Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung
diperlukan untuk mempompa dara ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen
dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.
Oleh sebab itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Salah satu yang perlu diwaspadai adalah penyakit jantung koroner yng merupakan salah
satu penyakit yang berbahaya yang bias menyebabkan serangan jantung. Data WHO
menunjukkan sekitar 17,5 juta per tahun orang meninggal dunia akibat serangan jantung.
Sedangkan di Indonesia sendiri ada sejitar 1,8 juta untuk setiap tahunnya orang yang
meninggal dunia akibat penyakit jantung.
Sementara itu pentingnya dilakukan pemeriksaan Elektroda (EKG) yang
menggambarkan rekaman listrik jantung yaitu agar kegiatan listrik jantung dalam tubuh
dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan
tubuh sehingga membantu dalam mendiagnosis penyakit yang terkait dengan jantung.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan prosedur pemeriksaan perekaman listrik jantung dengan benar
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui elektrokardiograf
b. Mengetahui anatomi dan fisiologi jantung
c. Mengetahui elektrofisiologi sel otot jantung
d. Mengetahui sandapan EKG
e. Mengetahui kertas EKG dan kurva EKG
f. Mengetahui indikasi pemasangan EKG dan tanda gejala pemasangan EKG
g. Mengetahui alat EKG beserta komponen-komponennya
h. Mengetahui cara pemasangan EKG
3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode pustaka yakni
penulis mencari bahan dengan referensi dari buku atau referensi lain seperti internet yang
berhubungan dengan pembahasan dan penulisan dalam makalah ini. Metode ini sangat

1
membantu dalam pencarian data serta informasi yang sangat dibutuhkan, karena dapat
memberikan kemudahan dalam memahami bahasan.
4. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui elektrokardiograf
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi jantung
3. Untuk mengetahui elektrofisiologi sel otot jantung
4. Untuk mengetahui sandapan EKG
5. Untuk mengetahui kertas EKG dan kurva EKG
6. Untuk mengetahui indikasi pemasangan EKG dan tanda gejala pemasangan EKG
7. Untuk mengetahui alat EKG beserta komponen-komponennya
8. Untuk mengetahui cara pemasangan EKG
5. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah elektrokardiogram (EKG) adalah sebagai
berikut:
1. Bagian pembuka
Merupakan bagian awal dari penulisan makalah yang mencakup halaman
judul, kata pengantar, lembar pengesahan, serta daftar isi.
2. Bagian inti
Bagian inti terdiri dari BAB I Pendahuluan yang memberi gambaran
secara keseluruhan tentang isi makalah yang mencakup latar belakang masalah,
tujuan, metode, manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori, mencakup tentang definisi elektrokardiograf,
anatomi dan fisiologi jantung, elektrofisiologi sel otot jantung, sandapan EKG,
kertas dan kurva EKG, indikasi pemasangan EKG dan tanda gejala pemasangan
EKG, alat EKG beserta komponen-komponennya, cara pemasangan EKG.
3. Bagian penutup
BAB III Kesimpulan, dijelaskan bahwa simpulan menjawab tujuan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Secara harfiah elektrokardiograf berasal dari tiga kata yaitu : elektro yang berkaitan
dengan elektronika, kardio yang berasal dari bahasa yunani yang artinya jantung, graf
yang artinya penghubung.

Menurut Titi (2012), secara umum elektrokardiogram adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung. Ilmu yang mempelajari aktifitas litrik jantung
adalah elektrokardiografi. Sedangkan alat untuk merekam aktivitas listrik jantung adalah
elektrokardiograf.
Menurut Surya(2015), elektrokardiogram adalah alat yang merekam aktivitas listrik
sel di atrium dan ventrikel serta membentuk gelombang dan komplek yang spesifik.
Aktivitas tersebut didapat dengan menggunakan elektroda dikulit yang dihubungkan
dengan kabel ke mesin EKG.Jadi EKG merupakan voltmeter yang merekam aktivitas
listrik akibat depolarisasi sel otot jantung.
EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu dalam
menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan
pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis, karena pasien dengan penyakit
jantung mungkin mempunyai gambaran EKG yang normal atau sebaliknya, individu
normal mungkin mempunyai gambaran EKG yang abnormal.
B. Anatomi dan fisiologi jantung

3
Menurut Ross dan Wilson (2016), jantung merupakan organ muscular berbentuk
kerucut yang berongga. Panjangnya sekitar 10 cm dan berukuran satu kepalan tangan
pemiliknya. Berat jantung sekitar 225 gram pada wanita dan 310 gram pada pria.
Jantung berada dalam rongga thorak di area mediastinum ( ruang antarparu). Jantung
terletak obliq. Letak jantung lebih condong kesisi kiri daripada kanan tubuh, dan terdiri
atas sisi apeks ( bagian atas) dan basal ( bagian bawah). Apeks terletak sekitar 9 cm ke
kiri garis tengah pada tinggi ruang interkosta ke-5, yakni sedikit di bawah putting susu
dan sedikit lebih dekat garis tengah. Basal berada setinggi iga ke-2.
Jantung terdiri atas tiga lapisan jaringan : pericardium, miokardium dan endokardium.
1. Pericardium
Pericardium memiliki dua sakus ( kantong atau pembungkus ) sakus terluar terdiri
atas jaringan fibrosa, sedangkan sakus terdalam terdiri atas lapisan membrane serosa
ganda. Sakus fibrosa terluar meluas ke tunica adventisia dari pembuluh darah besar
diatasnya dan melekat hingga diafragma dibawahnya.Sakus ini tidak elastic dan
sifatnya fibrosa mencegah distensi jantung berlebihan. Lapisan luar membran serosa,
pericardium parietal, melapisi sakus fibrosa. Lapisan dalam, pericardium visceral,
atau epikardium yang berlanjut ke pericardium parietal, melekat pada otot jantung.
Membrane serosa dilapisi sel epitel gepeng.Sel ini menyekresi cairan serosa kedalam
ruang diantara lapisan parietal dan visceral, yang memungkinkan gerakan halus antar
keduanya saat jantung berdetak.
2. Miokardium
Miokardium terdiri atas otot jantung.Gerakan otot jatung bersifat involuntir.Setiap
serat sel memiliki satu intisel dan satu atau lebih cabang. Miokardium paling tebal
pada bagian apeks dan paling tipis dibagian basal. Hal ini menunjukkan beban kerja
tiap bilik berperan dalam memompa darah. Miokardium paling tebal dibagian
ventrikel kiri, yang memiliki beban kerja paling besar.
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh cincin jaringan fibrosa yang tidak
mengonduksi impuls lisrik. Akibatnya, saat aktivitas gelombang listrik melalui otot
atrium, gelombang ini hanya dapat menyebar ke ventrikel melalui konduksi system
yang menjembatani cincin fibrosa dari atrium ke ventrikel.
3. Endokardium
Endokardium melapisi bilik katup jantung. Lapisan ini meruapakan membran
yang tampak mengilap, halus, dan tipis yng memungkinkan aliran darah yang lancar

4
ke dalam jantung. Lapisan ini terdiri atas sel epithelium gepeng dan berlanjut ke
pembuluh darah yang melapisi endothelium.
Jantung dibagi menjadi sisi kiri dan kanan yang dipisahkan oleh septum. Saat
lahir, darah dari satu sisi ke sisi lain tidak dapat menyebrangi septum. Setiap sisi
dipisahkan oleh katup atrioventrikular ke serambi atas yaitu atrium, dan bilik bawah
yaitu ventrikel. Katup atrioventrikular dibentuk oleh lipatan ganda endokardium yang
di perkuat oleh jaringan fibrosa kecil. Katup atrioventrikular kanan (katup tricuspid)
memiliki tiga lembar daun katup, sedangkan katup atrioventrikular kiri (katup mitral)
memiliki dua lembar daun katup. Aliran darah dijantung adalah satu arah; darah
masuk ke jantung via atrium dan melalui ventrikel dibawahnya.
Katup antara atrium danventrikel membuka serta menutup secara pasif sesuai
perubahan tekanan dalam bilik. Katup membuka saat tekanan dalam atrium lebih
besar dari pada ventrikel. Saat systole ventricular (kontraksi), tekanan di ventrikel
naik melebihi atrium dan katup menutup,mencegah aliran balik ke jantung.

4. Aliran darah ke jantung


Dua vena besar tubuh vena kava superior dan inverior, memompa darah ke atrium
kanan. Darah melalui katup tricuspid masuk ke ventrikel kanan, dan dari ventrikel
kanan dipompa untuk masuk ke arteri pulmonalis atau trunkus ( satu-satunya arteri
yang membawa darah miskin oksigen ). Lubang arteri pulmonalis dijaga oleh katup
pulmonalis, yang dibentuk oleh katup tricuspid semilunar. Katup ini mencegah aliran
balik darah ke ventrikel kanan saat otot ventrikel relaksasi. Setelah meninggalkan
jantung, arteri pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri, yang
membawa darah vena ke dalam paru dimana pertukaran gas terjadi yaitu
karbondioksida di ekskresikan dan oksigen diabsorbsi.

5
Dua vena pulmonalis dari tiap paru membawa darah yang kaya oksigen kembali
ke atrium kiri. Kemudian darah mengalir melalui katup mitral masuk ke ventrikel kiri
dan dari sini darah dipompa ke aorta, arteri pertama dari sirkulasi umum. Pintu aorta
dijaga oleh katup aortic, yang dibentuk oleh katup tricuspid semilunar.
Dari rangkaian peristiwa ini dapat dilihat bahwa darah melewati sisi kanan masuk
ke sisi kiri jantung melalui paru, atau sirkulasi pulmonal. Akan tetapi, harus diingat
bahwa atrium berkontraksi pada waktu yang sama dan hal ini diikuti oleh kontraksi
simultan kedua ventrikel.
Lapisan dinding otot atrium lebih tipis daripada ventrikel. Hal ini sesuai dengan
beban kerja yang mereka lakukan, atrium biasanya dibantu oleh gravitasi, mendorong
darah hanya melalui katup atrio ventrikuar ke ventrikel, dimana ventrikel secara aktif
memompa darah ke paru dan keseluruh tubuh.
Trunkus pulmonas keluar meninggalkan jantung dari bagian atas ventrikel kanan
dan aorta keluar meninggalkan jantung dari bagian atas ventrikel kiri.

5. Suplai darah ke jantung


Jantung diperdarai oleh darah arteri, yaitu arteri koronaria kanan dan kiri, yang
bercabang dari aorta dengan segera ke bagian distal katup aortic. Arteri koronaria
menerima sekitar 5% darah yang dipompa dari jantung. Arteri koronaria terlihat
melintasi jantung, pada akhirnya membentuk jaringan kapiler yang halus.
Sebagian besar darah vena dikumpulkan ke sebagian vena kecil yang bergabung
membentuk sinus koroner, yang terbuka hingga ke atrium kanan. Sisanya langsung
melewati bilik jantung melalui saluran vena kecil.

6
6. Saraf yang mempersarafi jantung
Selain impuls intrinsik yang dibangkitkan dalam system konduksi, jantung
dipengaruhi oleh saraf autonom yang berasal dari pusat vascular di medulla
oblongata. Saraf autonom ini terdiri atas saraf simpatis dan parasimpatis, yang
kerjanya berlawanan.
Saraf vagus (parasimpatis) mempersarafi terutama otot atrium, serta nodus SA dan
AV. Stimulasi saraf parasimpatis mengurangi laju impuls yang dihasilkan sehingga
mengurangi laju dan gaya denyut jantung.
Saraf simpatis mempersarafi nodus SA dan AV serta miokardium atrium dan
ventrikel. Stimulus saraf simpatis meningkatkan laju dan gaya denyut jantung.
7. System konduksi jantung
Jantung memiliki system intrinsik, yakni otot jantung secara otomatis terstimulasi
untuk berkontraksi tanpa perlu stimulasi eksternal, hal ini disebut autoritmesitas.
Sebagian sel neuromuscular khusus dalam miokardium menginisiasi dan
mengonduksi impuls sehingga kontraksi otot jantung terkoordinasi dan sinkron.
Nodus sinoatrial( nodus SA ). Massa sel khusus berukuran kecil ini terletak
didinding atrium kanan dekat pintu/lubang vena kava superior. Nodus SA adalah
pacemaker jantung karena nodus ini normalnya menginisiasi impuls semakin lebih
cepat daripada kelompok sel neuromuscular lainnya. Bangkitan nodus SA
menyebabkan kontraksi atrium.
Nodus atrioventrikuar ( nodus AV ). Massa jaringan neuromuscular yang kecil ini
berada di septum atrium dekat katup atrioventrikuler. Normalnya, impuls nodus AV
yang tiba melalui atrium dan berasal dari nodus SA. Terdapat keterlambatan disini,
sinyal listrik memerlukan 0,1 detik untuk melewati ventrikel. Hal ini memungkinkan
atrium menyelesaikan kontraksi sebelum ventrikel berkontraksi.

7
Nodus AV juga memiliki fungsi pacemaker kedua dan mengambil alih peran ini
jika terdapat masalah dengan nodus SA sendiri atau disertai transmisi impuls dari
atrium. Akan tetapi, laju bangkitan intrinsik lebih lambat daripada laju bangkitan yang
diatur nodus SA.
Berkas antrioventrikular ( berkas AV atau berkas HIS ). Berkas HIS merupakan
massa serat khusus yang berasal dari nodus AV. Berkas HIS menyeberangi cincin
fibrosa yang memisahkan atrium dan ventrikel kemudian, diujung atas septum
ventrikel, berkas bercabang menjadi cabang berkas HIS kanan dan kiri. Dalam
miokardium ventrikel, cabang ini bercabang menjadi serat- serat halus, yang disebut
serat purkinje. Berkas HIS,cabang berkas HIS, dan serat purkinje menghantarkan
impuls listrik dari nodus AV ke apeks miokardium dimana dimulai kontraksi
gelombang ventricular, selanjutnya bergerak keatas dan keluar, memompa darah ke
arteri pulmonalis dan aorta.

C. Elektrofisiologi sel otot jantung


Menurut Titi (2012), sel otot jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya
bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negative. Perbedaan potensial muatan
melalui membrane sel ini kira-kira -90 milivolt.
Ada 3 ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu kalium,
natrium dan kalsium. Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya
ion natrium dengan cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga menyebabkan muatan
dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan muatan luar sel.

8
Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan DEPOLARISASI.
Setelah depolarisasi, terjadi pengembalian muatan ke keadaan semula proses ini
dinamakan REPOLARISASI. Seluruh proses tersebut disebut AKSI POTENSIAL.
Menurut Surya (2016), aksi potensial dibagi dalam 5 fase sesuai dengan
elektrofisiologi yang terjadi, yaitu :
Fase 0
Depolarisasi cepat ( fast sodium channel ): terjadi pemasukan cepat Na+ dari luar
sel ke dalam sel melalui saluran Na+, ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak
lambat masuk ke dalam sel melalui saluran Ca++. Sel akan terdepolarisasi dan
dimulailah kontraksi jantung ditandai dengan kompleks QRS pada elektrokardiogram
(EKG). Selanjutnya terjadi repolarisasi segera yang terdiri dari 3 fase ( fase 1,2,3)
Fase 1
Repolarisasi dini : saluran Na+ akan menutup sebagian sehingga memperlambat
aliran Na+ ke dalam sel. Pada saat bersamaan, Cl- masuk ke dalam sel dan K+ keluar
melalui saluran K+, alhasil terjadi penurunan jumlah ion positif dalam sel yang
menimbulkan gelombang defleksi negative kecil pada kurva potensial aksi.
Fase 2
Fase plateau : terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca++,
ion K+ terus keluar dari sel melalui saluran K+. Fase ini ditandai dengan segmen ST
pada EKG.
Fase 3
Repolarisasi cepat akhir : terjadi downslope potensial aksi dan K+ bergerak cepat
keluar sel. Saluran Ca++ dan Na+ tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bias masuk
kedalam sel. Pengeluaran cepat K+ menyebabkan suasana elektrik di dalam sel
menjadi negative. Hal ini menjelaskan terjadinya gelombang T (repolarisasi ventrikel)
pada EKG.Jika saluran K+ dihambat, terjadi pemannagna potensial aksi.
Fase 4
Resting membrane potensial : kembali pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai
banyak didalam sel serta K+ banyak diluar sel. Pompa Na+ K+ akan diaktivasi untuk
mengeluarkan Na+ dan memasukkan K+ ke dalam sel. Jantung mengalami polarisasi
( siap untuk stimulus berikutnya ).

9
Mekanisme potensial aksi menjadi kontraksi otot jantung (eksitasi-kontraksi) adalah :
1. Kalsium ekstrasel masuk ke sitosol melalui tubulus T, mengaktifkan pelepasan
banyak kalsium dari reticulum sarkoplasma yang kemudian berikatan dengan
Troponin-C
2. Dengan aktifnya Troponin-C, Tropomiosin bergeser dan membuka tempat
perlekatan aktin-miosin.
3. Myosin head diaktifkan oleh ATP (terhidrolasi menjadi ADP) dan organic fosfat
sehingga menempel ke aktin (cross bridge formation)
4. Dengan aktifnya myosin head ini, akan menggeser miofilamen sehingga sarkomer
memendek (kontraksi dimulai)
5. ADP dan organic fosfat terlepas dari myosin head sehingga ikatan aktin-miosin
terlepas.
6. Pengikatan kembali ATP dan organic fosfat memulai kembali siklus cross bridge
berikutnya.
D. Sandapan EKG
Menurut Surya (2016), untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-
elektroda dikulit pada tempat-empat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting
diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat 2 jenis sandapan (“Lead”) pada EKG :
1. Sandapan Bipolar

Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam


perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka
romawi I, II, dan III.
a. Sandapan I

10
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA),
dimana tangan kanan bermuatan negative (-) dan tangan kiri bermuatan positif
(+). Membentuk sudut 00
b. Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF),
dimana tangan kanan bermuatan negative (-) dan kaki kiri bermuatan postif
(+). Membentuk sudut 600
c. Sandapan III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana
kaki kiri bermuatan negative (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+).
Membentuk sudut 1200
Ketiga sandapanini dapat digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi,
yang lazim disebut segitiga EINTHOVEN.

2. Sandapan Unipolar

Sandapan unipolar ini dibagi 2 yaitu sandapan unipolar ekstrimitas dan


unipolar prekordial.
a. Sandapan unipolar ekstremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstrimitas, elektroda
eksplorasi diletakkan pada ekstrimitas yang akan diukur. Gabungan pada
elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain membentuk elektroda
indiferen (potensial 0) yaitu sandapan aVR, sandapan aVL,sandapan aVF.
- Sandapan aVR

11
Merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan
kanan bermuatan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri membentuk
elektroda indiferen.
- Sandapan aVL
Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan
kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk
elektroda indiferen.
- Sandapan aVF
Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri
bermuatan positif (+), tangan kanan dan tangan kiri membentuk
elektroda indiferen.

b. Sandapan unipolar prekordial


Merekam besar potensial listrik jantung dengan elektroda eksplorasi
yang ditempatkan dibeberapa tempat dinding dada.Elektroda indiferen
diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas.
Letak sandapan :
V1 : Ruang interkostal IV garis sternal kanan
V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3 : pertengahan antara V2 dan V4
V4 : Ruang interkostal V garis midklavikula kiri

12
V5 : Sejajar V4 garis aksila depan
V6 : Sejajar V5 garis aksila tengah
Umumnya perekaman EKG lengkap dibuat 12 sandapan (Lead), akan
tetapi pada keadaan terentu perekaman dibuat sampai V7, V8 dan V9 atau
V3R sampai V4R.

E. Kertas EKG
Menurut Titi (2012), kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis
horizontal dan vertical dengan jarak 1 mm (sering disebut sebagai kotak kecil). Garis
yang lebih tebal terdapat pada setiap 5mm (disebut kotak besar).
Garis horizontal menggambarkan waktu,dimana 1 mm = 0,04 detik, sedangkan 5 mm
= 0,20 detik.
Garis vertical menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 miliVolt, sedangkan setiap
10 mm = 1 milivolt.
Pada praktek sehari-hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 mm/detik. Kalibrasi
yang biasanya dilakukan adalah 1 miliVolt, yang menimbulkan defleksi 10 mm. Pada

13
keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm atau
diperkecil yang akan menimbulkan defleksi 5 mm. Hal ini harus dicatat pada saat
perekaman EKG sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang
membacanya.

F. Menentukan Frekuensi
Cara menentukan frekuensi melalui gambar EKG :
1. Irama reguler
300
a.
jumlahkotakbesarantaraR−R
1500
b.
jumlahkotakkecilantaraR−R
2. Irama Irreguler
a. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10
b. Ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 5.
(Diklat PJT-RSCM, 2014)
G. Kurva EKG
Menurut Surya (2016), kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada
atrium dan ventrikel. Proses listrik ini terdiri dari :
1. Depolarisasi atrium
2. Repolarisasi atrium
3. Depolarisasi ventrikel
4. Repolarisasi ventrikel
Sesuai dengan listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal memperlihatkan 3
proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikeldan repolarisasi ventrikel.

14
Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG, karena disamping intensitasnya
kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan depolarisasi ventrikel yang
mempunyai intensitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,
Q, R, S dan Tserta kadang terlihat gelombang U. Selain itu juga ada beberapa interval dan
segmen EKG.

a. Gelombang P
Berhubungan dengan sistol arium (depolarisasi atrium), merupakan
gelombang pertama siklus jantung. Setengah gelombang P pertama terjadi karena
stimulasi atrium kanan serta bentuk downslope berikutnya terjadi karena stimulasi
atrium kiri. Gelombang P yang normal :
- Lembut dan tidak tajam
- Durasi normal 0,08-0,10 detik
- Tinggi tidaklebih dari 2,5 mm
- Selalu positif di lead II
- Selalu negative di lead AVR
b. Kompleks QRS
Merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel. Kompleks QRS yang
normal :
- Lebar 0,06-0,10 detik
- Tinggi tergantung lead
Kompleks QRS terdiri dari gelombang Q, gelombang R dan gelombang S
- Gelombang Q
Merupakan defleksi negative pertama pada gelombang QRS dan
depolarisasi septum interventrikel yang terativasi dari kiri ke kanan.
Gelombang Q yang normal :
o Lebar kurang dari 0,04 detik

15
o Tinggi/dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R
Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q pathologis
- Gelombang R
Merupakan defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gelombang R
umumnya positif di lead I, II, V5 dan V6. Di lead AVR, V1 dan V2
biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali. Defleksi positif kedua
disebut R’.
- Gelombang S
Merupakan defleksi negative sesudah gelombang R. Di lead AVR dan V1
gelombang S terlihat dalam dan dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama
makin menghilang atau berkurang dalamnya. Defleksi negative kedua
disebut S’.
c. Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Tinggi kurang dari 5 mm
pada sadapan ekstremitas atau 10 mm pada sadapan prekoridal. Umumnya
gelombang T positif di lead I, II, V3-V6 dan terbalik di AVR
d. Gelombang U
Merupakan gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombnag U masihbelum
diketahui namun salah satuteori menyebut gelombang U terjadi karena
repolarisasi serabut purkinje. Bentuk normal bulat, kecil dan amplitude kurang
dari 1,5 mm.
e. Interval PR
Interval PRdiukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang
QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik.
Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya
impuls melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
f. Segmen PR
Dibentuk dari akhir gelombang P sampai dengan awal kompleks QRS dan
merupakan penentu garis isoelektris.
g. Segmen ST
Segmen ST merupakan tanda awal repolarisasi ventrikel kiri dan kanan. Titik
pertemuan antara akhir kompleks QRS dan awal segmen ST disebut J point. Jika J

16
point berada dibawah garis isoelektris disebut depresi J point dan jika diatas garis
isoelektris disebut elevasi J point.
h. Interval QT
Merupakan aktivitas total ventrikel (mulai dari depolarisasi hingga repolarisasi
ventrikel). Diukur mulai awal kompleks QRS hingga akhir gelombang T, durasi
normal tergantung dari umur, jenis kelamin dan denyut jantung. Rata-rata kurang
dari 0,38 detik.
H. Indikasi Pemasangan alat EKG
Berbagai masalah jantung yang dapat didiagnosis dengan EKG, antara lain:
1. Pembesaran jantung
2. Cacat jantung bawaan yang melibatkan sistem kelistrikan jantung
3. Aritmia (irama jantung abnormal - cepat, lambat atau denyutnya tidak teratur)
4. Kerusakan jantung seperti ketika salah satu arteri jantung tersumbat (oklusi
koroner)
5. Suplai darah yang buruk ke jantung
6. Posisi normal dari jantung
7. Peradangan jantung - perikarditis atau miokarditis
8. Serangan jantung selama di ruang gawat darurat atau pemantauan di ruang ICU
(intensive care unit)
9. Gangguan sistem konduksi jantung
10. Ketidakseimbangan kimia darah (elektrolit) yang mengontrol aktivitas jantung.
I. Tanda dan Gejala
Dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG jika pasien mengalami gejala,
seperti :
1. nyeri dada,
2. sesak napas,
3. pusing, pingsan,
4. napas cepat atau detak jantungtidak teratur (palpitasi).
EKG sering dilakukan untuk memantau kesehatan pasien yang telah didiagnosis
dengan masalah jantung, untuk membantu menilai alat pacu jantung buatan atau untuk
memonitor efek dari obat tertentu pada jantung.
Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan EKG, jadi pasien tidak perlu berpuasa
sebelum tes. Tapi harus memberitahukan dokter jika tengah mengonsumsi suatu obat
sebelum melakukan tes EKG, dan juga beritahukan dokter jika memiliki alergi terhadap

17
pita perekat (adhesive tapes) yang mungkin digunakan untuk menempelkan elektroda
dalam pemeriksaan EKG.

J. Komponen Alat
Ada banyak merk alat EKG saat ini, namun saat ini yang akan dibahas adalah alat
EKG Mindray Beneheart 12
1. Symbol-simbol pada alat EKG Mindray Beneheart 12

2. Bagian-bagian alat EKG Mindray Beneheart 12

3
4
2 5

6
1

Keterangan : 8
1. cetakan hasil perekaman
2. tombol on/off

18
3. lampu indicator dari tombol
4. tampilan layar : bentuk gelombang
5. tombol layar sentuh : peralatan yang dikonfigurasi dengan layar sentuh. Tekan tombol
untuk memilih pilihan.
6. