Anda di halaman 1dari 81

1.

PENGANTAR KEBIJAKAN
KESEHATAN

DR KUNTJORO ADI PURJANTO,MKES


JOGJAKARTA 24 OKTOBER 2014
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2012
TENTANG
SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 167


ayat (4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Sistem Kesehatan Nasional;

Menetapkan : Peraturan Presiden tentang Sistem Kesehatan


Nasional
MATERI POKOK
1. Pembangunan Kesehatan dan Sistem Kesehatan Nasional 2012
a. Perkembangan SKN
b. Pengertian Pembangunan Kesehatan dan Sistem
Kesehatan Nasional
c. Paradigma Sehat
d. Pentahapan, Arah dan Substansi Pembangunan Kesehatan
2. Perkembangan dan Tantangan Sistem Kesehatan Nasional
2012
a. Perkembangan dan Masalah SKN
b. Perubahan Lingkungan Strategis
Lanjutan,,,,,,,,

3. Asas Pembangunan Kesehatan


a. Pemikiran Dasar Pembangunan Kesehatan
b. Dasar-dasar Pembangunan Kesehatan
c. Dasar-dasar Sistem Kesehatan Nasional
4. Bentuk Pokok Sistem Kesehatan Nasional 2012
a. Tujuan
b. Pelaksanaan SKN
c. Kedudukan dan Subsistem SKN serta Tata Hubungan antar
Subsistem dan Lingkungannya
Lanjutan,,,,,,,,

5. Cara Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional 2012


a. Pengelolaan kesehatan secara keseluruhan
b. Pengelolaan kesehatan melalui 7 subsistem
6. Dukungan Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional 2012
a. Proses Penyelenggaraan SKN
b. Tata Penyelenggaraan SKN
c. Penyelenggara SKN
d. Sumber Daya Penyelenggaraan SKN
e. Kerja Sama Internasional
7. Ringkasan dan Peningkatan Peran serta Hierarki Sistem Kesehatan
Nasional 2012
PEMBANGUNAN KESEHATAN:
PERKEMBANGAN SUBSTANSI DAN PROSES LEGISLASINYA 1982 – 2012

 Sejak tahun 1980-an perkembangan pemikiran mengenai pembangunan


kesehatan cukup konsisten, dimana terdapat perkembangan dari
substansi pembangunan kesehatan yang memperhatikan 1) tata nilai, 2)
proses, dan 3) struktur dari pembangunan kesehatan dan perkembangan
legislasinya. SKN 1982 ditetapkan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
No. 99 A tahun 1982. SKN ini menjadi masukan utama dalam penyusunan
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
 Dewasa ini dengan adanya Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang
RPJPN Tahun 2005-2025 dan Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, merupakan acuan yang penting dapat disusunnya Peraturan
Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih


menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat
diatasi sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan
melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai
berbagai terobosan penting
Adanya perubahan lingkungan strategis ditandai dengan
berlakunya berbagai regulasi penyelenggaraan
kepemerintahan.

Sumber: Lampiran Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional,
Butir 2, 3,
Lanjutan,,,,,,,,

SKN 2009 sebagai pengganti SKN 2004 dan SKN 2004 sebagai pengganti SKN
1982 pada hakekatnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, penting untuk dimutakhirkan menjadi SKN 2012
yang pada hakekatnya merupakan pengelolaan kesehatan agar dapat
mengantisipasi berbagai tantangan perubahan pembangunan kesehatan
dewasa ini dan di masa depan, sehingga perlu mengacu pada visi, misi,
strategi, dan upaya pokok pembangunan kesehatan sebagaimana ditetapkan
dalam:
a. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (RPJP-N); dan
b. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-
2025 (RPJP-K).

Sumber: Lampiran Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Butir 4
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009
dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal,
agar dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan
kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga
swasta.
SKN ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Sumber: Lampiran Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Butir 12, 14
LANDASAN SKN

1. Landasan idiil yaitu Pancasila


2. Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 28A, 28B ayat
(2), 28C ayat (1), 28H ayat (1), 28H ayat (3), 34 ayat (2), 34 ayat
(3)
3. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.

