Anda di halaman 1dari 12

Konsep OK

A. Pengertian Manajemen
Masalah manajemen pada Rumah Sakit akhir-akhir ini banyak di
sorot.Tidak saja atas keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan
Rumah Sakit,baik dari segi mutu,kemudahan dan tarif dan perkembangan zaman
yang memang sudahmendesak ke arah perbaikan-perbaikan. Setidaknya ada
beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen Rumah Sakit
Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau
di sebut juga proses pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga
kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.
Manajemen sering di artikan sama dengan administrasi dan tidak dapat di
pisahkan.Manajemen merupakan pokok atau inti administrasi dan proses
kolektivitas manusia sebagai ilmu dan sebagai seni.

B. Ruang Lingkup Manajemen


Beberapa manajemen yang ada di Rumah Sakit adalah :
 Manajemen Administrasi
 Manajemen Pelayanan
 Manajemen Kamar Operasi
 Manajemen SDM

C. Manajemen Kamar Operasi


1. Pengertian Manajemen Kamar Operasi
Manajemen Kamar Operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja
beberapa orang atau merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu
rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana
didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan
pembedahan.
Manajemen kamar operasi meliputi bagaimana seorang pempmpin yaitu
seorang dokter bedah,perawat instrumen,anastesi dan asisten dokter lainnya secara
bersama-sama melakukan perencanaan,pengorganisasiandan pengendalian
sehingga tercapai suatu tujuan yang mulia.
2. Bagian Kamar Operasi
Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.
a. Area bebas terbatas (unrestricted area)
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus
kamar operasi.
b. Area semi ketat (semi restricted area)
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.
c. Area ketat/terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
lengkap yaitu : topi, masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan
prosedur aseptic.
3. Perletakan dan Peruangan Kamar Operasi
Rumah sakit dirancang dengan sistem zonasi (zoning). Zonasi rumah sakit
disarankan mempunyai pengelompokan sabagai berikut:
Zona Publik
Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar
misalnya unit gawat darurat, poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik, dan
kamar mayat.
Zona Semi Publik
Area yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidak langsung
berhubungan dengan lingkungan luar, misalnya laboratorium, radiologi, dan
rehabilitasi medik.
Zona Privasi
Area yang menyediakan dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien, misalnya
gedung operasi,kamar bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.
Zona Pelayanan
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit misalnya ruang
cuci, dapur,bengkel, dan CSSD.

Pelayanan, tenaga, sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan kamar


operasi yang berada di zona privasi terkait dengan pelayanan anestesiologi dan
reanimasi serta perawatan intensif sesuai klasifikasi rumah sakit. Selain
berdekatan dengan ICU serta pelayanan anestesiologi pada tipe rumah sakit D dan
C dimana UGD belum memiliki kamar operasi cito sendiri maka letak kamar
operasi ini (IBS) harusberdekatan dengan UGD.Rumah sakit menyediakan
lingkungan yang aman dan nyaman untuk melakukan operasi baik untuk pasien
maupun tenaga medis yang beraktifitas di dalamnya. Kenyamanan dan keamanan
ini dapat di capai dari dua hal kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik. Yang
dimaksud dengan kenyamanan fisik dapat dicapai dengan memenuhi persyaratan
sebuah kamar operasi dan membuat desain bangunannya memberikan
kenyamanan visual, termal dan audio. Sedangkan kenyamanan non fisik dapat
dicapai dengan memberikan ruangan sesuai dengan kebutuhan kenyamanan hidup
manusia dan mendesain ruangan agar bersuasana yang tidak membuat bosan.
Contohnya dengan memberikan ruang tunggu bagi dokter dokter sebelum atau
sesudah melakukan operasi, dimana ruangan tersebut di lengkapi dengan fasilitas
sofa yang ergonomis, view natural atau artifisial, internet connection, bed dan
pantry semi streril misalnya.

Persyaratan fisik kamar operasi meliputi:


1. Bangunan kamar operasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mudah dicapai oleh pasien
b. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril
dan non-steril
c. Kereta dorong pasien harus mudah bergerak
d. Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan tidak simpang siur
e. Terdapat batas yang tegas yang memisahkan antara daerah steril dan
non-steril, untuk
f. pengaturan penggunaan baju khusus
g. Letaknya dekat dengan UGD
2. Rancang bangun kamar operasi harus mencakup:
a. kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi
yang dilengkapi
b. dengan fasilitas induksi anestesi
c. Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi
d. Kamar pulih (recovery room)
e. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, llinen, obat farmasi
termasuk bahan
f. narkotik
g. Ruang/ tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas
pakai operasi
h. Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah
i. Ruang istirahat untuk staf yang jaga
j. Ruang operasi hendaknya tidak bising dan steril. Kamar ganti
hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga terhindar dari area
kotor setelah ganti dengan pakaian operasi. Ruang perawat hendaknya
terletak pada lokasi yang dapat mengamati pergerakan pasien
k. Dalam ruang operasi diperlukan 2 ruang tindakan, yaitu tindakan
elektif dan tindakan cito
l. Alur terdiri dari pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan
paramedik; pintu masuk pasien operasi; dan alur perawatan
m. Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas
operasi
n. Disarankan terdapat pembatasan yang jelas antara:
 Daerah bebas, area lalu lintas dari luar termasuk pasien
 Daerah semi steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar
operasi dan
ruangan semi steril
 Daerah steril, daerah prosedur steril diperlukan bagi personil yang
harus sudah berpakaian khusus dan masker
 Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh 2 kamar scrub up
 Harus disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan
kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung
o. Syarat kamar operasi:
 Pintu kamar operasi harus selalu tertutup.
 Lebar pintu minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,1 m, terdiri dari
dua daun pintu
 Pintu keluar masuk harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup
 Sepertiga bagian pintu harus dari kaca tembus pandang
 Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca
 Ukuran kamar operasi minimal 6x6 m2 dengan tinggi minimal 3 m
 Dinding, lantai dan langit-langit dari bahan yang tidak berpori
 Pertemuan lantai, dinding dan langit-langit dengan lengkung
 Plafon harus rapat, kuat dan tidak bercelah
 Cat /dinding berwarna terang
 Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan
dan berwarna terang, ditutup dengan vinyl atau keramik.
 Tersedia lampu operasi dengan pemasangan seimbang, baik jumlah
lampu operasi dan ketinggian pemasangan
 Pencahayaan 300-500 lux, meja operasi 10.000-20.000 lux
 Ventilasi kamar terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui
filter.

Ventilasi menggunakan AC sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan
dilengkapi saringan. Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ total
pressure.
 Suhu kamar idealnya 20-26º C dan harus stabil
 Kelembaban ruangan 50-60%
 Arah udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi dari atas ke bawah
 Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang antara
 Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian alat steril
cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka/ ditutup
 Pemasangan gas medik secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit
 Di bawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang di bawah
lantai
 Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman

Rumah sakit memberikan pelayanan anestesiologi dan reanimasi dengan


memberikan anestesia dan analgesia bagi pasien pembedahan dan tindakan medik
lain yang menimbulkan rasa takut, rasa cemas dan rasa nyeri, melakukan
resusitasi jantung, paru dan otak, melakukan tindakan penunjang hidup pasien
gawat karena trauma atau penyakit medik lain, melakukan penatalaksanaan
gangguan keseimbangan cairan, asam basa, gas darah dan metabolisme, serta
melakukan penatalaksanaan nyeri kronis.Rumah sakit menyediakan lingkungan
yang nyaman untuk melakukan anestesi, yaitu minimum 20º C dan maksimal 26º
C. Fasilitas untuk induksi anestesi dirancang dan dilengkapi untuk dapat
memberikan pelayanan yang aman.

a. Ruangan dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan


yang sesuai, dan perlengkapan standar resusitasi
b. Adanya peralatan elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c. Tenaga listrik darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik
dapat diperoleh sewaktu-waktu terjadi kegagalan listrik.
Sarana fisik minimal yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi
dan reaminasi:
a. Kamar persiapan anestesia
b. Fasilitas di kamar bedah
d. Kamar pulih sadar
e. Ruang perawatan/ terapi intensif (ICU)
f. Kantor administrasi
g. Kamar obat dan alat

D. Intervensi Klien Intra Operatif


1. Tim Pembedahan Dalam Kamar Operasi
Tim pembedahan meliputi:
 Ahli Bedah
Tim pembedahan di pimpin oleh ahli bedah senior.
 Asisten pembedahan 1 orang atau lebih
Asisten bius dokter,residen atau perawat di bawah petunjuk aahli
bedah.Asisten memegang retraco dan suction untuk melihat letak operasi.
 Anaesthesologis atau perawat anasthesi.
Perawat anastesi emberikan obat-obat anastesi dan obat-obat lain untuk
mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.
 Circulating Nurse
 Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedaahan.Tugasnya adalah:
− Set up ruangan operasi.
− Menjaga kebutuhan alat
− Check up keamanan dan fungsi peralatan sebelum pembedahan.
− Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping
− Memenuhi kebutuhan klien,memberi dukungan mental dan orientasi
klien.
− Selama Pembedahan:
 Mengkoordinasikan aktivitas
 Mengimplementasikan NCP
 Membantu anastesi
 Mendokumentasikan secara lengkap drain,keteter dll.
− Nurse Scrub
Bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril dan
instrumen,kepada ahli bedah/asisten.Pengetahuan anatomi fisiologis
dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang
di butuhkan.
2. Penyiapan Kamar Dan Tim Pembedahan
Keamanan klien di atur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja
operasi.2 faktor penting yang berhubungan dengan kamar pembedahan adalah Lay
out kamar operasi dan pencegahan infeksi.
3. Anasthesia
Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara kartial dan total,
dengan atau tanpa disertai kehilangan kesadaran. Tujuannya yaitu memblok
transmisi impuls saraf, menekan refleks, meningkatkan reaksi otot. Pemeliharan
anasthesia oleh anasthesiology berdasarkan konsultasi dengan ahli bedah dan
faktor klien.
1. Anasthesia umum
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse
saraf otak.
Misalnya: bedah kepala, leher, klien yang tidak kooperatif
Stadium anasthesia
- Stadium 1 : Relaksasi
Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahap
- Stadium 2 : Excitement
Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernapasan yang
irregulair dan pergerakan anggota badan tidak teratur.
- Stadium 3 : Anasthesia pembedahan
Ditandai dengan reaksi rahang, respirasi teratur penurunan pendengaran
dan sensasi nyeri.
- Stadium 4 : Bahaya
Apnoe, cardiapulmonarry arrest dan kematian

2. Anasthesia Local atau Regional


Anasthesia local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls
saraf menuju dan dari lokasi khusus luas anasthesia tergantung letak aplikasi,
volume total anasthesi, konsentrasi, kemampuan penetrasi obat.

E. Pengkajian
Diruang penerimaan perawat sirkulasi :
- Memvalidasi identitas klien
- Memvalidasi inform consent
Chart review :
- Memberika informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan
aktual dan potensial selama pembedahan.
- Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi
- Perawat menanyakan :
 Riwayat alergi, reaksi sebelumnya terhadap anasthesia atau transfusi
darah.
 Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
 Check pengobatan sbelumnya : terapi, anticoagulasi
 Check adanya gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, wigs dan dilepas
kateterisasi.

F. Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi dengan faktor resiko : prosedur invasif : pembedahan, infus, DC.
NOC : kontrol infeksi
Selama dilakukan tindakan operasi tidak terjadi transmisi agent infeksi.
G. Intervensi Klien Post Operasi
1. Pengkajian
Setelah menerima laporan dari perawat sirkulasi, dan pengkajian klien, perawat
merivew catatan klien yang berhubungan dengan riwayat klien, status fisik dan
emosi, sebelum pembedahan dan alergi.
Pemeriksaan fisik dan manifestasi klinik meliputi:
 Sistem Pernapasan
 Sistem Cardiovasculer
 Sistem keseimbangan cairan dan elektrolit
 Sistem persyarafan
 Sistem perkemihan
 Sistem Gastrointestinal
 Sistem integumen
 Drain dan balutan
 Pengkajian nyeri
 Pemeriksaan Laboratorium

H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa
anasthesia,Imobilisasi, Nyeri.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan,drain
dan drainage.
3. Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama
pembedahan.
4. Resiko injury berhubungan dengan efek anasthesi,sedasi,analgesi.
5. Kehilangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra
dan post operasi.
6. Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
sekresi.
I. Pembersihan Kamar Operasi
Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta
alat-alat standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal,
tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta
mempertahankan sterilitas.
Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :
1. Cara pembersihan rutin/harian

2. Cara pembersihan mingguan

3. Cara pembersihan sewaktu

J. Penanganan Limbah
Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung
jenis limbah dengan prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :
1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan
yang selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2. Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup
yang selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang
berlaku, atau diserahterimakan kepada keluarga pasien bila
memungkinkan.
3. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang
tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat
pembuangan rumah sakit.
4. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah
bocor serta diberi label warna merah”untuk dimusnahkan”.
Daftar Pustaka :

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep,


Proses dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Komentar :

Anda mungkin juga menyukai