Anda di halaman 1dari 13

AUTONOMOUS MAINTENANCE PADA PLANT II PT.

INGRESS
MALINDO VENTURES
Erna Regina Supriatna1), Iveline Anne Marie2), Amal Witonohadi 3)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Trisakti, Jakarta
regina.ers@gmail.com, ivelineannemarie@yahoo.com,awitonohadi@gmail.com

ABSTRACT
Persaingan diantara perusahaan manufaktur penghasil spare part otomotif semakin
meningkat. Produktifitas dalam pemanfaatan mesin menjadi salah satu target untuk mendukung
terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan konsumen. Pendekatan TPM mendorong perusahaan untuk
menjadikan kegiatan perawatan menjadi salah satu fokus sebagai bagian yang penting dan vital dari
sebuah bisnis atau operasi manufaktur. Perawatan tidak lagi dipandang sebagai aktivitas yang non-
profit. Waktu untuk perawatan telah dimasukkan kedalam jadwal produksi sebagai bagian dari
jadwal produksi, dan bahkan dalam beberapa kasus, perawatan menjadi bagian integral dari sebuah
proses manufaktur. Salah satu pilar dalam tahapan TPM adalah mengembangkan program
Autonomous Maintenance (AM).
PT. Ingress Malindo Ventures atau PT. IMV merupakan perusahaan manufaktur yang
memproduksi komponen otomotif berupa weather strip outer/inner moulding dan door sash yang
dibutuhkan untuk kebutuhan lokal dalam negeri. Untuk kelancaran produksi, perusahaan sangat
bergantung kepada ketersediaan mesin karena apabila mesin mengalami kerusakan maka kegiatan
produksi akan terhenti sehingga dapat mengakibatkan penambahan waktu penyelesaian serta
berakibat tidak tercapainya target produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan usulan
rancangan autonomous maintenance untuk meningkatkan performansi perawatan mesin pada PT.
Ingress Malindo Ventures.
Berdasarkan hasil pengumpulan data perawatan mesin roll forming, dilakukan pengolahan
data, analisis dan perancangan sesuai dengan tahapan autonomous maintenance. Usulan
autonomous maintenance menghasilkan contoh board step untuk pengevaluasian setiap step serta
prosedur untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan inspeksi, SOP, check sheet dan one point
lesson pada mesin dan komponen yang memiliki nilai downtime diatas rata-rata. Berdasarkan
implementasi, diketahui bahwa nilai OEE pada mesin roll forming diproyeksikan meningkat menjadi
79,316%.

Keywords: TPM, Autonomous Maintenance, Overall Equipment Effectiveness (OEE)

1. PENDAHULUAN weather strip outer/inner moulding dan door


Maintenance atau pemeliharaan adalah sash yang dibutuhkan untuk kebutuhan lokal
semua tindakan yang dibutuhkan untuk dalam negeri. Untuk kelancaran produksi,
memelihara mesin atau komponen yang ada perusahaan sangat bergantung kepada
didalamnya atau melakukan perbaikan sampai ketersediaan mesin karena apabila mesin
kondisi tertentu yang bisa diterima.Kerusakan mengalami kerusakan maka kegiatan produksi
dari mesin dapat terjadi tiba-tiba ketika akan terhenti dan berikutnya mengakibatkan
peralatan/fasilitas/aset sedang berfungsi. penambahan waktu penyelesaian serta
Tindakan pemeliharaan yang seksama berakibat tidak tercapainya target produksi.
terhadap mesin diperlukan agar dapat Dalam kegiatan produksi di PT. Ingress
mempertahankan kualitas dan kuantitas output Malindo Ventures, departemen maintenance
yang dihasilkan. bertugas melakukan menajemen perawatan
PT. Ingress Malindo Ventures atau PT. dan menangani mesin-mesin yang mengalami
IMV merupakan perusahaan manufaktur yang masalah. Salah satu mesin yang memiliki
memproduksi komponen otomotif berupa down time cukup besar adalah mesin roll

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 29


forming. Dalam kegiatan produksi, operator 2. TINJAUAN PUSTAKA
mesin belum terlibat langsung dalam 4.1. Maintenance
menangani mesin-mesin karena seperti yang Maintenance didefinisikan sebagai
umumnya terjadi, departemen maintenance kegiatan untuk memelihara atau menjaga
serta operator mesin masih belum beranjak fasilitas dan peralatan pabrik, dan mengadakan
dari konsep lama yaitu Operator maintenance perbaikan, penyesuaian, atau penggantian yang
memperbaiki mesin dan operator produksi diperlukan untuk mendapatkan suatu kondisi
menjalankan mesin. Di perusahaan, perawatan operasi produksi yang memuaskan, sesuai
dan perbaikan mesin masih dilakukan oleh dengan yang direncanakan (Assauri, 1993).
bagian logistik dan peralatan, dan Jadi dengan adanya kegiatan maintenance
mengakibatkan proses perawatan mesin maka mesin/peralatan dapat dipergunakan
memerlukan waktu yang lebih lama. sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
Penggunaan mesin yang secara terus kerusakan selama dipergunakan untuk proses
menerus menyebabkan menurunnya produksi atau sebelum jangka waktu tertentu
kemampuan mesin, artinya laju kerusakan direncanakan tercapai (Sofyan Assauri, 2004).
mesin meningkat sesuai dengan lamanya
waktu mesin tersebut beroperasi.Hal ini 4.2. Preventive Maintenance
mengakibatkan mesin semakin sering Preventive Maintenance adalah kegiatan
mengalami kerusakan dan ongkos produksi pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah
meningkat. timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak
Total Productive Maintenance (TPM) terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
adalah suatu sistem perawatan mesin yang yang dapat menyebabkan fasilitas produksi
produktif dengan melibatkan seluruh anggota mengalami kerusakan pada waktu digunakan
organisasi, termasuk operator, dan semua dalam proses produksi. (Assauri, 1993).
bagian terkait di dalam perusahaan. JIPM
(Japan Institute of Plant Maintenece) 4.3. Total Productive Maintenance (TPM)
mengidentifikasikan faktor kesuksesan dari TPM adalah sebuah inisiatif untuk
TPM (McCarthy and Rich, 2004) : mengoptimalkan keandalan dan efektivitas
1. Maksimasi efektivitas peralatan peralatan pabrik. TPM adalah sistem yang
2. Mengembangkan sistem pemeliharaan berbasis tim, pemeliharaan proaktif dan
yang produktif untuk umur peralatan melibatkan setiap jenjang dan fungsi dalam
3. Melibatkan semua departemen yang organisasi, dari eksekutif sampai ke level atas
merencanakan, merancang, organisasi. TPM mengatur seluruh sistem
menggunakan atau menjaga peralatan siklus produksi dan membangun sistem basis
dalam mengaplikasikan TPM awal yang solid untuk mencegah semua
kerugian.Tujuan TPM adalah mencakup
4. Dengan aktif melibatkan semua
penghapusan semua cacat kecelakaan dan
karyawan dari tingkat atas hingga lantai
kerusakan (Smith and Hawkins, 2004).
produksi
Autonomous maintenance merupakan 4.4. Autonomous Maintenance
bagian dari Total Productive Maintenance Salah satu solusi untuk mengurngi
(TPM) yaitu sistem pemeliharaan proaktif losses termasuk di dalamnya cacat produk
berbasis kerjasama kelompok melibatkan dalam perusahaan adalah menggunakan TPM
setiap jenjang dan fungsi dalam organisasi, (Total Productive Maintenance). Salah satu
dari eksekutif sampai ke level atas organisasi. langkah dalam tahap penerapan TPM adalah
TPM bertujuan untuk mengoptimalkan mengembangkan program Autonomous
keandalan dan efektivitas peralatan pabrik. Maintenance (AM). Autonomous maintenance
Penelitian ini bertujuan untuk merupakan salah satu dari 7 pilar TPM dan
mendapatkan usulan perbaikan autonomous pendekatan ini memiliki 7 tahap dalam
maintenance dalam rangka meningkatkan pembentukan dan kelancarannya.
performansi perawatan mesin pada PT. Ingress
Malindo Ventures. 4.5. Tahapan Autonomous Maintenance
Dalam melakukan usulan penerapan
autonomous maintenance terdapat tujuh

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 30


langkah-langkah yang harus dilakukan agar
dapat dicapai tujuan yang diinginkan, yaitu: 5. Autonomous Maintenance Inspection
1. Initial Cleaning atau Pembersihan Awal Pada tahap ini mengevaluasi kembali
Pada tahap ini operator melakukan cleaning standard inspeksi tentative dan lakukan
dan inspeksi awal terhadap bagian-bagian koreksi dan penyederhanaan.
mesin serta mengisi check sheet yang telah 6. Workplace Organization and House
dibuat. keeping
2. Countermeasure for the Cause and Effect Pada tahap ini melakukan peningkatan
of Dirt penyedehanaan tempat kerja dengan
Pada tahap ini operator menindak lanjuti mengacu pada 5S (Seiri, Seiton, Seiso,
dari kondisi abnormal yang ditemukan pada Seiketsu dan Shitsuke), serta evaluasi
tahap sebelumnya dengan membuat ide peraturan terhadap operator dan klarifikasi
improvement yang berfokus pada tanggung jawab.
pengurangan waktu cleaning. 7. Penerapan Program Autonomous
3. Cleaning and Lubrication Standard Maintenance
Pada tahap ini memperbaharui kebijakan Pada tahap ini meningkatkan audit untuk
cleaning dan lubricating standard. sistem autonomous maintenance yang
Improvement step kedua setelah sudah diberlakukan
mengurangi waktu cleaning serta operator
harus mematuhi kebijkan yang telah dibuat 3. METODOLOGI PENELITIAN
terhadap kebersihan mesin. II-62
Berdasarkan identifikasi masalah,
4. General Inspection
studi lapangan dan studi pustaka dilakukan
Pada tahap general inspection ini bagian
tahapan pengumpulan dan pengolahan data
logistik dan peralatan menyiapkan teaching
serta analisis untuk kebutuhan perancangan
manual kepada operator.Operator juga
autonomous maintenance berdasarkan
dituntut untuk mengembangkan
pendekatan Total Productive Maintenance
kemampuannya terhadap pemeliharaan
yang hasilnya diharapkan dapat
mesin tidak hanya bisa mengoprasikannya
diimplementasikan di perusahaan, khususnya
saja dan mengatur schedule untuk
untuk mesin roll forming.Tahapan lengkap
melakukan general inspection.
penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut
ini.

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 31


Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian

Tahapan untuk penerapan Autonomous Maintenance adalah sesuai dengan gambar 2 sebagai berikut.

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 32


Gambar 2. Flowchart Autonomous Maintenanc

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 7. Corrective Maintenance

4.1. Kondisi Produk dan Mesin 4.2. Total Productive Maintenance (TPM)
Perusahaan Saat Ini
Dalam implementasi pendekatanTPM,
Pemeliharaan mesin saat ini masih dilakukan perhitungan avaibility, performance
dilakukan oleh pekerja dari bagian dan rate of quality untuk mendapatkan nilai
maintenance yang pada nyatanya hanya OEE untuk kondisi awal.
memiliki 2 orang staff dengan pemeliharaan 7 Nilai availability rate didapatkan dengan
mesin dengan kasus kerusakan yang berbeda. perhitungan persamaan berikut:
Berdasarkan bagan Big Picture Mapping Availability = Planned Availability x
diatas dapat diketahui bahwa detail dari Uptime
perawatan rutin yang biasa dilakukan pada PT. Hasil perhitungan nilai avaibility rate pada
Ingress Malindo Ventures terdiri dari : mesin roll forming dapat dilihat pada Tabel 1.
1. Order Inspection
2. Machine Cleaning
3. Pergantian komponen
4. Reinstallation
5. Pelumasan oli pada mesin
6. Running Machine

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 33


Tabel 1. Hasil perhitungan nilai avaibility rate pada Februari – April 2014
Planned Uptime Availability
Bulan
Availabillity (%) (%) (%)
Feb-14 84.44 96.35 81.36
Mar-14 84.44 96.63 81.59
Apr-14 84.44 96.51 81.49

Availability mesin roll forming pada masa Performance Rate =


periode penelitian yaitu Februari – April x 100%
2014 masih belum memenuhi standar JIPM ! "#
(90%) yaitu masih berada dirata-rata
81.46%. Mesin roll forming memiliki Theoretical cycle time yang digunakan
kesediaan mesin beroperasi atau adalah waktu siklus proses (waktu yang
pemanfaatan waktu yang tersedia untuk dibutuhkan untuk menghasilkan satu
kegiatan operasi mesin dan peralatan. produk).Waktu siklus pada pembuatan
sebuah produk di mesin roll forming adalah
Berikutnya dilakukan perhitungan nilai 5 produk per 60 menit.
performance rate berdasarkan persamaan Hasil perhitungan nilai performance rate
berikut : pada mesin roll forming dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2. Hasil perhitungan nilai performance rate pada Februari – April 2014
Performance
Bulan
Efficiency (%)
Feb-14 74.51
Mar-14 85.39
Apr-14 74.66

Nilai rate of quality didapatkan dengan Rate of quality pada bulan Februari – April
perhitungan persamaan berikut : 2014 sudah mencapai standar JIPM (99%)
Good Product dengan nilai rata- rata sebesar 99,677%.
Rate of Quality = x 100% Mesin roll forming sudah diatas standar
Total Product
untuk mencapai produk sesuai standar
Hasil perhitungan nilai rate of quality pada quality control, namun di beberapa jenis
mesin roll forming dapat dilihat pada Tabel produk masih terdapat produk yang tidak
3. memenuhi standar.

Tabel 3. Hasil perhitungan nilai performance rate pada Februari – April 2014
Bulan Rate Of Quality (%)
Feb-14 99.65
Mar-14 99.71
Apr-14 99.67

Setelah didapatkan nilai avaibility rate, bandingkan. Nilai OEE didapatkan dengan
performance rate dan rate of quality maka perhitungan persamaan berikut.
dapat dihitung besar nilai OEE setiap OEE = Availability x Performance
bulannya dan dirata-rata per 3 bulan Efficiency x Rate of Quality
sehingga dapat diimplementasikan dalam
jangka waktu 3 bulan agar dapat di Hasil perhitungan OEE dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 34


Tabel 4. Hasil perhitungan nilai OEE pada Februari – April 2014
Bulan OEE (%)
Feb-14 60.41
Mar-14 69.47
Apr-14 60.64

OEE pada masa periode penelitian Februari Tahapan identifikasi waste ini dilakukan
– April 2014 masih dibawah standart JIPM berdasarkan data error pada proses
(85%) dengan nilai rata-rata 63.51%. perawatan mesin kritis pada periode bulan
dibawah standartnya nilai OEE dipengaruhi Februari 2014 – April 2014 di mesin roll
oleh dibawah standarnya factor forming plant II. Berikut merupakan hasil
performance rate dan avaibility rate. pengolahan data error Februari 2014
sampai dengan April 2014 untuk mesin roll
4.3. Identifikasi Waste forming:

Tabel 5. Identifikasi Waste Pada Maintenance periode Februari 2014 – April 2014 mesin roll
forming
Bulan Waste
No. Tanggal (Tahun Waiting for Waiting For Operation Operator
Motions Defect
2014) instruction Spare Part Failure Error
1 4 2 *
2 9 2 * *
3 9 2 * *
4 13 2 * *
5 16 2 * *
6 20 2 *
7 24 2 * *
11 2 3 * *
12 6 3 * *
13 9 3 * *
14 10 3 * *
15 19 3 *
16 25 3 * *
26 2 4 * * *
27 3 4 *
28 4 4 * *
29 10 4 *
30 19 4 *
31 6 4 * *
32 15 4 * *
33 23 4 * *
Total 6 12 8 4 4 3
Persentase terhadap total
16% 32% 22% 11% 11% 8%
waste

Persentase terhadap total 18% 36% 24% 12% 12% 9%

Tabel diatas menujukkan adanya waste failure, setup and adjustment, idling and
pada aktifitas maintenance pada mesin roll minor stoppages, reduce speed, defect process,
forming. Berdasarkan data waste yang reduced yield.
diperoleh, dapat teridentifikasi beberapa
kegiatan non-value added. Waste terbesar
yang mengakibatkan cacat produk adalah
waiting for spare part dan operation
failure.

4.4. Analisa Six Big Losses

Dalam penerapan Total Productive


Maintenance (TPM) diketahui bahwa terjadi
loses sehingga perlu dilakukan eliminasi
terhadap faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi penurunan efektifitas peralatan Gambar 4. Diagram Sebab Akibat idling
yang lebih dikenal dengan six big looses. and minor stoppages loss
Keenam faktor tersebut adalah equipment

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 35


4.5. Interval Penggantian Pencegahan maintenance, perhitungan ini berguna untuk
Perawatan Komponen Kritis menentukan jadwal pergantian pencegahan
komponen dan perawatan komponen pada
Dalam tindakan ini, dihitung nilai mesin.
distribusi dan interval sesuai dengan kondisi
perusahaan dan disesuaikan dengan preventive

Tabel 6. Tabel interval penggantian pencegahan dan perawatan komponen kritis

4.6. Analisa Penyebab Kegagalan penyebab kegagalan kerusakan pada masing-


Kerusakan Mesin dan Komponen masing komponen dari mesin kritis tersebut
Kritis Menggunakan FMECA menggunakan Failure Mode Effect and
Criticality Analysis pada mesinRoll Forming.
Berdasarkan mesin dan komponen kritis,
selanjutnya dilakukan tahapan analisis

Tabel 8. FMECA pada mesin Roll Forming

4.7. Autonomous Maintenance maintenance, departemen maintenance dan


departemen produksi. Susunan usulan
Autonomous Maintenance yang organisasi promosi autonomous maintenance
dilakukan oleh perusahaan akan melalui 3 yang dapat dibentuk secara umum dapat
tahap awal dari 7 tahap keseluruhan dan dilihat pada gambar di bawah ini.
kemudian akan di audit keberhasilannya
melalui pimpinan tim autonomous

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 36


Penasehat
(Top Management )
Presiden Direktur PT. Ingress
Malindo Ventures

Tim Pengarah dan Pengasuh

(Middle Management )
• Departemen Maintenance
• Departemen Engineering
• Supervisor

Kepala Regu
(Leaders)

Operator Mesin

Gambar 5. Bagan Organisasi Promosi Autonomous Maintenance

Sebelum masuk ke Tahap 1 pada Autonomous Maintenance, departemen maintenance diharuskan


membuat sebuah timautonomous maintenance yang berguna untuk memperjelas pembagian kerja.

Gambar 6. Contoh Registration Form untuk timAutonomous Maintenance

Selain pembuatan timautonomous maintenance disetiap mesin, perusahaan juga diharapkan


membuat board step untuk melihat peningkatan dari autonomous maintenance.

Gambar 7. Contoh Board Step Autonomous Maintenance

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 37


Tahap 1 Mengadakan Pembersihan Awal tentang auotonomous maintenance dan cara
kerja mesin oleh koordinator tim autonomous
Pada tahap ini diberikan penjelasan maintenance / dept. Maintenance. Selain itu,
mengenai keharusan operator untuk juga diberikan one point lesson yang berguna
melakukan pembersihan pada mesin dan untuk menjadi acuan operator dalam menjaga
komponen roll forming. Operator melakukan kebersihan dan kerapihan mesin yang
inpeksi dan pembersihan terhadap bagian- termasuk dalam metode 5S (Seiri, Seiton,
bagian mesin roll forming. Dalam tahap ini Seiso, Seiketsu dan Shitsuke).
operator juga diberikan pelatihan awal

Gambar 8. Salah satu contoh one point lesson untuk penerapan 5S dalam Seiton (Rapi)

Selain one point lesson dalam metode 5S, kelainan yang terlihat, siapa yang
dibuat abnormality tag yang digunakan menemukan, dan sifat masalah.
untuk menandai lokasi masing-masing

Gambar 9. Contoh abnormality tag untuk maintenance

Tahap 2 Elemenasi Sumber Kontaminasi Tahap 3 Mengembangkan Cleaning dan


dan Bagian yang tidak Terjangkau Standard Lubrikasi

Area perawatan pada mesin roll forming Setelah melakukan pembersihan awal dan
yang terbuka atau bagian luar mesin mengidentifikasi sumber-sumber masalah
memungkinkan debu dan kotoran masuk dan kerusakan mesin, pada tahap ini selanjutnya
bisa menjadi salah satu penyebab kerusakan ditetapkan standar untuk pekerjaan
pada mesin sehingga operator dituntut untuk pemiliharaan dasar yang efektif dan cepat
bisa selalu menjaga mesin dari sumber untuk mencegah kerusakan yang lebih fatal,
kontaminasi dan mengindentifikasi penyebab sebagai contoh adalah kesalahan pelumasan.
yang ditimbulkan oleh sumber kontaminasi Pada tahap 3 ini masih menggunakan daily
tersebut. Dalam tahap ini dibuat check sheet check sheet dalam pemeriksaannya, namun
yang berguna untuk pemeriksaan setiap hari lebih dilengkapi dengan takaran lubrikasi yang
dan menjadi antisipasi jika ada kerusakan. seharusnya dan lebih detail dalam pembenahan
gambar dan uraian pembersihan dalam check
sheet.

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 38


Gambar 10. Contoh daily check sheet untuk cleaning dan standart lubrikasi

Tahap 4 General Inspeksi itu upaya pada tahap awal mungkin tidak
selalu menunjukkan hasil yang dramatis.
Pada langkah 4 dilakukan pengukuran
kerusakan dengan pemeriksaan umum Berikut adalah contoh check sheet audit
peralatan. Dalam bekerja operator dituntut step 1 yang berguna untuk mengevaluasi
untuk menjaga komponen mesin dalam program autonomous maintenance, yang
kondisi operasi yang baik. Tiga langkah nantinya menjadi acuan untuk revisi pada
pertama autonomous maintenance berfokus tahap berikutnya.
pada pemenuhan kebutuhan dasar, oleh karena

Gambar 11. Contoh check sheet audit tahap 1

Tahap 5 Autonomous Maintenance terhadap standar pemeliharaan, cleaning dan


Inspection lubrikasi yang telah dibuat dengan
membandingkan dengan standar pemeliharaan
Pada tahap ini bagian yang berwenang guna melakukan perbaikan penyederhanaan
diperusahaan yaitu departemen maintenance perawatan mesin serta menghilangkan
dan supervisor melakukan evaluasi kembali tumpang tindih pada masing-masing kategori.

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 39


d) Menganalisis data mengenai operasi,
Tahap 6 Workplace Organization and kualitas dan kondisi-kondisi
House Keeping pemrosesan mesin.
e) Melakukan servis kecil terhadap mesin
Operator dianjurkan untuk meningkatkan dan alat-alat lainnya.
penyederhanaan pengaturan tempat kerja
dengan mengacu pada 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Tahap 7 Penerapan Program Autonomous
Seiketsu dan Shitsuke). Departemen Maintenance
Maintenance dibantu dengan Departemen
Produksi melakukan evaluasi peraturan Melalui aktivitas ini operator mesin roll
operator dan klarifikasi tanggung jawab. Serta forming dapat mengembangkan
bagian logistik dan peralatan dapat kemampuannya dan mempertinggi moral
menetapkan standar kategori tempat kerja untuk menjadi operator yang mandiri, terampil
operator. Selain memelihara kondisi dasar dan percaya diri, serta diharapkan untuk
serta memelihara peralatan, operator juga memonitor pekerjaan mereka kemudian
mempunyai tugas untuk: melakukan perbaikan secara mandiri.Selain
a) Menetapkan standar operasi dan itu, keahlian operator dibagian maintenance di
pemasangan material yang benar. PT. Ingress Malindo Ventures perlu
i. SOP Daily Check Sheet mesin roll diperbaiki. Hal tersebut ditunjukan dengan
forming dan P 45 T. lamanya proses perbaikan yang semestinya
ii. SOP One Point Lesson pada dapat diperbaiki dengan cepat tapi dikarenakan
komponen roller die. motivasi dan pengetahuan masih kurang.
iii. SOP One Point Lesson WIP Box.
iv. SOP One Point Lesson reject box.
v. Check Sheet Audit Step1 sampai 4.8. Perhitungan Proyeksi Overall
Equipment Effectiveness (OEE)
dengan Step 3.
Mesin Roll Forming Berdasarkan
b) Melaporkan ke bagian casting jika Usulan Autonomous Maintenance
terjadi kelainan terhadap produk dari
proses sebelumnya. Berdasarkan usulan autonomous
c) Mendeteksi dan memperbaiki kondisi maintenance dan preventive maintenance, nilai
yang tidak normal. OEE diproyeksikan meningkat berdasarkan
nilai avaibility dan reliability.

Tabel 9. Nilai OEE Proyeksi


Rate Of Quality Performance
No. Bulan Avaibility (%) OEE Rata-rata OEE
(%) Effiency (%)
1 Nop-14 89,79 99,78 88,04 78,88
2 Dec-14 89,98 99,82 93,11 83,63 79,316
3 Jan-15 90,62 99,8 83,45 75,47

Peningkatan OEE

OEE Awal (%) OEE Proyeksi (%)


64,27 79,316
Peningkatan (%) 15,05

Penerapan Autonomous Maintenance 5. KESIMPULAN


juga didukung dengan pelaksanaan
Manajemen pemeliharaan mesin di
preventive maintenance berupa penerapan
perusahaan saat ini masih menggunakan
jadwal interval penggantian pencegahan
konsep lama dengan tidak melibatkan
dan pemeriksaan optimal bagi komponen
operator dalam pembersihan mesin. Dengan
kritis pada mesin kritis Roll Forming..
menggunakan autonomous maintenance,
perusahaan akan diuntungkan dengan
berkurangnya cacat produk dan kerusakan

Automats maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 40


pada mesin berkurang dikarenakan waktu Ebeling, Charles E. 1997. An Introduction
pemeliharaan yang tidak terjadwal. to Reliability and Maintainability,
Singapore: Mc Graw Hill.
Jadwal penggantian dan perawatan
McCarthy, Dennis and Rich, Nick. 2004.
komponen serta hasil dari autonomous
Lean Total Productive Maintenance,
maintenance dijalankan bersamaan dengan
Elsevier Butterworth-heinemann.
berjalannya pemeliharaan secara daily dari
Jordan hill. Oxford.
autonomous maintenance, mesin dan
Nakajima,Seiichi. 1988. Introduction to
komponen mendapat pemeliharaan secara
TPM, Productivity Press.
terjadwal sehingga dapat mengantisipasi
Cambridge.Peace, Glen Stuart. (1993).
rusaknya komponen dan mesin.
Taguchi Methods: A Hands-On
Approach. Addison-Wesley Publishing
6. DAFTAR PUSTAKA Company, Massachusetts.
Assauri, Sofjan.(1993). Manajemen Suzuki, Takutaro. (1994). TPM In Process
Produksi dan Operasi, Edisi Industries, Productivity Press. New
Empat.LembagaPenerbit Fakultas York.
Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta. Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar
Borris, Seven. 2006. Total Productive Statistika, Jakarta: PT Gramedia
Maintenance,The McGraw-Hill Pustaka Utama.
Companies, Inc. New York.

Automous maintenance (Erna R, dkk.) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 41

Anda mungkin juga menyukai