Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SOSIOLOGI PERDESAAN
DESA SUNGAI PINANG TIGA

OLEH :
ICHA PURNAMA SARI
05041181722028

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018

ii Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
2.1. Pengertian Desa ........................................................................................ 3
2.2. Topologi Desa ............................................................................................ 3
2.3. Karakteristik Desa ...................................................................................... 4
2.4. Kehidupan Sosial Masyarakat Desa ........................................................... 4
2.5. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Desa ...................................................... 5
2.6. Kehidupan Budaya Masyarakat Desa ........................................................ 5
BAB 3 PEMBAHASAN ..................................................................................... 6
3.1. Lokasi Desa, Sejarah Desa, Pola Kehidupan Masyarakat dan
kebudayaan di Desa Sungai Pinang Tiga ................................................... 6
3.1.1. Lokasi Desa Sungai Pinang Tiga ..................................................... 6
3.1.2. Sejarah Desa Sungai Pinang Tiga .................................................... 6
3.1.3. Pola Kehidupan Masyarakat Desa Sungai Pinang Tiga ................... 7
3.1.4. Kebudayaan Desa Sungai Pinang Tiga ............................................ 7
3.2. Jenis dan Sistem pertanian, Struktur Organisasi, Lembaga-Lembaga
yang terbentuk dan program yang telah dibuat oleh pemerintah
di Desa Sungai Pinang Tiga ...................................................................... 8
3.2.1. Jenis dan Sistem Pertanian Desa Sungai Pinang Tiga .................. 8
3.2.2. Struktur Organisasi Desa Sungai Pinang Tiga ............................... 9
3.2.3. Lembaga-Lembaga Desa Sungai Pinang Tiga ............................. 10
3.2.4. Program-Program Pemerintah untuk Desa
Sungai Pinang Tiga ..................................................................... 10
3.3. Masalah-Masalah dan Potensi di Desa Sungai Pinang Tiga ................ 11
3.3.1.Masalah-Masalah di Desa Sungai Pinang Tiga ............................... 11

ii Universitas Sriwijaya
3.3.2. Potensi Desa Sungai Pinang Tiga ................................................ 11
BAB 4 PENUTUP .............................................................................................. 12
4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 12
4.2. Saran ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
LAMPIRAN ........................................................................................................ 14

ii Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, apapun yang telah tercipta dialam semesta ini
adalah rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga Allah selalu limpahkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta kepada seluruh keluarga dan sahabatnya.
Dalam menyelesaikan makalah penelitian ini, saya banyak mendapatkan
pengalaman dari narasumber dalam menceritakan mengenai berbagai sejarah dan
juga masalah-masalah yang ada di Desa Sungai Pinang. Dan berkat kerja sama
dengan team dalam melakukan penelitian dan kerja samanya dengan narasumber,
makalah penelitian ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Saya selaku penulis makalah penelitian ini menyadari bahwa makalah
penelitian ini masih banyak kekurangan, saya mohon maaf jika terdapat banyak
kesalahan kata atau kalimat dalam pembuatan makalah penelitian ini. Dan saya
berharap makalah penelitian ini dapat bermanfaat untuk kita semua terutama
untuk penulis sendiri.

Indralaya, 27 April 2018

Penulis

ii Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural dalam hubungannya
dan adanya pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain. Dari segi
agrarisnya, desa merupakan permukiman manusia yang letaknya diluar kota dan
penduduknya bermata pencaharian dibidang agraris yang memiliki jumlah
penduduk sedikit dengan wilayah yang relatif luas, sehingga memungkinkan
adanya bidang-bidang kehidupan seperti persawahan, perladangan, dan
perkebunan.
Desa dalam undang-undang negara indonesia, kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewarganegaraan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul serta adat-istiadat setempat yang
diakui dalam sistem pemerintahan nasional di daerah kabupaten. Proses sosial
diperdesaan berjalan dengan lambat karena kehidupan bersifat tradisional, tata
pemerintahannya pun dipimpin oleh kepala desa yang dipimpin oleh kepala desa
yang dipilih oleh masyarakat desa yang memegang agama yang kuat. Masyarakat
sangat erat dengan alam dan kehidupan petani bergantung pada setiap musim.
Daerah perdesaan, kesatuan sosial dengan jumlah penduduk relatif kecil.
Desa dalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik. Desa adalah kesatuan
masyarakat yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan pra aksara masyarakat, hak asal
usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses sosial diperdesaan berjalan dengan
lambat karena kehidupan bersifat tradisional, tata pemerintahannya pun dipimpin
oleh kepala desa yang dipimpin oleh kepala desa yang dipilih oleh masyarakat
desa yang memegang agama yang kuat.

ii Universitas Sriwijaya
1.2. Rumusan Masalah
1. Dimanakah lokasi Desa Sungai Pinang 3?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya Desa Sungai Pinang Tiga?
3. Bagaimana pola kehidupan masyarakatnya berdasarkan mata
pencaharian pokok, pola pemukiman, dan perkembangan
penduduknya?
4. Bagaimana kebudayaan yang ada di Desa Sungai Pinang Tiga?
5. Apa jenis dan sistem pertanian yang ada di Desa Sungai Pinang Tiga?
6. Bagaimana struktur organisasi di Desa Sungai Pinang Tiga?
7. Apa saja lembaga-lembaga yang sudah dibentuk di Desai Sungai
Pinang Tiga?
8. Apa saja program-program yang dibuat pemerintah untuk
pembangunan Desa Sungai Pinang Tiga?
9. Apa masalah yang selalu dihadapi masyarakat Desa Sungai Pinang
Tiga?
10. Apa saja potensi yang dapat dikembangkan di Desa Sungai Pinang
Tiga?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian di Desa Sungai Pinang Tiga ini untuk
mengetahui :
1. Mengetahui lokasi, sejarah dan pola kehidupan dari masyarakat di Desa
Sungai Pinang Tiga.
2. Mengetahui kebudayaan yang masih diterapkan di Desa Sungai Pinang
Tiga.
3. Mengetahui jenis dan sistem pertanian serta struktur prganisasi dan
lembaga-lembaga yang terbentuk di Desa Sungai Pinang Tiga.
4. Mengetahui masalah-masalah yang pernah dihadapi oleh masyarakat
Desa Sungai Pinang Tiga.
5. Mengetahui potensi yang bisa dikembangkan di Desa Sungai Pinang
Tiga.

ii Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Desa


Menurut Fazariah (2014), Desa adalah tempat asal, tempat tinggal, negeri
asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup, dengan satu
kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas. Istilah desa ini, juga bisa disebut
dengan istilah lain dari daerah-daerah tertentu. Desa adalah istilah sastra lama
yang berarti tempat, tanah, atau daerah. Desa juga mengandung arti kelompok
rumah di luar kotayang merupakan kesatuan.desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik. Desa adalah kesatuan masyarakat yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan pra aksara masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2. Topologi Desa


Topologi dari masyarakat desa dilihat dari kegiatan pokok yang ditekuni
masyarakatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, selain itu topologi
desa bisa dilihat dari segi permukiman maupun dari tingkat perkembangan
masyarakat desa itu sendiri, dilihat dari segi mata pencaharian pokok yang
dikerjakan. Topologi masyarakat desa terbagi menjadi dua yaitu desa pertanian
dan desa industri. Desa pertanian yaitu Farm Village Type, Nebulous Farm
Village Type, Arranged Isolated Farm Type, Pure Isolated Farm Type
menumbuhkan tipe desa yaitu The Scaffered Farmstead Community and The
Cluster Village. Selain desa pertanian, ada juga yaitu desa industri yang dilihat
dari aspek mata pencaharian, topologi desa juga dapat dilihat dari perkembangan
masyarakatnya yaitu desa tradisional, desa swakarya, desa swasembada. Dalam
setiap pembagian dua jenis desa tersebut terdapat produksi yang bisa
menghasilkan barang dari setiap mata pencahariannya (Fazariah, 2014).

ii Universitas Sriwijaya
2.3. Karakteristik Desa
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir
tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Sedangkan
yang dimaksud dengan desa adalah satu kesatuan yang dimana bertempat tinggal
masyarakat pemerintahan sendiri. Perwujudan kesatuan geografi, sosial, ekonomi,
politik, dan kultural yang terdapat di desa tersebut dalam hubungannya dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Karakteristik dari desa itu
sendiri antara lain mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara
ribuan jiwa, ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap
kebiasaan, cara berusaha dalam perekonomian adalah agraris yang paling umum
yang sangat dipengaruhi alam seperti iklim, keadaan alam, sedangkan pekerjaan
yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. Sistem kehidupan umumnya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Fazariah, 2014).

2.4. Kehidupan Sosial Masyarakat Desa


Corak kehidupan masyarakat di desa dapat dikatakan masih homogen dan
pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan.
Semua pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga. Serta hal yang
sangat berperan dalam interkasi dan hubungan sosialnya adalah motif-motif
sosial. interaksi sosial selalu diusahakan supaya kesatuan sosial tidak terganggua,
konflik atau pertentangan sosial sedapat mungkin dihindarkan jangan sampai
terjadi. Prinsip kerukunan inilah yang menjiwai hubungan sosial pada masyarakat
perdesaan. Kekuatan yang mempersatukan masyarakat perdesaan itu timbul
karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, seperti kesamaan adat
kebiasaan, kesamaan tujuan, dan kesamaan pengalaman. Sosial masyarakat desa
ditandai dengan pemikiran ukatan batin yang kuat sesama warga desa yaitu
persaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya
bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dimana ia hidup dan dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota-anggota masyarakat
(Fazariah, 2014).

ii Universitas Sriwijaya
2.5. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Desa
Pada masyarakat perdesaan mata pencaharian bersifat homogen yang berada
disekitar ekonomi primer, yaitu bertumpu pada bidang pertanian. Kehidupan
ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah untuk keperluan
pertanian, peternakan, dan termasuk juga perikanan darat. Jadi kegiatan di desa
adalah mengolah alam untuk memperoleh bahan-bahan mentah. Baik bahan
kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lainnya untuk memenuhi kebutuhan
pokok manusia. Pada umumnya masyarakat perdesaan menganut sistem ekonomi
tradisional atau sistem ekonomi tertutup, cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan
ekonomi masyarakat terbatas untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan bersama. Pola produksi dalam masyarakat tradisional terutama
mendasarkan pada tenaga keluarga dan tenaga ternak pun dimanfaatkan. Dalam
proses produksi tradisional, umunya laki-laki mengerjakan perkerjaan mengolah
tanah yang paling berat baik disawah maupun di ladang. Untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih ringan seperti menyiram terutama pada sawah
anak-anak di atas sepuluh tahun dan istri juga turut membantu.

2.6. Kehidupan Budaya Masyarakat Desa


Kebudayaan adalah cara hidup yang dibina oleh suatu masyarakat guna
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok seperti untuk bertahan hidup,
kelangsungan jenis manusia dan penerbitan pengalaman sosial. kebudayaan
adalah penjumlahan atau akumulasi semua obyek materil, pola organisasi
kemasyarakatan, cara tingkah laku, pengetahuan, kepercayaan dan lain-lain yang
dikembangkan dalam pergaulan hidup manusia. Kebudayaan tidaklah diwariskan
secara biologis, setiap angkatan mempelajari sendiri dan meneruskan pada
generasi yang berikutnya dan ditambah dengan apa yang dirubah atau
dikembangkan selama masa hidupnya dengan transmisi ini maka dimungkinkan
adanya kelangsungan kebudayaan selama beberapa generasi. Kebudayaan yang
turun kepada generasi berikutnya itu dapat dilakukan dengan kebiasaan yaitu cara
yang sudah menetap dan umum untuk melakukan sesuatu dan sudah diakui oleh
masyarakat. Adat yaitu cara tingkah laku dalam masyarakat yang diberi sanksi
yang dianggap sebagai cara yang tetap dan baik (Fazariah, 2014).

ii Universitas Sriwijaya
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1. Lokasi Desa, Sejarah Desa, Pola Kehidupan Masyarakat dan


kebudayaan di Desa Sungai Pinang Tiga
3.1.1. Lokasi Desa Sungai Pinang Tiga
Desa Sungai Pinang Tiga terletak di kecamatan Sungai Pinang, kabupaten
Ogan Ilir Sumatera selatan. Sungai Pinang Tiga merupakan desa yang masih
jarang penduduk karena tempatnya yang masih pelosok dan memiliki kekurangn
dalam hal bantuan pemerintah. Desa Sungai Pinang Tiga merupakan desa yang
memiliki aktivitas pekerjaan yang tidak tetp ataupun masih tergantung pada
sesuatu yang membuat masyarakat di Desa Sungai Pinang Tiga tersebut harus
banyak berpikir untuk bisa menghasilkan uang untuk membeli kebutuhan bahan
pokok ataupun keperluan untuk bisa bertani ataupun melakukan pekerjaan lainnya
yang memang membutuhkan bahan ataupun barang, Desa Sungai Pinang Tiga
untuk transportasinya juga sangat minim, karena untuk dilewati kendaraan beroda
empat saja tidak bisa dan hanya bisa dilewati menggunakan perahu ataupun untuk
menuju tempat pekerjaan satu ke tempat pekerjaan yang lainnya harus
menggunakan perahu karena tempat disitu ketika musim hujan terjadi banjir.

3.1.2. Sejarah Desa Sungai Pinang Tiga


Untuk sejarah dari Desa Sungai Pinang Tiga tersebut minim diketahui oleh
penduduk di desa tersebut, sebab desa tersebut sudah lama terbentuk dan yang
pertama kali ataupun yang sudah lama mengenal sejarah desa tersebut jarang
ditemui lagi. Karena desa tersebut merupakan desa pemekaran dari desa lainnya.
Tetapi dari sepengetahuan beberapa penduduk disitu mengira bahwa mengapa
bisa dinamakan Desa Sungai Pinang karena dulunya banyak sekali pohon pinang
di desa tersebut yang mengakibatkan desa tersebut dinamai desa sungai pinang.
Desa ini masih sangat asri sekali dan masih banyak menyimpan kebudayaan-
kebudayaan yang dulunya dilakukan dan sekarang masih sama dilakukan juga.
Tetapi masyarakatnya tidak ber mata pencaharian sesuai dengan nama desa ini
yaitu sungai pinang, masyarakatnya tidak bekerja sebagai pencari pinang.

ii Universitas Sriwijaya
3.1.3. Pola Kehidupan Masyarakat Desa Sungai Pinang Tiga
Pola kehidupan masyarakat Desa Sungai Pinang Tiga bermata pencaharian
sesuai dengan musim yang terjadi pada saat itu. Kebanyakan masyarakat Desa
Sungai Pinang Tiga sebagai nelayan jika ada musim hujan dan petani pada saat
musim kerting, tetapi ketika sudah bertani dan sudah panen, warga di Desa Sungai
Pinang Tiga tersebut tidak ada pekerjaan lagi dan menganggur. Tetapi disitu
masyarakatnya mencari cara untuk bisa bertahan hidup atau mencari uang untuk
membeli kebutuhan pokok dengan cara beternak. Untuk pola pemukimannya
berdekatan dengan sawah sebab pemukiman dari masyarakat tersebut dikelilingi
oleh sawah ataupun perkarangan yang biasanya digunakan untuk bertani. Jadi
mereka bisa menjaga sawahnya pada waktu malam hari dan siang hari juga. Dan
pekerjaan mereka dengan tempat tinggal mereka tidak begitu jauh. Perkembangan
dari penduduk tersebut bertambah untuk setiap tahunnya, jadi untuk
pemukimannya semakin padat untuk sekarang ini dan tahun-tahun berikutnya.dan
pemukiman penduduk yang paling padat di pinggir jalan masuk ke perdesaan.

