan pendinginan alas pengaduk. Silikan dapat disimpan di lemari es.
è Elastisitas
Merupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak mengeluarkan melalui underkut
è Biokompatibilatas
Bahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan cetakan dapat dihindari dengan
penanganan bahan yang tepat dan pemeriksaan tepi cetakan secara cermat untuk tidak ada daerah
yang sobek. Benda asing dari bahan cetak dapat menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan
è Keuntungan
è Kerugian
Terbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahan
Bahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan lingkungan amat -kering
è Komposisi
è Basis
Polimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu bahan pembuat plastik seperti
glikoeter/ ftalat.
è Pasta aselator
Alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan pengisi, waktu kerja dan pengerasan,
è Elastisitas
Bahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas tinggi kurang elastik dibanding
vinyl polysixane
è Biokompatibilitas
Dermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir ini menunjukkan tidak ada efek
sitoksik yang berhubungan dengan katalis imin yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak yang
è Keuntungan
Waktu kerja dan pengerasan cepat
Terbukti akurat
Kurang hidrofibik
Distorsi kurang
è Kerugian
Gypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria pemilihan produk gypsum tertentu
bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik tertentu untuk penggunaan tertentu.
Misalnya, stone kedokteran gigi merupakan materi yang buruk untuk digunakan sebagai bahan
cetak karena bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin mengeluarkan cetakan melalui undercut gigi
waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan. Plaster cetak jarang digunakan lagi untuk mencetak
dalam kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid
dan elastomer . plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan gigi
tiruan penuh.
Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarang digunakan untuk mengisi kuvet
dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, suatu
batasn yang disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalm warna putih alami, jadi
Pada tahun 1930, suatu peristiwa penting terjadi, yaitu ketika α-gipsum ditemukan dan
diperkenalkan dalam kedokteran gigi. Dikombinasikan dengan kemajuan dari bahan cetak
hidrokoloid, α-gipsum yang diperbaharui kekerasannya membuat die stone dapat digunakan dan
Kedokteran gigi banyak membantu sejarah perkembangan plaster. Seorang peneliti pada
Perusahaan Gipsum USA mempelajari bahwa mold plaster yang digunakan untuk membentuk
basis karet protesa dalam suatu tekanan uap vulkanisasi menjadi amat keras dalam semalam.
Penelitian lanjut menunjukkan bahwa gipsum yang mengeras mengalami pengapuran di bawah
tekanan uap, membentuk kristalisasi kalsium sulfat hemidrat yang lebih bermutu. Karena
perbaikan ini, bahan kemudian langsung dipatenkan sebagai α-gipsum. Sejak penemuan ini,
tidak melebihi 34,5 Mpa (5000 psi). Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam membentuk
gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan lunak. Die stone merupakan reproduksi gigi yang
dipreparasi dimana protesa dibuat pada atau di dalam model tersebut. Karena kondisi keausan
yang parah pada bagian tepi ketika dilakukan pembuatan pola malam, dan karena tekanan yang
lebih tinggi mengenai die stone selama mencoba dan penyesuaian, kekuatan dan kekerasan yang
lebih tinggi dibutuhkan oleh bahan die. Sebagai tambahan, sedikit ekspansi pengerasan dapat
ditolerir pada model yang mereproduksi jaringan lunak, tetapi tidak bila menyangkut
gigi. Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi
protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih
Tanpa melihat jenis stone yang digunakan, terdapat sedikitnya 2 metode untuk membuat model.
Dalam salah satu metode, mold untuk pengecoran dibuat dengan membungkus sekitar cetakan
dengan lembaran malam lunak sehingga melebihi kurang lebih 12 mm di luar sisi jaringan pada
cetakan. Basis untuk model dibentuk pada daerah ini. Proses ini disebut boxing.
Adukan stonedan air kemudian dituang ke dalam cetakan di bawah vibrator. Adukan dibiarkan
mengalir perlahan dalam aliran yang terkendali sepanjang cetakan, sehingga aliran tersebut
dengan sendirinya mendorong udara keluar begitu adukan mengisi semua cetakan gigi tanpa
Metode lain adalah dengan mengisi cetakan seperti yang telah dijabarkan. Sisa
adukanstone-air dituang pada lempeng kaca. Cetakan yang telah terisi kemudian dibalikkan pada
tumpukan stone di lempeng kaca tersebut, dan basis dibentuk dengan spatula
sebelum stonemengeras. Prosedur tersebut tidak diindikasikan bila digunakan bahan cetak yang
mudah mengalami deformasi atau bila stone mengalir menyebar. Model baru boleh dilepaskan
dari cetakan setelah pengerasan awal tercapai. Waktu pengerasan minimal bervariasi dari 30-60
menit, bergantung pada kecepatan pengerasan stone atau plaster serta jenis bahan cetak yang
digunakan.
Persyaratan utama bagi bahan stone untuk pembuatan die adalah kekuatan, kekerasan, dan
ekspansi pengerasan minimal. Untuk memperoleh sifat ini, digunakan α-hemihidrat dari jenis
’Densite’. Partikel-partikel berbentuk kuboidal serta daerah permukaan yang lebih kecil
Diperlukan permukaan keras bagi suatu die yang terbuat dari stone, karena preparasi kavitas diisi
dengan malam dan diukir sehingga selaras dengan tepi-tepi die. Suatu instrumen yang tajam
digunakan untuk tujuan ini. Karenanya, stone harus tahan terhadap abrasi. Untungnya, kekerasan
permukaan meningkat lebih cepat bila dibandingkan dengan kekuatan kompresi, karena
permukaan lebih cepat mengering. Ini merupakan keunggulan nyata, dimana permukaan tahan
terhadap abrasi, sementara inti die cukup liat dan kurang terpaparkan terhadap patah tanpa
disengaja. Rata-rata kekerasan permukaan kering dari stone tipe IV (’stone die’) kurang lebih 92
(kekerasan Rockwell), stone tipe III adalah 82. meskipun permukaan lebih keras, tetaplah harus
Ini merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini, dan memiliki kekuatan kompresi yang
lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan
menurunkan lebih jauh rasio W:P. Sebagai tambahan, ekspansi pengerasan ditingkatkan dari
logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar
dibandingkan logam campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi
pada stone yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur.
6. Gypsum sintetik
α-hemihidrat dan β-hemihidrat juga dapat dibuat sebagai produk sampingan atau produk sisa
dalam pembuatan asam fosforik. Produk sintetik biasanya lebih mahal dibandingkan yang dibuat
dari gipsum alami tetapi bila produk tersebut dibuat dengan tepat, sifatnya sebanding atau
melebihi stone alami. Kendala dalam prosesnya cukup banyak dan hanya sedikit yang berhasil.
Metode yang digunakan adalah rahasia perusahaan. Sumber hemihidrat tidaklah sepenting sifat
dari penggunaan produk akhir yang pada dasarnya sama. Terlepas dari manapun asalnya.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Mengapa dipilih bahan cetak alginate dan bukan rubber base impression ?
Karena bahan Alginat lebih murah dibandingkan dengan bahan Elastomer (rubber base
impression), penanganannya mudah, alat yang dipergunakan relatif sederhana, elastis, cukup
akurat dan bahan alginate mudah didapatkan serta bahan alginate banyak disukai pasien karena
memiliki rasa yang bervariasi.
2. Apa perbedaan sifat antara bahan cetak Hyrocolloid irreversible dan reversible?
· Bahan cetak hidrokoloid irreversible.
Dapat dicontohkan dengan alginat. Bahan ini disebut irreversible, sebab bahan ini tidak dapat
kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi membentuk wujud sol. Bahan ini ditemukan
pada saat bahan cetak yang digunakan sebelumnya menjadi langka, yakni pada waktu perang
dunia kedua. Bahan ini memiliki kelebihan dibandingkan bahan cetak lainnya, yakni proses
manipulasinya yang mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal karena tidak
memerlukan banyak peralatan.
· Bahan cetak hidrokoloid reversible.
Bahan ini dipengaruhi oleh suhu, sehingga bahan ini dapat kembali ke bentuk semula
(reversible). Bahan ini leleh pada temperatur 70-100⁰C, sedangkan pada temperatur 37-50⁰C,
bahan ini dapat menjadi gel. Contoh bahan cetak jenis ini ialah agar.
3. Terangkan pula perbedaan bahan cetak Hydrokoloid dan Rubber base impression?
· Bahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa koloid yang
direaksikan dengan air, sehingga disebut hidrokoloid. Koloid merupakan kombinasi dari wujud
benda apapun, terkecuali bentuk gas. Semua penghambur koloid disebut sol. Bahan cetak
hidrokoloid sendiri dapat diklasifikasikan menjadi bahan cetak hidrokoloid irreversible, dan
bahan cetak hidrokoloid reversible.
· Elastomer (Rubber base impression) merupakan jenis bahan cetak elastis lain diluar bahan
cetak hidrokoloid. Suatu bahan cetak elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang
diikat oleh sejumlah kecil ikatan. Ikatan tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar pada
titik tertentu untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut sebagai gel. Pada keadaan
ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran hanya sampai batas tertentu
yang dapat kembali ke keadaan semula, yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikatan
ketika diangkat. Banyaknya ikatan silang menentukan kekakuan dan sifat elastis bahan tersebut.
4. Mengapa prothesa gigi tiruan tersebut tak pas, ditinjau dari sudut bahan cetak ?
Alginate terkemas dalam bentuk bubuk dan tinggal ditambahkan air dengan rasio yang sesuai
dalam proses pengadukan. Adonan bahan cetak ini bersifat plastis. Lalu, diaplikasikan pada
rahang yang dicetak dan cetakan dilepas dengan cepat kira-kira 2menit dari saat kelihatan
menjadi elastis. Kalsium alginate yang terisisa setelah pengerasan mempunyai sifat syneresis
(penyusutan) dan imbibitions (ekspansi). Syeneresis disebabkan oleh cetakan alginate yang
terlalu lama disimpan pada udara terbuka serta adanya kenaikan suhu. Sedangkan imbibitions
dapat terjadi apabila cetakan direndam dalam air atau zat antiseptik yang terlalu lama. Hal ini
mempengaruhi hasil kekerasan permukaan model gibs atau mengalami distorsi bentuk apabila
hasil cetakan negative tidak segera di cor. Prothesa gigi tiruan tidak pas karena bahan cetak
alginate tidak segera di cor dengan moldano setelah dikeluarkan dari mulut pasien. Sehingga,
bahan cetak alginate mengalami syneresis atau penyusutan yang dikarenakan oleh cetakan
alginate yang terlalu lama dibiarkan selama kurang lebih 24 jam. Salah satu sifat bahan alginate
adalah ketidakstabilan secara dimensi karena syneresis. Dalam kasus ini, prosedur tidak
memenuhi syarat-syarat bahan cetak karena selama setting (pengerasan) terjadi perubahan dimesi
yang menyebabkan hasil cetakan tidak akurat (prothesa gigi tiruan tidak pas). Agar bahan cetak
tidak mengalami perubahan dimensi seharusnya cetakan di lapiskan dengan serbet basah setelah
dikeluarkan dari mulut dan segera di cor dengan moldano untuk mencegah syneresis.
5. Apa bahan dasar alginate impression dan apa katalisator sehingga terjadi gel?
BAHAN DASAR JUMLAH (%) FUNGSI
6. Apa bahan dasar Rubber base impression dan apa katalisator sehingga terjadi proses
polimerisasi?
RUBBER BASE IMPRESSION MATERIAL
a. Polysulfide
• Nama produk I : LP-2 (Thiokol Corporation)
• Kandungan dasar : Polimer polisulfid (bahan pengisi : lithopne, titanium dioksid dan bahan
pembentuk plastis : dibuthyl phtalat)
• Katalisator : timah dioksida (PbO₂) menghasilkan warna cokelat gelap
b.Polyether
• Nama produk : Impregnum F, Permadyne, Polyjel NF
• Kandungan dasar : Polimer Polieter (pengisi silika koloidal, bahan pembuat plastisnya
Glikoeter/ftalat)
• Katalisator : Alkil sulfonat aromatik
c. Condensation silicone
• Pengganti polysulfide,dg karakter yg lebih baik
• Susunan kimia Mengandung α-ω-hydroxy-terminated polydimethyl siloxane
Kesimpulan
· Pada kasus ini dipilih bahan cetak Alginate dan bukan rubber base impression dikarenakan :
1. Bahan Alginate lebih murah dibandingkan dengan bahan Elastomer (rubber base impression)
2. Penanganannya mudah,
3. Alat yang dipergunakan relatif sederhana, elastis, cukup akurat
4. Alginate mudah didapatkan
5. Alginate banyak disukai pasien karena memiliki rasa yang bervariasi.
· Perbedaan bahan cetak Hydrocoloid irreversible dan reversible terletak pada kemampuan
bahan untuk kembali ke wujud semula. Hydrocoloid irreversible tidak dapat kembali ke wujud
semula sedangkan Hydrocoloid reversible dapat kembali ke wujud semula.
· Bahan cetak hydrocolloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa koloid yang
direaksikan dengan air, berbeda dengan rubber base impression yang terdiri atas molekul atau
polimer yang diikat sejumlah kecil ikatan.
· Prosthesa gigi tiruan tidak pas dikarenakan prosedur tidak memenuhi syarat-syarat bahan
cetak karena selama setting (pengerasan) terjadi perubahan dimesi (pengerutan) yang
menyebabkan hasil cetakan tidak akurat (prothesa gigi tiruan tidak pas).
· Katalisator alginate sehingga terjadi gel adalah kalsium klorida
· Bahan dasar dan katalisator rubber base impression :
1. Polysulfide dengan katalisator berupa timah dioksida
2. Polyether dengan katalisator berupa Alkil sulfonat aromatik
3. Condensation silicone
Saran
Untuk pembuatan bahan cetak pada pasien, perhatikan pemilihan bahan dan alat yang baik
digunakan dan cocok untuk pasien. Serta perhatikan dan patuhi syarat-syarat yang memenuhi
prosedur selama setting agar tidak terjadi kesalahan yang menyebabkan hasil cetakan tidak
akurat. Memperluas pengetahuan dan mencari informasi terbaru dapat membantu kinerja dokter
gigi menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, J Kenneth.2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.
http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/8385?show=full
http://library.usu.ac.id/index.php/index.php?option=com_journal_review&id=2858&task=view
http://www.scribd.com/doc/44379317/Sifat-Fisiko-Kimia-Alginat