Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Kesatrian 1


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : XI (Sebelas) / gasal
Materi Pokok : Ketenagakerjaan
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (4 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1.1. Mensyukuri pembangunan dan 1.1.1. Berdoa sebelum dan sesudah
pertumbuhan ekonomi di Indonesia kegiatan pembelajaran
untuk kesejahteraan rakyat 1.1.2. Bersyukur ketika memperoleh
kenikmatan
2.1. Bersikap jujur, disiplin, tanggung 2.1.1. Jujur dalam bertutur kata maupun
jawab, peduli, kreatif, dan mandiri mengerjakan tugas
dalam upaya mengatasi permasalahan 2.1.2. Menyelesaikan tugas tepat waktu
pembangunan di Indonesia 2.1.3. Menghargai dan menghormati
sesama
2.1.4. Kerjasama dalam melaksanakan
1
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
kegiatan diskusi kelompok
2.1.5. Kreatif dalam mengeluarkan
gagasan
3.2 Menganalisis permasalahan 3.2.1 Menjelaskan pengertian
pengangguran
ketenagakerjaan di Indonesia
3.2.2 Menggolongkan jenis
pengangguran dan penyebabnya
3.2.3 Menjelaskan dampak negatif
pengangguran dan cara mengatasi
masalah pengangguran di Indonesia
4.2 Menyajikan hasil analisis masalah 4.2.1 Melakukan peran untuk
ketenagakerjaan di Indonesia menjelaskan salah satu jenis
. pengangguran
4.2.2 Menyampaikan kesimpulan hasil
diskusi tentang pengangguran
melalui kegiatan presentasi dengan
baik

C. Materi Pembelajaran
- Pengertian Pengangguran
- Jenis Pengangguran dan penyebabnya
- Dampak pengangguran
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kedua (3JP)
Indikator :
- Menjelaskan pengertian pengangguran
- Menggolongkan jenis pengangguran dan penyebabnya
- Menjelaskan dampak negatif pengangguran dan cara mengatasi masalah pengangguran di
Indonesia
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Salam, berdoa setelah itu memeriksa kehadiran peserta didik dan memberi sedikit motivasi
kepada peserta didik agar menumbuhkan minat dalam belajar
2) Apersepsi: bertanya jawab tentang materi sebelumnya ketenagakerjaan, upaya
meningkatkan kualitas tenaga kerja dan sistem upah
3) Menyampaikan inti dari tujuan pembelajaran hari ini
b. Kegiatan Inti
Mengamati:
Memperlihatkan slide power point dan video yang berkaitan dengan Pengangguran
Menanya:
1) Memberi kesempatan dan menstimulan peserta didik agar mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan Pengangguran
2) Guru menambahkan pertanyaan yang belum dituliskan oleh peserta didik
Mengumpulkan informasi:
2
1) Membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok diskusi
2) Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mencari informasi secara mandiri tentang materi
pengangguran, untuk menjawab pertanyaan yang tertulis di papan tulis
3) Setiap kelompok diminta untuk memperagakan peran (role playing) untuk memberikan
contoh jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya
Pembagian Kelompok :
• Kelompok 1, memainkan peran sebagai contoh pengangguran friksional dan
konjungtural/siklikal
• Kelompok 2, memainkan peran sebagai contoh pengangguran musiman dan struktural
• Kelompok 3, memainkan peran sebagai contoh pengangguran teknologi dan deflasioner
• Kelompok 4, memainkan peran sebagai contoh pengangguran voluntary dan pengangguran
terbuka
Mengasosiasi:
1) Peserta didik berdiskusi secara kelompok untuk mencari informasi tentang pengangguran,
jenis pengangguran serta penyebabnya
2) Peserta didik berdiskusi untuk menentukan setiap anggota kelompok akan berperan
bagaimana dan sebagai siapa
Mengkomunikasikan :
1) Semua anggota kelompok maju ke depan kelas untuk memperagakan tugas untuk
memberikan contoh jenis pengangguran
2) Setelah selesai berperan, peserta didik diminta untuk menjelaskan jenis pengangguran apa
yang telah diperankan tersebut
c. Kegiatan Penutup
1) Setelah mengetahui tentang pengertian pengangguran, jenis pengangguran, dampak
pengangguran dan usaha mengatasi pengangguran, guru bersama peserta didik menjawab
pertanyaan yang dituliskan di papan tulis
2) Peserta didik diberi kesempatan untuk menulis dan merangkum pertanyaan yang diajukan
serta menuliskan jawaban atas pertanyaan tersebut dalam buku catatan masing-masing
peserta didik
3) Pengisian lembar penilaian teman sejawat yang harus diisi oleh peserta didik
4) Menutup pertemuan dengan berdoa setelah itu menguncapkan salam penutup
E. Teknik Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Pengamatan Selama Kegiatan Pembelajaran
b. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Instrumen
1.2.1. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan A1, A2
pembelajaran
1.2.2. Bersyukur ketika memperoleh kenikmatan A3

