Askep Gastritis
Askep Gastritis
A. Definisi
Gastritis adalah (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang tidak
teratur dan terkontrol (Suzanne C. Smeltzer, 2001)
Gastritis (peradangan pada lambung) merupakan gangguan yang sering
terjadi dengan karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada
epigastrium, mual dan muntah (Barbara C. Long, 1996)
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronik, atau lokal (Silvia A. Price, 2005)
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 2000)
Dari pengertian-pengertian di atas, Gastritis adalah inflamasi pada lapisan mukosa
dan submukosa lambung dan dapat dibuktikan dengan adanya infltrasi sel-sel radang.
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh
berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang
berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi
terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis
akut erosive. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosif apabila
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Penyakit ini
dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyulit
penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui.
Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang
dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna atas.
Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya
tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemeriksaan khusus
yang sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.
Jenis gastritis yang lainnya yaitu gastritis kronik. Gastritis kronik adalah suatu
peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. Gastritis kronik
sering dihubungkan dengan ulkus peptik dan karsinoma lambung, tetapi hubungan
sebab akibat antara keduanya belum pernah dapat dibuktikan.
B. Etiologi
Makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit sering menjadi faktor penyebab gastritis akut.
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan mencerna asam atau alkali
kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.
Penyebab lain dari gastritis akut mencakup kafein, alkohol, aspirin, reflulus
empedu atau terapi radiasi dan endotoksin bakteri (masuk setelah menelan makanan
yang terkontaminasi).
Obat-obat lain yang mempengaruhi seperti indometasin, ibuprofen,
naproksen, sulfanamida, steroid dan digitalis.
Penyebab gastritis atrofik kronik dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobacter pylori (H.pylori).
Minum alkohol berlebihan dan merokok merupakan predisposisi timbulnya
gastritis atrofik.
C. Patofisiologi
Pada gastritis akut membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik
(kongesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi superficial, bagian
ini mensekresi sejumlah getah lambung, yang mengandung sangat sedikit asam tetapi
banyak mukus. Ulserasi superficial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi.
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami
gastritis. Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat
mengakibatkan kolik dan diare. Obat-obatan bakteri, alkohol, garam empedu atau
enzim, pankreas dapat merusak mukosa lambung mengganggu pertahanan mukosa
lambung dan memungkinkan difus kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan
lambung, hal ini menimbulkan radang. Respon mukosa lambung terhadap
kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa. Dengan
iritasi yang terus-menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.
Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.
D. Klasifikasi
Ada dua jenis gastritis yaitu :
1. Gastritis superfisialis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya
jinak dan dapat sembuh sendiri. Merupakan respons mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal.
2. Gastritis atrofik kronik ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai
kehilangan sel pariental dan chief cell. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan
sebagai Tipe A dan Tipe B
a. Gastritis Tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh
adanya autoantibodi terhadap sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan
infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun seperti
anemia penisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung
b. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) mempengaruhi antrum
dan pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum) ini dihubungkan
dengan bakteri H. pylori.
E. Manifestasi klinis
Gastritis superfisialis akut
Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas, mual,
anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan, nyeri epigastrium, perdarahan
dan hematemesis.
Gastritis atrofik kronik
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defesiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe, pasien mengeluh anoreksia (nafsu makan
buruk), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut atau mual dan
muntah.
F. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan darah lengkap
G. Pencegahan
Agar kita terhindari dari penyakit gastritis, sebaiknya kita mengontrol semua
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gastritis, dengan melakukan tindakan
pencegahan seperti dibawah ini:
o Makan yang teratur
o Hindari alkohol
o Makan dalam porsi kecil dan sering
o Menghindari stress
o Mengunyah 32 kali
o Menghindari rokok
H. Pengobatan
1. Cara Perawatan Gastritis
Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan
tidak merangsang asam lambung
Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti makanan
pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung
Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh kopi,
alkohol
Makan secara teratur
Minum obat secara teratur
Hindari stress fisik dan psikologis
2. Pemberian Obat-obatan
Pengobatan yang dilakukan terhadap Gastritis bergantung pada penyebabnya.
Pada banyak kasus Gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat
sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-
obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga
diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari Gastritis.
Kategori obat pada Gastritis adalah :
Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri Acid blocker
membantu mengurang jumlah asam lambung yang diproduksi Proton pump
inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan menghambat H.pylori.
3. Pengobatan tradisional
Banyak cara pengobatan tradisional yang dapat mengobati penyakit maag, salah
satunya dengan resep di bawah ini yang penulis dapat berikan:
Bahan:
Daun jambu biji ................. 5 lembar
Pegagan ............................ 10 lembar
Kencur .............................. 5 biji
Ketumbar .......................... 11 biji
Kayu Manis ...................... ½ jari tangan
Cara meramu:
Cuci bersih semua bahan, kemudian rebus bahan dengan 4 gelas air hingga
tersisa sekitar 3 gelas. Angkat dan saring.
Aturan pakai:
Minum ramuan setelah makan, dengan dosis sebagai berikut;
- Anak umur 9-12 tahun, 3 kali sehari, masing-masing 1/3 gelas.
- Dewasa, 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas
Insya Allah penyakit maag akan berkurang sakitnya.
KONSEP KEPERAWATAN
NO RM :300695
RUANGAN :VIP
TGL MRS :18/03.2015
TGL KAJI :10/03.2015
I. DATA UMUM
1. Identitas klien
Nama :Tn”s
Umur :26 tahn
Jk :laki-laki
Agama :islam
Suku :bugis
Tgl mrs :18-maret-2015
Riwayat psiko-sosial-spritual
a. Psikologis
Klien dapat menerimah dengan sabar terhadap penyakit yang dideritanya
dan klien meganggap ini hanya cobaan dan teguran dari tuhan ,klien juga
dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan rumah sakit dan tim kesehtan
b. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga tampak harmonis terlihat dari banyaknya
keluarga yang berkunjung selama klien dirawat ,klien juga dapat
berkomunikasi dengan tim kesehatan
c. Spritual
Klien beragama islam tetapi klien selama dirwat di rumah sakit klien tidak
dapat melakukan sholat,klien hanya berdoa untuk kesembuhannya
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Makanan tdk Nyeri
Klien mengatakan teratur
nyeri pada area perut
Do : Meingkatkan
Ekpresi klien nampak asam lambung
meringis
Nyeri tekan pada Merespon
epigastrium reseptor
Ku lemah
Nyeri
2 Ds : Peningkatan Gangguan
Klien mengatakan asam lambung
kebutuhan
kurang nafsu makan
Klien mengatakan mual Stimulus nutrisi
,dan muntah nervus vagus
Do : pada
Ku lemah hipotalamus
Porsi makan tidak
dihabiskan Mual dan
Klien nampak kurus muntah
Bising usus hiperaktif
Anoreksia
Penurunan bb
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
3 Ds : Luka pada Gangguan pola
Klien mengatakan mucosa
tidur
sering terbangun pada lambung
malam hari
Klien mengeluh susah Meransang
tidur reseptor
Do : Penurunan
Klien nampak lemah REM
Klien nampak gelisah
Muka nampak pucat Gangguan
pola tidur
4 Ds : Peningkatan Intoleransi
Klien mengatakan asam lambung
aktivitas
lemah
Do: Fungsi sel
Nampak aktivitas klien sawar
di bantu oleh keluarga mengalami
penurunan
Sirkulasi 02
dan nutrisi
menurun
Kelemahan
otot
Intoleransi
aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d iritasi pada mucosa lambung
2. Gangguan pemenuhan keb.nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak
adekuat
3. Gangguan pola tidur b/d rasa nyeri pada bagian lambung
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
-kolaborasi
pemberian
cairan/obat dengan
dokter
3 Gangguan pola tidur Tujuan -kaji pola istirahay -memberi informasi untu
b/d rasa nyeri pada :kebutuhan dan tidur klien intervensi selanjutnya
bagian lambung tidur klien
Ds : terpenuhi -ciptakan -salah satu aspek yang
Klien mengatakan Kriteria : lingkungan yang dapat mendukung pola
sering terbangun - Klien nyaman istirahat klien
pada malam hari merasa lebih
Klien mengeluh sehat
susah tidur -klien dapat
Do : beristirahat
Klien nampak lemah -klien
Klien nampak nampak
gelisah rileks
Muka nampak pucat
A: masalh belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
1-2
4 1. Menanjurkan agar klien S: klien mengatkan
cukup hanya berbaring lemah
sja ,atau duduk
2. Menciptakan lingkungan O:nampak aktivitas
yang tenang dan nyaman klien dibantu oleh
3. Melatih lien penggunaan keluarga
tehnik relaksasi
4. Berikan obat sesuai A:masalah belum
indikasi teratsi
P:anjutkan intervensi
1-4
19/03.201 1 1. Mengkaji skala nyeri S:klien mengatakan
5 2. Menkaji vital sign nyeri sudah berkurang
kamis 3. Mengatur posisi sesuai
dengan keb.klien O:skala nyeri 5
4. Menciptakan lingkungan
yang nyaman termasuk A: masalah belum
tempat tidur dan bantal teratsi
5. Memberikan obat sesuai
indikasi P:lanjutkan intervensi
2,3,4,dan 5
2 1. Mengkaji intake S :klienmengatakan
makanan klien nafsu makan sudah
2. Meninformasikan kepada mukai membaik
keluarga agar klien di
beri makan sedikit tapi O:porsi makan belum
sering dihabiskan
3. Memberitahuan tentang
pentingnya perawatan A:masalh belum
oral teratasi
4. Menganjurkan kepada P:lanjutkan intervensi
keluarga agar 1,2,4 dan 6
menyiapkan makanan
pada klien dalam
keadaan hangat
5. Mengecek hasil lab
,seperti albumin,hb dan
ht
6. Memberikan cairan
sesuai dengan indikasi
dokter
3 1. Mengkaji pola tidur klien S: klien mengatakan
2. Ciptakan lingkungan tidur klien sudah
yang nyaman membaik
O:klien tidur 5-6 jam
A:masalah teratasi
P: hentikan intervensi
4 1. Menanjurkan agar klien S: klienmengatakan
cukup hanya berbaring sudah mulai bisa
sja ,atau duduk beraktivitas dengan
2. Menciptakan lingkungan sendirinya
yang tenang dan nyaman O:nampak klien sudah
3. Melatih lien penggunaan duduk,bisa ke wc
tehnik relaksasi tampah bantuan
4. Berikan obat sesuai keluarga
indikasi A:masalah teratasi
P:hentikan intervensi
20/03.201 1 2. Menkaji vital S: klien mengatakan
5 sign nyerinya sudah hilang
jumat 3. Mengatur O:skala nyeri klien 0
posisi sesuai dengan A: masalah teratasi
keb.klien P:hentikan intervensi
4. Menciptakan
lingkungan yang nyaman
termasuk tempat tidur
dan bantal
5. Memberikan obat
sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA
Askep-asuhan keperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-gastritis.html
Akmal-rsfr.blogspot.com/2013/101/makalah-gastritis.html
Kutumbu.blogspot.com/2012/06/askep-gastritis.html
Wordhealth-bokep22.blogspot.com/2013/03/tamda-dan –gejalah-gastritis.html