Anda di halaman 1dari 2

Slide 2

Xeroftalmia adalah istilah gangguan kekurangan vitamin A pada mata, termasuk terjadinya kelainan
anatomi bola mata dan gangguan fungsi sel retina yang berakibat kebutaan.
Kata Xeroftalmia (bahasa Latin) berarti mata kering, karena terjadi kekeringan pada selaput lendir
(konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata.
Fungsi vitamin A pada mata berperan dalam membantu proses adaptasi dari tempat yang terang ke
tempat yang gelap. Kekurangan vitamin A  kelainan pada sel-sel epitel (Konjungtiva).
Metaplasi sel-sel epitel  kelenjar tidak memproduksi cairan  kekeringan pada mata (xerosis
konjungtiva). Bila berlanjut  bercak Bitot (Bitot Spot)
Etiologi dari makanan sehari”:
1. Konsumsi makanan yg tidak mengandung cukup vitamin A atau provitamin A untuk jangka waktu
yang lama.
2. Bayi tidak diberikan ASI Eksklusif
3. Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/Zn atau zat gizi lainnya) yang
diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh.
4. Adanya gangguan penyerapan vitamin A atau pro-vitamin A seperti penyakit pankreas, diare
kronik, Kurang Energi Protein (KEP) dll. sehingga kebutuhan vitamin A meningkat.
5. Adanya kerusakan hati, seperti pada kwashiorkor dan hepatitis kronik, menyebabkan gangguan
pembentukan RBP (Retinol Binding Protein) dan pre-albumin yang penting untuk penyerapan
vitamin A.

Slide 3
XN, XIA, XIB, X2  dapat kembali normal
X2  gawat darurat yang harus segera diobati  beberapa berubah menjadi X3.
X3A dan X3B  dapat sembuh tetapi meninggalkan cacat bahkan kebutaan
1. XN = Buta senja = Rabun Senja = Rabun Ayam
Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.
Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat dilingkungan yang
kurang cahaya. Terapi vitamin A  24 jam : sembuh
2. XIA = Xerosis konjungtiva
Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan
berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam. sering mengeluh mata kering atau berubah
warna kecoklatan.
3. XIB = Xerosis konjungtiva dan bercak bitot
Tanda-tanda xerosis kojungtiva (X1A) + bercak bitot  seperti busa sabun daerah celah mata
sisi luar. Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel (tanda khas)
4. X2 = Xerosis kornea
Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai kornea. Kornea tampak suram dan kering dengan
permukaan tampak kasar.
5. X3A, X3B = Keratomalasia dan ulcus kornea
Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus.
Tahap X3A : < 1/3 permukaan kornea.
Tahap X3B : > 1/3 permukaan kornea.
Keadaan umum penderita sangat buruk  terjadi perforasi kornea (kornea pecah)
6. XS = Xeroftalmia scar = sikatriks (jaringan parut) kornea
Kornea mata  putih atau bola mata tampak mengecil. sikatrik atau jaringan  Buta
7. XF = Xeroftalmia Fundus
Dengan opthalmoscope pada fundus tampak gambar seperti cendol

Slide 4
Proses dari siklus visual terjadi dalam epitel pigmen retina (RPE) dan segmen luar sel batang dan
kerucut. Dimulai dengan bentuk penyimpanan vitamin A (all-trans-retinol) dari sirkulasi darah. Setelah
masuk ke RPE (retinal pigment epithelium), all-trans -retinol diubah menjadi ester retinil melalui
aktivitas lecithin retinol acyl transferase. All-trans retinyl ester pool dikatalisis oleh protein RPE-
spesifik dan menghasilkan 11-cis –retinol. kemudian dioksidasi untuk membentuk 11-cis –retinal.
ditransfer ke segmen luar batang dan fotoreseptor kerucut di mana bergabung dengan opsins yang
tepat untuk menghasilkan batang peka cahaya dan kerucut pigmen visual (rhodopsin). Aktivasi
rhodopsin memulai proses transduksi visual dan membebaskan semua trans -retinal sebagai
photoproduct. Melalui all-transinal dehidrogenase, menghasilkan all-trans –retinol, yang ditransfer
kembali ke RPE untuk didaur ulang
PATOGENESIS
• Kurang asupan vitamin A, gangguan sekresi enzim pencernaan, cacingan, gangguan
fungsi hati, defisiensi protein ; campak
• Gangguan proses pencernaan, penyerapan, penyimpanan & distribusi  penurunan
kadar vitamin A
• Asupan vitamin A sangat kurang (300 – 1200 μg/hari)  simpanan di hati
dikeluarkan utk mempertahankan retinol darah
• Deplesi simpanan dalam hati ( 5-20 μg/dl )
• Penurunan kadar retinol darah ( < 10 – 20 μg/dl )
• Gejala-gejala defisiensi vitamin A

sumber vitamin A didapatkan dari hewani dalam bentuk pro-vitamin A dan dari tumbuhan
dalam bentuk beta karoten. Dikenal tiga macam karoten yaitu α, β, dan γ-karoten. β-karoten
memilki aktivitas yang paling tinggi. bentuk aktif (asam retinoat) dapat diuraikan sebagai
berikut :
 Absorbsi pro-vitamin A dan karoten di dinding usus halus, kemudian diubah menjadi
retinol
 Retinol diangkut ke dalam hepar oleh kilomikron, kemudian di dalam parenkim hati
sebagian dari retinol akan diesterifikasi menjadi retinil-palmitat dan disimpan dalam sel
stelat. Sebagian lagi akan berikatan dengan Retinol Binding Protein (RBP) dan protein
lain yang disebut trasthyretin untuk dibawa ke target sel
 Pada target sel, retinol akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada membran sel
(RBP receptor) kemudian di dalam sel berikatan dengan retinol binding protein
intraseluler, yang akan diubah menjadi asam retinoat oleh enzim spesifik.
 Asam retinoat selanjutnya akan memasuki inti sel dan berikatan dengan reseptor pada
inti. Asam retinoat ini berperan dalam transkripsi gen.
- < 10 μg/l indikasi kekurangan vitamin A
- 10-19 μg/l disebut rendah
- 20-50 μg/l disebut cukup
- > 50 μg/l disebut tinggi

Anda mungkin juga menyukai