Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Berdasarkan Input

5.1.1 Man (Sumber Daya Manusia )


Berdasarkan hasil observasi bahwa PT Pembangunan Perumahan Tbk memiliki
jumlah karyawan sebanyak 2.074 orang. Sumber daya manusia yang terlibat dalam
audit internal SMK3 di PT Pembangunan Persero memiliki jumlah keseluruhan 6
petugas pengawasan, adapun pihak internal perusahaan yang dilakukan oleh
koordinator / perwakilan SHE pusat sebanyak 2 (dua) orang, dan pada bagian proyek
BNI Pejompongan sendiri berjumlah 4 orang. diantaranya SHE Officer dan SHE
Supervisor sebanyak 2 (dua) orang, dan orang-orang yang tergabung dalam dalam
struktur organisasi HSE Pusat. Menurut OHSAS 18001:2007 dimana tim audit harus
bersifat independent, dalam arti independent tidak harus berasal dari luar organisasi,
tetapi dapat diambil dari lingkungan organisasi dengan syarat tidak terikat atau
memiliki kepentingan dengan unit/ bagian atau department yang akan diaudit.
Kualifikasi dan kompetensi melakukan audit K3 belum sepenuhnya Tim audit pernah
mengikuti Pelatihan Auditor Sistem Manajemen K3 (SMK3) Sertifikasi Kemenaker
maupun OHSAS, pada bagian proyek menara BNI Pejompongan tidak memenuhi
kualifikasi pada pendidikan maupun pelatihan yang ada, hal ini sesuai dengan Dalam
binawasnaker No 24 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa kualifikasi harus
mempunyai pendidikan minimal D3 umum dan pernah mengikuti pelatihan Ahli K3
Umum/ SKP Ahli K3 Umum.

Sebagian Tim audit pernah mengikuti Pelatihan Auditor Sistem Manajemen


K3 (SMK3) Sertifikasi Kemenaker maupun OHSAS sebagaimana yang dimaksud
dalam binawasnaker No 24 Tahun 2006 kompetensi melakukan audit K3, Hal ini
sangat penting untuk mendapatkan hasil audit yang baik dan bermanfaat, karena itu
tim audit sebaiknya diberi pelatihan mengenai audit SMK3 yang menyangkut

64
pemahaman mendasar mengenai sistem manajemen OHSAS 18001 dan tata cara
melakukan audit yang baik.

5.1.2 Metode
Pada hasil observasi di lapangan untuk kebijakan audit internal SMK3
di PT. PP (Persero) Tbk pada proyek Menara BNI Pejompongan sudah
mengikuti standar acuan OHSAS 18001:2007 dan PP No. 50 tahun 2012.
Hasil audit disimpan oleh masing- masing dari unit kerja terkait dengan
tembusan ke bagian HSE, dicatat dalam Catatan Hasil Internal Audit.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa pada Proyek


Menara BNI Pejompongan SOP dalam audit internal SMK3 belum memiliki
SOP secara tertulis maupun khusus.

5.1.3 Material (Jenis form yang digunakan)

Pada kegiatan audit internal SMK3 yang dilakukan di proyek menara BNI
Pejompongan proses dilakukan dengan menggunakan form checklist sesuai dengan
OHSAS 18001:2007 dan PP No. 50 tahun 2012. Form checklist SMK3 ini terdiri atas
166 Kriteria, dan ceklist SMK3 bisa digunakan dalam rangka gap analysis SMK3 dan
Audit SMK3 baik internal maupun eksternal. Checklist dibuat berdasarkan pasal-
pasal yang betul-betul relevan dengan area/kegiatan yang akan diaudit dan item-item
yang penting dari prosedur-prosedur yang terkait.

5.2 Berdasarkan Proses


5.2.1 Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi bahwa perencanaan yang dilakukan terhadap
audit internal SMK3 yaitu dengan kebijakan, tujuan, dan sasaran penetapan
keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk dalam menjalankan setiap tanggal

65
serta pembuatan program – program HSE sesuai dengan yang direncanakan,
karena untuk melakukan audit terhadap sistem manajemen K3 dibutuhkan
pengetahuan dan SDM yang baik, sehingga hasil audit yang dilakukan dapat
menjadi bahan perbaikan bagi perusahaan sehingga pada akhirnya perusahaan
dapat merasakan manfaat dari penerapan sistem manajemen K3. Dalam hal
ini, Proyek Menara BNI Pejompongan khususnya pada proses perencanaan
audit internal SMK3 sudah sesuai dalam peraturan pemerintah No. 50 tahun
2012 yang menyatakan bahwa pemeriksaan secara sistematis dan independen
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu
hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan
SMK3 di perusahaan dalam pemilihan auditornya dan Audit internal SMK3
harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan penerapan
SMK3.

5.2.2 Pelaksanaan

Berdasarkan hasil observasi sistem pelaksanaan Audit Internal SMK3 di


Proyek Menara BNI Pejompongan sesuai dengan teori pada standar OHSAS
18001 yang meliputi elemen Kebijakan K3, Perencanaan, Penerapan Operasi,
Pemeriksaan dan Tinjauan Manajemen dan Peraturan Pemerintah N0. 50
tahun 2012 meliputi 12 elemen yaitu Pembangunan dan pemeliharaan
komitmen, Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3, Pengendalian
Perancangan dan Peninjauan Kontrak, Pengendalian Dokumen, Pembelian
dan Pengendalian Produk, Keamanan bekerja berdasarkan SMK3, Standar
Pemantauan, Pelaporan dan perbaikan kekurangan, Pengelolaan Material dan
Pengelolaan Material dan Perpindahannya, Pengumpulan dan Penggunaan
Data, Audit SMK3, Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan.
Pelaksanaan audit keselamatan dan kesehatan kerja, memeriksa secara
langsung dengan melihat sarana, lingkungan dan perangkat lunak keselamatan
dan kesehatan kerja yang ada, serta melakukan verifikasi kebenaran data yang

66
diperoleh. Adapun sistem dalam pelaksanaan audit internal di Proyek Menara
BNI Pejompongan di temukannya beberapa masalah seperti Pada bagian
Health and Safety dimana pemakaian perancah masih belum sesuai standar
penggunan/fungsinya, Pada area lingkungan proyek kebersihan masih kurang.
dan pada bagian environtment pemisahan sampah – sampah antara organik
dan non organik belum berjalan sesuai dengan plan environtment yang telah
dibuat. Pada implementasi lingkungan – organisasi dan kontrol operasional
belum terdapat organisasi dan pengendalian lingkungan.

5.2.3 Pembuatan Laporan


Berdasarkan hasil observasi sistem pelaporan Audit Internal, disusun
Ketua Tim Auditor / HSE Officer bahwa pencatatan elemen-elemen temuan
audit bentuk laporan hasil audit (LHA) sesuai dengan kegiatan secara
menyeluruh meliputi aspek tugas pokok dan fungsi dan aspek-aspek
pendukungnya, ditambah uraian singkat hasil audit/evaluasi lainnya (laporan
audit operasional proyek, laporan audit khusus dan evaluasi atas laporan
akuntabilitas kinerja). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50
tahun 2012, Prosedur pelaporan informasi yang terkait harus ditetapkan untuk
menjamin bahwa pelaporan yang tepat waktu dan memantau pelaksanaan
SMK3 sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan. Prosedur pelaporan internal
yang harus ditetapkan untuk menangani dan terdiri atas:
a. pelaporan terjadinya insiden
b. pelaporan ketidaksesuaian;
c. pelaporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja; dan
d. pelaporan identifikasi sumber bahaya.

67
5.2.4 Tindak Lanjut Audit

Berdasarkan hasil observasi bahwa tindak lanjut audit internal SMK3 di


Proyek Menara BNI Pejompongan yang merupakan tahap akhir dari pekerjaan
audit lapangan dan merupakan tahap awal pekerjaan auditor untuk memantau
tindak lanjut rekomendasi audit oleh auditee. Dalam penindak lanjutannya
hasil audit internal di follow up dengan baik dan tepat waktu, karena ada
sanksi jika tidak di follow up.
Untuk Sanksi Administratif terhadap implementasi SMK3 ini diatur pada
pasal 190 UU No. 13/03, Pelanggaran Pasal 87 dikenakan sanksi
administratif, berupa:
a. Teguran
b. peringatan tertulis
c. pembatasan kegiatan usaha
d. pembekuan kegiatan usaha
e. pembatalan persetujuan
f. pembatalan pendaftaran
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.

Tindak lanjut dari temuan adalah menetapkan langkah perbaikan dan


pencegahan yang dilakukan dalam waktu yang telah disepakati. Bila jadwal tindak
lanjut audit dalam waktu yang disepakati tidak dapat dilaksanakan, Manager/
Supervisor harus melaporkan kemajuan dari kegiatan koreksi/ perbaikan yang telah
dilakukan dan melaporkannya secara efektif. Bagian HSE mencatat semua hasil
internal audit kedalam buku catatan Internal Audit dan semua ketidak - sesuaian yang
ditemukan.
Direktur akan menginstruksikan kepada pengawas unit kerja terkait bahwa
ketidak sesuaian yang ditemukan oleh Auditor segera diperbaiki sebagaimana
mestinya. Semua pengawas unit kerja yang terlibat dengan hasil audit yang

68
ditemukan akan melaporkan hasil tindakan perbaikan kepada Direktur pada saat
Rapat Tinjauan Manajemen (Management Review Meeting).

5.3 Berdasarkan Output


Pada sistem audit internal yang telah dijalankan oleh PT Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk pada proyek Menara BNI Pejompongan pada tanggal 20
september 2017 standar pencapaian target internal minimum perusahaan sebesar
70%. Dengan referensi kalusal pada OHSAS 18001:2007 dan PP 50 tahun 2012
dengan 12 elemen dan 166 kriteria, pada tingkat awal 0 - 59 % Tingkat Penilaian
Penerapan Kurang, pada tingkat Transisi 60 – 84 % Tingkat Penilaian Penerapan
Baik dan pada Tingkat Lanjut 85 – 100 % Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan.
Sedangkan untuk Final Assesment Score audit memperoleh hasil sebesar 75% yang
terdiri dari Project Health and Safety memperoleh hasil sebesar 74,69% dan Project
Environtment memperoleh hasil sebesar 73,70% , dari keseluruhan audit &
management review sebesar 75% faktor yang menjadi pendukung keberhasilan
adalah pada pelatihan kepedulian dan kompetensi, dan yang terkecil dalam penilaian
pada bagian implementasi K3.

69

Anda mungkin juga menyukai