Anda di halaman 1dari 3

Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Puding Hitam (Graptophyllum Pictum (L.

) Griff)
M. Khoirul Fahmi (I1C016092)
A. Formulasi Sedian dan Pemerian

Pemerian sediaan :
1. Vaselinum Album : massa lunak lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Praktis tidak larut dalam air dan
dalam etanol 95% P larut dalam kloroform P, larut dalam eter P dan dalam eter
minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropaleseni lemah. (Depkes RI, 1979)
2. Paraffin cair : cairan kental, transparan, tidak berfluoroseni; tidak berwarna; hampir
tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa. Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol 95% P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P (Depkes RI, 1979)
3. Asam stearat : Zat padat keras mengkilat menunjukan susunan hablur, putih atau
kuning pucat, praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P,
dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P. (Depkes RI, 1979)
4. Triethanolamin : Cairan kental, tidak berwarna, hingga kuning pucat, bau lemah mirip
ammonia, higroskopis, mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam
kloroform P. (Depkes RI, 1979)
5. Nipagin : Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk hablur putih. Sukar larut dalam air
dan dalam benzen, mudah larut dalam etanol dan eter. (Depkes RI, 2014)
6. Nipasol : Serbuk atau hablur kecil, tidak berwarna.sangat sukar larut dalam air, sukar
dalam air mendidih, mudah larut dalam etanol dan eter. (Depkes RI, 2014)
7. Oleum rosae : cairan tidak berwarna atau kuning; bau menyerupai bunga mawar, rasa
khas; pada suhu 25˚C kental, jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa

hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur. Larut dalam 1 bagian kloroform
P, larutan jernih (Depkes RI, 1979)
8. Aquadest : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
(Depkes RI, 2014)
B. Cara Pembuatan Krim
Timbang semua bahan, panaskan lumpang diatas waterbath. Lebur vaselin alba, paraffin
liquid, asam stearat dan nipasol dalam cawan penguap diatas waterbath pada suhu 70-
75˚C hingga lebur (fase minyak).. Campurkan nipagin, TEA dan air (fase air). Masukkan

fase minyak ke dalam lumpang panas kemudian gerus, lalu tambahkan fase air secara
perlahanlahan sambil digerus hingga homogen dan terbentuk massa krim. Masukkan
ekstrak etanol daun puding hitam ke dalam lumpang panas, kemudian ditambahkan basis
krim sedikit demi sedikit dan diaduk hingga homogen. Tambahkan oleum rosae qs
kemudian gerus hingga homogen dan terbentuk krim.
C. Evaluasi Sediaan
Dilakukan berapa uji dalam pembuatan krim ini diantaranya adalah uji organoleptis,
uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, uji tipe krim dan uji iritasi.
D. Hasil
Uji organoleptis, uji pH dengan menggunakan alat pH meter. Alat tersebut dikalibrasi
terlebih dahulu sebelum digunakan. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan larutan
dapar pH 4 dan pH 10. Pemeriksaan pH dilakukan dengan mencelupkan elektroda ke
dalam 1 gram krim yang diencerkan dengan air suling hingga 10 mL. Pengujian pH
merupakan salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan pada penggunaan
sediaan topikal. Krim yang baik harus memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4-
6,5). Uji Homogenitas dilakukan dengan cara : sediaan ditimbang 0,1 g kemudiaan
dioleskan secara merata dan tipis pada kaca arloji. Krim harus menunjukkan susunan
yang homogen dan tidak terlihat adanya bintik-bintik. Uji Daya Sebar untuk mengetahui
kelunakan krim saat digunakan pada kulit. Sebanyak 0,5 gram sediaan krim diletakkan
dengan hati-hati di atas kertas grafik yang dilapisi kaca, dibiarkan sesaat (1 menit). Luas
daerah yang diberikan oleh sediaan dihitung. Kemudian ditutup lagi dengan kaca yang
diberi beban tertentu masing-masing 50 gram, 100 gram, dan 150 gram. Dibiarkan
selama 60 detik, lalu pertambahan luas yang diberikan oleh sediaan dapat dicatat. Uji
Tipe Krim dilakukan dengan cara memberikan 1 tetes larutan metilen biru pada 0,1 gram
krim, kemudian diamati penyebaran warna metilen biru dalam sediaan dibawah
mikroskop. Jika warna menyebar secara merata pada sediaan krim, berarti tipe krim
adalah minyak dalam air (M/A), tetapi jika warna hanya berupa bintik-bintik berarti tipe
krim adalah air dalam minyak (A/M). Uji iritasi dilakukan terhadap manusia dengan cara
uji tempel tertutup. Krim ditimbang sebanyak 0,1 gram lalu dioleskan pada lengan bagian
dalam dengan diameter 2 cm, lalu ditutup dengan kain kassa dan plester. Lihat gejala
yang timbul setelah 24 jam. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap lima orang panelis
E. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun puding hitam dapat
diformulasi menjadi sediaan krim dan konsentrasi ekstrak mempengaruhi organoleptis
dan pH krim.

Anda mungkin juga menyukai