Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MIKROBIOLOGI ANALISIS

“ASPEK MIKROBIOLOGIS BAHAN DAN SEDIAAN FARMASI”

Disusun Oleh :

KELOMPOK VII

1. ZULFATUL LAILIYAH G 701 16 028


2. HARDIANTI G 701 16 299
3. HELZIANA SARI G 701 16 070
4. RINI WULANDARI G 701 16 104
5. REYHAN FIQRAM G 701 16 210

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia Nya kepada tim penulis makalah sehingga dapat terselesaikan
tugas makalah yang berjudul “Aspek Mikrobiologis Bahan Dan Sediaan Farmasi”.

Penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat
membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan farmasi khususnya yang
menempuh mata kuliah MIKROBIOLOGI ANALISIS.

Dalam penyusunan makalah ini pun juga banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga penyusun
mohon kesediaan dari pembaca makalah agar menyampaikan kritik dan sarannya
kepada penulis sehingga dalam penyusun makalah selanjutnya dapat menjadi
lebih baik.

Tidak lupa penyusun sampaikan ucapan terimah kasih kepada dosen


pembimbing mikrobiologi yang senangtiasa membimbing kami dalam
penyelesaian tugas penulisan makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi
mahasiswa dan juga dapat memperkaya pengetahuan pembaca pada umumnya.

Terima Kasih

Kelompok VII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................

I.I LATAR BELAKANG...................................................................

I.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................

I.3 TUJUAN………………………………………………………...

BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................

II.I PENGERTIAN MIKROBIOLOGI..............................................

II.2 ASPEK MIKROBIOLOGI..........................................................

II.3 BAHAN BAKU FARMASI........................................................

II.4 SEDIAAN FARMASI.................................................................

BAB III : PENUTUP .......................................................................................

III.I KESIMPULAN ..........................................................................

III.2 SARAN......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Keamanan produk terutama pada makanan, minuman, kosmetik,
sediaan obat atau obat tradisional (jamu) merupakan suatu tuntunan yang
telah dikemukakan sejak munculnya gangguan kesehatan manusia akibat
adanya cemaran mikrooorganisme. Produk yang tercemar mikroorganisme
tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan timbulnya suatu
penyakit.
Kondisi mikrobiologis dari makanan dan minuman menetukan
keamanan dan daya tahan makanan dan minuman itu sendiri. Beberapa
bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan minuman, akan
tetapi jumlah mikroba yang mampu menimulkan kombinansi keracunan
bergantung kepada kepekaan individu dan virulensi bakteri tersebut serta
kombinasi makanan dan minuman itu sendiri.
Uji mikrobiologis suatu sediaan merupakan salah satu uji yang
sangat penting untuk mengetahui kualitas suatu sediaan. Makanan,
minuman, obat tradisional berasal dari alam yaitu dari hewan, tumbuhan,
mineral ataupun sediaan galeniknya. Oleh karena didalam pengadaannya
bahan-bahan tersebut mengalami proses pengangkutan dan penyimpanan
dalam waktu yang cukup lama. Sehingga dalam proses tersebut dapat terjadi
pertumbuhan mikroba didalamnya.
Untuk mengetahui bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun
sediaan jadi tidak mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminan
mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis, meliputi pengujian angka
lempeng total (ALT), dan uji cemaran bakteri / kapang. Jika telah dilakukan
uji-uji tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan kapang yang sesuai standar
SNI, maka produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian sediaan farmasi ?
2. Bagaimana cara pengujian mikrobiologis?
3. Bagaimana cara-cara yang dilakukan untuk menentukan tingkat
pencemaran suatu produk makanan, minuman dan obat tradisional ?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sediaan farmasi.
2. Untuk mengetahui cara pengujian mikrobiologis.
3. Untuk mengetahui cara-cara yang dilakukan untuk menentukan tingkat
pencemaran suatu produk makanan, minuman dan obat tradisional.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sediaan Farmasi

Pengertian sediaan farmasi dalam Undang-Undang ini diatur dalam


pasal 1 ayat (4) yaitu, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetik, dimana sediaan berupa obat yaitu semua bahan
tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian
dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, mapupun
menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2007).
Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik
merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral,
maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-sediaan tersebut,
diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu
yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya
sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan
mikroba di dalamnya.
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
yang sangat kecil, dan karena kecilnya itu sehingga tidak dapat diamati
dengan kasat mata melainkan membutuhkan alat pembantu untuk melihatnya
seperti mikroskop. Walaupun demikian, jasad hidup tersebut mempunyai
kekhususan dalam perkembangbiakannya. Dan diantara jenis-jenis
mikroorganisme yang ada di bumi mempunyai karakter dan sifat tersendiri
dalam melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan sifat-sifat
yang dimiliki oleh masing-masing mikroorganisme. Dimana untuk
pertumbuhannya sangat bergantung pada mediumnya, (Djide, 2003).

2.2. Cara Pengujian Mikrobiologi


Uji mikrobiologis adalah suatu uji yang digunakan untuk identifikasi
jenis mikroorganisme yang meliputi kelompok organisme bakteri maupun
cendawan dan untuk menghitung jumlah organisme (Fardiaz, 1993).
Ada beberapa pengertian dari pengujian mikrobiologis, yaitu : (Djide,
2005)
1. Angka lempeng total bakteri
Angka lempeng total baktri adalah bilangan yang menunjukkan jumlah
koloni bakteri yang mencemari tiap gram ml produksi yang yang diuji.
2. Angka lempeng total jamur (Kapang)
Angka lempeng total jamur kapang adalah bilangan yang menunjukkan
jumlah koloni tiap gram ml sampai produk yang diperiksa.
3. Mikroorganisme indicator
Mikroorganisme indicator adalah suatu mikroorganisme yang
kehadirannya pada suatu produk merupakan indikasi bahwa produk
tersebut telah tercemar oleh bakteri-bakteri pathogen yang berasal dari
saluran pencernaan manusia. Sehingga member petunjuk bahwa
kemungkinan terdapat juga cemaran bakteri-bakteri pathogen lainnya.
4. Mikroorganisme patogen
Mikroorganisme patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan
terjadinya infeksi. Sebagai contoh adalah bakteri-bakteri salmonella sp.
5. Mikroorganisme pembusuk
Mikroorganisme pembusuk adalah mikroorganisme yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan pada produk makanan yang dicemari
seperti bentuk, rasa dan bau pada makanan.
Bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin
dan mineral. Bahkan makanan merupakan medium pertumbuhan yang
baik bagi berbagai berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme
dapat membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat menjadikan
lemak dan minyak berbau tengik. Meskipun banyak mikroorganisme tidak
berbahaya bagi manusia, beberapa mikroorganisme pencemaran dapat
mengakibatkan kerusakan, dan yang lain menimbulkan penyakit atau
menghasilkan racun yang menyebabkan peracunan makanan. Beberapa
mikroorganisme bersifat menguntungkan, misanya dapat menghasilkan
produk-produk makanan khusus seperti keju dan acar, keduanya enak
dimakan dan tidak mudah usak. Disamping itu mikroorganisme dapat
dijadikan sebagai makanan tambahan bagi manusia dan hewan.
Sesungguhnya, mikroorganisme merupakan sumber makanan pilihan yang
menarik (Irianto, 2006).

2.3. Menentukan Tingkat Pencemaran Suatu Produk makanan, minuman dan


obat tradisional
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan
pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu
makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan
dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut.
Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung
berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan
dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai
faktor lainnya (Buckle,2000).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroba sering kali amat diperlukan
di dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Pada hakikatnya
terdapat 2 macam pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan
penentuan massa sel. Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi
organisme bersel tunggal (misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel
dapat dilakukan tidak hanya bagi mikroorganisme bersel tunggal tetapi juga
bagi organisme berfilamen (misalnya kapang) .
Untuk menghitung secara kuantitatif mikrobiologis suatu bahan dapat
dilakukan atas beberapa kelompok yaitu :
1. Perhitungan jumlah sel
a. Hitungan mikroskopik
b. Hitungan cawan
c. MPN (Most Probable Number)
2. Perhitungan massa sel secara langsung
a. Volumetrik
b. Gravimetrik
c. Kekeruhan (turbidimetrik)
3. Perhitungan massa sel secara langsung
a. Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP dan sebagainya)
b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer, sekunder atau panas)
c. Analisis konsumsi nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino,
mineral, dan sebagainya).
Prosedur-prosedur mikrobiologis untuk pemeriksaan bahan
makanan memanfaatkan teknik-teknik mikroskopik dan metode-metode
pembiakan. Bermacam-macam media selektifdan deferensial digunakan
secara ekstensif untuk memudahkan isolasi dan perhitungan tipe-tipe
mikroorganisme tertentu. Macam pemeriksaan yang dilakukan ditentukan
oleh tipe produk pangan yang akan diperiksa dan tujuan pemeriksaan (Volk,
1990).
Produk makanan/obat/obat tradisional (jamu) dikatan rusak secara
mikrobiologis apabila dijumpai mikrooorganisme patogen dalam konsentrasi
rendah, mikroorganisme yang berpotensi menjadi patogen dalam konsentrasi
tinggi, metabolit mikroorganisme toksik yang tidak hilang dengan kematian
mikrooorganisme kontaminannnya, serta adanya kerusakan fisik ataupun
kimia pada produk obat akibat pertumbuhan mikrooorganisme, yang ditandai
oleh adanya perubahan bentuk, warna, rasa ataaupun bau (Pratiwi, 2006).
Pengujian angka lempeng total adalah pengujian yang dilakukan
untuk menghitung angka bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam suatu
sampel (Radji, 2007).
Angka kapang-khamir bertujuan untuk menentukan jumlah koloni
kapang dan khamir yang terdapat dalam suatu sampel. Pada prinsipnya,
pengujian ini menggunakan metode yang hampir sama dengan penentuan
ALT, hanyaberbeda pada media pembenihan yang digunakan (Radji, 2007).
Coliform adalah golongan bakteri yang terdiri atas bakteri fekal dan
bakteri non fekal. Prinsip penentuan angka bakteri coliform adalah adanya
pertumbuhan bakteri coliform yang ditandai dengan terbentuknya gas pada
tabung durham setelah diinkubasi pada media yang sesuai (Radji, 2007).
Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang
diharapkan relative rendah antara lain kurang dari 1 sampai 100
mikroorganisme/mL. Prosedur ini menggunakan tabung ganda dari kultur
medium biasanya 3 sampai 5 dengan 3 perbedaan volume dari sampel,
misalnya 3 tabung asing-masing diinkulasi dengan 0,1 mL, dai tabung
berikutnya 0,01 mL dan 3 deret tabung berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi
dalam sampel adalah range yang ditujukan seperti diatas, seharusnya pada
tabung yang menerima inokulasi bakteri tidak ada mikroorganisme yang
hadir. Ini akan menjadi steril setelah diinkubasi, perbandingan dari tabung
positif yang dilaporkan untuk tiap volume sampel dan hasilnya
dibandingkan dengan tabel standart MPN dari organisme per mL (atau per
100 mL dari sampel murni). Prosedur ini biasanya digunakan dalam air ,
makanan, dan produk indusry dibandingkan pada industry farmasi (Fardiaz,
1993).
TekniK MPN adalah metode statistic yang berguna dalam
menentukan konsentrasi rendah dari organisme (kurang dari 100 gram atau
mL). Dalam metode ini sampel secara seri dilarutkan sehingga inokula akan
kadang-kadang tapi tidak selalu mengandung organisme hidup pada setiap
pelarutan volume ganda dipindahkan ke tabung ke 3,5, atau ke 10 dari
medium cair yan diujikan. Tabung diinkunbasi dan hasilnya dievaluasi.
Berdasarkan test ini, tabung yang positif diidentifikasi dengan kekeruhan
(pertumbuhan) tunggal atau kombinasi dengan produk gas dan asam (Pelczar,
1986).

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetik, dimana sediaan berupa obat yaitu semua bahan tunggal atau
campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam
maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, mapupun
menyembuhkan penyakit.
Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta
kosmetik merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan,
mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-
sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan
biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan,
distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan
dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya

3.2. SARAN
Saran kami yaitu ssemoga makalah ini dapat digunakan
semestinya dan dapat membantu para mahasiswa yang sedang belajar
dijurusan farmasi khususnya yang menempuh mata kuliah
MIKROBIOLOGI ANALISIS.

DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., dkk., 2000., Ilmu Pangan., Diterjemahkan oleh Adiono dan Hari
Purnomo., UI Press., Jakarta.

Djidje, M.N., Sartini. 2008. Analis Mikrobiologi Farmasi, Laboratorium


Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi, F. MIPA, UNHAs, Makassar.

Djide, M. N. Sartini. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.,Universitas Hasanuddin,


Makassar.

Dwyana, Zaraswati, 2004, Analisis Mikrobiologi Bahan Pangan, Universitas


Hasanuddin, Makassar.

Koes, Irianto., 2006, Mikrobiologi Jilid 2, Yasama Widya, Bandung.

Waluyo, Lud. 2004. Teknik Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press:
Malang

Anda mungkin juga menyukai