Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

KONSEP DASAR PENYAKIT

1.1 Definisi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang dapat di cegah dengan
mengendalikan factor resiko yang sebagian besar merupakan prilaku gaya hidup.
Penyakit Jantung Koroner adalah disebabkan oleh aterosklerosis yang merupakan suatu kelainan
degeneratif yang dipengaruhi oleh adanya faktor resiko.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu penyakit pada jantung yang terjadi karena
adanya kelainan pada pembuluh koroner, berupa penyempitan pembuluh darah sebagai akibat
dari pengerasan dinding pembuluh darah oleh adanya penimbunan lemak berlebih.
Kesimpulan dari beberapa defenisi diatas, penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit
pada jantung yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh koroner yang dapat di cegah
dengan mengendalikan factor resiko.

1.2 Etiologi
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner),dan hal ini lama kelamaan diikuti
oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah,dan lain-
lain yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini
akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan
dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada)
sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat
menyebabkan kematian mendadak.
Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :
1. Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi
2. Kadar Kolesterol HDL rendah
3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
4. Merokok
5. Diabetes Mellitus
6. Kegemukan
7. Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
8. Kurang olah raga
9. Stress
Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat
diturunkan secara turun temurun (keturunan).Anda bisa terkena penyakit jantung koroner jika
anda mepunyai berat badan yang berlebihan (overweight) atau seseorang dengan tekanan darah
tinggi dan diabetes. Kolesterol tinggi bisa juga menjadi penyakit jantung koroner. Penyakit
jantung koroner bersumber dari aneka pilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok,
kebiasaan makan dengan tinggi lemak dan kurangnya olah raga.
Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan secara
logis sebagai berikut:
1) Sifat pribadi Aterogenik. Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes
melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero-
genensis (Kaplan& Stamler, 1991).
2) Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.
Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang
terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik,
penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan
alkohol (Kaplan & Stamler, 1991).
3) Faktor resiko kecil dan lainnya. Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak
tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung
koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan
jenis kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).
1.3 Patofisiologi
Manifestasi PJK disebabkan karena ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 sel otot
jantung dengan masukannya. Masukan O2 untuk sel otot jantung tergantung dari O2 dalam darah
dan pembuluh darah arteri koroner. Penyaluran O2 yang kurang dari a. Koroner akan
menyebabkan kerusakan sel otot jantung. Hal ini terutama disebabkan karena proses
pembentukan plak aterosklerosis (sumbatan di pembuluh darah koroner). Sebab lainnya dapat
berupa spasme (kontraksi) pembuluh darah atau kelainan kongenital (bawaan).
Iskemia (kerusakan) yang berat dan mendadak akan menimbulkan kematian sel otot
jantung, yaitu disebut dengan infark jantung akut yang ireversibel (tidak dapat sembuh kembali).
Hasil dari kerusakan ini juga akan menyebabkan gangguan metabolik yang akan berefek
gangguan fungsi jantung dengan manifestasi gejala diantaranya adalah nyeri dada.
WOC:
1.4 Komplikasi
Serangan jantung yang mengancam jiwa menyebabkan infark myocardium (kematian
otot jantung) karena persediaan darah tidak cukup Angina pectoris yang tidak stabil, syok dan
aritmia, Gagal jantung kongestif, Tekanan Darah Tinggi (hipertensi), Diabetes.

1.5 Manifestasi Klinis


Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan aktivitas yang
cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin bertambah,
sekalipun melakukan aktivitas ringan.
1. Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi selama
atau setelah olah raga Peka terhadap rasa dingin
2. Perubahan warna kulit.
3. Nyeri dada kiri seperti ditusuk-tusuk atau diiris-iris menjalar ke lengan kiri.
4. Keringat dingindan berdebar-debar
5. Dada rasa tertekan seperti ditindih benda berat, leher rasa tercekik.
6. Denyut jantung lebih cepat
7. Mual dan muntah
8. kelemahan yang luar biasa

1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1.6.1 Umum
1. Penjelasan mengenai penyakitnya; pasien biasanya tertekan, khawatir terutama untuk
melakukan aktivitas.
2. Pasien harus menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis dengan keadaan sekarang
3. Pengendalian faktor risiko
4. Pencegahan sekunder. Karena umumnya sudah terjadi arteriosklerosis di pem-buluh darah
lain, yang akan berlangsung terus, obat pencegahan diberikan untuk menghambat proses
yang ada. Yang sering dipakai adalah aspirin dengan dosis 375 mg,160 mg,80mg.
5. Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iskemia akut, agar tak terjadi iskemia
yang lebih berat sampai infark miokardium.Misalnya diberi O2.
1.6.2 Mengatasi PJK,yang terdiri dari dari :
1.6.2.1 Medikamentosa
1. Nitrat (N), yang dapat di berikan parenteral, sublingual, buccal, oral, trans dermal dan ada
yang dibuat lepas lambat. Yang terdiri dari Gliseral Trinitrat(GTN) dan Isosorbid 5
Mononitrat (ISMN).
2. Berbagai jenis penyekat beta untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Ada yang bekerja cepat
seperti pindolol dan pro-panolol. Ada yang bekerja lambat seperti sotalol dan nadolol. Ada
beta 1 selektif seperti asebutolol, metoprolol dan atenolol.
3. Antagonis Calsium (Ca A),juga terdiri dari beberapa jenis baik dgunakan secara oral maupun
parenteral.Umumnya obat-obatan ini mengurangi kebutuhan O2 dan menambah masuk
(dilatasi koroner),ada yang menurunkan HR seperti Verapamil dan diltiazem. Efek samping
Utamanya seperti sakit kepala,edema kaki,bradikardia sampai blokade jantung dan lain-
lain.Obat-obat tersebut dapat diberikan sendiri-sendiri atau kombinasi (2 atau 3 macam) bila
diperlukan.
1.6.2.2 Revaskularisasi
1. Pemakaian trombolitik,biasanya pada PJK akut seperti IJA.Rekanalisasi dengan tromobolitik
paling sering dilakukan pada PJK aktif terutama IJA
2. Prosedur invasif non operatif, yaitu melebarkan aa coronaria dengan balon.
3. Oprasi (Coronary Artery Surgery CAS).
Beberapa macam Oprasi adalah sebagai berikut.
1. Oprasi Pintas Koroner (CABG)
1) Vena Saphena (Saphenous Vein)
2) arteria mammaria internal
3) A.Radialis
4) A.Gastroepiploika
2. Transmyocardial (laser) recanalization (TMR)
1) Transplantasi jantung untuk kardiomopati iskemi
BAB 2
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian Keperawatan


2.1.1 Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia
dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2.1.2 Sirkulasi
1. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes
melitus.
2. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya
capilary refill time, disritmia.
3. Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
4. Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak
berfungsi.
5. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
6. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan
gagal jantung.
7. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
2.1.3 Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
2.1.4 Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan berat badan.
2.1.5 Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
2.1.6 Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
2.1.7 Kenyamanan
1. Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
nitrogliserin.
2. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan,
rahang dan wajah.
3. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami.
Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan
pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan
darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
2.1.8 Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah
muda/ pink tinged.
2.1.9 Interaksi social
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
2.1.10 Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.

2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan penumpukan asam laknat ischemia miokardium.
2. Gangguan rasa aman : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.
3. Curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial atau
perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi jantung, perubahan struktural.
(mis: kelainan katup, aneurisma ventrikel)
2.3 Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Nyeri Setelah dulakukan 1. kaji 1. data tersebut dapat
berhubungan tindakan dokumentasi dan membantu menentukan
dengan keperawatan laporakan : penyebab dan efek nyeri
penumpukan selama 1X24 jam a. keluhan pasien dada serta merupakan
asam laknat pasien tidak mengenai nyeri dada garis dasar untuk
ischemia mengalami nyeri meliputi lokasi, membandingkan gejala
miokardium dengan keriteria: radiasi durasi nyeri pasca terapi :
1. Pasien tidak dan factor yang a. terapi terdapat
mengeluh nyeri memmpengaruhi berbagai kondisi yang
dada nyeri berhubungan dengan
2. Pasien b. efek nyeri dada nyari dada terdapat
tampak tenang dan pada perfusi temuan klinik yang khas
dapat beristirahat hemodinamik pada nyeri dada iskhemik
3. TTV dalam kardiovaskuler b. infark mikard
batas normal terhadap menurunkan
a. Tekanan jantung,otak,ginjal. kontraktilitas jantung dan
darah: 110-120/60- komplience ventrikel dan
80 mm Hg dapat menimbulkan
b. RR: 16 -20 X disritmia (curah jantung
/menit menurun) mengakibatkan
c. HR : 60 - tekanan darah dan
100X . menit perkusi jaringan
d. T: 36,5-37,5 menurun frekuensi
c jantung dapat meningkat
Keluaran urin baik sebagai mekanisme
yaitu 1-2 cc /kg bb 2. monitoring EKG kompensasi untuk
/jam mempertahankan curah
jantung.
3. monitoring TTV 2. mengetahui adanya
perubahan gambaran
EKG dan adanya
4. Berikan O2 komplikasi AMI.
sesuia kondisi pasien 3. peningkatan TD
5. berikan posisi HR,RR, menandakan
semifowler . nyeri yang sangat di
6. Anjurkan pasien rasakan oleh pasien.
untuk bedrest total 4. terapi O2 dapat
selama nyeri dada meningkatkan suplay O2
timbul. ke jantung ,
7. berikan 5. membantu
lingkungan yang memaksimalkan
tenang aktifitas komplience paru.
perlahan dan tindakan 6. menurunkan
yang nyaman . konsumsi O2.
8. berikan terapi
sesuai program
7. menurunkan
rangsang eksternal.

8. untuk proses
penyembuhan pasien.

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. berikan 1. dengan mengetahui


aman : Cemas tindakan penjelasan tentang faktor resiko , pasien dan
berhubungan keperawatan factor-faktor resiko keluarga dapat mencegah
dengan selama 2X24 jam timbulnya CAD : dan memodifikasi gaya
kurangnya pasien merokok, diet tinggi hidup yang lebih sehat.
pengetahuan menunjukan: kolesterol , DM ,
tentang penyakit 1. Pasien Hipertensi , stress. 2. pasien akan meraas
ataupun kel;uarga 2. berikan dihargai.
tenang dukungan emosional:
2. pasien dan sikap hangat dan
keluarga dapat empati
mengetahui dan 3. dengan mengetahui
menyebutkan 3. jelaskan setiap prosedur pasien dan
kembali tentang prosedur yang akan keluarga akan
penyakit yang di dilakukan pada pasien berpartisipasi dalam
derita pasien cara dan keluarga. melakukan tindakan
pencegahan dan disamping itu juga dapat
perawatannya. menurunkan tingkat
4. berikan cemas pasien.
penjelasan tentang 4. meningkatklan
perawatan pasien pengetahuan pasien
dirumah : Dan keluarga sehingga
a. Pengaruh CAD keluarga dapat
b. Proses mengantisipasi serangan
penyembuhan ulang.
c. Jenis-jenis
pengobatan
d. Pengaruh obat-
obatan
e. pembatasan diet
: rendah kolesterol
f. olahraga 3/
seminggu : jogging ,
aerobic
g. stop merokok
h. manajement
stress
i. saat BAB tidak
mengejan
5. kaji ulang 5. untuk mengetahui
tingkat cemas dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan dari
intervensi yang telah
dilakukan.
3 Curah jantung setalah dilakukan 1. Auskultasi nadi 1. Biasanya terjadi
menurun tindakan apical, kaji frekuensi, tachycardia untuk
berhubungan keperawatan, klien irama jantung. mengkompensasi
dengan menunjukkan penurunan kontraktilitas
Perubahan adanya penurunan 2. Catat bunyi jantung.
kontraktilitas curah jantung. jantung. 2. S1 dan s2 lemah,
miokardial atau Kriteria Hasil: karena menurunnya kerja
perubahan 1. Frekuensi pompa S3 sebagai aliran
inotropik, jantung meningkat ke dalam serambi yaitu
perubahan 2. Status distensi. S4
frekuensi, irama, Hemodinamik 3. Palpasi nadi menunjukkan
konduksi stabil perifer. inkopetensi atau stenosis
jantung, 3. Haluaran katup.
perubahan Urin adekuat 3. Untuk mengetahui
struktural. (mis: a. Tidak terjadi fungsi pompa jantung
kelainan katup, dispnu yang sangat dipengaruhi
aneurisma b. Akral Hangat 4. Pantau tekanan oleh CO dan pengisisan
ventrikel) darah. jantung.

4. Untuk mengetahui
fungsi pompa jantung
5. Pantau keluaran yang sangat dipengaruhi
urine, catat penurunan oleh CO dan pengisisan
keluaran, dan jantung.
kepekatan atau 5. Dengan
konsentrasi urine. menurunnya CO
mempengaruhi suplai
6. Kaji perubahan darah ke ginjal yang juga
pada sensori contoh: mempengaruhi
letargi, bingung, pengeluaran hormone
disorientasi, cemas aldosteron yang
dan depresi. berfungsi pada proses
7. Berikan istirahat pengeluaran urine.
semi recumbent 6. Menunjukkan tidak
(semi-fowler) pada adekuatnya perfusi
tempat tidur. serebral sekunder
8. Kolaborasi terhadap penurunan
dengan dokter untuk curah jantung.
terapi, oksigen, obat 7. Memperbaiki
jantung, obat diuretic insufisiensi kontraksi
dan cairan. jantung dan menurunkan
kebutuhan oksigen dan
penurunan venous return.
8. Membantu dalam
proses kimia dalam
tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Linda Juan. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC: Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC.
Jakarta.s
Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. EGC: Jakarta.
Schwartz, dkk, 2000, Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G. Tom Shires dkk, EGC ;
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai