Anda di halaman 1dari 4

Sebelumnya telah saya bahas mengenai penyakit campak, dijelaskan bahwa penyakit ini dapat

dicegah dengan cara membuat tubuh seorang anak menjadi kebal terhadap virus penyebab,
cara yang digunakan yaitu dengan melakukan imunisasi. Berikut ini akan kita bahas tentang
imunisasi campak, jadwal, cara pemberian, dan efek samping dan kontraindikasinya.
Pengertian Imunisasi Campak Sudah disinggung sebelumnya, bahwa imunisasi ini merupakan
suatu proses memasukkan virus campak yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh guna
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi atau kekebalan terhadap
penyakit campak. Jadi manfaat imunisasi campak pada bayi sangatlah penting karena campak
dapat menular dengan mudah. Jadwal Imunisasi Campak Sesuai dengan rekomendasi IDAI
(ikatan dokter anak Indonesia), Jadwal Imunisasi Campak yaitu diberikan sebanyak 3 kali: Yang
pertama pada usia 9 bulan dan dosis penguatan kedua (second opportunity pada crash
program campak) 15 bulan berikutnya yaitu pada usia 24 bulan serta dosis ke tiga saat SD
kelas 1-6. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak sama sekali, maka
tetap diberikan bergantung usianya saat ini. Bila anak berusia 9-12 bulan, berikan imunisasi
ini kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR. Jika sudah diberi MMR
usia 15 bulan, tidak perlu diberi imunisasi campak di usia 24 bulan. Tapi ikuti jadwal imunisasi
MMR. Measles, Mumps, dan Rubella (MMR) Didalam vaksin MMR sudah terdapat vaksin
campak, mumps (gondongan), dan rubella (campak jerman). Jadwal imunisasi MMR diberikan
pada anak berusia 15-18 bulan dengan jarak minimal dengan imunisasi campak 6 bulan.
Imunisasi MMR harus diberikan dalam kondisi anak yang sehat dan dengan jarak minimal 1
bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi lainnya, karena vaksin MMR merupakan
virus hidup yang dilemahkan. Booster atau pemberian ulangan dilakukan saat anak berusia 6
tahun. Bila terlambat atau lewat 6 tahun tapi belum juga mendapatkannya, berikan imunisasi
campak/MMR kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya, pemberian imunisasi campak 2 kali
atau MMR 2 kali. Cara Pemberian Imunisasi Campak Sebelum disuntikkan vaksin
campak harus terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut yang telah tersediapada kemasan
Vaksin campak diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan dalam disuntikan pada
lengan atas Efek Samping Imunisasi Campak Pada sekitar 5-15 % pasien mengalami demam
ringan dan kemerahan pada tempat suntikan selama 3 hari, hal ini dapat terjadi 8-12 hari
setelah imunisasi Infeksi pada tempat suntikan, Terjadi hanya jika jarum dan spuit yang
digunakan tidak steril Demam, flu dan batuk sering terjadi sekitar setelah 1 minggu penyuntikan
Sakit ringan dan bengkak pada lokasi suntikan, yang terjadi 24 jam setelah imunisasi. Kasus
ensefalitis pernah dilaporkan terjadi (perbandingan 1/1.000.000 dosis), kejang demam
(perbandingan 1/3000 dosis ) Kontraindikasi Sebaiknya vaksin campak tidak diberikan kepada:
Anak malnutrisi Alergi berat terhadap kanamisin dan eritromisin Anak yang sedang mengalami
infeksi akut disertai demam Anak yang memiliki daya tahan tubuh lemah atau defisiensi sistem
kekebalan Anak yang sedang menjalani pengobatan intensif yang bersifat imunosupresif, Anak
yang mempunyai ke- rentanan tinggi terhadap protein telur
Sumber: Imunisasi Campak : Jadwal, Manfaat, Efek Samping - Mediskus
Pengertian Campak

Campak adalah infeksi virus yang ditandai dengan munculnya ruam di seluruh tubuh
dan sangat menular. Campak bisa sangat mengganggu dan mengarah pada komplikasi
yang lebih serius. Gejala campak mulai muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah
virus masuk ke dalam tubuh. Gejala tersebut di antaranya adalah:

 Mata merah.
 Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
 Tanda-tanda seperti pilek (misalnya radang tenggorokan, hidung beringus, atau
hidung tersumbat).
 Demam.
 Bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.

Bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan akan muncul di kulit setelah beberapa
hari kemudian. Urutan kemunculan bercak ini dari belakang telinga, sekitar kepala,
kemudian ke leher. Pada akhirnya ruam akan menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu,
penderita juga berpotensi mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening di
leher.
Sebaiknya Anda segera menghubungi dokter, klinik, atau rumah sakit terdekat jika
mencurigai Anda atau anak Anda menderita campak. Diagnosis campak bisa dilakukan
dengan melihat gejala-gejala yang muncul. Tapi untuk memastikan diagnosis campak,
sampel air liur dan darah diambil untuk tes.
Penyakit ini disebut juga rubeola atau campak merah. Telah tersedia vaksin untuk
mencegah penyakit ini. Vaksin untuk campak termasuk dalam bagian dari vaksin
MMR (campak, gondongan, campak Jerman).

Penderita Campak di Indonesia


Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982. Menurut data Departemen
Kesehatan tahun 2015, Indonesia memiliki cakupan imunisasi campak kategori sedang
di Asia Tenggara, yakni 84%. Indonesia berkomitmen untuk mencapai angka cakupan
imunisasi campak sebesar 95% pada akhir tahun 2020. Hal ini dikarenakan campak
termasuk dalam 10 besar penyebab kematian terbanyak pada balita di Indonesia.
Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa angka
kejadian campak telah menurun signifikan dari total 18.488 kasus pada akhir 2007
menjadi 8.185 kasus pada tahun 2015. Meski mengalami penurunan yang berarti,
cakupan imunisasi campak tetap perlu diperluas hingga ke seluruh daerah di Indonesia,
guna mencapai target Indonesia Bebas Campak pada tahun 2020.

Penyebaran Virus Campak


Bagi penderita campak, virus campak ada di dalam percikan cairan yang dikeluarkan
saat mereka bersin dan batuk. Virus campak akan menulari siapa pun yang menghirup
percikan cairan ini.
Virus campak bisa bertahan di permukaan selama beberapa jam dam bisa bertahan
menempel pada benda-benda lain. Saat kita menyentuh benda yang sudah terkena
percikan virus campak lalu menempelkan tangan ke hidung atau mulut, kita bisa ikut
terinfeksi.
Campak lebih sering menimpa balita. Tapi pada dasarnya semua orang bisa terinfeksi
virus ini, terutama yang belum pernah terkena campak atau yang belum mendapat
vaksinasi campak.

Pengobatan Campak
Sistem kekebalan tubuh manusia secara alami akan melawan infeksi virus ini. Tapi jika
komplikasi terjadi atau infeksi campak menjadi sangat parah, perawatan di rumah sakit
kemungkinan akan dibutuhkan.
Untuk mempercepat proses pemulihan, terdapat beberapa hal yang bisa membantu:

 Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.


 Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masih sensitif terhadap
cahaya.
 Minum obat penurun demam dan pereda sakit. Jangan berikan aspirin jika anak
Anda berusia kurang dari 16 tahun.

Komplikasi Campak
Komplikasi dari campak bisa sangat berbahaya. Meski jumlah penderita komplikasi
campak cukup sedikit, penyakit ini harus tetap diwaspadai. Contoh-contoh
komplikasinya adalah radang pada telinga, bronkitis, infeksi paru-paru (pneumonia),
dan infeksi otak (ensefalitis).
Kelompok orang yang berisiko mengalami komplikasi adalah:

 Bayi berusia di bawah satu tahun.


 Anak-anak dengan kondisi kesehatan buruk.
 Orang dengan penyakit kronis.
 Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pencegahan Campak
Vaksinasi MMR adalah vaksin gabungan untuk campak, gondongan, dan campak
Jerman.Vaksinasi MMR diberikan dua kali. Pertama diberikan ketika anak berusia 13
bulan, lalu berikutnya diberikan ketika mereka berusia 5-6 tahun atau sebelum
memasuki masa sekolah dasar.

Anda mungkin juga menyukai