Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DASAR MEDIK

A. Definisi
Gastritis adalah (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang tidak
teratur dan terkontrol (Suzanne C. Smeltzer, 2001)
Gastritis (peradangan pada lambung) merupakan gangguan yang sering
terjadi dengan karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada
epigastrium, mual dan muntah (Barbara C. Long, 1996)
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronik, atau lokal (Silvia A. Price, 2005)
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 2000)
Dari pengertian-pengertian di atas, Gastritis adalah inflamasi pada lapisan mukosa
dan submukosa lambung dan dapat dibuktikan dengan adanya infltrasi sel-sel radang.
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh
berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang
berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi
terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis
akut erosive. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosif apabila
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Penyakit ini
dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyulit
penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui.
Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang
dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna atas.
Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya
tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemeriksaan khusus
yang sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.
Jenis gastritis yang lainnya yaitu gastritis kronik. Gastritis kronik adalah suatu
peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. Gastritis kronik
sering dihubungkan dengan ulkus peptik dan karsinoma lambung, tetapi hubungan
sebab akibat antara keduanya belum pernah dapat dibuktikan.

B. Etiologi
Makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit sering menjadi faktor penyebab gastritis akut.
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan mencerna asam atau alkali
kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.
Penyebab lain dari gastritis akut mencakup kafein, alkohol, aspirin, reflulus
empedu atau terapi radiasi dan endotoksin bakteri (masuk setelah menelan makanan
yang terkontaminasi).
Obat-obat lain yang mempengaruhi seperti indometasin, ibuprofen,
naproksen, sulfanamida, steroid dan digitalis.
Penyebab gastritis atrofik kronik dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobacter pylori (H.pylori).
Minum alkohol berlebihan dan merokok merupakan predisposisi timbulnya
gastritis atrofik.

C. Patofisiologi
Pada gastritis akut membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik
(kongesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi superficial, bagian
ini mensekresi sejumlah getah lambung, yang mengandung sangat sedikit asam tetapi
banyak mukus. Ulserasi superficial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi.
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami
gastritis. Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat
mengakibatkan kolik dan diare. Obat-obatan bakteri, alkohol, garam empedu atau
enzim, pankreas dapat merusak mukosa lambung mengganggu pertahanan mukosa
lambung dan memungkinkan difus kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan
lambung, hal ini menimbulkan radang. Respon mukosa lambung terhadap
kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa. Dengan
iritasi yang terus-menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.
Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.

Gastritis kronik diakibatkan dari perubahan sel perineal, yang menimbulkan


atrofi, infiltrasi seluler, serta keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan
berwarna abu-abu kehijauan. Dengan hilangnya mukosa lambung maka sekresi getah
lambung juga berkurang sehingga menimbulkan anemia, pernisiasa dan terjadi
fundur atau korpus dari lambung. Gastritis atrofik boleh jadi merupakan pendahuluan
untuk karsinoma lambung.

D. Klasifikasi
Ada dua jenis gastritis yaitu :
1. Gastritis superfisialis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya
jinak dan dapat sembuh sendiri. Merupakan respons mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal.
2. Gastritis atrofik kronik ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai
kehilangan sel pariental dan chief cell. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan
sebagai Tipe A dan Tipe B
a. Gastritis Tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh
adanya autoantibodi terhadap sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan
infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun seperti
anemia penisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung
b. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) mempengaruhi antrum
dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum) ini dihubungkan
dengan bakteri H. pylori.

E. Manifestasi klinis
Gastritis superfisialis akut
Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas, mual,
anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan, nyeri epigastrium, perdarahan
dan hematemesis.
Gastritis atrofik kronik
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defesiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe, pasien mengeluh anoreksia (nafsu makan
buruk), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut atau mual dan
muntah.

F. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan darah lengkap

G. Pencegahan
Agar kita terhindari dari penyakit gastritis, sebaiknya kita mengontrol semua
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gastritis, dengan melakukan tindakan
pencegahan seperti dibawah ini:
o Makan yang teratur
o Hindari alkohol
o Makan dalam porsi kecil dan sering
o Menghindari stress
o Mengunyah 32 kali
o Menghindari rokok

H. Pengobatan
1. Cara Perawatan Gastritis
Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan
tidak merangsang asam lambung
Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti makanan
pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung
Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh kopi,
alkohol
 Makan secara teratur
 Minum obat secara teratur
 Hindari stress fisik dan psikologis
2. Pemberian Obat-obatan
Pengobatan yang dilakukan terhadap Gastritis bergantung pada penyebabnya.
Pada banyak kasus Gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat
sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-
obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga
diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari Gastritis.
Kategori obat pada Gastritis adalah :
Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri Acid blocker
membantu mengurang jumlah asam lambung yang diproduksi Proton pump
inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan menghambat H.pylori.
3. Pengobatan tradisional
Banyak cara pengobatan tradisional yang dapat mengobati penyakit maag, salah
satunya dengan resep di bawah ini yang penulis dapat berikan:
Bahan:
Daun jambu biji ................. 5 lembar
Pegagan ............................ 10 lembar
Kencur .............................. 5 biji
Ketumbar .......................... 11 biji
Kayu Manis ...................... ½ jari tangan
Cara meramu:
Cuci bersih semua bahan, kemudian rebus bahan dengan 4 gelas air hingga
tersisa sekitar 3 gelas. Angkat dan saring.
Aturan pakai:
Minum ramuan setelah makan, dengan dosis sebagai berikut;
- Anak umur 9-12 tahun, 3 kali sehari, masing-masing 1/3 gelas.
- Dewasa, 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas
Insya Allah penyakit maag akan berkurang sakitnya.
KONSEP KEPERAWATAN
NO RM :300695
RUANGAN :VIP
TGL MRS :18/03.2015
TGL KAJI :10/03.2015
I. DATA UMUM
1. Identitas klien
Nama :Tn”s
Umur :26 tahn
Jk :laki-laki
Agama :islam
Suku :bugis
Tgl mrs :18-maret-2015

2. Identitas penanggun jawab


Nam a :Tn”b
Umur :26 tahun
Jk :laki-laki
Hub.dgn klien : teman

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. KU : nyeri di daerah perut (lambung)
2. Alasan MRS :klien mengatakan sudah 2 hari yang lalumengalami nyeri
disekitar perut yang bersifat hilang timbul,yang disertai mual,muntah,dan
pusing,melihat keadaan klien yang lemah sehingga teman dekat klienmembawa
klien ke rumah sakit terdekat
3. Riwayat pennyakit :klienmengatakan tidak ada keluarga yang menderita atau
mengalami penyakit yang sama dengan yang diderita klien sekarang
4. Data medik :
a. Dikirim oleh :-
b. Diagnosa medik :
 Pada saat masuk :gastritis
 Pada saat pengkajian ;gastritis

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Penyakit yang pernah diderita :-
2. Riwayat alergi :-
3. Riwayat imunisasi :lengkap

Riwayat psiko-sosial-spritual
a. Psikologis
Klien dapat menerimah dengan sabar terhadap penyakit yang dideritanya
dan klien meganggap ini hanya cobaan dan teguran dari tuhan ,klien juga
dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan rumah sakit dan tim kesehtan
b. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga tampak harmonis terlihat dari banyaknya
keluarga yang berkunjung selama klien dirawat ,klien juga dapat
berkomunikasi dengan tim kesehatan
c. Spritual
Klien beragama islam tetapi klien selama dirwat di rumah sakit klien tidak
dapat melakukan sholat,klien hanya berdoa untuk kesembuhannya

