Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN FISIKA TERAPAN

Dosen Pengampu :
Wayan Suana, S.Pd., M.Si.
Margaretha Karolina, S.ST, M.Pd.

Kelompok 3
Intan Mawarani 1613022046
Merry Laraswati 1613022024
Murni 1613022002

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga laporan fisika terapan yang mencakup bidang energi
dan teknik ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fisika Terapan.

Penyusun menyadari dalam proses pembuatan laporan ini masih terdapat


kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang membaca yang sifatnya membagun untuk di jadikan bahan masukan
agar penyusunan selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Penyusun juga meminta maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan maupun ketepatan kata.

Bandarlampung, 6 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ....................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................

PENERAPAN FISIKA DALAM BIDANG ENERGI


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................
C. Manfaat...........................................................................................................
II. PEMBAHASAN
A. Energi.............................................................................................................
B. Potensi Panas Bumi........................................................................................
C. Perhitungan Energi Panas Bumi.....................................................................
D. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)............................................
E. Potensi Panas Bumi di Indonesia...................................................................
F. Keuntungan dan Kelemahan PLTP................................................................
G. Perbedaan PLTP dan PLTU
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

PENERAPAN FISIKA DALAM BIDANG TEKNIK


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................
C. Manfaat...........................................................................................................
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Hidrolik............................................................................
B. Komponen Sistem Hidrolik Beserta Fungsinya.............................................
C. Prinsip Kerja Sistem Hidrolik........................................................................
D. Hukum Fisika dalam Sistem Hidrolik............................................................
E. Penerapan Sistem Hidrolik.............................................................................
F. Kelebihan Sistem Hidrolik.............................................................................
G. Kekurangan Sistem Hidrolik..........................................................................
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

PENERAPAN FISIKA DALAM BIDANG ENERGI


Gambar 1. Lapisan Bumi..........................................................................................
Gambar 2. Skema terjadinya Sumber Air Panas dan Sumber Uap.........................
Gambar 3. Dry Steam Power Plant..........................................................................
Gambar 4. Flash Steam Power Plant.......................................................................
Gambar 5. Binary Steam Power Plant......................................................................

PENERAPAN FISIKA DALAM BIDANG TEKNIK


Gambar 1. Prinsip Dasar Sistem Hidrolik................................................................
Gambar 2. Rangkaian Hidrolik.................................................................................
Gambar 3. Dongkrak Hidrolik..................................................................................
Gambar 4. Car Lifter................................................................................................
Gambar 5. Rem Hidrolik..........................................................................................
Gambar 6. Lengan Excavator...................................................................................
Gambar 7. Mesin Press Hidrolik..............................................................................
PENERAPAN FISIKA DALAM BIDANG ENERGI
“PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI”
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan berupa


energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Saat
ini energi panas bumi mulai menjadi perhatian dunia. Meningkatnya
kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, telah memacu
negara‐negara lain untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak
dengan cara memanfaatkan energi panas bumi untuk menghasilkan energi
listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi sudah
dimanfaatkan oleh 24 negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis,
Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, Jepang, termasuk
Indonesia. Negara yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi
panas bumi adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat
memiliki 77 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang
memproduksi lebih dari 3000 MW.

Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar yaitu 40% dari potensi dunia,
yang tersebar di 265 lokasi di sepanjang jalur vulkanik yang membentang dari
Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, 2 dan Maluku.
Berdasarkan data dari Badan Geologi pada tahun 2011, potensi pembangkit
listrik tenaga panas bumi Indonesia adalah 29.308 MW. Namun, sampai
dengan saat ini baru sekitar 1.196 MW (4%) dari total potensi pembangkit
listrik tenaga panas bumi yang telah dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik.

Provinsi lampung sendiri memiliki potensi panas bumi yang cukup tinggi
yang saat ini telah dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik tenaga panas
bumi (PLTP). Salah satunya yang terletak di Ulu belu Kabupaten Tanggamus,
yang memiliki kapasitas sebesar 110 MW. Dengan kapasitas yang besar
tersebut, diharapkan pembangkit listrik ini dapat sedikit mengatasi
kekurangan akan kebutuhan energi listrik yang terjadi saat ini.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di
permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari
reservoir panas bumi. untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan dari
keduanya, maka disusunlah laporan ini. Agar mahasiswa dapat memahami
dan dapat membedakan mengenai PLTU dan PLTP.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari laporan pembangkit listrik tenaga panas bumi,
sebagai berikut:
1. Apa pengertian energi?
2. Bagaimana peran energi panas bumi bagi penghuni bumi?
3. Bagaimana kontribusi energi panas bumi untuk Indonesia?
4. Bagaimana prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi?
5. Bagaimana konsep fisika dalam prinsip kerja PLTP?
6. Bagaimana perbedaan pembangkit listrik tenaga panas bumi dan
pembangkit listrik tenaga uap?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan pembangkit listrik tenaga panas bumi, sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari energi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui peran energi panas bumi bagi penghuni
bumi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kontribusi energi panas bumi untuk
Indonesia.
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas
bumi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui konsep fisika yang dipakai dalam PLTP.
6. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan pembangkit listrik tenaga panas
bumi dan pembangkit listrik tenaga uap.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini yaitu menambah pengetahuan bagi
mahasiswa dalam bidang energi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Energi
Energi adalah ukuran dari kesanggupan benda untuk melakukan suatu usaha.
Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu energia yang berarti kemampuan
untuk melakukan usaha. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi
tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari suatu
bentuk satu ke bentuk yang lain namun tidak merubah jumlah atau besar
energi secara keseluruhan. Dalam pengertian sehari-hari energi merupakan
kemampuan untuk melakukan gerak, jika suatu objek mampu untuk
melakukan gerakan, maka obyek tersebut dikatakan mempunyai energi.
Sumber energi dibagi menjadi dua yaitu sumber energi yang tak dapat
terbaharui dan sumber energi yang dapat diperbaharui. Sumber energi tidak
terbaharui (nonrenewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang tidak
dapat diisi atau dibuat kembali oleh alam dalam waktu yang singkat. Sumber
energi tak terbaharui diantaranya adalah minyak bumi dan batu bara. Minyak
bumi dan batubara di golongkan kedalam sumber energi tidak terbaharui
karena kesediaannya di alam terbatas dan dapat habis sewaktu-waktu.
Sedangkan Sedangkan sumber energi terbaharui (renewable) didefinisikan
sebagai sumber energi yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam. Yang
termasuk sumber energi terbaharui diantaranya adalah matahari, angin, panas
bumi, dan biomassa.

Dalam ilmu fisika banyak macam energi yang dipelajari, misal energi kinetik
yaitu energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh gerakannya.
Energi potensial yaitu energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya
pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi panas yaitu
energi ini muncul saat terjadinya perubahan suhu benda, dan menjalar dari
bagian yang panas ke bagian yang dingin. Energi kimia yaitu energi yang
tersimpan secara kimiawi misal makanan yang kita makan menghasilkan
energi kimia yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Energi nukliryaitu energi
yang tersimpan dalam atom yang keluar ketika terjadi proses reaksi nuklir.
Energi listrik yaitu energi yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan
listrik.

B. Sumber Daya Panas Bumi


Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang panas bumi. Panas bumi
adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya
tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi atau
geothermal merupakan energi panas yang tersimpan di dalam permukaan
bumi. Istilah geothermal diambil dari bahasa Yunani, geo berarti bumi dan
therme berarti panas.
Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan yang
terlempar dari matahari. Karenanya, bumi hingga kini masih mempunyai inti
panas sekali yang meleleh. Kegiatan-kegiatan gunung berapi dibanyak tempat
permukaan bumi dipandang sebagai bukti dari teori ini. Magma yang
menyebabkan letusan-letusan vulkanik juga menghasilkan sumber–sumber
uap dan air panas pada permukaan bumi.

Umumnya sebagian besar di permukaan bumi, air dibawah tanah


bersinggungan dengan panas di perut bumi dan menimbulkan suhu tinggi dan
tekanan tinggi. Ia mengalir kepermukaan sebagai air panas, lahar panas dan
aliran uap. Kita bisa menggunakan tidak hanya hembusan alamiah tetapi
dapat mengebor hingga bagian dasar uap, atau menyemprotkan air dingin
hingga bersinggungan dengan karang kering yang panas untuk
memanaskannya menjadi uap.

Gambar 1. Lapisan Bumi

Pada dasarnya bumi terdiri dari tiga bagian sebagaimana terlihat pada
Gambar 1 bagian paling luar adalah lapisan kulit/kerak bumi (crust).
Tebalnya rata-rata 30-40 km didaratan, dan dilaut antara 7-10 km. Bagian
berikutnya dinamakan mantel, mantel bumi (mantle) merupakan lapisan yang
semi-cair atau batuan yang meleleh atau sedang mengalami perubahan fisik.
Akibat pengaruh tekanan dan temperatur tinggi disekitarnya, yang terdiri atas
batu yang dalamnya mencapai kira-kira 3000 km, dan yang berbatasan
dengan inti bumi yang panas sekali. Bagian luar dari inti bumi (outer core)
berbentuk liquid. Inti ini terdiri atas inti cair atau inti meleleh, yang mencapai
2000 km.

Kemudian lapisan terdalam dari inti bumi (inner core) berwujud padat. inti
keras yang mempunyai garis tengah sekitar 2600 km. Panas inti mencapai
5000 C lebih. Diperkirakan ada dua sebab mengapa inti bumi itu panas.
Pertama disebabkan tekanan yang begitu besar karena gravitasi bumi
mencoba mengkompres atau menekan materi, sehingga bagian yang tengah
menjadi paling terdesak. Sehingga kepadatan bumi menjadi lebih besar
sebelah dalam.

Sebab kedua bahwa bumi mengandung banyak bahan radioaktif seperti


Uranium-238, Uranium-235 dan Thorium-232. Bahan–bahan radioaktif ini
membangkitkan jumlah panas yang tinggi. Panas tersebut dengan sendirinya
berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan oleh mantel yang
mengelilinginya. Menurut perkiraan rata-rata panas yang mencapai
permukaan bumi adalah sebesar 400 kkal/m2 setahun.

Gambar 2. Skema terjadinya Sumber Air Panas


dan Sumber Uap

Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber


uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma yang
menerima panas dari inti bumi. Gambar 2 memperlihatkan secara skematis
terjadinya sumber uap, yang biasanya disebut fumarole atau geyser serta
sumber air panas. Magma yang terletak didalam lapisan mantel, memanasi
lapisan batu padat.

Diatas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu mempunyai
banyak lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air, yang berasal dari
air tanah, atau resapan air hujan, atau resapan air danau maka air itu turut
dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu. Bila panasnya besar, maka
terbentuk air panas, bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori.
Bila diatas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan
batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan
berusaha keluar. Dalam hal ini keatas, yaitu kearah permukaan bumi.

C. Perhitungan Energi Panas Bumi


Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya mempergunakan
data-data geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa-analisa kimia
memberikan parameter-parameter yang dapat digunakan untuk perkiraan
potensi panas bumi suatu daerah. Rumus yang ada adalah sangat kasar dan
merupakan perkiraan garis besar. Diantara rumus yang ada atau sering dipakai
adalah metode Perry dan metode Bandwell, yang pada umumnya merupakan
rumus empirik. Metode Perry pada dasarnya mempergunakan prinsip energi
dari panas yang hilang. Rumus untuk mendapatkan energi metode Perry
adalah sebagai berikut :
E=D×Dt×P
Dengan:
E = arus energi (Kkal/detik)
D = debit air panas (L/det)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin (0C)
P = panas jenis (Kkal/kg)

Untuk perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius, debit air
panas dalam satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam larutan air
panas dinyatakan dalam miligram per liter.
D. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power


generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya. Prinsip kerja pembangkit listik tenaga panas bumi secara
singkat adalah air panas yang berasal dari steam sumur uap akan disalurkan
ke steam receiving header. Kemudian oleh separator, air dengan uap
dipisahkan, selanjutnya uap akan digunakan untuk menggerakkan turbin
sehingga dihasilkan listrik.

Berdasarkan suhu dan tekanan reservoir, teknologi pembangkit listrik tenaga


panas bumi dapat dibagi menjadi tiga yaitu dry steam, flash steam, dan
binary cycle. Pada dasarnya ketiga macam teknologi ini digunakan pada
kondisi yang berbeda-beda, seperti sebagai berikut.
1. Uap kering (dry steam)
Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 ͦC),
dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Seperti terlihat
digambar, cara kerja nya adalah uap dari sumber panas bumi langsung
masuk ke turbin melalui pipa. kemudian turbin akan memutar generator
untuk menghasil listrik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua
yang telah digunakan pada Lardarello, di Italia pada tahun 1904. Jenis ini
cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi.
Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1x250 kw dan PLTP
Dieng 1x200

Gambar 3. Dry Steam Power Plant


Bilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat
dipergunakan PLTP jenis condensing, dan dipergunakan kondensor dengan
kelengkapan nya seperti menara pendingin dan pompa. Tipe ini sesuai
untuk kapasitas yang lebih besar. Contohnya adalah PLTP Kamojang 1x30
MW dan 2x55 MW, serta PLTP Drajad 1x55 MW.

2. Flash steam
Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 1820C pada reservoir. Cara kerjanya
adalah bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai
suatu separator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan
cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan
tersebut menguap dengan cepat menjadi uap yang memutar turbin dan
generator akan menghasilkan listrik. Air panas yang tidak menjadi uap
akan dikembalikan ke reservoir melalui injection wells. Dalam hal ini
contohnya adalah PLTP Salak dengan 2x55 MW.

Gambar 4. Flash Steam Power Plant

3. Binary cycle
Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara 107-
1820C. Cara kerjanya adalah uap panas dialirkan ke salah satu pipa di heat
exchanger untuk menguapkan cairan di pipa lainnya yang disebut pipa
kerja. Pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung ke turbin, uap ini
akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan ke generator dan
hasilnya adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja memakai cairan yang
memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-butana atau Iso-pentana.
Gambar 5. Binary Steam Power Plant

Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber


panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan
emisi. Karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai
dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas menghasilkan emisi
karbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding
emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

E. Konsep Fisika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Konsep fisika yang dipakai pada pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah
konsep hukum pada termodinamika yaitu hukum II termodinamika. Hukum
kedua termodinamika menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin untuk
membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-
mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.

Pada pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) prinsip kerjanya adalah air
panas yang berasal dari steam sumur uap akan disalurkan ke Steam receiving
header, kemudian oleh separator, air dengan uap dipisahkan, kemudian uap
akan digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga dihasilkan listrik. Air
panas tersebut tidak sepenuhnya menjadi uap dan menngerakkan turbin, tetapi
ada sebagian yang kembali menjadi air dingin dan dikembalikan ke pusat
bumi melalui sumur injeksi. Adanya macam-macam teknologi PLTP, dry
steam, flash steam, dan binary cycle, ini juga membuktikan bahwasanya mesin
yang digunakan memiliki kriterianya masing-masing sehingga untuk
pemakaiannya bergantung pada kondisi panas di dalam bumi. sehingga
dengan demikian efisiensi mesin juga berlaku pada pembangkit listrik tenaga
panas bumi.

F. Potensi panas bumi di Indonesia

Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya panas
bumi yang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai
5411 MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Sebagian
potensi panas bumi tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik,
seperti :
1. PLTP Kamojang didekata Garut, memiliki unit 1,2,3 dengan kapasitas total
140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar 60 MW.
2. PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara Bandung dengan Kapasitas 55
MW.
3. PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6 dengan
kapasitas total 330 MW.
4. PLTP Wayang Windu di Panggalengan dengan Kapasitas 110 MW.

Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah


sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan berarti tidak
memerlukan biaya. Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit
karena tergolong berteknologi dan berisiko tinggi. Investasi untuk kapasitas
di bawah satu MW berkisar US$ 3.000-5.000 per kilowatt (kW). Sementara
untuk kapasitas di atas satu MW, diperlukan investasi US$ 1.500-2.500 per
kW. Karakter produksi dan kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke
area yang lain.

Penurunan produksi yang cepat, merupakan karakter produksi yang harus


ditanggung oleh pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi
yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak masalah di pembangkit.
Misalnya, kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih
besar.Dalam pembangkitan listrik, harga jual per kWh yang ditetapkan PLN
dinilai terlalu murah sehingga tak sebanding dengan biaya eksplorasi dan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Dalam hal ini
PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik yang ditetapkan
pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen dollar AS per
kWh.

G. Keuntungan dan kelemahan PLTP


Sebagaimana pembangkit listrik pada umumnya, PLTP juga memiliki
keuntungan dan kelemahan, yaitu diantaranya :
Keuntungan
1. Energi panas bumi adalah energi yang terbarukan, yang berarti bahwa
selama kita tidak memompa air terlalu banyak energi akan terus ada.
2. Energi panas bumi tidak menghasilkan polusi, dan pada saat yang sama,
tidak memberikan kontribusi pada efek rumah kaca.
3. Lokasi pembangkit listrik untuk energi panas bumi tidak memerlukan area
yang luas dan karenanya cenderung memiliki dampak yang sedikit
terhadap lingkungan sekitar.
4. Karena energi panas bumi adalah energi yang berasal dari dalam dan dari
dirinya sendiri, tidak ada sumber-sumber di luar bahan bakar yang
diperlukan untuk menjaga generator berjalan.

Kekurangan
1. Tenaga panas bumi tidak dapat membangun pembangkit listrik panas bumi
di mana saja. diperlukan lokasi yang tepat yang mengandung batuan panas.
Setelah itu tidak semua batuan ini bisa di bor karena terlalu keras.
2. Batuan untuk tenaga panas bumi juga harus memiliki kedalaman yang
memungkinkan untuk di bor.
3. Sebuah situs panas bumi memungkinkan untuk di bor akan tetapi sudah
kehabisan tenaga uap. Bisa jadi hal ini terjadi ketika musim kering
berlangsung untuk waktu yang lama.
4. Ketika dilakukan pengoboran kedalam tanah dan yap dapat ditambang bisa
jadi ini juga berarti bahwa ada kemungkinan zat-zat lain yang tidak ramah
lingkungan bisa juga terikut. Gas dan mineral berbahaya dapat merembes
dari bawah tanah dan sangat sulit menemukan cara untuk membuang zat
ini dengan aman ke lingkungan sekitar.

H. Perbedaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan Pembangkit

Listrik Tenaga Uap

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di
permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari
reservoir panas bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka
uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar
generator sehingga dihasilkan energi listrik. Uap yang telah menggerakkan
turbin tersebut kemudian diinjeksikan kembali menuju perut bumi.
Kenyataannya, uap ini masih memiliki suhu sedang yang masih dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik siklus binary, sehingga dapat
menambah efisiensi pembangkit listrik tenaga panas bumi tersebut.

Dalam siklus binary, fluida sekunder (pentana, isobutana atau ammonia)


dipanasi oleh fluida panas bumi melalui alat penukar kalor atau heat
exchanger. Fluida sekunder menguap pada temperatur lebih rendah dari
temperatur titik didih air pada tekanan yang sama. Uap tersebut mengalir ke
turbin sekunder dan menggerakan generator sehingga menghasilkan listrik
dalam skala kecil dibandingkan pembangkit primer. Setelah dimanfaatkan,
uap fluida sekunder ini dikondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh
fluida panas bumi. Siklus tertutup dimana fluida panas bumi tidak diambil
massanya, tetapi hanya panasnya saja yang diekstraksi oleh fluida kedua,
sementara fluida panas bumi baru diinjeksikan kembali ke perut bumi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Energi adalah ukuran dari kesanggupan benda untuk melakukan suatu
usaha.
2. Energi panas yang dihasilkan oleh bumi dapat digunakan sebagi sumber
energi pembangkit listrik
3. Energi panas bumi di Indonesia dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga
listrik seperti PLTP Kamojang, PLTP Darajat, PLTP Gunung Salak, PLTP
Wayang Windu.
4. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi uap tidak dibuat di
permukaan dengan menggunakan boiler, melainkan berasal dari reservoir
panas bumi.
5. Konsep fisika yang digunakan pada PLTP adalah hukum II
Termodinamika dan efisiensi mesin. Air panas dari steam sumur uap
tidak sepenuhnya menjadi uap dan mengerakkan turbin, tetapi ada
sebagian yang kembali menjadi air dingin dan dikembalikan ke pusat
bumi melalui sumur injeksi. mesin yang digunakan pada PLTP memiliki
kriterianya masing-masing bergantung pada kondisi panas di dalam bumi
pada tempat tersebut sehingga efisiensi mesin juga berlaku pada
pembangkit listrik tenaga panas bumi
6. Pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan
pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi.

B. Saran
Adapun saran dari laporan ini yaitu diharapkan perbaikan dan kelengkapan
lebih baik lagi kedepannya.
PENERAPAN FISIKA DALAM BIDANG TEKNIK
“SISTEM HIDROLIK”

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering meggunakan pompa misal untuk
mengisi angin pada ban sepeda, bermain menggunakan pompa iar mainan,
mengisi bak dari sumur dengan menggunakan pompa air, dan lainnya.
Bahkan tanpa kita sadari penggunaan pompa tersebut sangat sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari hari.

Pompa tersebut merupakan aplikasi dari suatu sistem yang disebut dengan
sistem hidrolik. Sistem hidrolik adalah suatu alat yang mempermudah
pekerjaan manusia dalam bidang yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan,
tentunya memberikan dampak pada berbagai sektor. Salah satunya dalam
bidang otomotif, ini terbukti dari beraneka ragam kendaraan yang ditawarkan
di pasaran. Kendaraan yang ditawarkan tidak hanya berupa kendaraan kecil
melainkan kendaraan yang memiliki ukuran besar. Hal ini menjadi masukan
bagi setiap desainer alat untuk menghasilkan karya yang dapat membantu
seorang dalam melakukan pekerjaan terkait berat benda.

Dalam hal ini, setiap alat perangkat yang dirangkai selalu menggunakan
sistem hidrolik. misalkan pada pengangkatan mobil untuk memperbaiki
bagian-bagian yang susah dijangkau. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip
jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke
segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem hidrolik , bagaimana prinsip


kerjanya, komponen apa saja yang ada pada sistem hidrolik, dan
penerapannya. Maka disusunlah makalah sistem hidrolik ini, sebagai
penunjang wawasan untuk mengetahui lebih lanjut ilmu sistem hidrolik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian sistem hidrolik?
2. Apa saja komponen sistem hidrolik?
3. Bagaimana prinsip kerja sistem hidrolik?
4. Bagaimana hukum fisika yang dipakai dalam sistem hidrolik?
5. Bagaimana penerapan sistem hidrolik?
6. Apa saja keuntungan dari sistem hidrolik?
7. Apa saja kerugian dari sistem hidrolik?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini, yaitu sebagai berikut:


1. Mengetahui pengertian dari sistem hidrolik.
2. Mengetahui komponen sistem hidrolik beserta fungsinya.
3. Mengetahui prinsip kerja sistem hidrolik.
4. Mengetahui hukum fisikayang dipakai dalam sistem hidrolik.
5. Mengetahui penerapan sistem hidrolik.
6. Mengetahui apa saja keuntungan dari sistem hidrolik.
7. Mengetahui apa saja kerugian dari sistem hidrolik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Hidrolik

Kata hidrolik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata hydro yang berarti air
(bermakna semua benda atau zat yang berhubungan dengan cairan) dan aulos
yang berarti pipa. Kata hidrolik berasal dari bahasa yunani yang dalam bahasa
inggris artinya air dalam pipa. Sistem hidrolik sendiri adalah suatu sistem
yang memanfaatkan tekanan fluida sebagai power (sumber tenaga) pada
sebuah mekanisme. Suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan hukum-
hukum yang berlaku pada zat cair baik zat itu dalam keadaan diam ataupun
bergerak (mengalir) disebut hidrolika. Pada masa sekarang, oli mineral secara
umum lebih banyak digunakan pada sistem ini selain minyak-minyak sintetis,
air atau emulsi air dan oli.

Prinsip dasar dari sistem hidrolik adalah memanfaatkan sifat bahwa zat cair
tidak mempunyai bentuk yang tetap, namun menyesuaikan dengan yang
ditempatinya. Zat cair bersifat inkompresibel karena itu tekanan yang diterima
diteruskan ke segala arah secara merata. Sistem hidrolik biasanya
diaplikasikan untuk memperoleh gaya yang lebih besar dari gaya awal yang
dikeluarkan. Fluida penghantar ini dinaikkan tekanannya oleh pompa yang
kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipapipa saluran dan katup-
katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan
oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan
mundur maupun naik dan turun sesuai dengan pemasangan silinder yaitu arah
horizontal maupun vertikal.

B. Komponen Hidrolik Beserta Fungsinya

Secara sederhana, sistem hidrolik mampu bekerja apabila ada tiga komponen
berikut.
1. Input power (pompa hidrolik)
2. Unit penyalur (oli didalam selang hidrolik)
3. Aktuator.

Saat input power memberikan tenaga dorongan pada oli didalam saluran
hidrolik, maka oli tersebut akan meneruskan daya dari motor untuk
dikonversi menjadi gerakan mekanis melalui aktuator. Tapi dalam
aplikasinya, ada sekitar 7 komponen pada sistem hidrolik, yaitu sebagai
berikut:

1. Pompa hidrolik sebagai input power


Pompa hidrolik berfungsi sebagai tenaga yang memulai mekanisme
hidrolik pada sistem hidrolik. Pompa ini akan mengubah gerakan mekanik
menjadi energi hidrolik. Cara kerjanya, pompa akan bergerak untuk
memicu pergerakan fluida hidrolik. Pergerakan fluida inilah yang
menaikan tekanan hidrolik sehingga aktuator dapat bergerak sesuai
tekanan pada fluida. Namun, pompa hidrolis memerlukan tenaga dari luar
agar bisa bergerak. Untuk alat-alat berat menggunakan mesin diesel
sebagai penggerak pompa hidrolik. Namun pada perangkat hidrolik kecil
seperti car lift, sistem ABS (pada rem mobil) menggunakan motor listrik
sebagai penggerak pompa hidrolik.

Ada tiga jenis pompa hidrolik yang banyak digunakan. Antara lain ;
a) Tipe Gear Pump, tipe ini memanfaatkan pergerakan dua roda gigi
untuk menimbulkan aliran hidrolik. Bersifat murah, memiliki
ketahanan yang lama (awet), sederhana pengoperasiannya. Tetapi
kelemahannya adalah memiliki efisiensi yang rendah, karena sifat
pompa yang ber-displacement tetap, dan lebih cocok untuk digunakan
pada tekanan di bawah 20 MPa (3000 psi).
b) Tipe piston pump, tipe ini mirip kompresor dimana fluida akan terhisap
didalam silinder dan piston akan mendorongnya melalui katup outlet
sehingga aliran fluida bisa terbentuk.
c) Tipe vane pump, tipe ini mirip pompa air pada rumah yang
memafaatkan kipas pada sebuah rotor yang akan menghisap fluida saat
berputar.

2. Directional Control Valve


Directional control valve berfungsi layaknya pintu yang akan menutup
dan membuka saluran untuk mengarahkan aliran fluida ke output tertentu.
Sehingga bisa dikatakan control valve berfungsi sebagai pengatur arah
tekanan fluida. Control valve ini bisa ditemukan pada sistem hidrolik
dengan multi aktuator. yakni sistem hidrolik dimana ada lebih dari satu
tabung hidrolik. Contohnya lengan excavator. Namun untuk sistem
hidrolic single aktuator seperti pada pengangkat pasir atau car lift tidak
memerlukan control valve karena hanya ada satu saluran. Beberapa
macam valve selain directional control valve pada sistem hidrolik antara
lain:
a. Sequence valve, untuk memastikan sirkuit hidrolik telah maju
sepenuhnya sebelum sirkuit lain bergerak.
b. Relieve valve, mengalirkan fluida ke reservoir apabila tekanan fluida
berlebihan.
c. Regulating valve, menjaga tekanan hidrolik tetap stabil di titik
tertentu.
d. Check valve, memastikan arah aliran fluida searah.

3. Unit Aktuator
Unit aktuator berfungsi mengubah energi yang terkandung dalam aliran
fluida (dikatakan juga tekanan fluida) menjadi gerakan mekanis. Dari
komponen inilah perangkat hidrolik dapat menggerakan benda. Terdapat
dua macam aktuator yang sering dipakai, yakni ;
a. Tipe tabung atau piston, ini dipakai pada hampir semua sistem
hidrolik. Tipe ini menggunakan piston didalam tabung yang akan
bergerak maju atau searah saat tertekan oleh fluida. Gerakan piston
dimanfaatkan untuk menggerakan benda. Contohnya, lengan
excavator, car lift, hydraulic crane, dan sistem rem hidrolis.
b. Tipe rotary, pada tipe ini aktuator akan bergerak berputar saat diberi
tekanan fluida. Contohnya torque converter pada sistem transmisi
otomatis mobil.

4. Reservoir tank
Reservoir tank berfungsi sebagai tanki penyimpanan fluida. Didalam tanki
ini tersimpan cadangan fluida yang diperlukan saat proses hidrolik
berlangsung. Pada tanki ini pula, seorang teknisi memeriksa kondisi
fluida dalam sistem hidrolis apakah masih bagus, atau perlu diganti atau
ditambah.

5. Unit penyalur hidrolik


Unit ini terdiri dari selang hidrolis. Selang hidrolis berfungsi mengalirkan
fluida. Namun ini bukan selang biasa, selang hidrolik harus mampu
bertahan dalam tekanan tinggi. Ini karena tekanan fluida saat sistem
hidrolik bekerja bisa sangat besar, sehingga bahan selang ini kebanyakan
terbuat dari bahan logam.

6. Fluida cair
Fluida menjadi penghantar energi dari pompa ke aktuator. Sistem hidrolis,
pada dasarnya hanya memindahkan energi dari pompa ke aktuator.
Sebenarnya, zat cair dan gas apapun bisa dijadikan fluida untuk sistem ini.
Namun oli hidrolis cair ini digunakan karena molekulnya lebih besar serta
lebih tahan terhadap panas. Sehingga cocok diberi tekanan tinggi tanpa
bocor.

7. Filter
Filter berfungsi menyaring segala jenis kotoran yang ikut terbawa dalam
aliran fluida agar tidak masuk ke sirkuit hidrolik. Kotoran ini akan dihalau
oleh filter sebelum oli memasuki saluran hidrolik, sehingga sistem
hidrolik akan lebih aman.

8. Oil Cooler
Pada beberapa jenis sistem hidrolik, memerlukan oil cooler sebagai
pengatur suhu fluida. Fungsi oil cooler untuk mendinginkan fluida, fluida
yang telah digunakan (diberi tekanan tinggi) suhunya akan meningkat.
Fluida dengan temperatur tinggi ini akan mengalami penurunan kualitas,
serta beresiko merusak komponen lain. Sehingga perlu didinginkan.

C. Prinsip Kerja Sistem Hidrolik


Sistem hidrolik merupakan sistem penyalur rem yang menggunakan cairan
(hydro). Cairan yang digunakan adalah sejenis fluida yang memiliki
ketahanan tinggi. Sistem pengereman hidrolik bekerja berdasarkan hukum
pascal yang berbunyi “tekanan yang diberikan pada zat cair didalam ruang
tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar dan sama rata”.
Hal menunjukan ketika pedal rem ditekan, tekanan itu akan diteruskan ke
aktuator rem dengan besar sesuai gaya penekanan pengguna terhadap pedal
rem. Hal inilah yang menjadi dasar prinsip kerja rem hidrolik.

Gambar 1. Prinsip Dasar Sistem


Hidrolik

Secara matematika prinsip kerja sistem hidrolik dapat dituliskan mengikuti


hukum pascal yaitu:
Dengan:
: gaya aksi (N)

: gaya reaksi (N)

: luas penampang aksi (m2)

: luas penampang reaksi (m2)

Tekanan yang diahsilkan yaitu:

Tekanan kerja yang dibutuhkan:

Secara garis besar, sistem hidrolik mempunyai komponen-komponen utama


sebagai berikut:
1. Tangki hidrolik (hydraulic tank) adalah sebagai tempat penampungan oli
dari sistem. Selain itu juga berfungsi sebagai pendingin oli yang
kembali.
2. Pompa hidrolik (hydraulic pump) sebagai pemindah oli dari tangki ke
dalam sistem. Dan bersama komponen lain menimbulkan hydraulic
pressure (tenaga hidrolik).
3. Control valve gunanya untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat yang
diinginkan.
4. Actuator (hydraulic cylinder) adalah sebagai perubah dari tenaga
hidrolik menjadi tenaga mekanik.
5. Main relief valve gunanya untuk membatasi tekanan maksimum yang
diijinkan dalam hydraulic system, agar sistem sendiri tidak rusak akibat
over pressure.

Selain itu juga diperlukan filter untuk menyaring kotoran - kotoran seperti
gram-gram agar tidak ikut bersirkulasi kembali. Dalam sebuah sistem
hidrolik, terjadi perubahan tenaga dari tenaga hidrolis menjadi tenaga
mekanis. Sebelum dirubah menjadi tenaga mekanis, besarnya aliran, arah
aliran dan besarnya tekanan di dalam sistem hidrolis harus diatur agar
didapatkan tenaga mekanis yang terkontrol arah gerakannya, kecepatan
geraknya ataupun besar tenaganya. Dari komponen-komponen utama tersebut
akan didapatkan suatu rangkaian hidrolik yang aliran olinya terkendali, ini
ditunjukkkan oleh gambar 3.

Gambar 2. Rangkaian Hidrolik

D. Hukum Fisika yang Dipakai dalam Sistem Hidrolik

Pada umumnya dalam memahami ilmu hidrolik diperlukan pemahaman


pengetahuan dasar seperti pengetahuan dasar hukum-hukum fisika dari
hidrostatik. Pengetahuan tentang satuan dan persamaan-persamaan hidrolik.
Pengetahuan tentang peralatan hidrolik dan pengoperasiannya pada rangkaian
hidrolik. Beberapa hukum fisika yang tekait dalam sistem hidrolik yaitu
hukum Pascal, Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada
fluida dalam sebuah wadah tertutup maka tekanannya akan diteruskan sama
besar dan merata kesemua arah”. Kemudian hukum hidrostatik berbunyi
“tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada bidang mendatar
di dalam wadah suatu jenis zat cair sejenis dalam keadaan seimbang adalah
sama”.
Setelah penemuan hukum pascal, banyak orang yang menciptakan berbagai
peralatan yang menggunakan hukum pascal sebagai konsep dasarnya. Alat ini
biasanya berguna untuk menghasilkan gaya yang besar dari input gaya yang
kecil. Peralatan yang menggunakan hukum pascal tentu saja menggunakan
cairan sebagai media utamanya, terutama air. Maka dari itulah peralatan yang
menggunakan konsep hukum pascal dikenal dengan peralatan hidrolik (hydro
= air) misalnya pompa hidrolik.

Rem adalah salah satu komponen dasar dari kendaraan bermotor, dari mobil,
sepeda motor, sepeda, sampai skuter pun pasti memiliki rem. Rem berfungsi
untuk mengurangi laju kendaraan, dan menahan kendaraan saat diparkai di
jalanan yang menurun. Tidak semua rem menggunakan prinsip hukum pascal,
kendaraan yang sederhana seperti sepeda, skuter atau bahkan masih ada
sepeda motor yang menggunakan taknik rem biasa yang hanyamemenfaatkan
konsep gaya gesek. Hal tersebut dikarenakan rumitnya peralatan rem hidrolik,
sehingga membuatnya lebih mahal daripada rem konvensional.

E. Penerapan Sistem Hidrolik


Konsep hidrolik banyak digunakan dalam peralatan yang sering kita lihat
sehari-hari, antara lain:
1. Dongkrak hidrolik ( Hydraulic Jack )
Dongkrak hidrolik adalah alat yang berguna untuk memperingan kerja
dengan menggunakan prinsip hukum pascal. Dongkrak hidrolik terdiri dari
dua tabung berhubungan yang memiliki luas penampang yang berbeda.
Masing-masing tabung ditutup dan diisi fluida. Dengan menaik turunkan
piston, maka tekanan pada tabung pertama akan dipindahkan ke tabung
kedua sehingga dapat mengangkat beban yang berat.

Gambar 3. Dongkrak Hidrolik


Cara kerjanya yaitu ketika gaya diberikan melalui tuas dongkrak untuk
menekan pengisap yang luas penampangnya kecil, tekanan ini akan
diteruskan minyak ke segala arah. Karena dinding wadah minyak terbuat
dari material yang kuat, tekanan ini tidak akan merubah bentuk wadah
(bejana). Satu-satunya jalan agar minyak mengalir adalah meneruskan
tekanan ke pengisap yang luas penampangnya lebih besar.

2. Car Lifter ( Pengangkat mobil hidrolik )

Gambar 4. Car Lifter

Di tempat pencucian
mobil atau di bengkel, sering dijumpai mobil diangkat ke atas untuk
kemudian dicuci atau diperbaiki bagian bawahnya. Adapun alat untuk
mengangkat mobil itu adalah hydraulic car lifter atau pengangkat mobil
hidrolik. Cara kerjanya sama dengan dongkrak hidrolik, yaitu
memanfaatkan hukum Pascal.

3. Rem Hidrolik
Ide tekanan zat cair diteruskan melalui zat cair juga digunakan pada mobil
untuk sistem pengereman. Setiap rem mobil dihubungkan oleh pipa-pipa
menuju ke master silinder. Pipa-pipa penghubung dan master silinder diisi
penuh dengan minyak rem.
Gambar 5. Rem Hidrolik

Ketika kita menekan pedal rem, master silinder tertekan. Tekanannya


diteruskan oleh minyak rem ke setiap silinder rem. Gaya tekan pada
silinder rem menekan sepasang sepatu rem sehingga menjepit piringan
logam. Akibat jepitan ini, timbul gesekan pada piringan yang melawan
arah gerak piringan hingga akhirnya dapat menghentikan putaran roda.

Sepasang sepatu dapat menjepit piringan dengan gaya yang besar karena
sepasang sepatu tersebut dihubungkan ke pedal rem melalui sistem
hidrolik. Disini kita menekan silinder yang luas pengisapnya lebih kecil
daripada luas pengisap rem, sehingga pada rem dihasilkan gaya yang lebih
besar. Jika luas pengisap rem dua kali luas pengisap master, maka
dihasilkan gaya rem yang dua kali lebih besar dari gaya tekan kaki pada
pedal rem.

Gesekan sepasang sepatu terhadap piringan menimbulkan panas. Oleh


karena permukaan piringan sangat luas jika dibandingkan terhadap luas
sepasang sepatu, maka panas yang timbul pada piringan segera
dipindahkan ke udara sekitarnya. Ini mengakibatkan suhu sepasang sepatu
rem hampir tetap (tidak panas).

4. Lengan Excavator

Gambar 6. Lengan
Excavator
Excavator yang beratnya 30 ton dapat dengan mudah mengangkat tanah
yang beratnya 2 ton, karena excavator didesain dengan sistem hidrolik
pada motor di bagian track dan lengan yang berfungsi mengayun dan
memindahkan beban. Dengan sistem hidrolik, mampu mengangkat beban
yang berat karena mampu menghasilkan tenaga yang besar.

5. Mesin Press Hidrolik

Gambar 7. Mesin Press Hidrolik

Mesin pres hidrolik adalah salah satu jenis


mesin pres yang banyak digunakan pada industri logam untuk membentuk
logam sesuai bentuk cetakan, juga pada industri kapas dan sabut kelapa
untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang seragam.

F. Keuntungan Sistem Hidrolik

Ada banyak keuntungan yang dapat diambil dari sistem hidrolik, yaitu
sebagai berikut:
a. memindahkan tenaga yang besar dengan menggunakan komponen yang
relatif kecil,
b. pengontrolan dan pengaturan lebih mudah,
c. mudah dipindahkan dalam arah kebalikan (reversible),
d. melumasi dan merawat sendiri (self lubricating) sehingga usia pakai lebih
panjang,
e. rancangan yang sederhana (lingkages yang rumit digantikan oleh sedikit
komponen-komponen pre-engineered),
f. fleksibilitas (komponen-komponen hidrolik bisa dipasang pada kendaraan
hanya dengan mengalami sedikit sekali masalah),
g. kehalusan (sistem hidrolik beroperasi dengan halus dan tidak bising dan
menimbulkan sedikit sekali getaran),
h. kontrol (operator melakukan kontrol relatif sedikit atas berbagai macam
kecepatan dan gaya),
i. sedikit gaya yang hilang (gaya hidrolik bisa digandakan besar sekali dan
disalurkan sepanjang badan kendaraan dengan sedikit gaya yang hilang),
j. perlindungan atas beban berlebih (sistem hidrolik dilindungi terhadap
kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban (overload damage)
dengan katup-katup yang bekerja secara otomatis).

G. Kerugian Sistem Hidrolik

Selain memiliki keuntungan, sistem hidrolik juga memiliki beberapa kerugian


yang disebabkan pengaruh tekanan dan fluida hidrolik itu sendiri yaitu antara
lain:
a. bahaya tekanan tinggi fluida hidrolik, oleh karena itu harus dipastikan
bahwa semua sambungan kuat dan tidak bocor,
b. gesekan fluida dan kebocoran akan mengakibatkan berkurangnya efisiensi,
c. fluida dari sirkuit yang tercemar oleh kotoran akan menyebabkan peralatan
hidrolik menjadi lemah dan cepat rusak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari materi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
2. Sistem hidrolik adalah suatu bentuk pemindahan daya dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh
daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.
3. Komponen utama dari sistem hidrolik diantaranya Master silinder, Brake
lines, Aktuator rem, dan Silinder Roda. Sedangkan komponen pendukung
lainnya yaitu pompa hidrolik, valve kontrol, aktuator, reservoir,
akumulator, fluida hidrolik, filter, dan pipa aliran.
4. Prinsip kerja hidrolik yaitu ketika mesin hidrolik mensupply fluida,
hidrolik bertekanan ke suatu motor hidrolik atau silinder hidrolik untuk
melakukan kerja tertentu. Motor hidrolik menghasilkan gerakan berputar
yang dapat digunakan untuk memutar beban berat. Kemudian silinder
hidrolik menghasilkan gerakan maju mundur yang banyak diaplikasikan
pada alat-alat berat.
5. Hukum fisika yang dipakai dalam sistem hidrolik yaitu Hukum Pascal dan
hukum Hidrostatis.
6. Sistem yang dikembangkan dari hukum pascal ini menjadi salah satu ilmu
yang vital penggunaannya di dunia industri. Mulai dari usaha kecil
semacam tempat pencucian mobil sampai dengan industri besar seperti
pembangkit listrik menggunakan sistem hidrolik pada beberapa alat yang
digunakan.
7. Keuntungan dari sistem hidrolik diantaranya yaitu memindahkan tenaga
yang besar dengan menggunakan komponen yang relatif kecil. Kemudian
pengontrolan dan pengaturan lebih mudah,mudah dipindahkan dalam arah
kebalikan (reversible),melumasi dan merawat sendiri (self lubricating)
sehingga usia pakai lebih panjang, dll.
8. Kerugian dari sistem hidrolik yaitu mencakup diantaranya bahaya tekanan
tinggi fluida hidrolik, oleh karena itu harus dipastikan bahwa semua
sambungan kuat dan tidak bocor. Selain itu juga, gesekan fluida dan
kebocoran akan mengakibatkan berkurangnya efisiensi, fluida dari sirkuit
yang tercemar oleh kotoran akan menyebabkan peralatan hidrolik menjadi
lemah dan cepat rusak, dll.

B. Saran
Adapun saran dari penyusun yaitu diharapkan perbaikan lagi untuk
penysunan laporan selanjutnya, dan lebih melengkapi materi. Sehingga
pembaca akan mendapat wawasan lebih luas lagi usai membaca laporan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Bayunegara, Wijaya. 2015. Matematika Sistem Hidrolik. Diakses dari


https://www.google.com/search?
q=matematika+dari+sistem+hidrolik&safe=strict&client=firef. Pada
tanggal 02 September 2018. Pukul 22.00 WIB

Herry. 2016. Pengertian Sistem Hidrolik. Diakses dari https://m-


edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-
files/kontenonline/online2008/sistemhidrolik/materi01a.html. Pada
tanggal 02 September 2018. Pukul 20.00 WIB

Kingbuster. 2015. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. diakses dari


kingbuster.blogspot.com/.../makalah-pembangkit-listrik-tenaga-panas-
bumi. Pada tanggal 26 Agustus 2018. Pada pukul 20.00 WIB

Magihot. 2016. Jenis-Jenis Energi dan Sumber-Sumber. Diakses dari


http://mangihot.blogspot.com/2016/10/jenis-jenis-energi-dan-sumber-
sumber.html. Pada tanggal 26 Agustus 2018. Pada pukul 19.00 WIB

Onny. 2018. Komponen Sistem Hidrolik. Diakses dari http://artikel-


teknologi.com/komponen-sistem-hidrolik/. Pada tanggal 02 September
2018. Pukul 20.19 WIB

Pramesthi, Pristian Anjar. 2014. Pembangkit Litrik Tenaga Panas Bumi. diakses
dari
http://pembangkitlistriktenagapanasbumi.blogspot.com/pristiananjarpram
esthi2014. Pada tanggal 26 Agustus 2018. Pada pukul 18.00 WIB

Sekarwati, Nina.2017. Penjelasan Sistem Hidrolik. Diakses dari http://www.g-


excess.com/pengertian-dan-perbedaan-sistem-hidrolik-dan-
pneumatik.html. Pada tanggal 02 September 2018. Pukul 21.00 WIB
LAMPIRAN
PERTANYAAN AUDIENC

A. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI


1. Rizka Dwiputri
Berapa kedalaman yang efisien untuk membangun PLTB?
2. Firda Dwi Fatmala
Ada tidak dampak PLTB terhadap hutan, karena mengingat pembuatan
PLTB diperlukan lahan untuk pengecoran?
3.

B. SISTEM HIDROLIK
2. Ameliya Yuni Saputri
Bagaimana hubungan hukum hidrostatis terhadap sistem hidrolik?
3. Muhammad Irfan Pratama
Dapatkan sistem hidrolik mengangkat mobil hanya dengan memberikan
satu tekanan pada satu titik?
4. Hesta Anggia Sari
Jelaskan kaitan antara komponen satu terhadap lainnya pada rangkaian
sistem hidrolik?

Anda mungkin juga menyukai