Sumber: Lampiran Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Butir 16, 17, 18
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN KAITANNYA DENGAN SKN 2012
SEBAGAI PENGELOLAAN KESEHATAN SERTA PELAKSANAAN DAN
FILSAFAT PEMBANGUNAN KESEHATAN

Dasar Pembangunan
Kesehatan dan SKN 4)
(Tata Nilai Substansi Pembangunan Kesehatan) SKN 2012: Pengelolaan
Kesehatan 3)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kesehatan 2)
Pembangunan (Proses Substansi Pembangunan Kesehatan)
Kesehatan 1)
Bentuk Pokok, Cara dan Dukungan Dasar-dasar Filsafat
Pembangunan
Penyelenggaraan SKN 5)
(Struktur Substansi Pembangunan Kesehatan) Kesehatan 3)

Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan 6)

Sumber: R. Hapsara H.R, 2012, diolah dari Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional, Keputusan Menteri Kesehatan N0. 375 tahun 2009 tentang RPJPK 2005-2025, Buku Sejarah Pembangunan Kesehatan
Indonesia periode 1974 – 2009.
Lanjutan,,,,,,,,

Keterangan :
1) Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. (Butir 7 SKN 2012)
2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan: Dalam RPJPN
2005-2025 meliputi: Arah, Dasar, Pelaksanaan, Pengutamaan, Pembangunan
dan perbaikan gizi. Dalam RPJPK 2005-2025 meliputi: Dasar, Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Strategi, Upaya Pokok (Butir 4 dan 13 SKN 2012). RPJPK ini
pada hakekatnya merupakan proses dari substansi pembangunan kesehatan
Lanjutan,,,,,,,,

3) SKN 2012 adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua


komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Pasal 1, 2 SKN
2012). Menurut buku Sejarah Pembangunan Kesehatan Indonesia periode 1974-2009,
SKN ini merupakan Dasar-dasar Filsafat Pembangunan Kesehatan.

4) Dasar pembangunan kesehatan adalah norma, nilai kebenaran, dan aturan pokok
yang bersumber dari falsafah dan budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan
sebagai landasan untuk berfikir dan bertindak dalam pembangunan kesehatan. Dasar
ini merupakan bagian penting dari Pemikiran Dasar Pembangunan Kesehatan, yang
meliputi pemikiran yang mendasar menganai: 1. Arah, 2. Dasar, dan 3. Pelaksanaan
Pembangunan Kesehatan (UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025). Dasar-
dasar tersebut meliputi: 1. Dasar Perikemanusiaan, 2. Dasar Pemberdayaan dan
Kemandirian, 3. Dasar Adil dan Merata, dan 4. Dasar Pengutamaan dan Bermanfaat.
(Pasal 7 SKN 2012)
Lanjutan,,,,,,,,

5) Bentuk Pokok, Cara dan Dukungan Penyelenggaraan SKN meliputi 1.


Bentuk pokok: tujuan, kedudukan, subsistem, tata hubungan antar subsistem dan
lingkungannya, 2. Cara penyelenggaraan: tujuh subsistem SKN, dan 3. Dukungan
penyelenggaraan: proses, tata, penyelenggara, sumber daya penyelenggaraan SKN
dan kerjasama internasional. (Butir 96-480 SKN 2012)

6) Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan: 1. Pengelolaan kesehatan dilakukan


secara berjenjang di pusat dan daerah dengan memperhatikan otonomi daerah dan
otonomi fungsional di bidang kesehatan. (Pasal 2 SKN 2012), 2. SKN dilaksanakan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. (Pasal 4 SKN 2012),
dan 3. Untuk meningkatkan akselerasi dan mutu pelaksanaan SKN, pembangunan
kesehatan perlu melandaskan pada pemikiran dasar pembangunan kesehatan.
(Pasal 7 SKN 2012).

Sumber: SKN 2012 dan R. Hapsara HR, 2012


PARADIGMA SEHAT
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN,
ANTARA LAIN:

“Untuk itu, sudah saatnya kita melihat persoalan kesehatan sebagai suatu faktor
utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan pada sebuah
paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma sehat, yakni paradigma
kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitatif.

Dalam rangka implementasi paradigma sehat tersebut, dibutuhkan sebuah


undang-undang yang berwawasan sehat, bukan undang-undang yang
berwawasan sakit.”
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
MENTERI KESEHATAN
RPJPN 2005-2025 (UU 17/2005)
REPUBLIK INDONESIA

Visi Pembangunan Nasional 2005-2025:


Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur

RPJMN 1 RPJMN 2 RPJMN 3 RPJMN 4


(2005 – 2009) (2010– 2014) (2015– 2019) (2020 – 2025)
Memantapkan
Menata kembali Memantapkan pembangunan Mewujudkan
NKRI, membangun penataan kembali secara menyeluruh masyarakat
Indonesia yang NKRI, meningkatkan dengan menekankan Indonesia yang
aman, damai, yang kualitas SDM, pembangunan mandiri, maju, adil
adil dan demokratis, membangun keunggulan dan makmur melalui
dengan tingkat kemampuan IPTEK, kompetitif percepatan
kesejahteraan yang memperkuat daya perekonomian yang pembangunan di
lebih baik saing perekonomian berbasis SDA yang segala bidang
tersedia, SDM yang dengan struktur
berkualitas, serta perekonomian yang
kemampuan IPTEK kokoh berlandaskan
keunggulan
kompetitif
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025
Bangkes diarahkan Akses masyarakat Akses masyarakat Akses masyarakat
untuk meningkatkan thp yankes yang terhadap yankes thp yankes yang
akses dan mutu berkualitas telah lebih yang berkualitas telah berkualitas telah
yankes berkembang dan mulai mantap menjangkau dan
meningkat merata di seluruh
wilayah Indonesia

UPAYA KURATIF-
VISI:
REHABILITATIF MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
DAN
BERKEADILAN
UPAYA PROMOTIF - PREVENTIF

Arah pengembangan upaya kesehatan, dengan pendekatan kuratif dan rehabilitatif bergerak ke arah pendekatan promotif
dan preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
KEKHUSUSAN UTAMA SKN 2012

1. SKN 2012 merupakan Perpres No. 72 tahun 2012, SKN


sebelumnya merupakan Kepmenkes
2. Untuk meningkatkan akselerasi dan mutu pelaksanaan SKN,
pembangunan kesehatan perlu melandaskan pada pemikiran
dasar pembangunan kesehatan (Pasal 7, Ayat (1), SKN 2012)
3. Fokus pembangunan kesehatan pada upaya kesehatan termasuk
fasilitas pelayanan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
4. Penguatan sistem informasi kesehatan yang meliputi ruang
lingkup dan perincian tentang 1) tujuan, 2) penggunaan, dan 3)
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
5. Upaya penelitian dan pengembangan kesehatan menjadi
subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN SKN

A. Perkembangan dan Masalah SKN


Dikemukakan dalam: derajad kesehatan, upaya kesehatan, penelitian dan
pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya
manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan,
manajemen, informasi dan regulasi kesehatan, serta pemberdayaan
masayarakat
B. Perubahan Lingkungan Strategis
1. Tingkat Global dan Regional
2. Tingkat Nasional dan Lokal
CAPAIAN RPJMN 2010-2014
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

STATUS TARGET CAPAIAN


INDIKATOR
AWAL 2014 2013

1. Angka kematian Ibu (per 100.000 kh) 228 118 359 *)

2. Angka kematian bayi (per 1000 kh) 34 24 32 *)

3. Prevalensi kekurangan gizi (%) 18,4 15 19,6 **)

4. Penduduk memiliki Jaminan Kesehatan (%) 59,1 80,1 64,6

*) SDKI 2012
**) Riskesdas 2013
ANGKA KEMATIAN IBU

AKI DI 13 PROVINSI AKI NASIONAL MENURUT DATA


MENURUT SP 2010 SENSUS DAN DATA SDKI
500 475
450
400
350 323 308 301
290 281 266
300 242 227 220 259
250 206
200 160 153
150
100
50
0

Tantangan besar untuk menurunkan AKI harus disikapi dengan komitmen kuat di semua tingkat
administrasi dengan upaya yang efektif, intensif dan berkesinambungan, termasuk intervensi di
hulu dengan mengutamakan upaya promotif-preventif.
21
ISU STRATEGIS DAN RANCANGAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019
ISU STRATEGIS
KEBIJAKAN
1. Peningkatan Status Kesehatan Ibu,
Anak, Remaja dan Lansia 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak,
2. Perbaikan Status Gizi Masyarakat Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas
3. Pengendalian Penyakit dan 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
Penyehatan Lingkungan 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
4. Pemenuhan Ketersediaan Farmasi, Lingkungan
Alat Kesehatan, dan Pengawasan 4. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
Obat dan Makanan 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang
5. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Berkualitas
Pemberdayaan Masyarakat 6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan
6. Pengembangan SJSN Bidang Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan
Kesehatan 7. Meningkatkan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
7. Peningkatan Akses terhadap 8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Manusia Kesehatan
Rujukan yang Berkualitas 9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8. Pemenuhan Sumber Daya Manusia 10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem
Kesehatan Informasi
9. Peningkatan Manajemen, Penelitian 11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional
dan Pengembangan, dan Sistem Bidang Kesehatan
Informasi 12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan
10. Pengembangan dan Peningkatan Kesehatan
Efektifitas Pembiayaan Kesehatan

Sumber: Draft Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Badan Perencanaan Pembangunan 22
Nasional, 5 Agustus 2014
PEMIKIRAN DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN

(1) Untuk meningkatkan akselerasi dan mutu pelaksanaan SKN, pembangunan


kesehatan perlu melandaskan pada pemikiran dasar pembangunan
kesehatan.
(2) Pemikiran dasar pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi pemikiran tentang pelaksanaan, tujuan, dan prinsip dasar
pembangunan kesehatan.
(3) Prinsip dasar pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri dari perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan
merata, serta pengutamaan dan manfaat.

Sumber: Perpres No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Pasal 7
1)
PEMIKIRAN DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN
DASAR 1
3. DASAR
PEMBANGUNAN
KESEHATAN 4) Fundamen Moral :
Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab,
berdasarkan
Ketuhanan Yang
Maha Esa

Pengutamaan upaya
Pemberdayaan dan Adil dan Merata 2. TUJUAN
Kemandirian dengan pendekatan Pemeli-
haraan, Peningkatan kesehatan setiap orang mempunyai hak PEMBANGUNAN
setiap orang dan masyarakat yang sama 3)
dan Pencegahan Penyakit; KESEHATAN
bermanfaat
DASAR 2 DASAR 4 DASAR 3
2)
1. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Sumber: R. Hapsara HR, 2011, diolah dari Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025 bidang Kesehatan dan Peraturan
Presiden No. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Penyelenggaraan Sistem Kesehatan
LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN KEADAAN GLOBAL
(POLITIK, EKONOMI, PERLINDUNGAN HUKUM, SOSIAL BUDAYA, HANKAM

SISTEM KESEHATAN
PROSES
MANAJEMEN
Perencanaan
Administration OUTPUT
INPUT Regulasi
Legislasi
PENYEDIAAN PELAYANAN
SUMBER DAYA
PROGRAM ORGANISASI KESEHATAN
PRODUKSI
Menteri Kesehatan Pencegahan Kesehatan
Obat – obatan
Departemen Kesehatan Perawatan Kesehatan
Perbekalan
Pemberdayaan Masyarakat Pengobatan Sekunder
Kesehatan
Swasta dan LSM Perawatan Penyakit Spesial
SDM
dari Populasi
Prasarana Kesehatan
SUMBER PEMBIAYAAN
Individu/Swasta
Asuransi
Penerimaan Negara, Pajak
Bantuan Luar Negeri
SISTEM KESEHATAN

MANAJEMEN
Perencanaan
Administration
Regulasi
Legislasi
SUMBER DAYA
PRODUKSI PROGRAM ORGANISASI PENYEDIAAN PELAYANAN
Obat – obatan Menteri Kesehatan KESEHATAN
Kebutuhan Pencegahan Kesehatan Hasil
Perbekalan Departemen Kesehatan
Kesehatan Perawatan Kesehatan Pelayanan
Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat
Swasta dan LSM Pengobatan Sekunder Kesehatan
SDM
Prasarana Kesehatan Perawatan Penyakit Spesial
dari Populasi
SUMBER PEMBIAYAAN
Individu/Swasta
Asuransi
Penerimaan Negara, Pajak
Bantuan Luar Negeri

Sumber: Roemer (1991)

Komponen, Fungsi dan Keterkaitan dalam Sistem Kesehatan


SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN
adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.


ASAS SKN
a. Perikemanusiaan h. Komitmen dan tata
b. Keseimbangan pemerintahan yg baik (good
governance)
c. Manfaat
i. Legalitas
d. Perlindungan
j. Antisipatif dan proaktif
e. Keadilan
k. Gender dan nondiskriminatif
f. Penghormatan hak asasi manusia
l. Kearifan lokal.
g. sinergisme dan kemitraan yang
dinamis
PEMBANGUNAN DAN KESEHATAN

 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secar sosial dan ekonomis.
(UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan)
 Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (1. UU No.36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, dan 2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN)
ARAH DAN DASAR-DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN
2005-2025
• Arah Pembangunan Kesehatan:
Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud

• Dasar-dasar Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan:


1. Perikemanusiaan,
2. Pemberdayaan dan kemandirian,
3. Adil dan merata, serta
4. Pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk
rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan
keluarga miskin
Sumber : Undang-undang R.I No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025
ALUR PIKIR SISTEM KESEHATAN NASIONAL
PARADIGMA NASIONAL
KONDISI SAAT
(PANCASILA, UUD 1945,WASANTARA, TANNAS,)
INI
(UU 23/1992 Kesehatan, UU 17/2007 RPJPN)
Derajat
Kesehatan
Masyarakat
Rendah

MASALAH MENDASAR RPJPK DAN SKN


BANGKES: DERAJAT
(Arah, dasar, KESMAS RAKYAT TUJUAN
- KETIDAKPASTIAN HUKUM NASIONAL
YG SEHAT
- PERILAKU MASYARAKAT bentuk dan cara
SETINGGI- PRODUKTIF
BURUK penyelenggaraan Bangkes) TINGGINYA
- INGKUNGAN BURUK.
- RAWAN PANGAN DAN
RAWAN GIZI
- AKSES PELAYANAN
PUBLIK BURUK
LINGKUNGAN STRATEGIS:
- SUMBER DAYA
KESEHATAN TERBATAS (Ideologi, Politik, Ekonomi Sosial Budaya dan
Pertahanan Keamanan)

GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL, LOKAL

PELUANG/KENDALA
GAMBARAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN KESEHATAN, SUBSISTEM SKN, &
TATA HUBUNGAN LINGKUNGAN STRATEGIS YANG MEMPENGARUHI
LINGKUNGAN ILMU
DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
SOSIAL, AGAMA
DAN BUDAYA
FUNDAMEN
MORAL:
PENELITIAN DAN KEMANUSIAAN
PENGEMBANGAN
KESEHATAN

2) 1) DERAJAT
LINGKUNGAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA UPAYA KESEHATAN
EKONOMI MASYARAKAT
KESEHATAN KESEHATAN MASYARAKAT

LINGKUNGAN 3)
SEHAT MANAJEMEN
KESEHATAN
LINGKUNGAN
POLITIK DAN HUKUM
PERUBAHAN
LINGKUNGAN
FISIK DAN BIOLOGI SOSIAL BUDAYA
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA
UNSUR PELAKSANAAN, MANAJEMEN DAN PENGEMBANGANNYA

1. Penelitian dan Pengembangan


1. Pengembangan
Peningkatan mutu 2. Penyebarluasan dan Pemanfaatan Hasil Litbangkes
pelaksanaan dan
manajemen kesehatan 3. Pengembangan Sumber Daya Litbang
melalui:
1 Kebijakan Kesehatan
2. Administrasi Kesehatan
Pembangunan 2. Manajemen 3. Informasi Kesehatan
Kesehatan 4. Hukum Kesehatan

1. Upaya Kesehatan,
2. Pembiayaan Kesehatan,
3. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
4. SDM Kesehatan,
5. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan,
3. Pelaksanaan 6. Manajemen Kesehatan, dan
Melalui Peningkatan : 7. Pemberdayaan Masyarakat

Sumber: R. Hapsara H.R 2009


SUBSISTEM SKN
Upaya
Kes

Pembiayaan
Litbang Kes
Kes

SKN
Pemberdaya
SDM Kes
an masy

Manajemen, Farmasi,
informasi, Alkes,
regulasi kes Makanan
SUBSISTEM SKN
Upaya Kes

Pembiayaan
Litbang Kes
Kes

SKN
Pemberdaya
SDM Kes
an masy

Manajemen, Farmasi,
informasi, Alkes,
regulasi kes Makanan
SUBSISTEM SKN
Upaya Kes

Pembiayaan
Litbang Kes
Kes

SKN
Pemberdaya
SDM Kes
an masy

Manajemen, Farmasi,
informasi, Alkes,
regulasi kes Makanan
STAKEHOLDERS SKN
PERGURUAN
TINGGI /
AKADEMISI
LSM
LEMBAGA KAJIAN /
PENELITIAN
NGO

DUNIA USAHA PEMERINTAH


PUSAT
SINERGISME
ORGANISASI
PROFESI SKN 2012
PEMERINTAH
PROPINSI
TOGA/TOMAS

DPRD PROP /
KAB / KOTA PEMERINTAH
KABUPATEN /
DPR RI KOTA
KEBIJAKAN
PERUMAHSAKITAN

• Akreditasi Nasional Versi 2012 --- wajib


MUTU PELAYANAN RS
• Persyaratan untuk perpanjangan Izin Operasional dan perubahan kls
• Perpanjangan kerjasama dengan BPJS

• Menkes  RS Kelas A dan PMA ---- (Rekom Dinkes Prop)


• Pemda Prop  RS Kelas B dan PMDN (Rekom Dinkes Kab/Kota)
• Pemda Kab/Kota RS kelas C dan D (Rekom Dinkes Kab/Kota)

• RS Pemerintah & Swasta  wajib


• Terbagi menjadi RS Umum dan RS Khusus
RS Umum  Kelas A, B, C, D dan D Pratama
RS Khusus  Kelas A, B dan C

AKUNTABILITAS PADA
• Setelah RS mempunyai izin operasional
MASYARAKAT
• Pusat  àkan melakukan registrasi
2. ANALISIS
KEBIJAKAN

DR KUNTJORO ADI PURJANTO,MKES


JOGJAKARTA 24 OKTOBER 2014
Analisis Kebijakan ;
Pendekatan Analisis
1. Pendekatan Empiris :
* Penjelasan sebab-akibat dari suatu kebijakan
* Sifat : faktual
* Informasi : deskriptif
* Contoh : analisis kebijakan pembiayaan
kesehatan
40
2. Pendekatan Valuatif :
* Penentuan bobot atau nilai
beberapa kebijakan
* Sifat : berkaitan dengan nilai
* Informasi : valuatif
* Contoh : analisis alokasi pembiayaan
kesehatan
3. Pendekatan Normatif :
* Rekomendasi tindakan masa datang utk
atasi masalah
41
* Sifat : apa yang harus dilakukan
* Informasi : preskriptif
* Contoh : analisis mekanisme pembiayaan
kesehatan
Substansi Analisis :
1. Masalah kebijakan
2. Kinerja kebijakan
3. Masa depan kebijakan
4. Aksi kebijakan
5. Hasil-hasil kebijakan
42
What are the Steps for Policy Analysis?
1. Identification policy contexts.
2. Collecting the related stated policies that include health and other sector related
policies with regards to selected policy context.
3. Describe the policy components from the existing health policies and other
sector related policies.
4. Identification of possible policy gaps.
5. Identification of related stakeholders according to every policy component.

43
6. Identification of policy conflicts between existing health policies and other
sector related policies.
7. Getting expert inputs based of the preliminary policy components description
and predicted policy gaps and policy conflicts.
8. Identification of needs for data collecting and more in-depth policy analysis.
9. Develop appropriate questionnaire for data and information collecting.
10. Data and information collecting through

44
11. Defined methods and approaches
12. Filling the matrix with the collected
13. Information from the field for all policy components.
14. Identification of evidence based policy
15. Gaps within existing health policy.
16. Identification of evidence based policy conflicts.
17. Develop possible policy recommendation.
18. Identification policy option feasibility

45
Policy Analysis Tools:
1. Seven Criteria of Good Policy
2. The 6 C’s of Policy Options
3. The 3 E’s of Policy Options
4. Cost-Benefit Analysis
5. Cost-Effectiveness Analysis
6. Modeling
7. Decomposition Analysis
8. Ideological Analysis
9. Point of View Analysis

46
Seven Criteria of Good Policy
1. Output (not Input)
2. Side Effects (Externalities)
3. Efficiency
4. Strategy
5. Compliance
6. Justice
7. Intervention Effect

47
1. Output (not Input)
 What is the bottom line?
 Ignoring the operational aspects of the policy, is the policy
working and delivering the intended outputs?
 In other words, the focus is on goal attainment (focus on the
forest, not the trees).

2. Side Effects (Externalities)


 What are the side effects of the policy or program?
 Do the negative side effects offset or outweigh any positives
achieved by the policy?

48
3. Efficiency
• Is the program operated efficiently?
• Are the people charged with implementing the policy running it
efficiently?
• Is this the most efficient way of doing business?

4. Strategy
 Are the theories and assumptions underlying a given policy or
program valid?
 A strategic analysis seeks to evaluate the underlying theory and /
or assumptions behind a given policy or program.

49
5. Compliance
 Does the policy or program comply with the fundamentals of
our system of laws in the Country?
 Is it Constitutional?
 Is it consistent with the Indonesian system of justice?

6. Justice
 This is a tough one, however it is also an important one.
 Is the policy just and fair?

50
 Does the policy provide justice?
 While important, it is also perhaps the most difficult and subjective
question to address in policy analysis.

7. Intervention Effect
 Numbers, numbers, numbers…
 Did the policy achieve a statistically significant affect?
 What do the numbers say?

51
The 6 C’s of Policy Options
1. Concentration
2. Clarity
3. Changeability
4. Challenge
5. Coordination
6. Consistency

52
1. Concentration
Are resources concentrated on the truly decisive aspects of the
problem?
Is there enough money, personnel, time, and other resources
devoted to the policy or program?

2. Clarity
•Are the goals clear and the steps to their attainment
straightforward?
•Does everyone involved in implementing the policy or program
know what the goals are and what their role is?
•Do the people affected by the policy clearly understand it?

53
3. Changeability
Does the policy have enough flexibility or cushion to ensure that it can
be adjusted to changing conditions?
Are the people charged with carrying out the policy able to change
the way they do business?
How changeable is the organization(s) affected by the policy?

4. Challenge
Do the goals challenge the organization yet remain realistic?
How realistic is the policy in terms of it’s scope?

54
5. Coordination
 Does the policy allow for the exchange of information among
implementing officials and the effects of feedback loops outside
it?
 Is there effective intra-and inter-organizational communication?

6. Consistency
 Are the goals consistent with the objectives, the objectives with
actions?
 Are the goals internally (with one another) and externally (with
other policies)?
 Is the policy or program consistently delivered?

55
Influence Analysis
 This involves studying the targets of the policy or program and
the mechanisms used to reach the target audience.
 Assessments can then be made on if this is the best way to
conduct this policy or reach the targeted audience.
 In short, this involves determining how the policy or program
intends to influence the target and the mechanisms used to
influence the target.

56
 Influences
• Attempt to influence all of society or a specific segment?
• Attempt to influence a broad range of behavior or just a
small part or component of behavior?
 Mechanisms
• How coercive is the mechanism used to influence
behavior?

57
Decomposition Analysis
 Used to break down large complex problems down into smaller
pieces for easier study.
 In other words, a large complex problem is difficult to study and
conceptualize so it is decomposed into the smaller sub
problems for analysis.
 The researcher then analyzes the smaller problems, how they
relate to each other, and how they relate to the larger problem.

58
Forecasting / Futures Analysis
 Involves predicting the future
 Sometimes based on the past
 Sometimes based on other variables that indicate a
change is on the horizon
 Often involves if/then statements  If this occurs, this will
happen, etc.

59
Ideological Analysis

 Policy approaches can be broken down by examining and


describing what the different ideological points of view on the
subject would be.
 Generally, there are four that can be used: Conservative,
Liberal, Radical, Alternative

60
3. POLITIK
&
POLICY

DR KUNTJORO ADI PURJANTO,MKES


JOGJAKARTA 24 OKTOBER 2014
KEUNGGULAN SETIAP NEGARA-BANGSA DISELURUH DUNIA HARI INI DAN DIMASA
DEPAN DITENTUKAN DARI FAKTA APAKAH DIA MAMPU MENGEMBANGKAN DAN
AKHIRNYA MEMILIKI, KEBIJAKAN PUBLIK YANG UNGGUL

( Riant N, 2009)
 DEEPENING DEMOCRACY

Kebijakan Pelayanan Kehidupan


Demokrasi Publik Publik Publik
 KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI UJUNG IDEOLOGI

Ideologi Nasion

Politik Nasion

Politik
Pembangunan

Kebijakan
Publik
 DINAMIKA KEBIJAKAN PUBLIK

Dinamika
Sosial,
Kebijakan
Ekonomi,
Publik
Politik,
Budaya
Hierarki UUD
Kebijakan Publik :
UU/PERPU

Peraturan
Pemerintah

Peraturan Kepmen,
Presiden Permen

Peraturan
Daerah
UU 10/2004
 KEBIJAKAN PUBLIK
• Sekumpulan rencana kegiatan yang dimaksudkan untuk memberi efek
perbaikan terhadap kondisi-kondisi sosial dan ekonomi masyarakat,
• Hasil-hasil keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku tertentu untuk
tujuan-tujuan publik,
• Produk yang terjadi akibat dari adanya hubungan antara
eksekutif/pemerintah dengan lingkungannya,
• Hasil keputusan-keputusan eksekutif sebagai respons terhadap
lingkungannya dan dipercayai akan bermanfaat pada perbaikan kondisi
sosio-eknomis masyarakat serta disepakati/ disetujui oleh legislatif,
• Produk akhir setiap pemerintahan dalam arti merupakan suatu kesepakatan
terakhir antara eksekutif dengan legislatif (wakil rakyat),
• Keputusan-keputusan eksekutif yang disetujui oleh legislatif yang dibuat
dalam bentuk Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah pada umumnya
dapat dikelompokkan sebagai kebijakan publik strategis,
• Keputusan Presiden yang terkait langsung dengan UU pada umumnya
dapat dikelompokkan sebagai kebijakan publik program,
• Keputusan Presiden yang bernuansa sektoral dan Keputusan Menteri pada
umumnya akan dikelompokkan sebagai kebijakan publik tehnis.
 PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PUBLIK
 Merupakan hasil dari interaksi dari aktor/pelaku dan lingkungan kebijakan
dengan memanfaatkan model-model tertentu,
 Aktor/pelaku kebijakan disini adalah mereka yang terlibat aktif (langsung
dan tidak langsung) dalam proses, baik dalam bentuk orang perorang,
lembaga non pemerintah, dan badan pemerintah yang dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebijakan yang dikembangkannya.
 PROSES PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
1. Penyusunan Agenda :
a. Memasok pengetahuan yang relevan dengan masalah
b. Menemukan asumsi-asumsi yang tersembunyi
c. Mendiagnosis penyebab masalah
d. Memetakan alternatif tujuan
e. Memadukan pandangan yang berbeda
f. Merancang peluang-peluang kebijakan baru
2. Peramalan :
a. Memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah
masa datang akibat dari pilihan
b. Mengenali kendala-kendala pencapaian tujuan
c. Mengestimasi dukungan dan oposisi terhadap setiap pilihan

3. Rekomendasi :
a. Analisis manfaat-biaya setiap alternatif
b. Estimasi tingkat risiko dan ketidakpastian
c. Mengenali eksternalitas dan akibat ganda
d. Menentukan pertanggungjawaban administratif bagi
e. Menentukan kriteria pembuatan pilihan implementasi kebijakan

4. Pemantauan :
a. Menyediakan pengetahuan yang relevan dengan akibat dari kebijakan
sebelumnya
b. Menilai tingkat kepatuhan, mengidentikasi kendala implementasi
c. Menemukan akibat yang tidak diinginkan
d. Menemukan posisi pihak-pihak yang bertanggungjawab pada setiap
kebijakan
5. Evaluasi:
a. Menyediakan pengetahuan yang relevan tentang ketidaksesuaian antara
kinerja kebijakan dengan harapan
b. Menilai seberapa jauh masalah telah terselesaikan
c. Melakukan klarifikasi dan identifikasi kritik terhadap nilai-nilai dasar
kebijakan
d. Membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali masalah
74
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Pasal 28 H, ayat (1);..........................setiap orang berhak memperoleh


pelayanan kesehatan.
Pasal 34 ayat (3);............................ negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak.
POLA TRANSFORMASI
ORGANISASI BIROKRASI

1. RIGHTSIZING (CUT THE GOVERNMENT)


2. CORPORATIZATION  MANAGING FOR
RESULTS: Outsourcing or Incorporatization
3. PRIVATIZATION
4. AGENCIFICATION (Insourcing)  The most recent model.
Public Goods Semi Public Goods Private Goods

BUREAUCRACY BLUD BUMND


 Persero
 Public  Perum
Legislation & Service  PT BHMN(?) P
S Deliveries R
Regulation  Internal
T Authorities
I
Service
A Controls & Judiciary Agencies V
T A
PRIVATE T
E PROPERTIES
E
YAYASAN
? &
NGOs

Government 77
Non-for-Profit Market
Konteks RSD :
• Masyarakat
• Pemerintah Yang dilayani

Dinas Kesehatan
Prov/Kab-Kota
sebagai yang
berfungsi sebagai
regulator dan
administrator,
• Usaha
RSD sebagai operator,
BLUD, harus mematuhi Sebagai pelaksana.
peraturan perundangan
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
 GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(TATA KELOLA KORPORASI YG BAIK)
(CORPORATE BYLAWS)
 GOOD CLINICAL GOVERNANCE
(TATA KELOLA STAF MEDIK YG BAIK)
(MEDICAL STAF BYLAWS)

• MERUPAKAN TOOL BUKAN TUJUAN


• BAGIAN DARI REFORMASI
• KEBERHASILAN ADLH MENINGKATNYA
Pasal 36 ayat 1 UU 44/2009 • INDIKATOR PERFORMANCE RUMAH SAKIT
SISTEM PERENCANAAN
DAN
PENGENDALIAN MANAJEMEN

AKREDITASI
VERSI 2012 1
PERNYATAAN KESANGGUPAN
MENINGKATKAN KINERJA Bsc
Pengendalian
Mutu & biaya POLA TATA KELOLA
2
323/1237
3 RENCANA STRATEGIS BISNIS

4 STANDAR PELAYANAN MINIMAL


PDCA
PDCA
Bsc LAPORAN KEUANGAN POKOK/PROGNOSA
5
LAPORAN KEUANGAN

PNPK ? 5/70
PPK ? BLUD
LAPORAN AUDIT TERAKHIR/PERNYATAAN 651/272
INA-CBGs 6 BERSEDIA UNTUK DIAUDIT SECARA
Pengendalian INDEPENDEN Pengendalian
Mutu & biaya Mutu & biaya

PDCA (Kuntjoro AP,2013)

Anda mungkin juga menyukai