3
2. Sikap Sosial
a. Teknik Penilaian : Pengamatan Selama Kegiatan Pembelajaran
b. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Instrumen
2.2.1. Jujur dalam bertutur kata maupun mengerjakan A1
tugas
2.2.2. Menyelesaikan tugas tepat waktu A2
2.2.3. Menghargai dan menghormati sesama A3, A4
2.2.4. Kerjasama dalam melaksanakan kegiatan diskusi A5
kelompok
2.2.5. Berani dalam mengeluarkan gagasan A6

3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Penugasan
b. Instrumen : Soal Penugasan Individu
c. Kisi-kisi :

Butir No. Bentuk


No. Indikator
Instrumen Soal Soal
1. Pengangguran 10 1 PG
Pengertian pengangguran 1 1 Uraian
Jenis Pengangguran 1 2 Uraian
2. Dampak pengangguran 1 3 Uraian
Jenis pengangguran berdasarkan penyebab 1 4 Uraian
Upaya mengurangi pengangguran 1 5 Uraian

4. Sikap Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk instrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi :

Butir
No Aspek yang diamati
Instrumen
1. Presentasi hasil diskusi 3

F. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media: Slide Powerpoint, Video, Whiteboard
2. Sumber Belajar:
- Buku teks Alam, S. 2013. Kelas X : Ekonomi SMA/MA. Jakarta : ESIS
- Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Website BPS www.bps.go.id dan sirusa.bps.go.id
- Artikel internet yang membahas Ketenagakerjaan

4
Semarang, Agustus 2016
Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang, Guru Mata Pelajaran,

Tri Tjandra Mucharam, M.Pd Dra. Hj. Endang Yuliarti, M.Si

5
Lampiran

1. Materi Pembelajaran

Pertemuan ketiga

PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah social lainnya.
Statistik pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran
terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang. Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk
menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan
untuk mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja.
Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal)
untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang
diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja.

Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan


sebagai berikut:
1. mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja
2. mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru
3. mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan
4. mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja

 Jenis pengangguran
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
 Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
 Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
 Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi:


 Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran Pengangguran
friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
pekerjaan
 Pengangguran struktural (Structural unemployment) adalah pengangguran yang disebabkan
oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
 Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah pengangguran yang
disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja
harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.
 Pengangguran siklikal/konjungtur adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja, kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu
menampung semua pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain
sejenis yang beroperasi atau daya beli produk oleh masyarakat menurun.
 Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi
karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya
adalah para petani dan nelayan.
 Pengangguran Voluntary/Voluntary Unemployment
Pengangguran jenis ini adalah pengangguran yang terjadi karena orang tersebut dapat
bekerja tetapi dia dengan sukarela tidak bekerja karena memperoleh penghasilan dari harta
kekayaannya.
 Pengangguran Deflasioner
Pengangguran deflasioner adalah pengangguran yang diakibatkan karena pencari kerja ingin
memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada lowongan pekerjaan yang ada.

 Penyebab pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.
Ada beberapa sebab yang menimbulkan pengangguran yaitu sebagai berikut.
1. Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran karena
meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan
kerja.
2. Ketidak berhasilan sektor industri. Pola investasi yang ada cenderung padat modal
menyebabkan semakin kecil terjadinya penyerapan tenaga kerja.
3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
4. Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan negara. Krisis ekonomi pada
pertengahan tahun 1997 juga menyebabkan terjadinya pengangguran sebanyak 15,4 juta
orang.
5. Pajak penghasilan(PPn) yang tinggi (progresif) akan membuat orang cenderung mengurangi
jam kerja.
6. Perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan dari
para pencari kerja.
7. Tidak ada kecocokkan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia
mempekerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.
8. Tidak memiliki kemauan wirausaha. Orang yang tidak punya kemauan kerja tidak akan
berusaha menciptakan lapangan kerja sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari orang
lain.
9. Adanya diskriminasi ras, gender, orang cacat mengakibatkan timbulnya pengangguran

.
7
 Akibat pengangguran
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi antara lain adalah sebagai berikut :
 Sumber-sumber ekonomi yang produktif, artinya kemampuan untuk meningkatkan usaha
dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang sudah ada.
 Pendapatan nasional atau produksi nasional artinya jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha, yang nantinya dapat mempengaruhi pendapat perkapita.
 Tingkat konsumsi potensial artinya memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting untuk
didahulukan, sehingga dapat mengatur penggunaan dana yang ada.

Bagi perekonomian negara


1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
4. Dapat menambah hutang negara.
Bagi masyarakat
1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak
bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Cara Mengatasi Pengangguran


Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan meningkatkan investasi, meningkatkan
kualitas SDM, transfer teknologi dan penemuan teknologi baru, pembenahan perangkat hukum
dalam bidang ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu dapat
ditempuh dengan berbagai kebijakan misalnya :

 Menyelenggarakan bursa pasar kerja


Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak
yang membutuhkan tenaga kerja kepada masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar
terjadi komunikasi yang baik antara perusahaan dan pencari kerja. Selama ini banyak informasi
pasar kerja yang tidak mampu tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga mengakibatkan
informasi lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.

 Menggalakkan kegiatan ekonomi informal


Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan
industri rumah tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga
pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni Departemen
Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal diperlukan keterpihakan dari
Pemda setempat.

 Meningkatkan keterampilan tenaga kerja


Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan keterampilan melalui pelatihan
bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan bahwa
ranking Human Development Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat 110.
Sementara negara lain seperti Vietnam ada diperingkat 109, Filipina (77), Thailand (69), Malaysia
(59), Brunei Darussalam (32), Singapura (25), Jepang (9). Data ini menunjukkan rendahnya
kualitas sumber daya manusia sehingga peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu
dilakukan.

 Meningkatkan mutu pendidikan


Mendorong majunya pendidikan, dengan pendidikan yang memadai memungkinkan seseorang
untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah undang-
undang, pemerintah diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk bidang
pendidikan nasional.

 Mendirikan pusat-pusat latihan kerja

8
Pusat-pusat latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi
formasi yang ada.

 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi


Pemerintah perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga akan memberikan peluang
bagi penciptaan kesempatan kerja.

 Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri
untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.

 Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerintah meratakan jumlah penduduk dari pulau yang
berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang penduduknya serta mengoptimalkan sumber
kekayaan alam yang ada.

 Melakukan deregulasi dan debirokrasi


Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
Deregulasi artinya adalah perubahan peraturan aturan main terhadap bidang-bidang tertentu.
Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur
aparat pemerintah yang menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah
penyederhanaan jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu.

 Memperluas lapangan kerja


Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang bersifat
padat karya. Dengan adanya era perdagangan bebas secara regional dan internasional sebenarnya
terbuka lapangan kerja yang semakin luas tidak saja di dalam negeri juga ke luar negeri. Ini
tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing secara bebas di pasar tenaga kerja
internasional.

1. Cara mengatasi pengangguran friksional


 Perluas kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru
 Datangkan investasi baru diberbagai bidang
 Galakkan pengembangan sektor informal seperti home industry
 Lakukan transmigrasi penduduk untuk menyerap tenaga kerja disektor agraris dan lainnya
 Bangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, PLTA, PLTU dan lain-lainnya dengan tujuan
untuk mendatangkan investasi.
2. Cara mengatasi pengangguran struktural.
 Tingkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja
 Lakukan pemindahan tenaga kerja dari sektor yang kelabihan ke sektor yang kurang
 Lakukan pelatihan tenaga kerja sehingga mereka siap untuk terjun ke lapangan
 Bangun industri di wilayah yang mengalami pengangguran.
3. Cara mengatasi pengangguran siklikal
 Menimgkatkan daya beli masyarakat.
 Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
4. Cara mengatasi pengangguran musiman
 Beikan informasi jika ada lowongan kerja disektor lain
 Lakukan pelatihan di bidang keterampilan lainnya sepeerti menjahit dan lain-lainnya.
5. Cara mengatasi pengangguran teknologi
 Berikan pelatihan untuk mengetahui atau menguasai teknologi
6. Cara mengatasi pengangguran deflasioner
 Datangkan investasi baru sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja
 Berikan pelatihan kepada pekerja, dibidang keterampilan dan lainnya
7. Cara mengatasi penganguran konjungtural
 Tingkatkan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan

9
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2013 – 2015
2013 2014 2015
No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus

1 Tidak/belum pernah sekolah


112,435 81,432 134,040 74,898 124,303 55,554
2 Tidak/belum tamat SD
523,400 489,152 610,574 389,550 603,194 371,542
3 SD
1,421,873 1,347,555 1,374,822 1,229,652 1,320,392 1,004,961
4 SLTP
1,821,429 1,689,643 1,693,203 1,566,838 1,650,387 1,373,919
5 SLTA Umum/SMU
1,874,799 1,925,660 1,893,509 1,962,786 1,762,411 2,280,029
6 SLTA Kejuruan/SMK
864,649 1,258,201 847,365 1,332,521 1,174,366 1,569,690
7 Akademi/Diploma
197,270 185,103 195,258 193,517 254,312 251,541
8 Universitas
425,042 434,185 398,298 495,143 565,402 653,586
Total
7,240,897 7,410,931 7,147,069 7,244,905 7,454,767 7,560,822

Data 2011-2013 menggunakan Backcast dari Penimbang Proyeksi Komponen


1986-1998, penghitungan tanpa data Provinsi Timor Timor
Pada tahun 1995, Sakernas tidak dilaksanakan
Pada tahun 2000, tanpa Maluku
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT, 2005–2013
Tingkat Partisipasi Tingkat
Angkatan
Bekerja Pengangguran Angkatan Kerja - Pengangguran
Kerja
Tahun TPAK Terbuka – TPT

(Juta Orang) (Juta Orang) (Juta Orang) (%) (%)


2005 Februari 105.80 94.95 10.85 68.02 10.26
November 105.86 93.96 11.90 66.79 11.24
2006 Februari 106.28 95.18 11.10 66.74 10.45
Agustus 106.39 95.46 10.93 66.16 10.28
2007 Februari 108.13 97.58 10.55 66.60 9.75
Agustus 109.94 99.93 10.01 66.99 9.11
2008 Februari 111.48 102.05 9.43 67.33 8.46
Agustus 111.95 102.55 9.39 67.18 8.39
2009 Februari 113.74 104.49 9.26 67.60 8.14
Agustus 113.83 104.87 8.96 67.23 7.87
2010 Februari 116.00 107.41 8.59 67.83 7.41
Agustus 116.53 108.21 8.32 67.72 7.14
2011 Februari 119.40 111.28 8.12 69.96 6.80
Agustus 117.37 109.67 7.70 68.34 6.56
2012 Februari 120.41 112.80 7.61 69.66 6.32
Agustus 118.05 110.81 7.24 67.88 6.14
2013 Februari 121.19 114.02 7.17 69.21 5.92
Agustus 118.19 110.80 7.39 66.90 6.25
1967-1999 max 94.85 88.82 6.03 67.22 6.36
min 67.20 65.38 1.82 65.60 2.55
1999-2004 max 103.97 93.72 10.25 68.60 9.86
min 94.85 88.82 5.81 67.22 6.08
2004-2013 max 121.19 114.02 11.90 69.96 11.24

10
min 103.97 93.72 7.17 66.16 5.92

Sumber: Sakernas, BPS

 TPT = Persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja


 TPAK = Persentase jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja

11
Media

12
1. Instrumen Penilaian Pertemuan Pertama
1. Penilaian Sikap Spiritual
a. Lembar PengamatanSikap Spiritual Harian
Nama Peserta Aspek yang Diamati
No.
Didik A1 A2 A3
1.
2.
3.
4.
...

Rekapitulasi Lembar Pengamatan Sikap Spiritual Harian


Aspek yang Diamati Total
Nama Nilai
A1 A2 A3 Skor
No. Peserta
Pertemuan ke- Skor Pertemuan ke- Skor Pertemuan ke- Skor
Didik
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
...

Keterangan aspek yang diamati:


A1 : Peserta didik berdoa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
A2 : Peserta didik berdoa sesudah kegiatan pembelajaran dilaksanakan
A3 : Peserta didik bersyukur saat memperoleh kenikmatan

b. Kriteria pensekoran (Harian) :


1 : Apabila melakukan
0 : Apabila tidak melakukan
Kriteria pensekoran rekapitulasi :
4 : Apabila selalu melakukan
3 : Apabila sering melakukan
2 : Apabila kadang-kadang
1 : Apabila tidak pernah melakukan
c. Petunjuk penilaian rekapitulasi :
Nilai dapat dihitung menggunakan rumus :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 4 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Misal total skor diperoleh6, skor 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙4 x 3 pernyataan = 12, maka nilainya :
6
𝑥4=2
12

d. Kriteria Penilaianrekapitulasi:
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,34 – 4,00
Baik : apabila memperoleh skor 2,66 – 3,33
13
Cukup : apabila memperoleh skor 1,66 – 2,65
Kurang : apabila memperoleh skor kurang 1,66

14
Lampiran

2. Penilaian Sikap Sosial


a. Lembar Pengamatan Sikap Sosial Harian
Nama Peserta Aspek yang Diamati
No.
Didik A1 A2 A3 A4 A5 A6
1.
2.
3.
4.
...

Rekapitulasi Lembar Pengamatan Sikap Sosial Harian


Aspek yang Diamati

Nama
Total
No. Peserta Nilai
A1 A2 A3 A4 A5 Skor A6 Skor
Didik Skor
Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
...
Lampiran

2. Penilaian Pengetahuan
a. Soal 1 Tugas Individu

Soal
PILIHAN GANDA

1. Yang dimaksud dalam usia kerja adalah penduduk yang berusia …


a. 17 – 60 tahun
b. 14 – 65 tahun
c. 15 – 64 tahun
d. 18 – 45 tahun
e. 17 – 55 tahun

2. Seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada
permintaan kerja, yang berada dalam usia 15 – 64 tahun disebut dengan …
a. Tenaga Kerja
b. Angkatan Kerja
c. Pekerja
d. Pekerjaan
e. Partisipasi Kerja

3. Radit adalah lulusan baru dari SMA Ksatrian yang sekarang ini berusia 18tahun dan ingin
mencari pekerjaan, maka Radit termasuk kedalam
a. Pengangguran terselubung
b. Lapangan Kerja
c. Angkatan Kerja
d. Tenaga Kerja
e. Pekerja

4. Yang merupakan Undang-undang tentang Ketenagakerjaan adalah …


a. UU no. 25 tahun 2010
b. UU no. 21 tahun 2011
c. UU no. 11 tahun 2003
d. UU no. 13 tahun 2003
e. UU no. 11 tahun 2013

5. Peserta didik termasuk ke dalam …


a. Pengangguran terbuka
b. Pengangguran friksional
c. Bukan angkatan kerja
d. Setengah menganggur
e. Pengangguran musiman

6. Orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak adalah ....
a. Pencari kerja
b. Voluntary
c. Pengangguran
d. Dewan Konstitusi
e. Pekerjaan

7. Pak Anton adalah serang pegawai yang bekerja sebagai sales di PT. Gudang Garam Tbk., namun
Pak Anton merasa kurang senag menjalani pekerjaan saat ini sehingga 1 minggu yang lau keluar
dari pekerjaannya tersebut dan ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Pak Anton termasuk
kedalam….
a. Pengangguran Friksional
b. Pengangguran Struktural
c. Pengangguran Konjungtor
d. Pengangguran Teknologi
e. Pengangguran Musiman

8. Pak Haji Muhidin adalah orang yang memang tidak mau bekerja dengan alasan dia sudah punya
50 pintu kamar kos, dan masih punya 33 hektar tanah yang akan dijual sedikit demi sedikt untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, maka Pak Haji Muhidin termasuk kedalam golongan ….
a. Pengangguran Siklikal
b. Pengangguran Potensial
c. Pengangguran Voluntary
d. Pengangguran Friksional
e. Pengangguran Musiman

9. Pak Ariyanto adalah tukang kayu yang hanya bekerja sekitar 5 jam perhari, pak Ariyanto
termasuk ke dalam ….
a. Pengangguran Tetap
b. Setengah Menganggur
c. Pengangguran Diskriminan
d. Pengangguran Terselubung
e. Pengangguran Terbuka

10.
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Menambah pendapatan Negara
4. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
5. Mengurangi jumlah kemiskinan
Yang merupakan akibat dari tingginya pengangguran di suatu Negara adalah …
a. 1, 2, 3
b. 2, 4, 5
c. 3, 4, 5
d. 1, 2, 4
e. 1, 4, 5

ESSAY

1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran?


2. Sebutkan 3 Jenis pengangguran berdasarkan sifat/lama waktu bekerja!
3. Apa dampak yang ditimbulkan oleh Pengangguran?
4. Apa yang dimaksud dengan pengangguran friksional, berikan contoh pengangguran
friksional!
5. Upaya apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran di
Indonesia

Kunci Jawaban
Pilihan Ganda

1. C
2. A
3. C
4. D
5. C
6. C
7. A
8. C
9. B
10. D
17
Uraian

1. Pengangguran adalah Angkatan kerja (15th – 64th) yang belum mendapat kesempatan bekerja,
tetapi sedang mencari pekerjaan atau orang yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin memperoleh pekerjaan
2.

 Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena suatu alasan tertentu.
 Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
 Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
3. Bagi perekonomian negara

1. Penurunan pendapatan perkapita.


2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
4. Dapat menambah hutang negara.

Bagi masyarakat

1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.


2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak
bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
4. Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran karena pekerja
menunggu pekerjaan yang lebih baik
5.
 Cara mengatasi pengangguran struktural
 Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
 Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
 Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja
yang kosong, dan
 Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

 Cara mengatasi pengangguran friksional


 Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.
 Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru.
 Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
 Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan
sektor formal lainnya.
 Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan
raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
 Cara mengatasi pengangguran musiman
 Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
 Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.

18
 Cara mengatasi pengangguran siklis
 Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
Meningkatkan daya beli masyarakat
b. Kriteria Penilaian

Jenis Soal No. Soal Kriteia Skor


1
Skor 2 apabilah jawaban benar
PG …..
Skor 0 apabila jawaban salah
10
1 Skor 4 apabila jawaban benar, lengkap dan
terbaca
Skor 2 apabila jawaban benar, tulisan susah
dibaca
Skor 1 apabila jawaban benar, namun
kurang lengkap
Skor 0 apabila jawaban salah
2 Skor 4 apabila jawaban benar, lengkap dan
terbaca
Skor 2 apabila jawaban benar, tulisan susah
dibaca
Skor 1 apabila jawaban benar, namun
kurang lengkap
Skor 0 apabila jawaban salah
3 Skor 4 apabila jawaban benar, lengkap dan
terbaca
Skor 2 apabila jawaban benar, tulisan susah
Uraian dibaca
Skor 1 apabila jawaban benar, namun
kurang lengkap
Skor 0 apabila jawaban salah
4 Skor 3 apabila jawaban benar, lengkap dan
terbaca
Skor 2 apabila jawaban benar, tulisan susah
dibaca
Skor 1 apabila jawaban benar, namun
kurang lengkap
Skor 0 apabila jawaban salah
5 Skor 5 apabila jawaban benar, lengkap dan
terbaca
Skor 3 apabila jawaban benar tulisan susah
dibaca
Skor 1 apabila jawaban benar, namun
kurang lengkap
Skor 0 apabila jawaban salah

Pedoman penskoran :

Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal

19
3. Penilaian Keterampilan

Lembar Observasi Presentasi


Aspek yang dinilai
Nama Skor
Kelayakan Jumlah
No. Peserta Bahasa Keaktifan Akhir
Penyajian skor
didik (0-100) (0-100)
(0-100)
1
2
3
4
dst.

Setiap aspek yang dinilai terdiri dari :


- Kelayakan penyajian : Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan disajikan secara
kontekstual
- Bahasa : Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
- Kreativitas : Aktif mengungkapkan pendapat, kritik, dan saran

Kriteria Penskoran
Aspek Skor
No. yang
81 – 100 66 – 80 51 – 65 < 50
dinilai
1. Kelayakan Penyajian Penyajian Penyajian Penyajian
penyajian presentasi presentasi presentasi kurang presentasi
lengkap dan lengkap tapi lengkap dan tidak lengkap
akurat
kurang akurat kurang akurat dan tidak
akurat

2. Bahasa Jelas, mudah Cukup jelas, Kurang jelas, Tidak jelas,


dipahami, dan mudah dipahami, mudah dipahami, mudah
komunikatif dan komunikatif dan komunikatif dipahami, dan
komunikatif

3. Keaktifan Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif


mengungkapkan mengungkapkan mengungkapkan mengungkapka
pendapat, kritik, pendapat, kritik, pendapat, kritik, n pendapat,
dan saran dan saran dan saran kritik, dan
saran

Pedoman Penilaian

Nilai dapat dihitung menggunakan rumus :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 100 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

20
21

Anda mungkin juga menyukai