TINJAUAN PUSTAKA
3.1.2 Patofisiologi
Penyakit paru kronis akan mengakibatkan: (1) berkurangnya “vascular bed”
paru, dapat disebabkan oleh semakin terdesaknya pembuluh darah oleh paru yang
mengembang atau kerusakan paru; (2) asidosis dan hiperkapnia; (3) hipoksia
alveolar yang akan merangsang vasokonstriksi pembuluh paru; (4) polisitemia dan
hiperviskositas darah. Keempat kelainan ini akan menyebabkan timbulnya
timbulnya hipertensi pulmonal. Dalam jangka panjang akan mengakibatkan
hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan dan kemudian akan berlanjut menjadi gagal
jantung kanan.1
3.1.3 Diagnosis
Diagnosis kor pulmonal pada PPOK ditegakkan dengan menemukan tanda
PPOK; asidosis dan hiperkapnia, hipoksia, polisitemia dan hiperviskositas darah;
hipertensi pulmonal, hipertrofi/dilatasi ventrikel kanan dan gagal jantung kanan. 15
3.2 HIPERTENSI
3.2.1 Definisi
3.2.2 Klasifikasi
3.2.3 Patofisiologi
3.2.4 Penatalaksanaan
The Eight Joint National Committee (JNC VIII) tahun 2014 telah
mengeluarkan guideline terbaru mengenai tatalaksana hipertensi atau tekanan
darah tinggi. Secara umum, JNC 8 memberikan rekomendasi 9 terbaru terkait
dengan target tekanan darah dan golongan obat hipertensi yang
direkomendasikan.6,7
Dalam guideline JNC 8 modiñkasi gaya hidup tidak dibahas secara detail,
mungkin tetap mengacu pada modiñkasi gaya hidup dalam JNC 7 dan beberapa
panduan lain.7
1. Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20
mmHg/penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pinggang <94 cm untuk laki-
laki dan <80 cm untuk wanita indeks massa tubuh <25 kg/m2. Rekomendasi
penurunan berat badan meliputi nasihat mengurangi asupan kalori dan juga
meningkatkan aktivitas ñsik.
2. Adopsi pola makan DASH(Dietary Approaches to Stop Hypertension) dapat
menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg. Lebih banyak makan buah,
sayur-sayuran, dan produk susu rendah lemak dengan kandungan lemak
jenuh dan total lebih sedikit, kaya potassium dan calcium.
3. Restriksi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8 mmHg.
Konsumsi sodium chloride ≤6 g/hari (100 mmol sodium/hari).
Rekomendasikan makanan rendah garam sebagai bagian pola makan sehat.
4. Aktivitas ñsik dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mmHg.
Lakukan aktivitas fisik intensitas sedang pada kebanyakan, atau setiap hari
pada 1 minggu (total hariandapat diakumulasikan, misalnya 3 sesi @10
menit).
5. Pembatasan konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-4
mmHg. Maksimum 2 minuman standar/hari: 1 oz atau 30 mL ethanol;
misalnya bir 24 oz, wine 10 oz, atau 3 oz 80-proof whiskey untuk pria, dan
1 minuman standar/hari untuk wanita.
6. Berhenti merokok untuk mengurangi risiko kardiovaskuler secara
keseluruhan.
3.3 TUBERKULOSIS PARU
3.3.1 Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah TB yang berlokasi
pada parenkim (jaringan) paru. Milier TB dianggap sebagai TB paru karena
adanya lesi pada jaringan paru. 8
3.3.2 Diagnosis20
d. Chylotoraks
Kilotoraks adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan kil/getah
bening pada rongga pleura. Adapun sebab-sebab terjadinya kilotoraks antara lain4
:
Kongenital, sejak lahir tidak terbentuk (atresia) duktus torasikus, tapi
terdapat fistula antara duktus torasikus rongga pleura.
Trauma yang berasal dari luar seperti penetrasi pada leher dan dada, atau
pukulan pada dada (dengan/tanpa fratur). Yang berasal dari efek operasi
daerah torakolumbal, reseksi esophagus 1/3 tengah dan atas, operasi leher,
operasi kardiovaskular yang membutuhkan mobilisasi arkus aorta.
Obstruksi Karena limfoma malignum, metastasis karsinima ke
mediastinum, granuloma mediastinum (tuberkulosis, histoplasmosis).
Penyakit-penyakit ini memberi efek obstruksi dan juga perforasi terhadap
duktus torasikus secara kombinasi. Disamping itu terdapat juga penyakit
trombosis vena subklavia dan nodul-nodul tiroid yang menekan duktus
torasikus dan menyebabkan kilotoraks.1,2
3.4.2 Fisiologi
Cairan pleura berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan pleura
parietalis dan pleura viseralis bergerak selama pernapasan dan untuk mencegah
pemisahan toraks dan paru yang dapat dianalogkan seperti dua buah kaca objek
yang akan saling melekat jika ada air. Kedua kaca objek tersebut dapat bergeseran
satu dengan yang lain tetapi keduanya sulit dipisahkan.
Cairan pleura dalam keadaan normal akan bergerak dari kapiler di dalam
pleura parietalis ke ruang pleura kemudian diserap kembali melalui pleura
viseralis. Masing-masing dari kedua pleura merupakan membran serosa
mesenkim yang berpori-pori, dimana sejumlah kecil transudat cairan intersisial
dapat terus menerus melaluinya untuk masuk kedalam ruang pleura.
Selisih perbedaan absorpsi cairan pleura melalui pleura viseralis lebih besar
daripada selisih perbedaan pembentukan cairan oleh pleura parietalis dan
permukaan pleura viseralis lebih besar dari pada pleura parietalis sehingga dalam
keadaan normal hanya ada beberapa mililiter cairan di dalam rongga pleura.1
Jumlah total cairan dalam setiap rongga pleura sangat sedikit, hanya
beberapa mililiter yaitu 1-5 ml. Kapanpun jumlah ini menjadi lebih dari cukup
untuk memisahkan kedua pleura, maka kelebihan tersebut akan dipompa keluar
oleh pembuluh limfatik (yang membuka secara langsung) dari rongga pleura
kedalam mediastinum, permukaan superior dari diafragma, dan permukaan lateral
pleural parietalis 3. Oleh karena itu, ruang pleura (ruang antara pleura parietalis
dan pleura visceralis) disebut ruang potensial, karena ruang ini normalnya begitu
sempit sehingga bukan merupakan ruang fisik yang jelas.1,2,3
3.4.3 Diagnosis20
3.4.5 Diagnosis20