Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISIS KASUS

Tn. JWA datang dengan keluhan sesak semakin bertambah sejak ±1 hari
SMRS. Keluhan sesak dapat berasal dari gangguan organ paru, jantung, ginjal
maupun kelainan metabolik. Keluhan sesak yang disertai batuk kronis, diikuti gejala
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan yang cukup signifikan tanpa
penyebab yang jelas dan disertai gejala sistemik berupa malaise, keringat malam, dan
anoreksia dapat menggambarkan bahwa keluhan sesak berasal dari organ paru. Batuk
produktif kronis lebih dari 2 minggu, dengan penurunan nafsu makan dan berat badan
tanpa penyebab yang jelas dapat mengarah pada penyakit Tuberkulosis.
Pasien datang dengan membawa obat OAT yang sudah dikonsumsi selama 7
hari, yang berarti diagnosis TB sudah ditegakkan sebelumnya. Pasien datang kembali
ke RS dengan keluhan sesak yang semakin hebat dan demam tinggi. Demam tinggi
dapat menandakan adanya suatu infeksi sekunder yang diderita pasien karena adanya
imunocompromised dengan konsumsi OAT. Berdasarkan hasil rontgen ditemukan
adanya cavitas dan infiltrate di paru yang pasien, kemungkinan infeksi sekunder yang
diderita pasien adalah pneumonia yang harus dibuktikan dahulu dengan kultur
sputum pasien.
Tuberkulosis dan pneumonia merupakan infeksi yang mengenai parenkim
paru. Tuberkulosis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri penyebab masuk tubuh melalui udara
pernafasan selanjutnya menginfeksi paru, kemudian terjadi reaksi inflamasi yang
menyebabkan jaringan paru mengalami kematian sel atau kerusakan jaringan
(nekrosis pengkijuan). Kuman Tb sangat mudah menular dan dapat bertahan di udara
selama beberapa jam, sedangkan pneumonia merupakan infeksi saluran napas bawah
akut (ISNBA), infeksi ini dapat mengenai parenkim paru, bagian distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratori dan alveoli,

33
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas. Secara kinis
pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
Penegakkan diagnosis TB paru dapat ditegakkan dengan gambaran klinis
(anamnesis dan pemeriksaan fisik) yang mengarah pada manifestasi klinis TB paru
diperkuat dengan hasil pemeriksaan penunjang berupa sputum BTA dan foto thorax,
sedangkan penegakkan diagnosis pneumonia ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik (gambaran klinis) diperkuat dengan pemeriksaan penunjang salah
satunya dengan foto thorax. Hasil anamnesis menggambarkan gambaran klinis TB
paru dan suspek infeksi sekuder. Dari pemeriksaan fisik paru ditemukan stem
fremitus memurun (+) pada seluruh lapangan paru kiri. Pada auskultasi didapatkan
vesikuler menurun dan ronkhi (+/+) pada apeks paru, wheezing negatif. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan foto thoraks. Diagnosis fisik yang mengarah pada diagnosis
TB paru dan pneumonia diperkuat dengan hasil foto thoraks berupa gambaran infiltrat
dan perselubungan pada apeks paru dekstra-sinistra dapat ditegakkan diagnosis pasien
menderita TB paru dan pneumonia. Pasien sedang mendapat terapi OAT (7 hari).
Infeksi sekunder yang diderita pasien merupakan salah satu penyebab pasien dating
kembali ke RS dan dirawat.
Pengobatan TB paru berdasarkan apakah penderita termasuk dalam TB paru
kasus baru, kasus lalai, kasus kambuh atau kasus gagal. Pasien yang sedang mendapat
terapi OAT dan baru pertama kali didiagnosis menderita TB paru bisa disimpulkan
bahwa pasien merupakan penderita TB paru kasus baru on therapy OAT. Semua
pasien TB (termasuk mereka yang terinfeksi HIV) yang belum pernah diobati harus
diberi panduan obat lini pertama, yaitu fase awal (intensif) 2 bulan isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, dan etambutol dan fase lanjutan 4 bulan isoniazid dan
rifampisin, atau pemberian isoniazid dan etambutol. Dosis OAT yang diberikan harus
mengikuti anjuran internasional dan dalam kombinasi dosis tetap (KDT). KDT yang
diberikan yaitu Rimfastar 1xIII sehari dan untuk pengobatan infeksi sekunder dapat
menggunakan antibiotik. Antibiotik yang dipilih dapat mengacu sebaran terbanyak

34
kuman tersering yang menyerang rumah sakit tertentu. Antibiotik injeksi yang sering
digunakan yaitu ceftriaxone 2 x 1 gram per hari.
Pengobatan awal secara signifikan meningkatkan kemungkinan prognosis
jangka panjang positif. Pasien Tb harus mematuhi regimen obat yang diresepkan,
jadwal pengobatan, dan dosis. Kepatuhan pasien terhadap pengobatan akan
memberikan prognosis yang positif. Penting untuk member edukasi yang jelas pada
pasien dan keluarga pasien tentang penyakit dan kepatuhan pasien mengkonsumsi
regimen obat selama 6 bulan akan memberikan prognosis yang positif terhadap
pasien ini.

35

Anda mungkin juga menyukai