Anda di halaman 1dari 10

AKAD PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

Nomor : _____________________________
Bismillahirrahmaanirrahim
“ Hai orang- orang yang beriman, sempurnakanlah akad-akad ( Akad ) itu “( Q.S. Al-Maidah ayat :
1)
“ Barang siapa meminjam dengan tekad mengembalikan, maka Allah akan membantu
melunasinya.
Dan barang siapa meminjam dengan niat tidak mengembalikannya, maka Allah akan
membuatnya bangkrut “
( HR. Bukhari dari Abu Hurairah )
Rasulullah Saw bersabda ; “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman ; “ Aku pihak ketiga
dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya “ ( H.R.
Abu Daud dari Abu Hurairah)

Dengan memohon petunjuk dan ridho Allah SWT, pada hari ini ___________ tanggal ___________ bertepatan
dengan tanggal ___________ H, masing-masing yang bertandatangan di bawah ini :

1. Tuan ASWAD HELLU, dalam hal ini bertindak dalam kedudukannnya selaku Direktur Perseroan
Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berkah Ramadhan, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat tertanggal …. Nomor …, yang dibuat di hadapan …………, Notaris di Kabupaten Tangerang, dengan
demikian berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan beserta perubahan-perubahannya yang terakhir telah
mendapat Persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
………….. tanggal …………., berwenang bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Berkah Ramadhan, berkedudukan di Tangerang, Komplek Islamic Village,
untuk selanjutnya disebut Bank.

2. ___________________, pekerjaan ___________, pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor


___________, beralamat di ___________, RT ___________, RW ___________, Desa/Kelurahan
___________, Kecamatan ___________, Kabupaten/Kota ___________, Provinsi ___________. Yang
mendapat persetujuan dari suami/istrinya _____________, Pekerjaan ________________, pemegang
Kartu Tanda Penduduk Nomor __________________, yang bertempat tinggal sama dengan suami/istri
tersebut (kalau ada persetujuan suami/istri). Dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri (jika tidak ada
persetujuan). Selanjutnya disebut Nasabah.

Para Pihak bilamana disebut secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut Para Pihak.

Para pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa, NASABAH dalam rangka mengembangkan kegiatan usahanya telah mengajukan permohonan
kepada BANK untuk memperoleh fasilitas Pembiayaan Musyarakah yang pendapatan/keuntungannya akan
dibagi secara bagi hasil (syirkah) yang seimbang (proportional) antara BANK dan NASABAH sesuai dengan
besarnya Pembiayaan dari BANK dan Modal dari NASABAH.

2. Bahwa untuk maksud tersebut, BANK sepakat dan berjanji, serta dengan ini mengikatkan diri untuk
memberikan Pembiayaan dengan syarat-syarat dan ketentuan yang termaktub dalam Akad ini.
3. Selanjutnya kedua belah pihak setuju menuangkan kesepakatan ini dalam Akad Pembiayaan
Musyarakah (selanjutnya disebut “Akad”) dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
DEFINISI

1. Musyarakah : Akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal
(syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha (masyru) yang halal dan produktif.

2. Syari’ah: adalah Hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan ar-Ra’yu yang mengatur segala hal
yang mencakup bidang ‘ibadah mahdhah dan ‘ibadah muamalah.

3. Nisbah: adalah Bagian dari hasil pendapatan/ keuntungan yang menjadi hak NASABAH dan BANK
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara NASABAH dan BANK.

4. Bagi Hasil: adalah Pembagian atas pendapatan/keuntungan antara NASABAH dan BANK yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara NASABAH dengan BANK.

5. Pendapatan: adalah seluruh penerimaan yang diperoleh dari hasil usaha yang dijalankan Nasabah
dengan menggunakan modal secara patungan dari yang disediakan oleh Para Pihak sesuai dengan Akad
ini.

6. Pembukuan Pembiayaan adalah :Pembukuan atas nama NASABAH pada BANK yang khusus
mencatat seluruh transaksi NASABAH sehubungan dengan Pembiayaan, yang merupakan bukti sah atas
segala kewajiban pembayaran, sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya.

7. Keuntungan: adalah Pendapatan sebagaimana dimaksud dalam butir 8 Pasal 1 Akad ini dikurangi
dengan biaya-biaya sebelum dipotong pajak.

8. Dokumen Jaminan: adalah Segala macam dan bentuk surat bukti tentang kepemilikan atau hak-hak
lainnya atas barang yang dijadikan jaminan dan akta pengikatannya guna menjamin terlaksananya
kewajiban NASABAH terhadap BANK berdasarkan Akad ini.

9. Jangka Waktu Akad adalah : Masa berlakunya Akad ini sesuai dengan yang ditentukan dalam Pasal 4
Akad ini.

10. Cidera Janji adalah keadaan tidak dilaksanakannya sebahagian atau seluruh kewajiban Nasabah yang
menyebabkan Bank dapat menghentikan seluruh atau sebagian pembayaran atas harga beli barang
termasuk biaya-biaya yang terkait, serta sebelum berakhirnya jangka waktu Akad ini menagih dengan
seketika dan sekaligus jumlah kewajiban Nasabah kepada Bank.

PASAL 2
PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAAN

1. Para Pihak sepakat dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa untuk
membiayai usaha yang permohonannya telah diajukan oleh Nasabah kepada Bank sebagaimana yang
dilampirkan pada Permohonan Pembiayaan dan karenanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari Akad ini. Para Pihak masing-masing akan menyediakan sejumlah uang sebagai penyertaan modal,
yaitu Bank sebesar Rp. ___________________ (---jumlah uang dalam huruf---), dan Nasabah sebesar Rp.
___________________ (---jumlah uang dalam huruf---) yang masing-masing dan berturut-turut merupakan
____% (________ persen) dan ____% (________ persen) dari seluruh jumlah modal yang dibutuhkan
untuk menjalankan usaha atau proyek tersebut.

2. Jumlah pembiayaan yang diberikan Bank kepada Nasabah adalah sebesar Rp. __________ (---jumlah
uang dalam huruf---).

3. Sebelum bank mememberikan pembiayaan sebagaimana yang disebutkan pada butir 2 dalam
Pasal ini, Nasabah terlebih dahulu harus membuka rekening di Bank dan memasukkan dana
sebagai penyertaan modal Nasabah ke dalam rekening tersebut.

4. Tujuan pembiayaan adalah untuk ________________.

5. Setiap pengeluaran harus di setujui oleh Bank berdasarkan anggaran yang dibuat oleh
Nasabah dan telah disetujui oleh Bank, dan dipergunakan sesuai dengan mata anggaran
tersebut dalam rangka mencapai tujuan pembiayaan yang telah disepakati.

PASAL 3
BIAYA-BIAYA LAIN

Nasabah wajib membayar kepada Bank secara bayar dimuka biaya-biaya sebagai berikut :
a. Biaya Administrasi dan Survey Rp. ____________,-
b. Biaya Pembukaan Tabungan Rp. ____________,-
c. Biaya Asuransi Bringin Life Syariah Rp. ____________,-
d. Biaya Notaris Rp. ____________,-
e. Materai Rp. ____________,- +
Total Rp. ____________,-

PASAL 4
JANGKA WAKTU KERJA SAMA USAHA

Akad ini berlangsung untuk jangka waktu ____ (___________) bulan, terhitung sejak tanggal Akad ini
ditandatangani oleh Para Pihak dan berakhir pada tanggal ____ (___________).

PASAL 5
PENARIKAN PEMBIAYAAN

Dengan tetap memperhatikan dan menaati ketentuan-ketentuan tentang pembatasan penyediaan dana yang
ditetapkan oleh yang berwenang, Bank berjanji untuk mengizinkan Nasabah menarik pembiayaan, setelah
Nasabah memenuhi seluruh persyaratan sebagai berikut :

1. Menyerahkan anggaran pembiayaan secara rinci untuk diteliti dan disetujui oleh Bank. Bank
dapat secara sepihak tidak menyetujui anggaran tersebut, jika bank menganggap bahwa
anggaran tersebut tidak sesuai atau tidak realistis dalam rangka mencapai keberhasilan dari
tujuan pembiayaan.

2. Penarikan fasilitas harus dilakukan bertahap sesuai dengan anggaran pembiayaan yang
disetujui, dan berdasarkan prestasi yang telah dicapai, kecuali untuk penarikan pertama kali
sesuai yang telah disetujui.
3. Anggaran tersebut pada butir 1 Pasal ini harus diserahkan ketika Nasabah meminta
pembiayaan kepada Bank, dan diteliti selama proses pemberian persetujuan dilakukan oleh
Bank.

4. Untuk penarikan pertama dari jumlah pembiayaan yang telah disetujui, Nasabah harus
melampirkan Anggaran yang telah disetujui pada saat memohon penarikan fasilitas yang telah
disetujui.

5. Untuk penarikan selanjutnya setelah penarikan pertama , menyerahkan kepada Bank


Permohonan Penarikan Fasilitas dengan melampirkan Laporan Realisasi Pembiayaan dengan
mencantumkan dana yang telah digunakan dan penggunaannya, dan melaporkan prestasi yang
telah dicapai serta pekerjaan berikutnya yang akan dilakukan.sesuai dengan tujuan
penggunaannya.

6. Menyerahkan kepada Bank seluruh dokumen Nasabah, termasuk dan tidak terbatas pada dokumen-
dokumen jaminan yang berkaitan dengan Akad ini.

7. Bukti-bukti tentang kepemilikan atau hak lain atas barang jaminan, serta akta-akta pengikatan
jaminannya.

8. Terhadap setiap penarikan sebagian atau seluruh Pembiayaan, Nasabah berkewajiban membuat dan
menandatangani surat tanda bukti penerimaan uangnya, dan menyerahkannya kepada Bank.

9. Sebagai bukti diserahkannya setiap surat, dokumen, bukti kepemilikan atas jaminan, dan/atau akta
dimaksud oleh Bank, Bank berkewajiban untuk menerbitkan dan menyerahkan tanda bukti penerimaannya
kepada Nasabah.

PASAL 6
KESEPAKATAN NISBAH BAGI HASIL

1. Nasabah dan Bank sepakat dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa Nisbah
dari Para Pihak adalah:
a. ___% (_________ persen) dari pendapatan/keuntungan untuk Nasabah;
b. ___% (_________ persen) dari pendapatan/keuntungan untuk Bank.

2. Nasabah dan Bank juga sepakat dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa
pelaksanaan Bagi Hasil akan dilakukan pada tanggal….

3. Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, untuk menyerahkan anggaran atau perhitungan
usaha yang dibiayai dengan fasilitas Pembiayaan berdasarkan Akad ini, secara periodik pada tiap-tiap
bulan, selambat-lambatnya pada hari kelima bulan berikutnya.
Pasal 7
KEWAJIBAN NASABAH

Sehubungan dengan fasilitas Pembiayaan oleh BANK kepada NASABAH berdasarkan Akad ini, NASABAH
berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk:

1. Mengembalikan seluruh jumlah pokok Pembiayaan berikut bagian dari pendapatan/keuntungan BANK
sesuai dengan Nisbah pada saat jatuh tempo sebagaimana ditetapkan pada Berita Acara yang dilekatkan
pada dan karenanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Akad ini.

2. Memberitahukan secara tertulis kepada BANK dalam hal terjadinya perubahan yang menyangkut
NASABAH maupun usahanya.

3. Melakukan pembayaran atas semua tagihan dari pihak ketiga melalui rekening NASABAH BANK.

4. Membebaskan seluruh harta kekayaan milik NASABAH dari beban penjaminan terhadap pihak lain,
kecuali penjaminan bagi kepentingan BANK berdasarkan Akad ini.

5. Mengelola dan menyelenggarakan pembukuan atas Pembiayaan secara jujur dan benar dengan itikad
baik dalam pembukuan tersendiri.

6. Menyerahkan kepada BANK perhitungan usahanya yang difasilitasi Pembiayaannya berdasarkan yang
ditetapkan dalam Pasal 5 akad ini.

7. Menjalankan usahanya menurut ketentuan-ketentuan, atau setidak-tidaknya, tidak menyimpang atau


bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.

PASAL 8
PEMBAYARAN KEMBALI

1. Nasabah wajib mengangsur seluruh pembiayaan yang telah diberikan dalam Waktu Kerja Sama yang
disebutkan pada Pasal 4 Akad ini, dengan angsuran pokok pembiayaan Rp……. (---jumlah uang dalam
huruf---)per bulan, beserta Rp.…(---jumlah uang dalam huruf---) bagi hasil bulan yang berjalan dimulai pada
tanggal……, dan dibayarkan pada setiap tanggal……

2. Nasabah wajib membayar kembali jumlah keseluruhan pembiayaan sebagaimana diatur dalam Pasal 2
perjanjian ini saat jatuh tempo pada tanggal _________ serta membayar pokok pembiayaan yang tersisa
beserta bagi hasil bulan terakhir sebesar Rp. __________ (---jumlah uang dalam huruf---).

3. Pembayaran kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus dilunasi selambat-
lambatnya sesuai dengan jadwal angsuran yang disepakati yaitu pada tanggal __ (____________).

4. Nasabah wajib memiliki buku tabungan di BPRS Berkah Ramadhan atas namanya sendiri untuk
melakukan pembayaran kembali.
5. Buku tabungan yang dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini terdaftar atas nama ______________ dengan
nomor rekening ______________.

6. Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening Nasabah di Bank, maka dengan ini Nasabah
memberikan kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-sebab yang ditentukan dalam pasal 1813 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata kepada Bank untuk mendebet rekening Nasabah guna
membayar/melunasi kewajiban Nasabah kepada Bank.

7. Nasabah juga bisa melakukan pembayaran angsuran dengan cara:


a. Melakukan pembayaran secara tunai melalui teller pada kantor pusat dan/atau kantor cabang
Bank berada;
b. Melakukan pembayaran secara transfer dengan sistem Virtual Account (VA) melalui:
- ATM CIMB Niaga dengan kode bank 5759 disertai 10 digit nomor rekening Nasabah di BPRS
Berkah Ramadhan;
- ATM bersama dengan kode bank CIMB Niaga 022 ditambah kode bank 5759 disertai 10 digit
nomor rekening Nasabah di BPRS Berkah Ramadhan.
c. Melakukan pembayaran rekening Giro, melalui bank:
- Bank BCA dengan nomor rekening 8840590900 atas nama Bprs Berkah Ramadhan, PT
- Bank Syariah Mandiri dengan nomor rekening 7002880312 atas nama Bprs Berkah
Ramadhan, PT
- Bank Muamalat Indonesia dengan nomor rekening 3030065400 atas nama Berkah
Ramadhan, BPRS
- Bank Cimb Niaga Syariah dengan nomor rekening 860003689400 atas nama Syariah Berkah
Ramadhan

8. Apabila Nasabah membayar kembali atau melunasi Pembiayaan yang difasilitasi oleh Bank lebih awal
dari waktu yang diperjanjikan, maka tidak berarti pembayaran tersebut akan menghapus atau mengurangi
bagian dari pendapatan/keuntungan yang menjadi hak Bank sebagaimana telah ditetapkan dalam
Perjanjian ini
.
9. Nasabah diwajibkan memiliki saldo rekening yang terdapat di Bank Syariah BPRS Berkah Ramadhan
sebesar 1 (satu) kali angsuran untuk mencegah terjadinya tunggakan pembiayaan.

10. Nasabah diwajibkan untuk menyimpan dengan baik dan tertib semua bukti pembayaran yang
berhubungan dengan pembayaran kewajiban pembiayaannya dan wajib untuk memperlihatkan kepada
Bank, apabila diminta oleh Bank.

11. Jika terjadi perbedaan jumlah pembiayaan oleh Nasabah dan Bank, maka rekonsiliasi atau persamaan
yang digunakan adalah data sistem Bank.

PASAL 9
JAMINAN DAN PENGIKATANNYA

1. Guna menjamin pembayaran kembali Pembiayaan Murabahah Musyarakah, Nasabah wajib


menyerahkan jaminan berupa:
- Segala harta kekayaan nasabah, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang

sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari menjadi jaminan guna pelunasan

pembiayaan nasabah;

- (Sebutkan jaminannya apa).

2. Seluruh biaya yang diperlukan dalam pengikatan jaminan termasuk di dalamnya biaya-biaya Notaris,
PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah), pungutan-pungutan Pemerintah seperti bea meterai dan bea
pendaftaran/pencatatan di Kantor Pertanahan dan lain sebagainya menjadi tanggungan Nasabah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Akad ini.

3. Penarikan fasilitas pembiayaan hanya dapat dilakukan sejauh jaminan yang diberikan di atas telah
diikat secara yuridis sempurna, sesuai dengan jenis jaminan yang diberikan.

4. Nasabah wajib memberikan keterangan-keterangan secara benar atas pertanyaan-pertanyaan pihak


Bank dalam rangka pengawasan dan pemeriksaan jaminan.

Pasal 10
PERNYATAAN DAN PENGAKUAN NASABAH

NASABAH dengan ini menyatakan pengakuan dengan sebenar–benarnya serta menjamin kepada BANK,
sebagaimana BANK menerima pernyataan dan pengakuan NASABAH, bahwa:

1. NASABAH adalah Perseorangan/Badan Usaha yang tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia.

2. Pada saat ditandatanganinya Akad ini, NASABAH tidak sedang mengalihkan, menjaminkan dan/atau
memberi kuasa kepada orang lain untuk mengalihkan dan/atau menjaminkan atas sebagian atau seluruh
dari hartanya, termasuk dan tidak terbatas pada piutang dan/atau claim asuransi, tidak dalam keadaan
berselisih, bersengketa, gugat–menggugat di muka atau di luar lembaga peradilan atau arbitrase, berutang
pada pihak lain, diselidik atau dituntut oleh pihak yang berwajib, baik pada saat ini atau pun dalam masa
penundaan, yang dapat mempengaruhi aset, keadaan keuangan, dan/atau mengganggu jalannya usaha
NASABAH.

3. NASABAH memiliki semua perizinan yang berlaku untuk menjalankan usahanya.

4. Orang – orang yang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili dan/atau yang diberi kuasa oleh
NASABAH adalah sah dan berwenang, serta tidak dalam tekanan atau paksaan dari pihak manapun.

5. NASABAH mengizinkan BANK pada saat ini dan untuk selanjutnya selama berlangsungnya Akad, untuk
memasuki tempat usaha dan tempat–tempat lain yang berkaitan dengan usaha NASABAH, mengadakan
pemeriksaan terhadap pembukuan, catatan–catatan, transaksi, dan/atau kegiatan lainnya yang berkaitan
dengan usaha berdasarkan Akad ini, baik langsung maupun tidak langsung.

PASAL 11
PERISTIWA CIDERA JANJI

Menyimpang dari ketentuan dalam pasal 2 Perjanjian ini, Bank berhak untuk menuntut/menagih pembayaran
dari Nasabah dan/atau siapapun juga yang memperoleh hak darinya, atas sebagian atau seluruh jumlah
kewajiban Nasabah kepada Bank berdasarkan Akad ini, untuk dibayar dengan seketika dan sekaligus, tanpa
diperlukan adanya surat pemberitahuan, surat teguran, atau surat lainnya, apabila terjadi salah satu hal atau
peristiwa terebut di bawah ini:

1. Nasabah tidak melaksanakan pemayaran atas kewajibannya kepada Bank sesuai dengan saat yang
ditetapkan dalam pasal 2 dan pasal 6 Akad ini.

2. Dokumen, surat-surat bukti kepemilikan atau hak lainnya atas barang-barang yang dijadikan jaminan,
dan/atau pernyataan pengakuan sebagaimana tersebut pada Pasal 9 Akad ini ternyata palsu atau tidak
benar isinya, dan/atau Nasabah melakukan perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Sebagian atau seluruh harta kekayaan Nasabah disita oleh pengadilan atau pihak yang berwajib;

4. Nasabah berkelakuan sebagai pemboros, pemabuk, ditaruh di bawah pengampuan, dalam keadaan
insolvensi, dinyatakan pailit, atau dilikuidasi.

PASAL 12
PELANGGARAN-PELANGGARAN

Nasabah dianggap telah melanggar syarat-syarat dalam Akad ini apabila Nasabah terbukti melakukan salah satu
dari perbuatan-perbuatan atau lebih sebagai berikut :

1. Menggunakan Pembiayaan yang diberikan Bank di luar tujuan atau rencana kerja yang telah mendapat
persetujun tertulis dari Bank.

2. Melakukan pengalihan usaha dengan cara apapun, termasuk dan tidak terbatas pada melakukan
penggabungan, konsolidasi, dan/atau akuisisi dengan pihak lain.

3. Menjalankan usahanya tidak sesuai dengan ketentuan yang diharuskan Bank.

4. Melakukan pendaftaran untuk memohon dinyatakan pailit oleh Pengadilan.

5. Lalai tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain.

6. Menolak atau menghalang-halangi Bank dalam melakukan pengawasan dan/atau pemeriksaan


sebagaimana diatur dalam pasal 13 Akad ini.

PASAL 13
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

Bank atau Kuasanya berhak untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pembukuan dan jalannya
pengelolaan usaha yang difasilitasi oleh Bank berdasarkan Akad ini, serta hal-hal lain yang berkaitan langsung
atau tidak langsung dengannya, termasuk dan tidak terbatas pada pembuat fotokopinya.
PASAL 15
ASURANSI

NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menutup asuransi berdasar Syari’ah atas bebannya
terhadap seluruh barang yang menjadi jaminan bagi Pembiayaan berdasar Akad ini, pada perusahaan asuransi
yang ditunjuk oleh BANK, dengan menunjuk dan menetapkan BANK sebagai pihak yang berhak menerima
pembayaran claim asuransi tersebut (banker’s clause).

PASAL 14
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Nasabah dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi
kewajiban yang tercantum dalam Akad ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar
kekuasaan masing-masing pihak yang digolongkan sebagai Keadaan Memaksa (Force Majeure).

2. Peristiwa yang dapat digolongkan Keadaan Memaksa (Force Majeure) adalah adanya bencana alam
seperti gempa bumi, topan, banjir atau hujan terus menerus, wabah penyakit, adanya perang, peledakan,
sabotase, revolusi, pemberontakan, huru hara, adanya tindakan pemerintahan dalam bidang ekonomi dan
moneter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan Akad ini.

3. Apabila terjadi maka pihak yang lebih dahulu mengetahui wajib memberitahukan kepada pihak lainnya
selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya Keadaan Memaksa (Force
Majeure).

4. Keadaan Memaksa (Force Majeure) sebagaimana dimaksud Ayat (2) tersebut di atas, tidak
menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan Kahar/Force Majeure berakhir dan
kondisinya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh Nasabah maka
Para Pihak akan melanjutkan pelaksanaan Akad ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
Akad ini.

Pasal 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami atau menafsirkan bagian-bagian dari isi, atau
terjadi perselisihan dalam melaksanakan Perjanjian ini, maka NASABAH dan BANK akan berusaha untuk
menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.

2. Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan melalui musyawarah untuk
mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati oleh kedua belah pihak, maka dengan ini NASABAH
dan BANK sepakat untuk menunjuk dan menetapkan serta memberi kuasa kepada BADAN ARBITRASE
SYARIAH NASIONAL (BASYARNAS) untuk memberikan putusannya, menurut tata cara dan prosedur
berarbitrase yang ditetapkan oleh dan berlaku di badan tersebut. Putusan BADAN ARBITRASE SYARIAH
NASIONAL (BASYARNAS) bersifat final dan mengikat.

PASAL 16
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Akad ini akan dituangkan dalam surat
menyurat antara Para Pihak yang selanjutnya disetujui oleh Para Pihak, menjadi satu kesepakatan yang
tidak dapat dipisahkan dengan perjanjian ini.

2. Dalam pelaksanaan Akad ini tidak diharapkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebab dasar Akad ini
adalah semata-mata karena Allah SWT, namun apabila karena kehendak-Nya pula terjadi permasalahan,
para pihak setuju menyelesaikannya dengan cara musyawarah untuk mufakat dan jika tidak tercapai
kesepakatan maka para pihak setuju menyerahkannya kepada pihak yang berwenang atau melalui prosedur
Badan Arbitrasi Syariah Nasional (BASYARNAS) dalam hal keputusan BASYARNAS tidak dilaksanakan
maka para pihak memilih kedudukan hukum yang tetap dan umumnya di kantor Pengadilan Agama
Tangerang di Tangerang.

PASAL 17
PENUTUP

1. Apabila ada hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Akad ini, maka NASABAH dan BANK
akan mengaturnya bersama secara musyawarah untuk mufakat untuk suatu Addendum.

2. Tiap Addendum dari Akad ini, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam Akad ini.

3. Surat Akad ini dibuat dan ditandatangani oleh NASABAH dan BANK diatas kertas yang bermaterai
cukup dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing berlaku sebagai aslinya.

Demikian Akad ini dibuat dengan itikad baik untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh Para Pihak, dibuat dalam
rangkap 2 (dua) yang masing-masing sama bunyinya, bermaterai cukup, mempunyai kekuatan hukum yang
sama untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dengan sadar, dan tanpa ada unsur paksaan dari pihak
manapun.

BANK NASABAH

(Perwakilan Bank) (Nama Nasabah)


Jabatan
SAKSI-SAKSI

Saksi 1 Saksi 2

Anda mungkin juga menyukai