A. Pengertian Manajemen
Masalah manajemen pada Rumah Sakit akhir-akhir ini banyak di
sorot.Tidak saja atas keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan
Rumah Sakit,baik dari segi mutu,kemudahan dan tarif dan perkembangan zaman
yang memang sudahmendesak ke arah perbaikan-perbaikan. Setidaknya ada
beberapa alasan untuk meningkatkan kemampuan manajemen Rumah Sakit
Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau
di sebut juga proses pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga
kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.
Manajemen sering di artikan sama dengan administrasi dan tidak dapat di
pisahkan.Manajemen merupakan pokok atau inti administrasi dan proses
kolektivitas manusia sebagai ilmu dan sebagai seni.
Ventilasi menggunakan AC sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan
dilengkapi saringan. Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ total
pressure.
Suhu kamar idealnya 20-26º C dan harus stabil
Kelembaban ruangan 50-60%
Arah udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi dari atas ke bawah
Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang antara
Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian alat steril
cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka/ ditutup
Pemasangan gas medik secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit
Di bawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang di bawah
lantai
Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman
E. Pengkajian
Diruang penerimaan perawat sirkulasi :
- Memvalidasi identitas klien
- Memvalidasi inform consent
Chart review :
- Memberika informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan
aktual dan potensial selama pembedahan.
- Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi
- Perawat menanyakan :
Riwayat alergi, reaksi sebelumnya terhadap anasthesia atau transfusi
darah.
Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
Check pengobatan sbelumnya : terapi, anticoagulasi
Check adanya gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, wigs dan dilepas
kateterisasi.
F. Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi dengan faktor resiko : prosedur invasif : pembedahan, infus, DC.
NOC : kontrol infeksi
Selama dilakukan tindakan operasi tidak terjadi transmisi agent infeksi.
G. Intervensi Klien Post Operasi
1. Pengkajian
Setelah menerima laporan dari perawat sirkulasi, dan pengkajian klien, perawat
merivew catatan klien yang berhubungan dengan riwayat klien, status fisik dan
emosi, sebelum pembedahan dan alergi.
Pemeriksaan fisik dan manifestasi klinik meliputi:
Sistem Pernapasan
Sistem Cardiovasculer
Sistem keseimbangan cairan dan elektrolit
Sistem persyarafan
Sistem perkemihan
Sistem Gastrointestinal
Sistem integumen
Drain dan balutan
Pengkajian nyeri
Pemeriksaan Laboratorium
H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa
anasthesia,Imobilisasi, Nyeri.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan,drain
dan drainage.
3. Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama
pembedahan.
4. Resiko injury berhubungan dengan efek anasthesi,sedasi,analgesi.
5. Kehilangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra
dan post operasi.
6. Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
sekresi.
I. Pembersihan Kamar Operasi
Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta
alat-alat standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal,
tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta
mempertahankan sterilitas.
Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :
1. Cara pembersihan rutin/harian
J. Penanganan Limbah
Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung
jenis limbah dengan prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :
1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan
yang selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2. Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup
yang selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang
berlaku, atau diserahterimakan kepada keluarga pasien bila
memungkinkan.
3. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang
tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat
pembuangan rumah sakit.
4. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah
bocor serta diberi label warna merah”untuk dimusnahkan”.
Daftar Pustaka :
Komentar :