I V. KEBUTUHAN DASAR /KEBUTHAN SEHARI-HARI


a. Makan
Sebelum MRS :klien makan 3x sehari dengan nasi,ikan,dan sayur
,kadang-kadang bisa sekali saja,jenis makanan bervariasi dan tidak ada
pantangan
Saat MRS :klien makan 3x sehari tetapi hanya sedikit ,klien tidak
dapat ,menghabiskan porsi yang disediakan ,hanya 2-3 sendok saja yang
dapat dihabiskan ,makanan yang disediakan adalah bubur dengan
lunak,sayur dan buah (pisang)
b. Minum
Sebelum MRS :klien minum 5-6 gelas/hari ,jenis minuman air putih
Saat MRS :klien hanya minum air putih 3-4 gelas/hari
c. Eliminasi BAK
Sebelum MRS :klien bak 3-6 x/hari,warnah kuning jerni dan bauh pesing
Saat MRS :klien nampa susah untuk bak
d. Eliminasi BAB
Sbelum MRS :frekuensi bab 2-3 x/hari
Saat MRS :frekuensi bab 1x/hari
e. Istirahat dan tidur
Sebelum MRS :klien tidur siang sekitar jam 15;00 dan tidur malam
sekitar jam 22:00 klien tidur kurang lebih 6-7 jam
Saat MRS :klien beristirahat total di tempat tidur,tidur klien
terganggu karena sering merasa nyeri pada ulu hati dan tidur klien selama
kurang lebih 4-5 jam
f. Aktifitas
Sebelum MRS :klien dapat beraktivitas dengan baik
Saat MRS :aktivitas klien terganggu karena klien perlu istirahat
di tempat tidur karena klien lemah dan klien beraktivitas dibantu oleh
keluarga
g. Personal hygiene
Sebelum MRS :klien mandi 2x sehari,gosok gigi 2x sehari,klien mencuci
rambut 1x seminggu dan memotong kukunya saat panjang
Saat MRS :klien tidak pernah mandi karena kondisinya yang
lemah,klien hanya deseka-seka oleh keluarganya
h. Rekreasi
Sebelum MRS :klien biasa nonton TV dan mendenganrkan musik dan
terkadang jika hari libur klien mengajak keluarganya berjalan-jalan
Saat MRS :klien tidak mempunyai hiburan apapun
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
- Kelemahan :klien nampak lemah
- Vital sign :TD =120/70 mmhg
N =86x/i
P =28x/i
S =37®c
- Kesadaran :compos mentis (GSC : 15)
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
Bentuk simetris kiri dan kanan tidak terdapat kotoran atau ketombe
,pergerakan tidak kaku dapat digerakkan kekiri dan kekanan ,tidak terdapat
luka pada kulit kepala dan kulit kepala cukup bersih
b. Rambut
Rambut klien pendek lurus,berwarnah hitam dan rambut klien nampak bersih
c. Mata
Bentuk mata simetris kira dan kanan ,fungsi pengelihatan baik,konjutiva
tidak anemis ,pupil dan reflex cahaya baik ,klien tidak memakai alat bantu
pengelihatan
d. Hidung
Bentuk dan posisi hidung simetris ,fungsi penciuman bai,tidak terdapat sekret
atau benda asing yang menempel ,tidak terdapat epitaksis dan tidak ada
peradangan
e. Telinga
Bentuk dan posisi telinga simetris ,ketajaman pendengaran baik,tidak
terdapat serumen dan cairan pada lubang telinga ,tidak terdapat pendarahan
dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran
f. Mulut dan gigi
Bentuk bibir klien simetri kiri dan kanan,warnah bibir nampak kehitaman
,mucosa bibir nampak kering ,fungsi pengecapan baik ,tidak terdapat
pendarahan dan peradangan ,mulut cukup bersih dan klien tidak
menggunakan gigi palsu
g. Leher
Tidak ada pembesaran getah bening ,dan kelenjar thyroid ,tidak terdapat
peradangan dan leher dapat digerakkan secara anatomis
h. Thorax
Bentuk simetris kiri dan kanan ,tidak terdengar adanya bunyi tambahan
,tidak ada penurungan ekspansi paru kiri dan kanan
i. Abdomen
Bentuk simetris kiri dan kanan ,abdomen terlihat bersih ,tidak terdapat
luka,pada saat di palpasi terdapat nyeri tekan pada ulu hati ,nampak
perut klien kembung dan pada saat di auskultasi ,bising usus klien
mengalami hiperaktif (16x/menit)
j. Refroduski
Tidak dilakukan pemeriksaan
k. Ektstermitas
 Atas : dapat digerakkan degan baik,ekstermitas atas
dekxtra terpasang infus
 Bawah :keduanya dapat digerakkan dengan baik,tapi karena klien lemah
terpaksa klien istirahat total di tempat tidur
l. Integuman
Warnah kulit sawo matang ,tidak terdapat lesi dan memar
3. Pemeriksaan diagnostik
Hemoglobin :13,7 gram %
Lekosit :4630/mm3
Laju endap darah :26 mm/jam
Hematokrit :41%
Trombosit :256.000/mm3
EOS :0%
BASO :0%
STAB :0%
SEG :51%
LYMP :41%
MONO :8%

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Makanan tdk Nyeri
Klien mengatakan teratur
nyeri pada area perut
Do : Meingkatkan
Ekpresi klien nampak asam lambung
meringis
Nyeri tekan pada Merespon
epigastrium reseptor
Ku lemah
Nyeri
2 Ds : Peningkatan Gangguan
Klien mengatakan asam lambung
kebutuhan
kurang nafsu makan
Klien mengatakan mual Stimulus nutrisi
,dan muntah nervus vagus
Do : pada
Ku lemah hipotalamus
Porsi makan tidak
dihabiskan Mual dan
Klien nampak kurus muntah
Bising usus hiperaktif
Anoreksia

Penurunan bb

Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
3 Ds : Luka pada Gangguan pola
Klien mengatakan mucosa
tidur
sering terbangun pada lambung
malam hari
Klien mengeluh susah Meransang
tidur reseptor
Do : Penurunan
Klien nampak lemah REM
Klien nampak gelisah
Muka nampak pucat Gangguan
pola tidur
4 Ds : Peningkatan Intoleransi
Klien mengatakan asam lambung
aktivitas
lemah
Do: Fungsi sel
Nampak aktivitas klien sawar
di bantu oleh keluarga mengalami
penurunan

Sirkulasi 02
dan nutrisi
menurun

Kelemahan
otot

Intoleransi
aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d iritasi pada mucosa lambung
2. Gangguan pemenuhan keb.nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak
adekuat
3. Gangguan pola tidur b/d rasa nyeri pada bagian lambung
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


n dx Tujuan dan intervensi rasional
o kriteria
1 Nyeri b/d iritasi pada Tujuan -kaji keluhan -memudahkan dalam
mucosa lambung :nyeri dapat nyeri,skla,durasi penanganan nyeri
Ds : berkurang dan tempat
Klien mengatakan /hilang
nyeri pada area perut Kriteria : -kaji ttv khususnya -peningkatan nadi dan
Do : Nyeri hilang nadi dan pernapasan sabagay
- Ekpresi klien /berkurang pernapasan indikator adanya nyeri
nampak meringis Tampak
Nyeri tekan pada rilekz -posisi yang nyaman
epigastrium Skala nyeri -atur posisi klien mengurangi ransangan
Ku lemah 0 sesuai kebutuhan nyeri

-kolaborasi -proses penyembuhan


pemberian penyakit
analgetik,antipireti
k dengan dokter
2 Gangguanpemenuha Tujuan -kaji intake -
n nutrisi kurang dari :gangguan makanan mengidentifikasikekuranga
keb.tubuh b/d intake nutrisi n nutrisi
makanan yang tidak teratasi -anjurkan klien -Mencegah terjadinya
adekuat Kriteria: makan sedikit tapi iritasi lambung
Ds : Bb stabil sering
Klien mengatakan Nilay lab -menurunkan ketidak
kurang nafsu makan albumin -berikan perawatan nyamanan
Klien mengatakan normal (4,9- oral
mual ,dan muntah 5,4 mg/dl) -dapat membangkitkan
Do : Tidak -anjurkan memakan nafsu makan
Ku lemah mual,muntah makanan dalam
Porsi makan tidak Bising usus kondisi hangat
dihabiskan norma -penurunan albumin salah
Klien nampak kurus -pantau satu indikasiterjadinya
Bising usus pemeriksaan lab dehidrasi pada klien
hiperaktif ,seperti albumin -proses pengobatan

-kolaborasi
pemberian
cairan/obat dengan
dokter
3 Gangguan pola tidur Tujuan -kaji pola istirahay -memberi informasi untu
b/d rasa nyeri pada :kebutuhan dan tidur klien intervensi selanjutnya
bagian lambung tidur klien
Ds : terpenuhi -ciptakan -salah satu aspek yang
Klien mengatakan Kriteria : lingkungan yang dapat mendukung pola
sering terbangun - Klien nyaman istirahat klien
pada malam hari merasa lebih
Klien mengeluh sehat
susah tidur -klien dapat
Do : beristirahat
Klien nampak lemah -klien
Klien nampak nampak
gelisah rileks
Muka nampak pucat

4 Intoleransi aktivitas Tujuan -tingkatkan tirai -tirai baring dapat


b/d kelemahan fisik :keterbatasa baring meningkatkan stamina
Ds : n aktivitas tubuh klien sehingga klien
Klien mengatakan teratasi dapat beraktivitas
lemah Kriteria :
Do: -ku baik -lingkungan yang tenang
Nampak aktivitas -klien tidak -berikan an nyaman dapat
klien di bantu oleh lagi di bantu lingkungan yang mendukug pola istirahat
keluarga oleh tenang dan nyaman klien
keluarga
saat -orong penggunaan -teknik relaksasi untuk
beraktivitas teknik relaksasi mengatsi ketengangan dan
kecemasan serta
mengurangi stress pada
klien

-berikan obat -dexanta syr untuk


sesuai indikasi memperbaiki saluran
dokter cernah dan dapat
menurunkan suhu tubuh

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN


No Diagnosa Implementasi tindakan Evaluasi
keperawatn
1 Nyeri b/d 1. Mengkaji skala nyeri 1. Nyeri skala 7 pada
iritasi bagian lambung
pada 2. Ttv
mucosa 2. Menkaji vital sign Td :120/70 mmhg
lambung N:86x/i
P:28x/i
S:37 ®c
3. Posisi si atur
dengan sim
3. Mengatur posisi
sesuai dengan 4. Tempat tidur klien
keb.klien rapi,klien
4. Menciptakan menggunakan
lingkungan yang bantal
nyaman termasuk
tempat tidur dan 5. Pemberian
bantal ranitidin 1 amp/12
5. Memberikan obat jam dan antrain 1
sesuai indikasi amp/8 jam
2 Pemenuha1. Mengkaji intake 1. Klien tidak
n makanan klien menghabiskan
kebutuhan makanannya
nutrisi 2. Meninformasikan 2. Keluarga
kurang kepada keluarga agar meninflementasika
dari klien di beri makan n memberikan
kebutuhan sedikit tapi sering makanan pada
b/d intake klien sedikit tapi
yang tidak sering
adekuat 3. Memberitahuan 3. Klien menggosok
tentang pentingnya gigi setiap hari
perawatan oral 4. Keluarga
4. Menganjurkan kepada menghidamkan
keluarga agar makanan dalam
menyiapkan makanan keadaan hangat
pada klien dalam
keadaan hangat
5. Mengecek hasil lab 5. Nilai albumin
,seperti albumin,hb normal
dan ht
6. Memberikan cairan 6. Pemberian cairan
sesuai dengan indikasi inf rl/dex 5% 28
dokter tpm
3 Gangguan1. Mengkaji pola tidur 1. Klien hanya
pola tidur klien tertidur 4-5 jam
b/d rasa 2. Ciptakan lingkungan 2. Tempat tidur klien
nyeri pada yang nyaman bersih dan
lambung pentilasi udara
baik
4 Intoleransi1. Menanjurkan agar 1. Klien hanya
aktivitas klien cukup hanya berbaring di
b/d berbaring sja ,atau tempat tidur
kelemahan duduk
fisik 2. Menciptakan 2. Tempat tidur klien
lingkungan yang bersih dan
tenang dan nyaman pentilasi udarah
baik
3. Melatih lien 3. Klien mengikuti
penggunaan tehnik prosedur perawat
relaksasi untuk melakukan
teknik relaksasi
4. Pemberian
4. Berikan obat sesuai dexanta syr 3x1
indikasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tgl No implementasi evaluasi
dx
18/03.201 1 1. Mengkaji skala nyeri S: klien mengeluhnyeri
5 2. Menkaji vital sign pada bagian lambung
Rabu 3. Mengatur posisi sesuai
dengan keb.klien O:nyeri klien skala 7
4. Menciptakan lingkungan
yang nyaman termasuk A:masalah belum
tempat tidur dan bantal teratasi
5. Memberikan obat sesuai
indikasi P :lanjutkan intervensi
1-5
2 1. Mengkaji intake S :klien mengatakan
makanan klien kurang nafsu makan
2. Meninformasikan kepada
keluarga agar klien di O :nampak klien tidak
beri makan sedikit tapi menghabiskan porsi
sering makannya
3. Memberitahuan tentang
pentingnya perawatan A:masalah belum
oral teratasi
4. Menganjurkan kepada
keluarga agar P:lanjutkan intervensi
menyiapkan makanan 1-6
pada klien dalam
keadaan hangat
5. Mengecek hasil lab
,seperti albumin,hb dan
ht
6. Memberikan cairan
sesuai dengan indikasi
dokter
3 1. Mengkaji pola tidur klien S:klie mengeluh sering
2. Ciptakan lingkungan terbangun di malam
yang nyaman hari
O:klien nampaklemah

A: masalh belum
teratasi

P: lanjutkan intervensi
1-2
4 1. Menanjurkan agar klien S: klien mengatkan
cukup hanya berbaring lemah
sja ,atau duduk
2. Menciptakan lingkungan O:nampak aktivitas
yang tenang dan nyaman klien dibantu oleh
3. Melatih lien penggunaan keluarga
tehnik relaksasi
4. Berikan obat sesuai A:masalah belum
indikasi teratsi

P:anjutkan intervensi
1-4
19/03.201 1 1. Mengkaji skala nyeri S:klien mengatakan
5 2. Menkaji vital sign nyeri sudah berkurang
kamis 3. Mengatur posisi sesuai
dengan keb.klien O:skala nyeri 5
4. Menciptakan lingkungan
yang nyaman termasuk A: masalah belum
tempat tidur dan bantal teratsi
5. Memberikan obat sesuai
indikasi P:lanjutkan intervensi
2,3,4,dan 5
2 1. Mengkaji intake S :klienmengatakan
makanan klien nafsu makan sudah
2. Meninformasikan kepada mukai membaik
keluarga agar klien di
beri makan sedikit tapi O:porsi makan belum
sering dihabiskan
3. Memberitahuan tentang
pentingnya perawatan A:masalh belum
oral teratasi
4. Menganjurkan kepada P:lanjutkan intervensi
keluarga agar 1,2,4 dan 6
menyiapkan makanan
pada klien dalam
keadaan hangat
5. Mengecek hasil lab
,seperti albumin,hb dan
ht
6. Memberikan cairan
sesuai dengan indikasi
dokter
3 1. Mengkaji pola tidur klien S: klien mengatakan
2. Ciptakan lingkungan tidur klien sudah
yang nyaman membaik
O:klien tidur 5-6 jam
A:masalah teratasi
P: hentikan intervensi
4 1. Menanjurkan agar klien S: klienmengatakan
cukup hanya berbaring sudah mulai bisa
sja ,atau duduk beraktivitas dengan
2. Menciptakan lingkungan sendirinya
yang tenang dan nyaman O:nampak klien sudah
3. Melatih lien penggunaan duduk,bisa ke wc
tehnik relaksasi tampah bantuan
4. Berikan obat sesuai keluarga
indikasi A:masalah teratasi
P:hentikan intervensi
20/03.201 1 2. Menkaji vital S: klien mengatakan
5 sign nyerinya sudah hilang
jumat 3. Mengatur O:skala nyeri klien 0
posisi sesuai dengan A: masalah teratasi
keb.klien P:hentikan intervensi
4. Menciptakan
lingkungan yang nyaman
termasuk tempat tidur
dan bantal
5. Memberikan obat
sesuai indikasi

2 1. Mengkaji intake S:klien mengatakan


2. Meninformasikan kepada nafsu makannya sudah
keluarga agar klien di membaik
beri makan sedikit tapi
sering O:nampak klien sudah
4 Menganjurkan bisa menghabiskan
kepada keluarga agar porsi makannya
menyiapkan makanan
pada klien dalam A:masalah teratasi
keadaan hangat
6 Memberikan P:hentikan intervensi
cairan sesuai dengan
indikasi dokter

21/03.201 2 Pasient boleh pulang


5 atas ijin dari dokter
sabtu

DAFTAR PUSTAKA

Askep-asuhan keperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-gastritis.html
Akmal-rsfr.blogspot.com/2013/101/makalah-gastritis.html

Kutumbu.blogspot.com/2012/06/askep-gastritis.html

Wordhealth-bokep22.blogspot.com/2013/03/tamda-dan –gejalah-gastritis.html

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan Kriteria NOC. Jakarta : EGC

Nuzulul. 2011. Askep Gastritis. http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_ detail-


35839-Kep-Pencernaan-Askep-Gastritis.html. Diakses pada tanggal 2 Juni
2012 Jam 11.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai