Anda di halaman 1dari 13

MATERI OBSGYN

 TROMBOEMBOLI
Tromboemboli adalah sumbatan pembuluh darah ibu akibat jendalan darah atau air
ketuban.

B. Klasifikasi
Tromboemboli dalam masa nifas mencakup :
1. Trombosis Vena Superfisial (TVS)
Lebih sering diderita oleh wanita dengan varises vena dan angka kejadian tidak
dipengaruhi oleh intervensi obstetrik.
2. Trombosis Vena Dalam (TVD)
Trombosis Vena Dalam sangat dipengaruhi oleh intervensi obstetrik, sebagai
contoh tindakannya meningkat setelah tindakan bedah caesar. Penderita Trombosis
Vena Dalam yang tidak tertangani dengan baik akan mengalami embolisasi trombus
pada pembuluh darah paru (EP) yang dapat berakibat fatal.
3. Emboli paru (EP)

trombosis selalu melibatkan 3 faktor yang saling berhubungan seiring dengan


perubahan-perubahan fisiologik pada kehamilan yaitu :
1. Perubahan Koagulasi selama kehamilan
2. Statis Vena
3. Trauma endotellium vaskuler
4. Kerusakan endotel pembuluh darah
5. Secara khusus faktor resiko dalam kehamilan dan masa kehamilan yang meningkatkan
kecenderungan Tromboemboli adalah :
· Bedah Caesar
· Persalinan pervaginam dengan tindakan
· Usia ibu yang risiko tinggi saat hamil dan bersalin
· Supresi laktasi dengan menggunakan preparat estrogen
· Sickle Cell Disease
· Riwayat tromboflebitis sebelumnya
· Penyakit jantung
· Immobilisasi yang lama
· Obesitas
· Infeksi maternal dan insufisiensi vena kronik
Merokok
· Preeklamsia
· Persalinan lama (prolonge labor)
· Anemia
· Perdarahan

DIAGNOSIS
TANDA & GEJALA Trombosis Vena Superfisial (TVS) :
ú Umumnya hanya terbatas pada vena superfisial dari sistem safena.
ú Secara klinis daerah yang terlibat akan terlihat : kemerahan (eritema), pada palpasi terasa
hangat atau panas, teraba vena superfisial seperti tali yang keras.
ú Kelainan yang sering terjadi pada penderita dengan varises vena superfisial sebelumnya, yaitu
: obesitas, immobilisasi yang lama dan katerisasi intravena.

TANDA & GEJALA Trombosis Vena Dalam (TVD) :


ú Sangat tergantung dari tempat dan besar trombus, status sirkulasi vena kolateral,
derajat respons, dan inflamasi.
ú Hampir 80% mengenai tungkai kiri karena kompresi vena iliaka sinistra saat
bersilangan dengan arteri illiaka dekstra dan kecepatan aliran darah terutama pada
tungkai kiri yang jauh berkurang jika wanita hamil berbaring terlentang.

TANDA & GEJALA EMBOLI PARU (EP) :


ú Sering didahului oleh adanya Tromboemboli pada ekstrimitas inferior dan pada beberapa
lainnya Tromboemboli pada vena dalam pelvis yang asimtomatik) diketahui.
ú Tanda dan Gejala Umum adalah dispnea, nyeri dada, batuk, sinkop dan hemoptisis.

TERAPI
a. Trombosis Vena Superfisial (TVS)
Pentalaksanaan untuk nyeri (analgesik)
 Thermal blanket
 Elevasi anggota gerak bawah untuk memperbaiki sirkulasi
 Pemberian anti inflamasi
 Anjukan mobilisasi secar bertahap setelah tirah baring selama 5-7 hari
 Anjurkan menggunakan elastic stocking
 Anjurkan tidak berdiri dalam waktu yang lama guna mencegah terjadinya infeksi
berulang yang sering terjadi pada masa yang lama kehamilan dan segera setelah
persalinan.
b. Trombosis Vena Dalam (TVD) dan Emboli Paru (EP)
Tujuan utama terapi untuk mencegah perluasan trombus, Emboli Paru dan Postphlebitic
syndrome.
Pertimbangkan keamanan obat bagi ibu dan janin, efektifitas dan terapi untuk keadaan akut atau
tidak serta waktu kapan diberikan (dalam masa kehamilan, persalinan atau masa nifas)
Obat yang digunakan dalam terapi Trombosis Vena Dalam (TVD) dalam kehamilan dan masa
nifas :
1. Heparin
Heparin merupakan obat terpilih (drug of choice) untuk terapi awal trombosis
vena akut dalam kehamilan. Obat ini merupakan anionic mucopolysaccharide dengan berat
molekul 3.000 - 30.000. Dikarenakan ukuran molekulnya, heparin tidak masuk ke dalam
plasenta dan sirkulasi janin atau air susu ibu. Tempat metabolisme utama adalah di hepar dan
sistem retikuloendotel serta diekskresikan lewat urine. Fungsinya sebagai antitrombosis akan
efektif bila berikatan dengan co - faktor antitrombin III. Waktu paruh heparin rata-rata 90
menit (dengan rentang 30 menit - 2,5 jam) setelah diberikan secara intravena.
2. Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
3. Antikoagulan oral : Anti koagulan oral bekerja dengan cara menghambat efek
vitamin K dalam sintesis faktor II,VII, IX di hepar. Jenis yang paling banyak
digunakan adalah sodium warfarin, dicumarol, ethyl
biscoumacetate dan phenidione
 SALPINGITIS
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan keputihan
berulang sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan demam yang hilang timbul.
Pemeriksaan abdomen nyeri tekan pada perut bagian kiri bawah. Pemeriksaan bimanual
terasa nyeri pada fornik lateral kiri, terkesan teraba massa kistik, terfixir dengan
permukaan rata. Pemeriksaan ultrasonografi (seperti gambar). Apakah diagnosis kasus di
atas ?
 ABORTUS
AB. Inkomplit : OUE terbuka

Missed abortion : OUE tertutup, perdarahan (-) : evakuasi isi uterus  dilatasi kuretase

 INFUSIENSI ENDOMETRIUM / AUB


1. Menoragia (hipermenorea) adalah perdarahan menstruasi yang banyak dan
memanjang. Adanya bekuan-bekuan darah tidak selalu abnormal, tetapi dapat
menandakan adanya perdarahan yang banyak. Perdarahan yang ‘gushing’ dan ‘open-
faucet’ selalu menandakan sesuatu yang tidak lazim. Mioma submukosa, komplikasi
kehamilan, adenomiosis, IUD, hiperplasia endometrium, tumor ganas, dan perdarahan
disfungsional adalah penyebab tersering dari menoragia.
2. Hipomenorea (kriptomenorea) adalah perdarahan menstruasi yang sedikit, dan
terkadang hanya berupa bercak darah. Obstruksi seperti pada stenosis himen atau
serviks mungkin sebagai penyebab. Sinekia uterus (Asherman’s Syndrome) dapat
menjadi penyebab dan diagnosis ditegakkan dengan histerogram dan histeroskopi.
Pasien yang menjalani kontrasepsi oral terkadang mengeluh seperti ini, dan dapat
dipastikan ini tidak apa-apa.
3. Metroragia (perdarahan intermenstrual) adalah perdarahan yang terjadi pada
waktu-waktu diantara periode menstruasi. Perdarahan ovulatoar terjadi di tengah-
tengah siklus ditandai dengan bercak darah, dan dapat dilacak dengan memantau suhu
tubuh basal. Polip endometrium, karsinoma endometrium, dan karsinoma serviks
adalah penyebab yang patologis. Pada beberapa tahun administrasi estrogen eksogen
menjadi penyebab umum pada perdarahan tipe ini.
4. Polimenorea berarti periode menstruasi yang terjadi terlalu sering. Hal ini biasanya
berhubungan dengan anovulasi dan pemendekan fase luteal pada siklus menstruasi.
5. Menometroragia adalah perdarahan yang terjadi pada interval yang iregular. Jumlah
dan durasi perdarahan juga bervariasi. Kondisi apapun yang menyebabkan perdarahan
intermenstrual dapat menyebabkan menometroragia. Onset yang tiba-tiba dari episode
perdarahan dapat mengindikasikan adanya keganasan atau komplikasi dari
kehamilan.
6. Oligomenorea adalah periode menstruasi yang terjadi lebih dari 35 hari. Amenorea
didiagnosis bila tidak ada menstruasi selama lebih dari 6 bulan. Volume perdarahan
biasanya berkurang dan biasanya berhubungan dengan anovulasi, baik itu dari
faktor endokrin (kehamilan, pituitari-hipotalamus) ataupun faktor sistemik (penurunan
berat badan yang terlalu banyak). Tumor yang mengekskresikan estrogen
menyebabkan oligomenorea terlebih dahulu, sebelum menjadi pola yang lain.
7. Perdarahan kontak (perdarahan post-koitus) harus dianggap sebagai tanda dari
kanker leher rahim sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Penyebab lain dari
perdarahan kontak yang lebih sering yaitu servikal eversi, polip serviks, infeksi
serviks atau vagina (Tichomonas) atau atropik vaginitis. Hapusan sitologi negatif
tidak menyingkirkan diagnosis kanker serviks invasif, kolposkopi dan biopsi sangat
dianjurkan untuk dilakukan.

 TUMOR FILoIDES
Tumor phyllodes adalah neoplasma fibroepitelial yang jarang ditemukan. Insidensnya
hanya sekitar 0,3-0,9% dari seluruh tumor payudara, sedangkan frekuensi lesi
maligna bervariasi sekitar 5-30%. Tumor phyllodes dikemukakan pertama kali oleh
Johannes Muller dengan nama cystosarcoma phyllodes pada tahun 1838, untuk
menunjukkan tumor yang makroskopik menyerupai daging dengan gambaran leaf
like pada potongan melintang; juga disebut giant fibroadenoma, cellular
intracanalicular fibroadenoma dan beberapa nama lain.

tumor phyllodes berupa massa berbentuk bulat sampai oval, multinodular, tanpa kapsul
yang jelas. Ukuran bervariasi dari 1-40 cm. Sebagian besar tumor berwarna abu-abu-putih
dan menonjol dari jaringan payudara sekitar.

MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis tumor phyllodes umumnya unilateral, tunggal, tidak
nyeri, dengan benjolan yang dapat teraba. Tumor tibatiba muncul dan terus membesar, atau
berupa benjolan yang awalnya menetap lalu bertambah besar dalam beberapa bulan
terakhir. Pada pemeriksaan fi sik payudara, tumor phyllodes berupa benjolan lunak dan
bulat, mirip fi broadenoma, namun berukuran besar (>2-3 cm).3,4 Tumor dapat terlihat jelas
jika cepat membesar.
 KARSINOMA OVARII
Kanker ovarium termasuk satu dari sepuluh kanker yang paling sering diderita oleh wanita di
Indonesia
Beberapa penelitian menyatakan umur tua, indeks masa tubuh tinggi, paritas rendah, dan riwayat
penggunaan kontrasepsi hormonal merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi risiko
kanker ovarium
Penyebab kanker ovarium masih belum bisa dipastikan, namun kelompok wanita berikut lebih
rentan terhadap penyakit ini:
• Menopause terjadi pada usia yang relatif lebih tinggi
• Belum pernah melahirkan
• Riwayat medis keluarga penderita kanker ovarium (terutama ibu, saudara perempuan, dan bibi)
• Kelebihan berat badan, diet yang tinggi kandungan lemak
• Aborsi spontan atau infertilitas
• Riwayat kanker payudara
• Terapi penggantian hormon selama lebih dari 5 tahun setelah menopause

Wanita yang berusia di atas 50 tahun mungkin perlu melakukan tes darah untuk mengetahui
indeks CA125 dan pemeriksaan ultrasound untuk mendeteksi penyakit ini pada stadium awal.

Signs and symptoms


Early ovarian cancer causes minimal, nonspecific, or no symptoms. The patient may
feel an abdominal mass. Most cases are diagnosed in an advanced stage.
Epithelial ovarian cancer presents with a wide variety of vague and nonspecific
symptoms, including the following:
 Bloating; abdominal distention or discomfort
 Pressure effects on the bladder and rectum
 Constipation
 Vaginal bleeding
 Indigestion and acid reflux
 Shortness of breath
 Tiredness
 Weight loss
 Early satiety
Ketuban pecah dini
PCOS

 HEMATOCOLPOS

hematocolpos bisa dijelaskan sebagai kondisi medis saat vagina terisi darah
menstruasi. Hal ini bisa disebabkan congenital stenosis dari leher rahim. Jadi,
secara sederhana bisa diartikan bahwa hematocolpos adalah penimbunan
darah dalam vagina.

Kondisi ini bisa dialami oleh seseorang yang mengalami imperforate


hymen, yaitu kondisi hymen (selaput dara) sedang tidak normal pada
pembuka tengahnya. Penyebab lain juga bisa dikarenakan kelainan utero-
vaginal yang mana vagina tertutup oleh jaringan yang terbentuk saat embrio
berkembang. Tentunya hal tersebut akan menimbulkan rasa sakit luar biasa
pada area kewanitaan dan bagian perut.
Polyp serviks : massa bertangkai, rapuh

myoma geburt

Anda mungkin juga menyukai