net/publication/322555816
CITATIONS READS
0 2,433
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Abdillah Imron Nasution on 17 January 2018.
OLEH
PENDAHULUAN ....................................................... 6
EMAIL .......................................................................... 7
Sifat Fisik Email ............................................................................ 7
Sifat Kimiawi Email ..................................................................... 7
Sifat Mekanis Email ..................................................................... 8
Struktur Mikroskopis Email ....................................................... 9
Kristal Apatit ................................................................................. 13
Email dan Pasta Gigi Nanohidroksiapatit (n-HAp) ............... 17
Demineralisasi Email ................................................................... 18
Remineralisasi Email .................................................................... 19
Mineralisasi dan Komposisi Utama Email ............................... 26
Mineralisasi dan Buffer Saliva .................................................... 30
Buffer pada Pasta gigi Nano hydroxyapatite (n-HAp).................. 31
Fluor ............................................................................................... 35
Email, bahan herbal dan S. mutans ............................................. 38
Daftar Pustaka .............................................................................. 42
DENTIN ..................................................................................... 45
Struktur Mikroskopis Dentin ..................................................... 46
Sifat Fisik Dentin .......................................................................... 51
Sifat Kimia Dentin ....................................................................... 51
Sifat Mekanik Dentin ................................................................... 51
Dentin dan Sodium Lauryl Sufate ................................................. 52
Dentin Akar Gigi dan chelating agent ................................................ 53
Bahan khelasi dan regangan mikro dentin akar gigi ............... 55
EDTA (Etylen Diamine Tetra Acetic Acid) ............................ 55
Rc-Prep .......................................................................................... 55
Bahan khelasi dan regangan mikro dentin akar gigi ............... 55
Dentin Akar Gigi dan Analisis XRD ........................................ 56
Daftar Pustaka .............................................................................. 60
SEMENTUM ............................................................... 63
Sifat Fisik Sementum ................................................................... 64
Sifat Kimia Dentin ....................................................................... 64
Sifat Mekanis Dentin ................................................................... 65
Cementum Enamel Junction .......................................................... 65
Daftar Pustaka .............................................................................. 66
GLOSSARY ................................................................... 67
Index ............................................................................. 70
KATA PENGANTAR
1
EMAIL
Email merupakan jaringan keras tubuh manusia yang mengalami
mineralisasi dan mempunyai nilai kekerasan permukaan yang
tinggi. Email bersifat avaskular yaitu tidak memiliki pembuluh
darah dan juga tidak memiliki saraf di dalamnya.
2
Amelogenin merupakan protein email yang paling banyak di
matriks email. Amelogenin berperan dalam nukleasi, proteksi,
elongasi dan morfologi kristal apatit. Banyaknya kandungan
protein amelogenin sekitar 80-90% dari total protein email,
sedangkan ameloblastin sebanyak 5-10% dan enamelin pada
kisaran 1-5%. Ameloblastin merupakan produk gen spesifik
ameloblas yang penting dalam pembentukan matriks email dan
mineralisasi. Enamelin adalah protein email yang paling besar
dan secara langsung terlibat dalam katalisis pemanjangan kristal
email. Enamelin terikat pada kristal email sebagai lapisan
retikulum halus disekeliling kristal email sebagai lapisan tipis
yang tidak terkalsifikasi yang mengisi ruang antar prisma.
3
email yang pernah diteliti adalah sebesar 20 % dan terjadi
peningkatan sebesar 10% pada email yang mengalami fluorosis.
4
insisal karena. Garis perikimata menjadi kurang jelas dengan
pertambahan umur karena pemakaian dan tidak terlihat sama
pada setiap individu.
5
terkadang juga menujukkan pola yang menyerupai anyaman tikar
(mat-like).
a b c
Pola tampilan prisma email a) arcade b) fish tail. dan c) mat-like
6
a) Potongan email b) orientasi arah gerak kristal c) orientasi
tampak depan
Sumber: Balogh MB dan Fehrenbach MJ, 2006
7
Kristal Apatit
Apatit merupakan suatu senyawa dari kelompok kalsium fosfat
dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(X)2 dengan X dapat berupa OH
(hidroski), F (fluoro), Cl (kloro) atau CO3 (karbonat). Unsur Ca
dapat digantikan oleh Sr; Ba; Pb; Na, dan unsur PO4 dapat
digantikan oleh HPO4; ASO4; VO4; SiO4 atau CO3.
8
kristal apatit, ion Ca menempati sudut heksagonal me
membentuk
suatu kolom kalsium. Pada rentang antar kalsium m tersebut
terdapat kedudukan dua ion PO4 pada sisi heksagon onal. Selain
pada sudut heksagonal, ion Ca juga terdapat pada kan
kanal sentral
sel membentuk susunan dua lapis segitiga. Ion O OH akan
menempati axis c dengan ketinggian z ¼-¾.
9
Lorong (microtunnel) ini dapat dimasuki oleh beberapa ion
dengan berat atom rendah.
10
Analisis dengan Scanning Electron Microscopy yang ditunju
njukkan oleh
gambar di samping ini menunjukkan struktur em email yang
mengalami demineralisasi. Email ini memperlihatkan n terjadinya
perubahan struktur pola prisma email. Konsumsi mak akanan dan
minuman yang mengandung gula dapat menurunkan pH p rongga
mulut sehingga menyebabkan terjadinya demineralis ralisasi pada
email. pH rongga mulut
ini akan bersifat asam
untuk beberapa lama.
sehingga membutuhkan
waktu 30-60 menit untuk
kembali ke pH normal
rongga mulut.
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan pada
perubahan struktur email
setelah diaplikasikan
asam kuat seperti HCL
dengan pH 2.3 selama 30
menit menunjukkan
pada bagian interprsma
telah membentuk
semacam lembah namun
pada bagian perifer dari
prisma masih bertahan.
Pada paparan asam laktat
dengan pH 3.5 selama 30 Permukaan prisma email dem
emineralisasi
menit memperlihatkan
terjadinya perubahan struktur pola prisma email yang
yan terlihat
seperti tekstur serat atau berserabut.
11
memperlihatkan gambaran prisma email yang hancur sebagian.
Gambaran yang lebih detil untuk permukaan email gigi yang
direndam dengan minuman probiotik olahan pabrik selama 180
menit dapat dilihat pada gambar di atas. Tanda segitiga
memperlihatkan prisma email yang telah mengalami
demineralisasi.
12
memberikan banyak efek klinis pada gigi terhadap demineralisasi
yang terjadi.
Demineralisasi Email
Demineralisasi merupakan proses hilangnya mineral pada
jaringan keras gigi. Komponen mineral dari email adalah
hidroksiapatit. Dalam lingkungan normal. hidroksiapatit
seimbang dengan lingkungan saliva yang dipenuhi ion kalsium
dan ion fosfat. Hidroksiapatit akan reaktif terhadap ion hidrogen
pada pH ≤ 5.5 yang merupakan pH kritis bagi hidroksiapatit.
Ion hidrogen akan berikatan dengan gugus fosfat atau terjadi
konversi dari PO43- menjadi HPO42-. Pada saat yang bersamaan
HPO42- tersebut tidak dapat bertahan dalam lingkungan normal
hidroksiapatit yang didominasi oleh PO43- sehingga kristal
hidroksiapatit tersebut akan larut.
13
Remineralisasi Email
Remineralisasi adalah proses perbaikan alami untuk lesi non-
kavitas dimana mineral-mineral anorganik ditempatkan kembali
di daerah yang sebelumnya telah kehilangan mineral-mineral
akibat demineralisasi. Remineralisasi yang maksimal
membutuhkan waktu 90-180 menit. Remineralisasi dapat
terjadi jika dilakukan penghapusan plak dan adanya kapasitas
buffer dari sekresi saliva. Adanya kapasitas buffer pada saliva yang
dapat mencegah perubahan pH dan dapat membantu terjadinya
remineralisasi membuat para produsen pasta gigi juga
menggunakan buffer sebagai bagian dari formulasi pasta gigi
mereka untuk menjaga pH. Hal ini penting untuk stabilitas dan
efektivitas pasta gigi.
14
sepenuhnya oleh lapisan yang dibentuk saat interaksi pasta n-
HAp dengan gigi yang disebabkan oleh proses remineralisasi
yang konstan.
15
awal ion kalsium dan fosfor pada permukaan email terhadap
serangan asam. Namun kondisi ini hanya bertahan di awal,
karena pada menit ke-180 sudah mulai terlihat adanya prisma
email yang terekspos. Ini merupakan salah satu ciri permukaan
email yang mengalami demineralisasi yaitu tereksposnya prisma
email pada permukaan email dan hilangnya lapisan aprismatik
email. Destruksi terjadi disebabkan oleh paparan asam yang
lama. Pada email demineralisasi juga menunjukkan terlihat
banyaknya area gelap yang hampir melingkupi seluruh
permukaan email. Pada permukaan email yang mengalami
demineralisasi juga terlihat beberapa mikroporus di beberapa
bagian. Pada kelompok ini terlihat area terang masih lebih
mendominasi yang menandakan elemen dengan nomor atom
tinggi lebih banyak pada area ini. Pada menit 90 sampai 180,
pada email normal dan email yang diaplikasikan dengan larutan
pasta gigi n-HAp terlihat beberapa prisma email yang terekspos
dan terdapat beberapa deposit. Email juga menunjukkan
penurunan persentase hidrogen.
16
pada area ini. Pada email normal terlihat permukaan yang halus
dan regular, tanpa adanya prisma dan interprisma email yang
terekspos. Hal ini berbeda dengan email yang dipengaruhi oleh
larutan demineralisasi, larutan pasta gigi, ataupun keduanya.
17
perubahan yang berarti antara email demineralisasi dengan email
demineralisasi yang diaplikasikan dengan pasta gigi n-HAp di
setiap siklus 90-an menit. Pada kenyataannya, pasta gigi nano
hidroksiapatit terbukti hanya mampu memelihara pH atau
mencegah demineralisasi.
Kondisi ini tidak terlepas dari waktu menyikat gigi dan juga
waktu terpaparnya asam. Ini ditunjukkan dengan terdapatnya
perubahan persentase hidrogen yang didapat dari komposisi
hasil persentase SEM/ EDX email penelitian dengan hasil
persentase komposisi hidrogen pada Ca10(PO4)6(OH)2 yang
diaplikasikan dengan pasta gigi nano hidroksiapatit dan larutan
salin.
18
Dari hasil analisis kenaikan dan penurunan persentase
ase hidrogen
menunjukan bahwa pada email yang diaplikasikan den engan pasta
gigi n-HAp terlihat penurunan persentase hidrogen n terbanyak
pada menit 360 dan pada email demineralisasi yang diap
diaplikasikan
dengan pasta gigi terlihat penurunan persentase se hidrogen
terbanyak terjadi pada menit 270. Hal ini menunjukann pasta gigi
nano hidroksiapatit memerlukan waktu yang sedikit it lebih
le lama
untuk melakukan proses remineralisasi yang optimal.
al. Ini sesuai
dengan penelitian yang menyatakan bahwa efek rem emineralisasi
meningkat dengan meningkatnya waktu perendaman an spesimen
pada larutan pasta gigi nano hidroksiapatit.
19
Peningkatan kelarutan email dalam asam disebabkan oleh ion
hidrogen yang dapat menghilangkan ion hidroksil untuk
membentuk air yang dapat dinyatakan sebagai berikut: H++OH-
> H2O. Peningkatan hidrogen juga dapat disebabkan oleh
terpaparnya ion fosfat anorganik dalam cairan sehingga ion
fosfat hadir dengan berbagai bentuk seperti yang pernah
dilaporkan yaitu H3PO4. H2PO4-. HPO42- dan PO43-. Proporsi
sepenuhnya tergantung pada pH. Sebagaimana diketahui pH
sangat dipengaruhi oleh asam-basa. Semakin rendah pH, maka
semakin rendah konsentrasi dari PO43-.
20
email yang dipengaruhi oleh larutan demineralisasi, larutan pasta
gigi, ataupun keduanya.
21
2.17. Hidroksiapatit yang diketahui terdiri dari kalsium dan
fosfor sebagai unsur utamanya. Persentase kedua unsur tersebut
ternyata sangatlah bervariasi. Unsur kalsium bervariasi mulai dari
25.68% hingga 35.8%. Demikian pula halnya dengan unsur
fosfor mulai dari 12.58% hingga 19.40%. Kalsium dan fosfor
berpengaruh terhadap pembentukan kristal hidroksiapatit. Jika
kalsium yang diperlukan tidak mencukupi maka akan
mengganggu keadaan fisiologis pada saat proses amelogenesis.
Hal tersebut juga akan mempengaruhi unsur fosfor karena
kalsium bekerja sama dengan fosfor dalam membentuk kristal
hidroksiapatit. Rasio Ca/P tersebut juga akan berpengaruh
terhadap kekerasan Email. Studi SEM/ EDX terdahulu
menyebutkan bahwa persentase kandungan kalsium dalam Email
adalah 35.8% sedangkan kandungan fosfatnya berjumlah 17.4%.
Hasil penelitian awal menunjukkan persentase komposisi Email
sebagai berikut: Kalsium (Ca) 25.68%; Fosfor (P) 19.40%;
Oksigen (O) 44.9%; Klor (Cl) 2.47%; Karbon (C) 5.68%;
Natrium (Na) 1.53%; dan Fluor (F) 0.31%.
22
meningkatkan remineralisasi. Hal tersebut berbeda dengan
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa remineralisasi
dapat terjadi dalam rentang waktu 30-60 menit. Sumber lain
menyebutkan remineralisasi masih dapat terjadi pada waktu 90
menit. Pada menit ke 180. Rasio Ca/P pada email normal
menurun dibandingkan 90 menit pertama sedangkan rasio Ca/P
di email yang diaplikasikan pasta gigi n-HAp naik drastis. Pada
waktu ini telah terjadi remineralisasi namun belum maksimal.
Hal ini dibuktikan oleh rasio Ca/P yang tinggi pada email yang
diaplikasikan pasta gigi n-HAp tidak konstan karena pada 90
menit selanjutnya kembali turun drastis yaitu dari 2.81 turun
menjadi 1.24.
23
pertahanan pasta gigi nano hidroksiapatit pada gigi yang telah
mengalami demineralisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pasta
gigi nano hidroksiapatit ini telah dapat melawan asam pada
menit ke 270.
24
proses demineralisasi sehingga email normal tidak bisa dijadikan
acuan remineralisasi.
25
lainnya menetralkan basa. Namun kedua komponen tersebut
tidak boleh saling menetralkan.
Pada pasta gigi n-HAp ini, silika berfungsi sebagai asam lemah
dan sodium silikat sebagai garamnya. Pada produksi detergen
sodium silikat dengan sifat basanya sering digunakan sebagai
buffer untuk mempertahankan pH yang diinginkan ketika adanya
senyawa atau cairan asam. Jika sodium silikat mempertahankan
pH saat adanya asam maka silikat mempertahankan pH ketika
adanya tambahan basa.
26
Jika dibandingkan antara Si pada email normal dengan Si yang
terdapat pada email yang diaplikasikan pasta gigi n-HAp terlihat
hubungan yang kuat dan searah, artinya adanya kandungan Si
pada pasta gigi memberikan dampak yang hampir mirip dengan
email normal terhadap adanya Si pada email. Perbandingan
antara Si pada email normal dengan email demineralisasi yang
diaplikasikan pasta gigi memperlihatkan hubungan yang kuat dan
searah. Artinya pasta gigi masih mampu membuat kandungan Si
yang sama persis seperti pada email normal sewaktu terjadinya
demineralisasi.
27
Perbandingan antara email yang diaplikasikan dengan pasta gigi
n-HAp dengan email demineralisasi yang diaplikasikan pasta gigi
n-HAp memperlihatkan hubungan yang cukup lemah dan
searah. Keadaan ini hampir sama dengan perbandingan email
normal dengan email yang mengalami demineralisasi.
28
ketiga 90 menit. Tidak optimumnya fungsi buffer pada pasta gigi
ini bergantung pada potensi silikon sebagai unsur utama buffer
berhubungan dengan potensi hidrogen dan natrium yang
mempengaruhi fluor dalam pasta gigi.
Fluor
Salah satu cara lainnya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan proses remineralisasi adalah dengan
menambahkan fluor. Fluor dalam bentuk fungsi dan manfaatnya
dalam meningkatkan remineralisasi dan mempertahankan
mineral gigi dari proses demineralisasi. Ini sering digunakan
29
untuk mencegah dalam menangani proses karies yang kemudian
digunakan dalam bentuk salah satu aplikasi topikal pasta gigi.
30
mineral pada email gigi. Jika pH larutan di atas pH kritis, maka
larutan tersebut akan mengalami supersaturasi (konsentrasi
larutan di atas nilai larutnya) yang menyebabkan banyaknya
mineral yang berpartisipasi. Sebaliknya, jika pH larutan lebih
rendah dari pH kritis maka larutan akan mengalami ansaturasi
sehingga mineral yang ada akan mengatasinya hingga kondisi
larutan kembali menjadi jenuh.
31
permukaan email adalah 1:2. Namun seiring berjalannya waktu,
fluor menurun sedikit demi sedikit disetiap menitnya dan unsur
kalsium dengan fosfor sama-sama mengalami penurunan
sehingga dapat disimpulkan pada menit ke 180. 270 dan 360
fluor pada email gigi tidak dapat meningkatkan remineralisasi
seiring dengan perubahan rasio Ca/P. Waktu juga diketahui
sangat mempengaruhi peran fluor. Waktu yang diperlukan untuk
remineralisasi adalah sekitar 30-60 menit. Penelitian lain juga
menyebutkan waktu akhir terjadinya remineralisasi adalah 90
menit.
Peran fluor diketahui pula menjadi tidak efektif pada email yang
mengalami demineralisasi walaupun sudah diupayakan dengan
pengiaplikasian dengan pasta gigi yang mengandung n-HAp.
Fluor yang tidak terbentuk pada email demineralisasi sejak menit
ke 90 dan 180 ini dipengaruhi oleh unsur silikon yang mana
unsur tersebut dapat menghambat peran fluor. Pada menit ke
360 fluor menurun dengan tidak mampu lagi untuk
mempertahankan mineral gigi. Ini diiringi dengan unsur kalsium
dan fosfor yang menurun juga pada menit yang sama.
32
yang asam akan menstimulasi buffer dalam saliva untuk
menetralkan kembali pH saliva yang rendah. Perubahan pH
saliva dipengaruhi oleh rata-rata laju saliva dan kapasitas
buffernya. Meningkatnya pH saliva akan diikuti dengan proses
remineralisasi. Di dalam saliva juga terkandung komponen ion
kalsium, fosfor, hidroksi, fluor yang diketahui berfungsi sebagai
unsur yang dapat meningkatkan remineralisasi.
33
herbal memberi peluang kepada S. mutans memanfaatkan potensi
kandungan utama yaitu polisakarida sebagai nutrisinya.
34
kolonisasi S. mutans untuk membentuk plak pada pelikel. Di
samping itu, S. mutans juga memiliki Glucan binding protein (Gbp)
yang merupakan protein dinding sel. Protein ini berperan
mengikat glukan dan membantu kolonisasi bakteri. Setelah
pembentukan koloninya, matriks glukan yang kaya tekanan
ekologis seperti pH akan menentukan bakteri S. mutans yang
dapat bertahan dan mendominasi dalam pH rendah.
35
Email 5 menit 15 menit 30 menit.
Bahan herbal
Kekasaran Email Normal pada Analisis AFMKet: Ra= Nilai kekasaran permukaan
36
Namun, struktur email memiliki kristal yang berbeda arah
pergerakannya pada setiap email sehingga tidak semua
permukaan email mengalami disolusi. Sebagaimana diketahui,
kristal HA menyusun prisma email yang merupakan struktur
dasar email yang terorganisir dengan baik. Pada pertengahan
kepala prisma email, kristal-kristal apatit berjalan paralel atau
sejajar terhadap sumbu longitudinal prisma email tersebut.
Semakin menjauhi pertengahan kristal-kristal apatit tersebut
akan semakin membelok hingga tepi lateral prisma email.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Biologi Oral FKGUI. Buku Ajar Biologioral (3rd ed). Jakarta:
FKGUI. 2001. 100-20.
2. Gunawan HA. Pengaruh Perubahan Kristal Apatit Tingkat
Retensi dan Intrusi Flour Terhadap Kelarutan Email Setelah
Perlakuan Larutan Ikan Teri Jengki (S. Insularis). Disertasi. Program
Doktor Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jakarta,
2006. 53-106.
3. Avery, James K. Chiego DJ. Essential of Oral Histology and
Embriology. A Clinical Approach. 3rd ed. Missouri: Mosby Elsevier.
2006. p.108-113.
4. Balogh MB, Fehrenbach MJ. Dental Embryology, Histology, and
Anatomy. 2ndEd. St.Louis, Missouri: Elsevier Saunders; 2006.
p.179-180; p.185; p.186-189.
37
5. Elliott JC, Wilson RM, Dowker SEP. Apatite Structure.
International Centre for Diffraction Data. 2002; 45:172.
6. Tschoppe P, Zandim DL, Martus P, Kielbassa AM. Enamel and
dentine remineralization by nano-hydroxyapatite toothpastes.
Journal of Dentistry 2011;39(6):430-7.
7. Comar LP, Souza BM, Gracindo LF, Buzalaf MAR, Magallhaes
AC. Impact of experimental Nano-HAP Pastes on Bovine
Enamel and Dentin Submitted to a pH Cycling Model. Brazilliaan
Dental Journal 2013:273.
8. Susan Higham B, PhD, CBiol, MSB. Caries Process and
Prevention Strategies: Demineralization/Remineralization. 2011.
9. Kunin AA, Belenova IA, Ippolitov YA, Moiseeva NS, Kunin DA.
Predictive research methods of enamel and dentine for initial
caries detection. The EPMA Journal 2013;4(19).
10. Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure.
2nd ed. Queensland: Knowledge Books and Software; 2005:25-26.
11. Simmer JP, Papagerakis P, Smith CE, Fisher DC, Rountrey AN,
Zheng L, et al. Regulation of Dental Enamel Shape and Hardness.
Journal of Dental Research and Scientific Development 2010.
12. Smith TM. Dental hard Tissue Laboratory. Germany: Max Planck
Institute for Evolutionary Anthropology; 2005.
13. Hicks J, Garcia-Godoy F, Flaitz C. Biological factors in dental
caries enamel structure and the caries process in the dynamic
process of demineralization and remineralization (part 2). The
Journal of Clinical Pediatric Dentistry 2004;28(2).
14. Melfi RC, Alley KE. Permar’s Oral Embryology and Microscopic
Anatomy. 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2000:81-101.
15. Calderynl L.. Stott MJ.. Rubio A.Electronic and
Crystallographic Structur of Apatite. Physical Reviews. B67.
1341-1346.
38
DENTIN
Dentin merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi yang
meliputi seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar.1
Dentin terletak di bawah enamel pada bagian mahkota dan
terletak di bawah sementum pada bagian akar serta mengelilingi
pulpa.
31
pembentukan dentin sekunder menyebabkan ruang saraf
berubah volumenya menjadi semakin kecil.
32
Diameter tubulus dentin diketahui sekitar 3.413(±0.
0.954) µm.
Ukuran diameter tubulus dentin terbesar yang perna
rnah diteliti
adalah 4.41 µm. Beberapa penelitian sebelumnyaa diketahui
bahwa ukuran diameter tubulus dentin normal dii aarea dekat
dinding pulpa adalah 3-4 µm.
33
karena waktu pemaparan yang kurang. Respon hipersensitivitas
dentin diyakini masih akan timbul sehingga dapat disimpulkan
bahwa untuk penutupan tubulus dentin yang efektif dibutuhkan
aplikasi pemakaian fluoride yang berkesinambungann.
34
Sama halnya dengan penggantian gugus hidroksi pada aplikasi
fluoride di email. Penggantian gugus OH- dengan F-
menimbulkan perubahan pada aksis c. Hal ini terjadi karena
posisi ion fluoride pada aksis c lebih tinggi dibandingkan posisi
hidroksida pada kristal hidroksiapatit. Posisi OH pada aksis c
adalah ¼-⅓ aksis c, sedangkan posisi ion F adalah ¼ di atas
segitiga Ca sentral. Posisi ion F yang lebih tinggi ini
mengakibatkan pemanjangan aksis c pada struktur apatit.
Terjadinya peningkatan panjang aksis c struktur kristal apatit
sejalan dengan peningkatan kandungan fluoride dalam struktur
gigi tersebut. Dengan demikian penetrasi ion fluoride ke dalam
tubulus dentin akan mengubah struktur kristal pada tubulus yang
akan mempengaruhi sifat dan morfologi tubulus dentin.
35
Tabel Ukuran rerata diameter tubulus dentin
Hasil gambar Atomic Force Microscopy (AFM) dari permukaan dentin tiap-tiap spesimen diukur diu diameter tubulus
dentinnya menggunakan software Gwyddion v.2.30. Hasil pengukuran diameter tubulus dentin in pada dentin yang tidak
dipaparkan larutan natrium fluoride 1500 ppm memiliki nilai rerata yang paling tinggi yaitu seb
sebesar 4,41 µm. Nilai ini
berbeda dengan rerata email yang diaplikasikan fluoride dalam berbagai variasi waktu, yait aitu antara 2,63-3,53 µm
seperti yang terdapat pada di bawah ini. Nilai rerata diameter tubulus dentin cenderung ng mengalami penurunan
sejalan dengan kenaikan durasi perendaman.
36
Tome’s Granular, yaitu bintik-bintik hipokalsifikasi halus pada
daerah-daerah perbatasan antara dentin dengan sementum.
Bagian tubulus dentin yang menonjol ke email disebut ujung-
ujung serat Tome’s.
37
Dentin dan Sodium Lauryl Sufate
Sodium Lauryl Sufate (SLS) memiliki struktur formula CH3-
(CH2)11-O-SO3-Na+. SLS terdiri atas rantai hidrokarbon
hidropobik yang mengandung 12 karbon lipofilik (memiliki
kecenderungan mengikat lemak). Satu grup sulfat (SO4)
hidrofilik non polar dan satu ion natrium akan terlepas dari
ikatan molekulnya apabila dilarutkan dalam air. Sodium Lauryl
Sufate (SLS) diketahui dapat menurunkan kekasaran permukaan,
menurunkan ukuran diameter tubulus dentin dan memperlebar
dentin intertubular. Analisis AFM menunjukkan, SLS berperan
dalam fluktuasi ukuran diameter tubulus dentin:
38
Permukaan Dentin pada Aplikasi SLS
Durasi: 3, 5, 8, dan 10 menit
39
Ukuran diameter tubulus dentin pada Aplikasi SLS
3 menit 5 menit 8 menit 10 menit
1.644µm 1.566µm 1.811µm 1.688 µm
40
akar dengan baik karena dapat melunakkan jaringan keras dan
memberikan efek negatif yang sangat sedikit terhadap jaringan
periapikal. Menurut definisinya, zat organik yang disebut
pengkhelasi (khelator) akan membuang ion metal (seperti
kalsium) dengan cara mengikatnya secara kimia. Agen ini telah
dipromosikan sebagai produk komersial. biasanya dalam
kombinasi dengan agen pelumas atau pembuih (yang
mengeluarkan oksigen). Fungsi dari bahan chelating agent adalah
menghilangkan smear layer dan melunakkan jaringan dentin
sehingga membantu preparasi saluran akar yang kecil. Larutan
chelating yang sering digunakan adalah EDTA dan RC-Prep.
Rc-Prep
Karakteristik dari RC-Prep adalah bahan ini tidak larut dalam air
dan bila digunakan dengan NaOCL akan menimbulkan
gelembung yang efektif untuk membersihkan debris. Bahan RC-
prep digunakan untuk mempermudah prosedur pengisian
saluran akar dan juga menghilangkan smear layer. Bahan RC-prep
pada umumnya sering disebut sebagai bahan khelasi yang efektif
dengan sifat-sifat pelumas yang menonjol. Fungsinya untuk
memperbesar saluran akar. menghilangkan smear dan sebagai
lubrikan selama instrumentasi.
41
gigi akan mengakibatkan perubahan dimensi saluran dan
peluruhan dari dinding saluran akar tersebut. Peristiwa ini
mengindikasikan regangan mikro semakin meningkat. Sehingga
perlu diketahui, aplikasi bahan-bahan khelasi apakah dapat
memebri dampak fraktur dentin akar gigi. Fraktur dentin dapat
disebabkan oleh microstrain.
42
tersusun pula oleh beberapa protein seperti kolagen. Struktur
yang terbentuk. akan menyebabkan pola difraktogram yang lebih
amorf dengan pola grafik XRD spesimen yang berasal dari
dentin. Hasil ini seperti ditunjukkan oleh grafik dimana pola
grafik menunjukkan gambaran antar kurva yang kurang memiliki
pola pemisahan kurva yang jelas. Ini dapat dilihat dari pola grafik
XRD yang sama antara kelompok EDTA, RC-Prep, dan normal.
Pola yang sama dapat dilihat pada 2θ dengan intensitas yang
tinggi yang menandakan bahwa spesimen pada kedua kelompok
merupakan bentuk dari apatit.
43
kristal dari setiap kelompok. Hasil analisis menunjukkan ukuran
kristal perlakuan mengalami perubahan dari ukuran kontrol.
Ukuran butiran kristal terbesar terdapat pada dentin akar gigi
yang diaplikasikan dengan EDTA. Kristal apatit (Ca5(PO4)6(X)
yang merupakan dari jenis heksagonal yang memungkinkan
terjadinya substitusi unsur (X) dengan unsur lain. Substitusi ini
mengakibatkan lattice antar unit kristal berubah yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap ukurannya.
Ukuran
Nilai rata-rata ukuran Butiran kristal
kristal yang dihitung
dengan menggunakan Normal EDTA RC-Prep
persamaan Scherrer. (nm) (nm) (nm)
D= KλRad/ βr Cos θ 8.2 8.9 8.8
menunjukkan terdapat peningkatan ukuran kristal dari ukuran
kontrol. Ukuran butiran kristal terbesar terdapat pada dentin
akar gigi yang diaplikasikan dengan EDTA.
44
beberapa faktor. termasuk penumpukan kalsium. Pengaplikasian
EDTA dapat menyebabkan berkurangnya kalsium pada posisi
kristal sehingga dapat mempengaruhi regangan pada kristal
tersebut. Begitu juga halnya dengan adanya urea peroksida pada
RC-Prep mempunyai fungsi untuk membersihkan saluran akar
sekaligus sebagai bahan pemutih yang biasa dipakai dalam
kedokteran gigi. Urea peroksida menyebabkan berkurangnya
kandungan mineral dari gigi. Dengan demikian dapat dikatakan
EDTA dan RC-Prep dapat merubah kalsium pada susunan
kristal baik pada posisi kolom maupun pada posisi triangular.
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Mjor, Ivar A. Ole Feejerskov. Human Oral Embriology and Histology.
Alih bahasa Fazwishni Siregar. Jakarta: Widya Medika. 1991. p.81-
92.
2. Avery, James K. Chiego DJ. Essential of Oral Histology and
Embriology. A Clinical Approach. 3rd ed. Missouri: Mosby Elsevier.
2006. p.108-113.
3. Balogh MB, Fehrenbach MJ. Dental Embriology, Histology, and
Anatomy. 2nd ed. Missouri: Evolve Elsevier, 2006.p.192-201.
4. Brand RW, Isselhard DE. Enamel, dentin, and pulp. In: Anatomy
of Orofacial Structure. 7th ed. Missouri: Mosby Elsevier, 2003.p.
271-273
5. Ritter AV, Dias W, Miguez P, Caplan DJ, Swift EJ. Treating cervical
dentin hypersensitivity with Fluoride varnish. A randomized clinical study.
JADA 2006; 137:1013-1020
6. Akca AE, Gokce S. Kurkcu M, Ozdemir A. Clinical Assessment of
Bond and Fluoride in Dentin Hypersensitivity. Gulhane Military Medical
Academy Center of Dental Sciences Department of
Periodontology 2006; 30(4):92-100.
7. McCabe.John F. Angus W.G.Walls. Applied dental materials.9th
ed.New York : Black well publishing.Ltd. 2008.p.16-18
8. Bence R: Endodontik Klinik (terj.). 1990. Jakarta:
Universitas Indonesia.
9. G. De-Deus. S. Paciornik & M. H. P. Mauricio. Evaluation of the
effect of EDTA. EDTAC and citric acid on the microhardness of
root dentine. International Endodontic Journal 2006; 39. 401–407.
10. Craig dan Dental Materials and Their Selection - 3rd Ed. (2002) by
William J. O'Brien.
11. Wanatabe.Satoshi.dkk. Dentin Strain Induced by Laser
Irradiation. Australian Endodontic Journal. Aus Endod J. 2010;
36 : 74-78.
12. Powers. John M.. Ronald L. Sakaguchi. Craig.s. Restorative dental
material.2006. Mosby Elsevier.
13. Nalla RK. Kinney JH. Ritchie RO. On The Fracture Of
Human Dentin : Is it stress-or strain-controlled? J Blomed Mater
Res 2003;67 : 484-95.
14. Saw LH. Messer HH. Root Strains Associated With
Different Obturation Techniques. J.Endod. 1995;21:314-
200.
46
15. Calderynl L.. Stott MJ.. Rubio A.Electronic and
Crystallographic Structur of Apatite. Physical Reviews. B67.
1341-1346.
16. Langenati. Ratih. Futichah. Regangan Mikro dan Pengaruhnya
Terhadap Morfologi Mikrostruktur Hasil Oksidasi Gagalan Pelet
Sinter UO2. J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 5 No. 2 Juni 2009: 53–105.
47
SEMENTUM
Sementum disekresikan oleh sel sementoblas di akar gigi hingga
ujung akar berfungsi sebagai tempat perlekatan ligamentum
periodontal ke gigi. Fungsi sementum lainnya adalah tempat
perlekatan collagen fibers dari periodontal membran pelindung
dentin pada akar gigi yang memungkinkan terjadinya erupsi gigi.
Sementum mempunyai kesamaan struktur dengan tulang
kompakta. Lapisan sementum sangat tipis pada daerah servikal
akar dan tebalnya bertambah pada daerah apikal.
48
Sharpey yang di hasilkan oleh sementoblas ligamen periodontal
yang fungsinya sebagai penjangkaran). Sementum serabut
intrinsik (mengandung serabut intrinsik yang dihasilkan
sementoblas
49
Sifat Mekanis Sementum
Sementum juga
bersifat getas Mechanical Property Unit
(brittle) karena Densitas (g/ cm3) 1.36
elastisitasnya Kompresi (MPa) 0.4
rendah. Sementum
memiliki tahanan Hardness ( VHN ) 20
kompresi dan tensil
yang lebih rendah daripada dentin dan email. Oleh karena itu
sifat fisiknya tidak lebih keras daripada email dan dentin.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
GLOSSARY
Amorf, tidak menghablur dan tidak mempunyai bentuk geometri
tertentu
Ameloblas, sel yang terlibat dalam pembentukan gigi.
Amelogenesis imperfecta, kelainan perkembangan gigi
Asam konjugat sisa asam yang mempunyai kemampuan untuk
bertindak sebagai bas
Atomic Force Microscopy (AFM), Jenis mikroskop untuk deteksi
fitur skala atom pada berbagai permukaan bahan yang mencakup
keramik, sampel biologis, dan polimer
Augmentasi, proses pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan oleh
tubuh
As, Arsen
Basa konjugat, akseptor proton
Basa lemah, basa yang hanya sedikit mengionisasi pada larutan berair
Bioavailabilitas tingkat sejauh mana suatu obat atau zat lain diserap
dan beredar dalam tubuh
Biokompatibel, sifat material yang dapat memberikan performa pada
respon
Bioaktif, senyawa kimia yang menghasilkan aktivitas biologis dalam
tubuh
Ba, Barium
Br, Brom
Ca, Calsium
Cd. Kadmium
Cr, Krom
CO3, Karbonat
Cl, Klorida
Densitas, nilai kepadatan suatu bahan dengan satuan g/ cm3
Dentinogenesis, proses embriogenesis pertumbuhan gigi geligi
Edentolus, tidak ada gigi
Elongasi, pemanjangan
Elastisitas, kemampuan suatu zat padat untuk kembali ke bentuk awal
setelah mendapat gangguan luar yang diterapkan dan kemudian
dihilangkan, satuan adalah GPa
F, Fluor
Ge, Germanium
Hardness (VHN), satuan nilai kekerasan material yang diukur dengan
vicker
HCL, Asam klorida
Heksagonal, salah satu susunan simetris kristal
Hidrokarbon, senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan
atom hidrogen (H).
Hidropobik, sifat tidak menyukai air
I, Yodium
Jaringan periodontal, jaringan penyokong gigi
Kristalinitas, sifat kristal baik itu ukuran, regangan dll
K, Kalium
Kristal, susunan khas atom-atom yang dibangun oleh sel unit, tersusun
secara 3D secara periodik berulang dalam suatu kisi
Lattice, kisi
Le Châtelier, asas yang digunakan dalam memprediksi pengaruh
perubahan kondisi pada kesetimbangan kimia.
Lubrikan, cairan pelumas
Mastikasi, pengunyahan
Microvickers Hardness, alat untuk menghitung kekerasan suatu material
Mg, Magnesium
Nanometer, satuan 10-9 meter
Na, Natrium
Nano hidroksiapatit, jenis pasta gigi yang mengandung hidroksiapatit
dalam ukuran nano
Nukleasi, pembentukan nukleat, propagasi (pertumbuhan kristal), dan
pematangan (penyempurnaan kristal dan/atau pertumbuhan lanjutan
OH, Hidroksi
O, Oksigen
Piezzo elektrik, daya yang dapat mengubah energi kinetik menjadi
energi listrik
Pyro elektrik, kemampuan untuk menarik kemudian melemparkan
energi listrik akibat menumpuknya muatan listrik pada permukaan
Plak, lapisan tipis yang berasal dari mikroorganisme, sisa makanan dan
bahan organik yang terbentuk di gigi,
pH, derajat keasaman, potential of Hydrogen
Pb, Timbal
P, Fosfor
Probiotik, mikroorganisme hidup yang diberikan sebagai suplemen
makanan atau minuman
Porus, memiliki rongga atau pori
Skala Pauling, skala dalam pengukuran elektronegativitas suatu unsur.
Sr, Stronsium
S, Sulfur
Si, Silikon
SEM (Scanning Electron Microscopy), mikroskop yang berfungsi
melakukan scanning pada permukaan spesimen yang diamati dengan
menggunakan electron beam sehingga menghasilkan sebuah gambar
sebagai hasil akhir dari pengamatan. Pada penggunaan untuk
menentukan komposisi kimia, SEM dapat dipadukan dengan Energy
Dispersive X-Ray (EDX)
INDEX
Brushite, 15
Buffer, 19, 26, 29, 30, 31
Ca, 14, 20, 25, 26, 48, 49, 54, 58
Ca/P, 26, 27, 28, 29, 37, 38
Demineralisasi, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 28, 32, 33, 36, 38
Dentino Enamel Junction, 10
Fluor 7, 9, 20, 33, 34, 35, 37, 38, 47, 48, 49, 57
Kristal hidroksiapatit 2, 11, 13, 14, 15, 20, 24, 25, 35, 42, 45, 54, 56,
57, 58, 59, 64
Microvickers Hardness, 9
Nano hidroksiapatit/ n-HAp 17, 18, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
30, 31, 32,
OH, 14, 20, 24, 25,4 2, 48, 49, 54
Parameter kisi, 13
PO4, 14, 20, 25, 26, 48, 49
Protein email 7,8,
Prisma email 10, 11, 12, 13, 15, 17
Regangan mikro 8, 54 ,55, 56, 58, 59
Remineralisasi, 15, 19, 20, 26, 28, 38
S. mutans 38, 39, 40
Sodium Lauryl Sufate (SLS) 52, 53, 54
Tubulus Dentin, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54