3.1.4. Kebudayaan Desa Sungai Pinang Tiga


Kebudayaan di Desa Sungai Pinang Tiga itu masih ada budaya yang
memang ada di Desa Sungai Pinang Tiga tersebut sejak lama. Ada adat yang
masih dilakukan pada saat sekarang, pada saat ada arak-arakan menikah masih
ada yang di bawa seperti buah pinang untuk arak-arakan. Selain itu biasanya
penduduk dari Desa Sungai Pinang Tiga tersebut berasal dari daerah lain dan
punya adat lain. Sehingga terkadang adat yang dibawa oleh penduduk lain juga di
lakukan disitu, yang membuat penduduk asli dari desa tersebut mengetahui
ataupun bisa tahu tentang adat dari daerah-daerah lainnya. Ada lagu khas dari
Desa Sungai Pinang Tiga pada saat menikah dan ada banyak makanan yang di
sajikan pada saat ada acara-acara yang ada di Desa Sungai Pinang Tiga. Dan
untuk perayaan pada hari-hari besar selalu identik dengan pohon pinang.
Sebenarnya untuk adat kebudayaan dan kebiasaan dari masyarakat Desa Sungai
Pinang Tiga tersebut masih biasa seperti dengan daerah-daerah lainnya, hanya saja
yang bisa membuat perbedaan antara Desa Sungai Pinang Tiga dengan daerah
lainnya yaitu khas dari pohon pinangnya.

ii Universitas Sriwijaya
3.2. Jenis dan Sistem pertanian, Struktur Organisasi, Lembaga-Lembaga
yang terbentuk dan program yang telah dibuat oleh pemerintah di
Desa Sungai Pinang Tiga
3.2.1. Jenis dan Sistem Pertanian Desa Sungai Pinang Tiga
Sistem pertanian dan jenis pertanian di desa tersebut masih campuran ada
yang masih bersifat tradisional dan juga yang bersifat modern. Untuk jenis
pertanian ini memang masih sama seperti daerah-daerah lain ataupun desa-desa
lain yang masih campuran. Pertanian tradisional di pengaruhi karena kurangnya
ilmu pengetahuan mengenai pertanian yang modern dan kurangnya sarana atau
alat yang meninjau terbentuknya pertanian yang modern. Kurangnya pengetahuan
dari orang lain yang lebih mengetahui mengenai pertanian modern,
mengakibatkan tidak adanya perubahan dalam sistem pertanian yang ada. Dan
tetap menjadi sistem pertanian yang tradisional. Pertanian modern biasanya di
desa tersebut di karenakan mempunya sarana yang menunjang terbentuknya
pertanian modern. Tetapi untuk pemanenan dari pertanian masyarakat tersebut
menggunakan sarana atau alat yang sudah modern, yang mungkin alat tersebut
ada salah satu warga yang memiliki ataupun dari kelompok tani yang memiliki
lalu di pinjamkan. Sebab untuk hasil dari pertaniannya atau bertaninya tersebut
hasilnya sudah dibawa oleh kelompok petani itu berarti peralatan ataupun sarana
yang dapat menunjang dari mudahnya pemanenan di Desa Sungai Pinang Tiga
tersebut. Desa sungai pinang dalam bertani memang sangat tergantung pada
musim juga, dan untuk penanaman bibit untuk bertani tersebut saja harus
menggunakan lahan yang ada di pinggir jalan yang letak tanahnya lebih tinggi
dari tanah sawah tersebut. Dan untuk bibitnya pun mereka menggunakan bibit
padi untuk yang bisa di tanam di lahan yang kering. Jadi untuk penanaman dari
bibitnya tersebut pun tidak harus dibuat petak-petak seperti yang dilakukan
biasanya petani, dan memang sangat membuat heran ketika orang dari daerah-
daerah lain melihat dari cara bertani di daerah tersebut, sebab dari teknik bertani
masyarakat didaerah lain sebelum melakukan pertanian membuat lahan dengan
terbentuk petak-petak. Tetapi petak-petak ini tidak ada di pertanian di Desa
Sungai Pinang Tiga, sebab petakan tersebut akan hilang pada saat musim hujan
karena pada saat musim hujan akan tergenang semua lahan tersebut.

ii Universitas Sriwijaya
3.2.2. Struktur Organisasi Desa Sungai Pinang Tiga

Kades
Hendriansyah

Sekdes
Sepiandi

Kaur Pemerintah Kaur Pembangunan Kaur Umum


Katika Nata Irawan Meira Novrianti

Kadus 1 Kadus 2 Kadus 3


Nur Aini Amirudin Akhmad Rofi

RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6
Bastari Khairu Marhu Abdul Rusli
din di Zainud Latif
in

Ketua BPD
Safarudin

Wakil Ketua BPD


Yunitha

Sekretaris BPD
Yunitha

Anggota BPD :
- Domialen - Akhmadi
- Jon Heri - Zulfli

ii Universitas Sriwijaya
3.2.3. Lembaga-Lembaga Desa Sungai Pinang Tiga
Lembaga-lembaga yang sudah berkembang di Desa Sungai Pinang Tiga ada
PKK yang mana pkk ini sudah berkembang di desa tersebut untuk mengolah hasil
dari pertanian maupun hasil nelayan dari masyarakat Desa Sungai Pinang Tiga
tersebut. Peran PKK ini sangat penting bagi masyarakat Desa Sungai Pinang Tiga,
sebab bisa menjadi tempat dimana bisa mengahasilkan kebutuhan ekonomi
tambahan dan menghasilkan kreativitas-kreativitas dari hasil pertanian tersebut
untuk perkembangan dar Desa Sungai Pinang Tiga tersebut. Desa ini memang
mempunyai pemukiman yang kecil, namun untuk lembaga-lembaga yang
terbentuk tidak kalah dari desa yang mempunyai pemukiman lebih besar.
Lembaga-lembaga lain yang terbentuk yaitu ada KARANG TARUNA dimana
lembaga ini digunakan untuk menampung aspirasi dan bakat yang memang sudah
ada pada masyarakat yang akan dikembangkan di Desa Sungai Pinang Tiga
tersebut. Ada POSYANDU yang berperan penting juga untuk masyarakat di Desa
Sungai Pinang Tiga.

3.2.4. Program-Program Pemerintah untuk Desa Sungai Pinang Tiga


Program pemerintah yang sudah ada atau sudah terbentuk di Desa Sungai
Pinang Tiga ada POSYANDU yang memang berperan penting pertama dalam
terbentuknya desa ini. Sebab terbentuknya posyandu bagi masyarakat bisa
memberikan pertolongan pertama bagi warga yang misdal terkena penyakit atau
kecelakanaan. Dan program yang kedua yaitu ada JALAN SETAPAK, yang mana
jalan ini memang sudah terwujud dan hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan
pengguna sepeda motor. Untuk kendaraan roda empat pun tidak bisa melewati
jalan ini, dan mereka bersusah payah untuk bisa mengisi air bersih di Desa Sungai
Pinang Tiga ini sebe kendaraan roda empat tidak bisa memasuki pemukiman.
Ketiga yaitu SUMUR BOR, yang mana sumur bor ini memang setiap rumah tidak
memiliki, hanya satu desa dan itupun dialirkan kesetiap-setiap perumahan. Sumur
bor ini sangat berperan penting untuk masyarakat, karena dengan sumur bor ini
masyarakat tidak perlu lagi bersusah payah untuk mengambil atau mengusung air
dari kejauhan, karena sumur bor ini sudah mengalirkan air dengan bantuan selang
dan kran untuk dialirkan kesetiap pemukiman warga Desa Sungai Pinang Tiga.

ii Universitas Sriwijaya
3.3. Masalah-Masalah dan Potensi di Desa Sungai Pinang Tiga
3.3.1.Masalah-Masalah di Desa Sungai Pinang Tiga
Masalah-masalah yang terjadi di Desa Sungai Pinang Tiga, masalah
pertanian biasanya kekurangan bibit karena yang biasanya disediakan bibit dan
obat-obatan hanya kelompok petani dan dan tidak masuk dalam golongan atau
kelompok tani tidak mendapatkan bibit yang cukup. Dan kekurangan bibit, untuk
obat-obatan pertanian memang masyarakat yang tidak termasuk dalam kelompok
tani tidak bisa mendapatkan obat-obatan tani tersebut secara gratis. Masalah
kesehatan biasanya masyarakat sering terkena penyakit DBD, karena pemukiman
yang dekat dengan persawahan, menyebabkan nyamuk banyak masuk kedalam
rumah yang menyebabkan masyarakatnya tergigit nyamuk dan mengalami DBD.
Masalah pendidikan, pendidikan di Sungai Pinang Tiga belum terlalu memadai
untuk tempat, sarana dan prasarananya. Sekolah dasar di Desa Sungai Pinang Tiga
ini belum ada kelas lengkap yang membuat mereka harus pindah ke sekolah lain
untuk melanjutkan kelas berikutnya. Dan untuk sekolah dini masih menumpang
pada rumah-rumah warga yang berada pada pemukiman di awal desa.

3.3.2. Potensi Desa Sungai Pinang Tiga


Potensi yang dapat terwujud dari Desa Sungai Pinang Tiga, sebenarnya
banyak potensi yang bisa terwujud dari Desa Sungai Pinang Tiga dari
penghasilannya sebagai seorang nelayan yang bisa digunakan untuk membuat
makanan dari hasil nelayannya bisa dibuat menjadi olahan-olahan makanan.
Masyarakat Desa Sungai Pinang Tiga juga mempunyai banyak peluang untuk bisa
membuat salah satu sarana untuk digunakan mencari ikan. Slah satunya yaitu
pengilar yang memang digunakan sebagian besar masyarakat Desa Sungai Pinang
Tiga untuk mencari ikan di sungai. Dengan demikian masyarakat yang ada di desa
tersebut bisa tercukupi kebutuhannya. Desa ini juga memanfaatkan lahan yang
banjir tersebut atau sungai tersebut untuk memelihara ikan patin atau ikan lainnya,
tanpa harus menggunakan air lagi untuk bisa mengisi kolam untuk memelihara
ikan, hanya dengan membuat tempat seperti jaring dan terdapat wadahnya untuk
menempatkan ikan tersebut disitu. Cara yang paling efektif dan efisien untuk bisa
memelihara ikan di dareah tersebut.

ii Universitas Sriwijaya
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Desa adalah tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang
merujuk pada satu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta
memiliki batas yang jelas.
2. Topologi masyarakat desa terbagi menjadi dua yaitu desa pertanian dan desa
industri.
3. Karakteristik dari desa itu sendiri antara lain mempunyai pergaulan hidup
yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa, ada pertalian perasaan yang
sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan, cara berusaha dalam
perekonomian adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam seperti iklim, keadaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
4. Corak kehidupan masyarakat di desa dapat dikatakan masih homogen dan
pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan.
Semua pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga.
5. Pada umumnya masyarakat perdesaan menganut sistem ekonomi
tradisional atau sistem ekonomi tertutup, cukup memenuhi kebutuhan-
kebutuhan ekonomi masyarakat terbatas untuk bertahan hidup dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan bersama.

4.2. Saran
Sebaiknya penelitian ini harus ada yang memandu agar kita mengetahui
tentang apa saja dan bagaimana proses dari penelitian ini. Dan lebih dijelaskan
lagi mengenai penelitian ini, sehingga kami bisa lebih memahami.

ii Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Andito, F. 2011. Pengertian Desa. Jakarta : Aksara.

Atkins, S. 2015.Perdesaan. Jakarta : Erlangga.

Bintang, M. 2010. Kehidupan Sosial Masyarakat Desa. Jakarta : Erlangga.

Fazariah, U. 2014. Pengertian Desa, Topologi Desa, dan Karakteristik Desa.


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.

Poedjiadi, A. 2012. Karakteristik Perdesaan. Jakarta : UI-Press.

Stepani, F. I. 2013. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Desa. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Sutresna, N. 2009.Topologi Desa dan Karakteristiknya. Bandung : Grafindo.

ii Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Kantor kepala Desa Sungai Gambar 2. Poskesdes Desa Sungai


Pinang Tiga. Pinang Tiga.

Gambar 3. Sungai tempat budidaya Gambar 4. Persawahan di Desa


ikan. Sungai Pinang Tiga.

Gambar 5. Proses wawancara di Desa Gambar 6. Proses wawancara di


Sungai Pinang Tiga. Desa Sungai Pinang
Tiga.

ii Universitas Sriwijaya
ii Universitas Sriwijaya
ii Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai