Kasus Case Hospital (MHS)
Kasus Case Hospital (MHS)
PENGANTAR KEBIJAKAN
KESEHATAN
Sumber: Lampiran Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional,
Butir 2, 3,
Lanjutan,,,,,,,,
SKN 2009 sebagai pengganti SKN 2004 dan SKN 2004 sebagai pengganti SKN
1982 pada hakekatnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, penting untuk dimutakhirkan menjadi SKN 2012
yang pada hakekatnya merupakan pengelolaan kesehatan agar dapat
mengantisipasi berbagai tantangan perubahan pembangunan kesehatan
dewasa ini dan di masa depan, sehingga perlu mengacu pada visi, misi,
strategi, dan upaya pokok pembangunan kesehatan sebagaimana ditetapkan
dalam:
a. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (RPJP-N); dan
b. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-
2025 (RPJP-K).
Sumber: Lampiran Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Butir 4
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009
dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal,
agar dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan
kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga
swasta.
SKN ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Sumber: Lampiran Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Butir 12, 14
LANDASAN SKN
Sumber: Lampiran Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Butir 16, 17, 18
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN KAITANNYA DENGAN SKN 2012
SEBAGAI PENGELOLAAN KESEHATAN SERTA PELAKSANAAN DAN
FILSAFAT PEMBANGUNAN KESEHATAN
Dasar Pembangunan
Kesehatan dan SKN 4)
(Tata Nilai Substansi Pembangunan Kesehatan) SKN 2012: Pengelolaan
Kesehatan 3)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kesehatan 2)
Pembangunan (Proses Substansi Pembangunan Kesehatan)
Kesehatan 1)
Bentuk Pokok, Cara dan Dukungan Dasar-dasar Filsafat
Pembangunan
Penyelenggaraan SKN 5)
(Struktur Substansi Pembangunan Kesehatan) Kesehatan 3)
Sumber: R. Hapsara H.R, 2012, diolah dari Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional, Keputusan Menteri Kesehatan N0. 375 tahun 2009 tentang RPJPK 2005-2025, Buku Sejarah Pembangunan Kesehatan
Indonesia periode 1974 – 2009.
Lanjutan,,,,,,,,
Keterangan :
1) Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. (Butir 7 SKN 2012)
2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan: Dalam RPJPN
2005-2025 meliputi: Arah, Dasar, Pelaksanaan, Pengutamaan, Pembangunan
dan perbaikan gizi. Dalam RPJPK 2005-2025 meliputi: Dasar, Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Strategi, Upaya Pokok (Butir 4 dan 13 SKN 2012). RPJPK ini
pada hakekatnya merupakan proses dari substansi pembangunan kesehatan
Lanjutan,,,,,,,,
4) Dasar pembangunan kesehatan adalah norma, nilai kebenaran, dan aturan pokok
yang bersumber dari falsafah dan budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan
sebagai landasan untuk berfikir dan bertindak dalam pembangunan kesehatan. Dasar
ini merupakan bagian penting dari Pemikiran Dasar Pembangunan Kesehatan, yang
meliputi pemikiran yang mendasar menganai: 1. Arah, 2. Dasar, dan 3. Pelaksanaan
Pembangunan Kesehatan (UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025). Dasar-
dasar tersebut meliputi: 1. Dasar Perikemanusiaan, 2. Dasar Pemberdayaan dan
Kemandirian, 3. Dasar Adil dan Merata, dan 4. Dasar Pengutamaan dan Bermanfaat.
(Pasal 7 SKN 2012)
Lanjutan,,,,,,,,
“Untuk itu, sudah saatnya kita melihat persoalan kesehatan sebagai suatu faktor
utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan pada sebuah
paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma sehat, yakni paradigma
kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitatif.
UPAYA KURATIF-
VISI:
REHABILITATIF MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
DAN
BERKEADILAN
UPAYA PROMOTIF - PREVENTIF
Arah pengembangan upaya kesehatan, dengan pendekatan kuratif dan rehabilitatif bergerak ke arah pendekatan promotif
dan preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
KEKHUSUSAN UTAMA SKN 2012
*) SDKI 2012
**) Riskesdas 2013
ANGKA KEMATIAN IBU
Tantangan besar untuk menurunkan AKI harus disikapi dengan komitmen kuat di semua tingkat
administrasi dengan upaya yang efektif, intensif dan berkesinambungan, termasuk intervensi di
hulu dengan mengutamakan upaya promotif-preventif.
21
ISU STRATEGIS DAN RANCANGAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019
ISU STRATEGIS
KEBIJAKAN
1. Peningkatan Status Kesehatan Ibu,
Anak, Remaja dan Lansia 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak,
2. Perbaikan Status Gizi Masyarakat Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas
3. Pengendalian Penyakit dan 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
Penyehatan Lingkungan 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
4. Pemenuhan Ketersediaan Farmasi, Lingkungan
Alat Kesehatan, dan Pengawasan 4. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
Obat dan Makanan 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang
5. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Berkualitas
Pemberdayaan Masyarakat 6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan
6. Pengembangan SJSN Bidang Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan
Kesehatan 7. Meningkatkan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
7. Peningkatan Akses terhadap 8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Manusia Kesehatan
Rujukan yang Berkualitas 9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8. Pemenuhan Sumber Daya Manusia 10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem
Kesehatan Informasi
9. Peningkatan Manajemen, Penelitian 11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional
dan Pengembangan, dan Sistem Bidang Kesehatan
Informasi 12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan
10. Pengembangan dan Peningkatan Kesehatan
Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
Sumber: Draft Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Badan Perencanaan Pembangunan 22
Nasional, 5 Agustus 2014
PEMIKIRAN DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN
Sumber: Perpres No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Pasal 7
1)
PEMIKIRAN DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN
DASAR 1
3. DASAR
PEMBANGUNAN
KESEHATAN 4) Fundamen Moral :
Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab,
berdasarkan
Ketuhanan Yang
Maha Esa
Pengutamaan upaya
Pemberdayaan dan Adil dan Merata 2. TUJUAN
Kemandirian dengan pendekatan Pemeli-
haraan, Peningkatan kesehatan setiap orang mempunyai hak PEMBANGUNAN
setiap orang dan masyarakat yang sama 3)
dan Pencegahan Penyakit; KESEHATAN
bermanfaat
DASAR 2 DASAR 4 DASAR 3
2)
1. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Sumber: R. Hapsara HR, 2011, diolah dari Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025 bidang Kesehatan dan Peraturan
Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Penyelenggaraan Sistem Kesehatan
LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN KEADAAN GLOBAL
(POLITIK, EKONOMI, PERLINDUNGAN HUKUM, SOSIAL BUDAYA, HANKAM
SISTEM KESEHATAN
PROSES
MANAJEMEN
Perencanaan
Administration OUTPUT
INPUT Regulasi
Legislasi
PENYEDIAAN PELAYANAN
SUMBER DAYA
PROGRAM ORGANISASI KESEHATAN
PRODUKSI
Menteri Kesehatan Pencegahan Kesehatan
Obat – obatan
Departemen Kesehatan Perawatan Kesehatan
Perbekalan
Pemberdayaan Masyarakat Pengobatan Sekunder
Kesehatan
Swasta dan LSM Perawatan Penyakit Spesial
SDM
dari Populasi
Prasarana Kesehatan
SUMBER PEMBIAYAAN
Individu/Swasta
Asuransi
Penerimaan Negara, Pajak
Bantuan Luar Negeri
SISTEM KESEHATAN
MANAJEMEN
Perencanaan
Administration
Regulasi
Legislasi
SUMBER DAYA
PRODUKSI PROGRAM ORGANISASI PENYEDIAAN PELAYANAN
Obat – obatan Menteri Kesehatan KESEHATAN
Kebutuhan Pencegahan Kesehatan Hasil
Perbekalan Departemen Kesehatan
Kesehatan Perawatan Kesehatan Pelayanan
Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat
Swasta dan LSM Pengobatan Sekunder Kesehatan
SDM
Prasarana Kesehatan Perawatan Penyakit Spesial
dari Populasi
SUMBER PEMBIAYAAN
Individu/Swasta
Asuransi
Penerimaan Negara, Pajak
Bantuan Luar Negeri
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secar sosial dan ekonomis.
(UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan)
Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (1. UU No.36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, dan 2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN)
ARAH DAN DASAR-DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN
2005-2025
• Arah Pembangunan Kesehatan:
Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud
PELUANG/KENDALA
GAMBARAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN KESEHATAN, SUBSISTEM SKN, &
TATA HUBUNGAN LINGKUNGAN STRATEGIS YANG MEMPENGARUHI
LINGKUNGAN ILMU
DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
SOSIAL, AGAMA
DAN BUDAYA
FUNDAMEN
MORAL:
PENELITIAN DAN KEMANUSIAAN
PENGEMBANGAN
KESEHATAN
2) 1) DERAJAT
LINGKUNGAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA UPAYA KESEHATAN
EKONOMI MASYARAKAT
KESEHATAN KESEHATAN MASYARAKAT
LINGKUNGAN 3)
SEHAT MANAJEMEN
KESEHATAN
LINGKUNGAN
POLITIK DAN HUKUM
PERUBAHAN
LINGKUNGAN
FISIK DAN BIOLOGI SOSIAL BUDAYA
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA
UNSUR PELAKSANAAN, MANAJEMEN DAN PENGEMBANGANNYA
1. Upaya Kesehatan,
2. Pembiayaan Kesehatan,
3. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
4. SDM Kesehatan,
5. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan,
3. Pelaksanaan 6. Manajemen Kesehatan, dan
Melalui Peningkatan : 7. Pemberdayaan Masyarakat
Pembiayaan
Litbang Kes
Kes
SKN
Pemberdaya
SDM Kes
an masy
Manajemen, Farmasi,
informasi, Alkes,
regulasi kes Makanan
SUBSISTEM SKN
Upaya Kes
Pembiayaan
Litbang Kes
Kes
SKN
Pemberdaya
SDM Kes
an masy
Manajemen, Farmasi,
informasi, Alkes,
regulasi kes Makanan
SUBSISTEM SKN
Upaya Kes
Pembiayaan
Litbang Kes
Kes
SKN
Pemberdaya
SDM Kes
an masy
Manajemen, Farmasi,
informasi, Alkes,
regulasi kes Makanan
STAKEHOLDERS SKN
PERGURUAN
TINGGI /
AKADEMISI
LSM
LEMBAGA KAJIAN /
PENELITIAN
NGO
DPRD PROP /
KAB / KOTA PEMERINTAH
KABUPATEN /
DPR RI KOTA
KEBIJAKAN
PERUMAHSAKITAN
AKUNTABILITAS PADA
• Setelah RS mempunyai izin operasional
MASYARAKAT
• Pusat àkan melakukan registrasi
2. ANALISIS
KEBIJAKAN
43
6. Identification of policy conflicts between existing health policies and other
sector related policies.
7. Getting expert inputs based of the preliminary policy components description
and predicted policy gaps and policy conflicts.
8. Identification of needs for data collecting and more in-depth policy analysis.
9. Develop appropriate questionnaire for data and information collecting.
10. Data and information collecting through
44
11. Defined methods and approaches
12. Filling the matrix with the collected
13. Information from the field for all policy components.
14. Identification of evidence based policy
15. Gaps within existing health policy.
16. Identification of evidence based policy conflicts.
17. Develop possible policy recommendation.
18. Identification policy option feasibility
45
Policy Analysis Tools:
1. Seven Criteria of Good Policy
2. The 6 C’s of Policy Options
3. The 3 E’s of Policy Options
4. Cost-Benefit Analysis
5. Cost-Effectiveness Analysis
6. Modeling
7. Decomposition Analysis
8. Ideological Analysis
9. Point of View Analysis
46
Seven Criteria of Good Policy
1. Output (not Input)
2. Side Effects (Externalities)
3. Efficiency
4. Strategy
5. Compliance
6. Justice
7. Intervention Effect
47
1. Output (not Input)
What is the bottom line?
Ignoring the operational aspects of the policy, is the policy
working and delivering the intended outputs?
In other words, the focus is on goal attainment (focus on the
forest, not the trees).
48
3. Efficiency
• Is the program operated efficiently?
• Are the people charged with implementing the policy running it
efficiently?
• Is this the most efficient way of doing business?
4. Strategy
Are the theories and assumptions underlying a given policy or
program valid?
A strategic analysis seeks to evaluate the underlying theory and /
or assumptions behind a given policy or program.
49
5. Compliance
Does the policy or program comply with the fundamentals of
our system of laws in the Country?
Is it Constitutional?
Is it consistent with the Indonesian system of justice?
6. Justice
This is a tough one, however it is also an important one.
Is the policy just and fair?
50
Does the policy provide justice?
While important, it is also perhaps the most difficult and subjective
question to address in policy analysis.
7. Intervention Effect
Numbers, numbers, numbers…
Did the policy achieve a statistically significant affect?
What do the numbers say?
51
The 6 C’s of Policy Options
1. Concentration
2. Clarity
3. Changeability
4. Challenge
5. Coordination
6. Consistency
52
1. Concentration
Are resources concentrated on the truly decisive aspects of the
problem?
Is there enough money, personnel, time, and other resources
devoted to the policy or program?
2. Clarity
•Are the goals clear and the steps to their attainment
straightforward?
•Does everyone involved in implementing the policy or program
know what the goals are and what their role is?
•Do the people affected by the policy clearly understand it?
53
3. Changeability
Does the policy have enough flexibility or cushion to ensure that it can
be adjusted to changing conditions?
Are the people charged with carrying out the policy able to change
the way they do business?
How changeable is the organization(s) affected by the policy?
4. Challenge
Do the goals challenge the organization yet remain realistic?
How realistic is the policy in terms of it’s scope?
54
5. Coordination
Does the policy allow for the exchange of information among
implementing officials and the effects of feedback loops outside
it?
Is there effective intra-and inter-organizational communication?
6. Consistency
Are the goals consistent with the objectives, the objectives with
actions?
Are the goals internally (with one another) and externally (with
other policies)?
Is the policy or program consistently delivered?
55
Influence Analysis
This involves studying the targets of the policy or program and
the mechanisms used to reach the target audience.
Assessments can then be made on if this is the best way to
conduct this policy or reach the targeted audience.
In short, this involves determining how the policy or program
intends to influence the target and the mechanisms used to
influence the target.
56
Influences
• Attempt to influence all of society or a specific segment?
• Attempt to influence a broad range of behavior or just a
small part or component of behavior?
Mechanisms
• How coercive is the mechanism used to influence
behavior?
57
Decomposition Analysis
Used to break down large complex problems down into smaller
pieces for easier study.
In other words, a large complex problem is difficult to study and
conceptualize so it is decomposed into the smaller sub
problems for analysis.
The researcher then analyzes the smaller problems, how they
relate to each other, and how they relate to the larger problem.
58
Forecasting / Futures Analysis
Involves predicting the future
Sometimes based on the past
Sometimes based on other variables that indicate a
change is on the horizon
Often involves if/then statements If this occurs, this will
happen, etc.
59
Ideological Analysis
60
3. POLITIK
&
POLICY
( Riant N, 2009)
DEEPENING DEMOCRACY
Ideologi Nasion
Politik Nasion
Politik
Pembangunan
Kebijakan
Publik
DINAMIKA KEBIJAKAN PUBLIK
Dinamika
Sosial,
Kebijakan
Ekonomi,
Publik
Politik,
Budaya
Hierarki UUD
Kebijakan Publik :
UU/PERPU
Peraturan
Pemerintah
Peraturan Kepmen,
Presiden Permen
Peraturan
Daerah
UU 10/2004
KEBIJAKAN PUBLIK
• Sekumpulan rencana kegiatan yang dimaksudkan untuk memberi efek
perbaikan terhadap kondisi-kondisi sosial dan ekonomi masyarakat,
• Hasil-hasil keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku tertentu untuk
tujuan-tujuan publik,
• Produk yang terjadi akibat dari adanya hubungan antara
eksekutif/pemerintah dengan lingkungannya,
• Hasil keputusan-keputusan eksekutif sebagai respons terhadap
lingkungannya dan dipercayai akan bermanfaat pada perbaikan kondisi
sosio-eknomis masyarakat serta disepakati/ disetujui oleh legislatif,
• Produk akhir setiap pemerintahan dalam arti merupakan suatu kesepakatan
terakhir antara eksekutif dengan legislatif (wakil rakyat),
• Keputusan-keputusan eksekutif yang disetujui oleh legislatif yang dibuat
dalam bentuk Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah pada umumnya
dapat dikelompokkan sebagai kebijakan publik strategis,
• Keputusan Presiden yang terkait langsung dengan UU pada umumnya
dapat dikelompokkan sebagai kebijakan publik program,
• Keputusan Presiden yang bernuansa sektoral dan Keputusan Menteri pada
umumnya akan dikelompokkan sebagai kebijakan publik tehnis.
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PUBLIK
Merupakan hasil dari interaksi dari aktor/pelaku dan lingkungan kebijakan
dengan memanfaatkan model-model tertentu,
Aktor/pelaku kebijakan disini adalah mereka yang terlibat aktif (langsung
dan tidak langsung) dalam proses, baik dalam bentuk orang perorang,
lembaga non pemerintah, dan badan pemerintah yang dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebijakan yang dikembangkannya.
PROSES PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
1. Penyusunan Agenda :
a. Memasok pengetahuan yang relevan dengan masalah
b. Menemukan asumsi-asumsi yang tersembunyi
c. Mendiagnosis penyebab masalah
d. Memetakan alternatif tujuan
e. Memadukan pandangan yang berbeda
f. Merancang peluang-peluang kebijakan baru
2. Peramalan :
a. Memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah
masa datang akibat dari pilihan
b. Mengenali kendala-kendala pencapaian tujuan
c. Mengestimasi dukungan dan oposisi terhadap setiap pilihan
3. Rekomendasi :
a. Analisis manfaat-biaya setiap alternatif
b. Estimasi tingkat risiko dan ketidakpastian
c. Mengenali eksternalitas dan akibat ganda
d. Menentukan pertanggungjawaban administratif bagi
e. Menentukan kriteria pembuatan pilihan implementasi kebijakan
4. Pemantauan :
a. Menyediakan pengetahuan yang relevan dengan akibat dari kebijakan
sebelumnya
b. Menilai tingkat kepatuhan, mengidentikasi kendala implementasi
c. Menemukan akibat yang tidak diinginkan
d. Menemukan posisi pihak-pihak yang bertanggungjawab pada setiap
kebijakan
5. Evaluasi:
a. Menyediakan pengetahuan yang relevan tentang ketidaksesuaian antara
kinerja kebijakan dengan harapan
b. Menilai seberapa jauh masalah telah terselesaikan
c. Melakukan klarifikasi dan identifikasi kritik terhadap nilai-nilai dasar
kebijakan
d. Membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali masalah
74
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Government 77
Non-for-Profit Market
Konteks RSD :
• Masyarakat
• Pemerintah Yang dilayani
Dinas Kesehatan
Prov/Kab-Kota
sebagai yang
berfungsi sebagai
regulator dan
administrator,
• Usaha
RSD sebagai operator,
BLUD, harus mematuhi Sebagai pelaksana.
peraturan perundangan
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(TATA KELOLA KORPORASI YG BAIK)
(CORPORATE BYLAWS)
GOOD CLINICAL GOVERNANCE
(TATA KELOLA STAF MEDIK YG BAIK)
(MEDICAL STAF BYLAWS)
AKREDITASI
VERSI 2012 1
PERNYATAAN KESANGGUPAN
MENINGKATKAN KINERJA Bsc
Pengendalian
Mutu & biaya POLA TATA KELOLA
2
323/1237
3 RENCANA STRATEGIS BISNIS
PNPK ? 5/70
PPK ? BLUD
LAPORAN AUDIT TERAKHIR/PERNYATAAN 651/272
INA-CBGs 6 BERSEDIA UNTUK DIAUDIT SECARA
Pengendalian INDEPENDEN Pengendalian
Mutu & biaya Mutu & biaya