KPSP Word
KPSP Word
CA MAMMAE
2. Tanda gejala
Tonjolan pada payudara
Perlu diketahui, belum tentu setiap penonjolan pada payudara adalah kanker. Haltersebut
mungkin juga terjadi karena berbagai sebab selain kankerpayudara.Pembengkakan,
radang, penyumbatan pembuluh darah, tumor jinak dapatjuga menyebabkan tonjolan pada
payudara.
a. Putting susu mengeluarkan cairan (seperti nanah)
b. Perubahan kesimetrisan payudara
c. Perubahan temperatur kulit (hangat, panas, kemerahan)
d. Pembengkakan kelenjar-kelenjar limfe di ketiak / lengan atas.
e. Rasa sakit pada tulang karena metastasis
f. Batuk karena metastasis paru-paru
3. Penyebab
Kanker dapat disebabkan banyak faktor, antara lain :
a. Faktor external : Bahan-bahan karsinogen (Bahan kimia, radiasi, zat pewarna, minyak
jelantah, dll).
b. Faktor internal : Hormon, keturunan (riwayat keluarga seperti ibu,kakak atau adik
perempuan pernah menderita kanker), sistem kekebalan tubuh dan kondisi metabolisme
tubuh
4. Tipe ca mammae
a. Karsinoma in situ adalah kanker yang masih dini yang belum menyebar atau menyusup
keluar dari tempat asalnya.
1) Karsinoma duktal in situ (DCIS), dibagi ke dalam 2 subtipe mayor: komedo dan non
komedo.
2) Karsinoma lobular in situ (LCIS), ditandai dengan ploriferasi sel-sel di dalam
lobular payudara. LCIS biasanya temuan insidental yang umumnya terletak dalam
area multisenter penyakit dan jarang berhubungan kanker invasif.
b. Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting
susu. Sekitar 90% ca mammae merupakan karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi
sebelum maupun sesudah masa menopause, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik
kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah
tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
c. Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah
menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi
biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk
keperluan lain.
d. Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa
terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun Metastatik (menyebar ke bagian tubuh
lainnya)
e. Karsinoma medular berasal dari kelenjar susu dan tumbuh dalam kapsul di dalam
duktus. Tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat sehingga
prognosisnya lebih baik.
f. Karsinoma duktal-tubular berasal dari kelenjar susu, jarang terjadi, menempati sekitar
2% kanker. Prognosisnya sangat baik karena metastasis aksilaris secara histologi tidak
lazim.
g. Karsinoma inflamatori 1%-2% menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari ca
mammaelainnya. Tumor setemoat, nyeri tekan, payudarasecara abnormal keras dan
membesar, kulit di atas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan
retraksi puting susu.
h. Penyakit Paget’s payudara, Tipe ini jarang terjadi, gejala yang sering timbul adalah rasa
terbakar dan gatal pada payudara, tumor ini dapat duktal atau invasif. Massa sering
tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan labortorium meliputi:Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
1) Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI
2) Invasif
a) Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan
pembedahan
b) Aspirasi biopsy (FNAB)
c) Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
d) True cut / Care biopsy
e) Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu
jarum pada massa
f) Incisi biopsy
g) Eksisi biopsy
6. Penatalaksanaan
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan paliatif (non pembedahan). Penanganan
kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi parsial, mastektomi total,
mastektomi radikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker. Penanganan non
pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.
7. Pathway
8. Diagnosis keperawatan
a. Ansietas (pre op)
b. Risiko infeksi (intra op)
c. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (post op)
9. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Ansietas NOC: NIC:
(Pre op) 1. Axiety self Anxiety Self-Control
control Definisi : Meminimalkan
2. Anxiety level
kekhawatiran, ketakutan, firasat, atau
3. Coping
Kriteria hasil: kesulitan yang berhubungan dengan
1. Klien mampu suatu hal yang tidak terdefinisikan
mengidentifikasi dalam mengantisipasi suatu hal yang
dan membahayakan.
mengungkapkan
Aktivitas :
gejala cemas.
2. Mengidentifikasi 1. Menjadi pendengar yang baik
, dengan penuh perhatian.
mengungkapkan 2. Membangun kepercayaan.
dan 3. Membantu pasien
menunjukkan mengidentifikasi situasi yang
teknik untuk dapat menyebabkan ansietas.
mengontrol 4. Instruksi klien untuk mengunakan
cemas teknik relaksasi kaji pola verbal
3. Vital sign dan non-verbal.
4. Postur tubuh, 5. Identifikasi ketika level ansietas
ekspresi wajah berubah.
dan tingkat 6. Kontrol stimulus yang dapat
aktivitas menyebabkan ansietas sesuai
menunjukkan kebutuhan klien.
berkurangnya 7. Kaji tingkat perspektif klien, pada
kecemasan. situasi yang membuat stress.
Berikan informasi yang benar
berhubungan dengan diagnosis,
pengobatan dan perawatan prognosis.
Administrasi analgetik :.
1. Cek program pemberian
analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
2. Cek riwayat alergi.
3. Monitor V/S
4. Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
5. Evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala efek samping.
DAFTAR PUSTAKA
1. Digiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Rapha.
2. Nurarif , A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revsi Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction.