Anda di halaman 1dari 11

PERHITUNGAN PENCIPTAAN NILAI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Keuangan Lanjutan

KELOMPOK I
Disusun Oleh :
PutuKrisnaMirahnda Sari (1707612001)
I PutuEkaAdiputra (1707612002)
Sagung Ina Nurachma M. (1707612003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA BALI
2018
1. Pengertian Penciptaan Nilai
Penciptaan nilai adalah penambahan nilai baru terhadap kegiatan individu atau kelompok
untuk menghasilkan produk/jasa yang lebih cepat, lebih tepat, lebih efisien, lebih bermutu, lebih
responsif, dan lebih fleksibel.

2. Pengukuran Nlai dengan Penggunaan Arus Kas


Menurut PSAK No.2. revisi 2009, paragraf 10 Laporan arus kas harus melaporkan arus
kas selama periode terentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi investasi, dan
pendanaan. Laporan arus kas adalah arus kas masuk dan arus arus kas keluar atau sumber dan
pemakaian kas dalam suatu perusahaan.
Tujuan dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas, dan setara kas pada periode tertentu yang digunakan untuk
mengambil keputusan baik oleh pihak eksternal / internal perusahaan. Sehingga, pengukuran
dengan meggunakan laporan arus kas dapat digunakan untuk mengetahui nilai perusahaan
atau kodisi perusahaan.
Nilai dari investasi adalah penjumlahan seluruh arus kas yang telah didiskonto, untuk
menilai kelayakan sebuah proyek baru.

2.1 Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan = Nilai sekarang dari free cash flow dari kegiatan operasi
+
nilai aset non perating

2.2 Shareholder Value from Operations and Total Shareholder Value


Shareholder value = Nilai sekarang dari free cash flow dari kegiatan operasi
from operations –
total utang

3. Analisis Nilai Pemegang Saham


Menurut Sri Rahayu (2010) “Analisis nilai pemegang saham dalam hal ini dapat dilihat
dari adanya investor yang melakukan review terhadap kinerja suatu perusahaan dengan
melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi”. Sehingga kita dapat melihat
keberhasilan manajemen perusahaan mengelola asset dan modal untuk memaksimalkan nilai
perusahaan.
Alfred Rappaport telah mengembangkan Rappaport shareholder value analysis yang
mengasumsikan perubahan yang relatif tenang dalam beberapa elemen arus kas dari satu
tahun ke tahun berikutnya karena elemen-elemen tersebut terkait dengan tingkat penjualan.
Dalam mengestimasi arus kas di masa depan, Rappaport mengasumsikan tingkat
pertumbuhan penjualan yang konstan adalah:
1. Marjin laba operasi yang konstan.
2. Keuntungan dalam model ini adalah keuntungan sebelum beban bunga dan pajak.
3. Tarif pajak adalah persentase dari laba operasi dan diasumsikan kontan.
4. Aset tetap dan modal kerja nilainya terkait dengan kenaikan pada penjualan.

Menggunakan Analisis Nilai Pemegang Saham untuk Menilai Perusahaan Secara


Keseluruhan
Nilai perusahaan adalah jumlah dari utang dan ekuitas.Komponen utang dalam
perhitungan nilai perusahaan adalah nilai pasar dari utang jagka panjang ditambah dengan
nilai pasar dari saham preferen.

Rappaports corporate value:


Corporate Value = Nilai sekarang (dari arus kas operasi dalam periode perencanaan) + Nilai
sekarang dari arus kas operasi setelah periode perencanaan + Nilai saat ini sekuritas yang
diperdagangkan dan investasi jangka panjang

4. Economic Profit
Laba ekonomi (Economic Profit) juga sering disebut dengan residual income memiliki
keuntungan dibandingkan dengan analisis nilai pemegang saham. Hal tersebut dikarenakan,
laba ekonomi menggunakan sistem pelaporan akuntansi perusahaan yang terfokus kepada
keuntungan bukan arus kas. Manajer dapat lebih mudah memahami dan menerima angka laba
dibandingkan dengan informasi arus kas. Laba ekonomi (Economic Profit) merupakan total
pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya ekonomi perusahaan. Termasuk dalam biaya
ekonomi adalah biaya eksplisit dan biaya implisit. Laba ekonomi menjadi salah satu faktor
penting untuk memutuskan apakah perusahaan bisa masuk ke pangsa pasar tertentu atau
bahkan keluar dari market tersebut.
Rumus perhitungan laba ekonomi (Economic Profit), adalah sebagai berikut:

PENJUALAN BIAYA BIAYA LABA


EKSPLISIT IMPLISIT EKONOMI

Biaya eksplisit adalah pengeluaran aktual perusahaan kepada pihak lain sebagai imbalan atas
sumber daya yang digunakan untuk kegiatan perusahaan atau pengeluaran uang tunai yang
benar-benar terjadi. Termasuk didalamnya adalah upah tenaga kerja, harga sewa modal,
perlengkapan, gedung, dan harga pembelian bahan mentah serta barang setengah jadi.
Biaya implisit/ biaya tersembunyi adalah opportunity cost/ biaya peluang yang muncul
karena aset perusahaan tidak digunakan untuk penggunaan terbaiknya. Namun, nilai tersebut
merupakan biaya yang secara ekonomis harus ikut diperhitungkan sebagai biaya produksi,
meskipun tidak dibayar dalam bentuk uang. Tidak ada arus kas keluar dari perusahaan atas
biaya implisit. Biaya yang termasuk dalam biaya implisit, yaitu semua pengeluaran upah
tenaga keja sendiri, modal, serta

Contoh Perhitungan Laba Ekonomi:


PT ABC memperoleh proyek yang akan menghasilkan laba bersih (accounting profit)
sebesar Rp 50 miliar. Proyek tersebut akan berlangsung selama 1 tahun. Proyek tersebut
menggunakan pabrik yang dapat disewakan kepada pihak ketiga dan memberikan pendapatan
sewa sebesar Rp20 miliar.
Biaya implisit dalam contoh ini adalah pendapatan sewa yang seharusnya dapat diterima jika
perusahaan tidak menggunakan bangunan tersebut untuk mengerjakan proyek yang diterima.
Laba akuntansi = Rp50 miliar
Laba ekonomi = Rp50 miliar - Rp20 miliar
Laba ekonomi = Rp30 miliar

4.1 Pendekatan Entitas dalam Menghitung Laba Ekonomi


Versi ini didasarkan pada jumlah laba setelah pajak namun sebelum dikurangi dengan
bunga.
Rumus:

Laba Operasi Sebelum


Bunga Dan Setelah Investasi x WACC LABA EKONOMI
Pajak
Weighted average cost of capital (WACC) merupakan perhitungan cost of capital
berdasarkan porsi debt (utang) dan equity (ekuitas) dari perusahaan. Menghitung WACC
dapat menggunakan rumus, sebagai berikut:

WACC = E/V x Re x (1 – corporate tax) + D/V x Rd

D = Debt/ Hutang
E = Equity
V = Value = debt + equity (Modal yang diperolehdariHutangdanEkuitas)
Re = Cost of Equity (Tingkat Pengembalian Biaya Ekuitas)
Rd = Cost of Debt (Tingkat Pengembalian Pinjaman Hutang)

ContohPerhitunganLabaEkonomimenggunakanPendekatanEntitas
PT ABC memiliki Weighted Average Cost Of Capital (WACC) sebesar 12% dan
memiliki total aset sebesar $1.000.000. Laba operasi sebelum bunga dan setelah pajak adalah
$180.000 setahun. Berapakah laba ekonomi PT ABC?
Laba ekonomi PT ABC = $180.000 - (12% x $1.000.000)
= $60.000.

4.2 Manfaat Laba Ekonomi


Fokus kepada laba ekonomi bukan kepada laba yang dihasilkan oleh sistem akuntansi
memiliki keunggulan karena manajemen harus benar-benar mengamati nilai investasi
perusahaan secara hati-hati. Laba akuntansi yang besar tidak selalu menghasilkan laba
ekonomi yang positif, apabila perusahaan berinvestasi pada aset yang tidak meningkatkan
penjualan perusahaan.
Fokus kepada laba ekonomi telah membantu manajemen dalam mengurangi aset-aset
yang tidak produktif, seperti nilai bahan baku yang terlalu tinggi atau aset tetap yang
menganggur.
1. Laba ekonomi dapat digunakan untuk mengevaluasi opsi stratejik yang menghasilakan
tingkat pengembalian untuk sejumlah periode tertentu.
2. Laba ekonomi memiliki kelebihan dibandingkan dengan analisis nilai pemegang saham
karena laba ekonomi dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan relatif terhadap
aset yang digunakan setiap tahunnya.
4.3 Kesulitan dengan Laba Ekonomi
1. Laporan posisi keuangan tidak mencerminkan modal yang diinvestasikan perusahaan
(invested capital)
a. Laporan posisi keuangan tidak melaporkan aset pada nilai sekarang dari arus kas yang
dihasilkan oleh aset tersebut dimasa depan.
b. Aset dalam posisi keuangan dilaporkan pada harga perolehannya dikurangi dengan
penyusutan dan amortisasi.
c. Laporan posisi keuangan biasanya menilai aset lebih rendah dibandingkan dengan
nilai wajar, sehingga laba ekonomi menjadi lebih tinggi dari kondisi yang sebenarnya.
2. Adanya tindakan manipulasi
Laporan keuangan berisikan angka-angka yang sudah dimanipulasi untuk mencapai target
keuntungan yang telah ditetapkan sebelumnya (earning management and creative
accounting). Perusahaan dapat saja memperoleh angka laba ekonomi yang positif dan
angka NPV(Net Present Value) negatif secara bersamaan. Laba ekonomi yang digunakan
sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen dapat membuat manajemen terfokus
kepada laba ekonomi yang tinggi pada jangka pendek, meskipun dalam jangka panjang
proyek-proyek yang dijalankan perusahaan memiliki angka NPV(Net Present Value)
yang negatif.
3. Kesulitan dalam mengalokasikan pendapat, biaya, dan modal ke unit bisnis, produk, atau
pelanggan.

5. ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)


EVA merupakan salah satu ukuran kinerja operasional yang dikembangkan pertama kali
oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu seorang analis keuangan dari perusahaan Sten
Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode
NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Berikut ini beberapa definisi mengenai EVA menurut
para ahli:
 Menurut Iramani & Febrian (2005), EVA adalah metode manajemen keuangan untuk
mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan
hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan
biaya modal.
 Menurut Warsono (2001: 46), EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak
dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba estimasi laba ekonomis
yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu.
 Menurut Tandelilin (2001: 195), EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan
dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah
bahwa jika kinerja manajemen baik/ efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang
diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi
dengan total biaya modal (cost of capital) tahunan. Jika EVA lebih besar dari nol berarti
perusahaan telah menciptakan nilai atau kekayaan untuk pemegang saham, sebaliknya jika
EVA negatif maka perusahaan tidak dapat menciptakan nilai atau kekayaan untuk pemegang
saham.

Berikut ini adalah Formula EVA :


Laba Operasi x (1–tarif pajak ) – (Weighted Average Cost of Capital x (Total aset –
Liabilitas Lancar)
Contoh:
Berikut ini adalah data-data untuk menghitung EVA PT EFG untuk tahun 2012.
LabaOperasi Total Aset LiabilitasLancar WACC TarifPajak
Rp 150 Milyar Rp 1 Trilyun Rp 200 Milyar 12% 25%

EVA = Laba operasi x (1 tarif pajak) – (Weighted Average Cost of Capital x (Total aset –
Liabilitas Lancar)
EVA = 150 Milyar * (1-25%) – (12% * (Rp 1 Trilyun – 200 Milyar)
EVA = Rp 16.5 Milyar
Jadi, EVA PT EFG di tahun 2012 lebih besar dari nol maka perusahaan mampu
menciptakan kekayaan untuk pemegang sahamnya.

5.1 UKURAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DALAM EVA


Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:
1. Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, sehingga terjadi
proses perubahan nilai ekonomisnya.
2. Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis dalam keadaan impas,
Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan Perusahaan tersebut dikatakan kurang bagus
karena laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan penyandang dana, sehingga tidak
terjadi penambahan nilai ekonomis pada perusahaan.

5.2 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ECONOMIC VALUE ADDED


a) Kelebihan EVA
Kegunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya
penciptaan nilai perushaan, sebab inilah salah satu fungsi penggunaan EVA. Kelebihan lain
dari EVA yang diungkapkan oleh Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134):
1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya
modal sebagai risiko investasi.
2. EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari
perusahaan lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio keuangan.
3. Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia
dana secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang
(weighted) struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai
buku.
4. Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi
pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan.
5. EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan.
6. Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari unit usaha yang
mempunyai negative value added.
Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian yang akurat
dan komperhensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan.
b) Kelemahan EVA
Melihat berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang
diungkapkan Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134) sebagai berikut:
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak megukur aktivitas penentu
seperti loyalitas dan referensi konsumen tidak diperhatikan.
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan pendekatan
fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli
saham tertentu.
3. Konsep ini sangat tergantung pada transnparansi internal dalam perhitungan EVA secara
akurat.
Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan acuan. Mengingat
EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi mereka.
Pengambilan dari suatu investasi baru akan berarti apabila besarnya pengembalian tersebut
melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.

5.3 MANFAAT ECONOMIC VALUE ADDED


Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997; 12) :
1. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai
(value creation).
2. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk
memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang saham.
3. Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham
yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan
meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
4. EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang
menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan
kriteria maksimum nilai perusahaan.
5. EVA menyebabkan perusahan untuk lebih memperhatikan struktur modalnya.
6. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan
pengembalian lebih tinggi, daripada biaya modalnya.

5.4 STRATEGI MENINGKATKAN EVA


Menurut Amrullah yang dikutip oleh Sofiarini (2004: 14) ada beberapa strategi untuk
meningkatkan EVA:
1. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (Profitable Growth).
Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan
tingkat pengembalian tinggi.
2. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi dalam hal ini menaikkan
keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.
3. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak
menjanjikan (rationalize and exit unrewording business). Hal ini berarti menarik modal
yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas yang menghasilkan tingkat
pengembalian yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.

6. CASH FLOW RETURN ON INVESTMENT (CFROI)


CFROI menunjukkan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan arus kas yang
berkelanjutan dibandingkan dengan arus kas yang diinvestasikan di perusahaan. Selisih
antara CFROI dengan biaya modal (cost of capital) merefleksikan potensi penciptaan nilai
perusahaan (semakin tinggi selisihnya, semakin tinggi potensinya). Perubahan dalam CFROI
setiap tahunnya dapat digunakan sebagai indikator kinerja perusahaan.
Formula CFROI adalah sebagai berikut:

Laba operasi x (1-tarif pajak) + beban penyusutan + beban noncash lainnya


Modal yang diinvestasikan
DAFTAR PUSTAKA

Alie, AsnitadanArinyMaghfirah. 2016. PerhitunganPenciptaanNilai. Makalah Online,


http://nitaalie.blogspot.co.id/2016/04/perhitungan-penciptaan-
nilai.htmldiaksespada 13 Februari 2018.

Amri, NurFadhila. 2015. AnalisisNilaiPemegangSaham.Online, https://www.e-


akuntansi.com/2015/10/analisis-nilai-pemegang-saham.htmldiaksespada 13
Februari 2018.

Hidden. 2011. Ecconomic Value Added (EVA).


Online.http://kmukti.blogspot.co.id/2011/12/economic-value-added-eva.html,
diaksestanggal 10 Februari 2018.

Iramani, Rr. Febrian Erie. Financial Value Added: Suatu Paradigma dalam Pengukuran
Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.7(1). 1 –
10.2005.

Po, Martien. 2015. Memahami WACC. Online, http://penilaimuda.com/memahami-wacc-


bagian-2/ diakses pada 11 Februari 2018.

Sanjaya, Ade. 2015. PengertianEconomic Value Added


(EVA)DefinisiTujuanKonsepKeunggulanKelemahanPerhitungan.
[Online].http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-economic-value-
added-eva.html,diaksestanggal 10 Februari 2018.

Warsono. Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi ketiga. Malang : Banyumedia Publising,


2003.

Anda mungkin juga menyukai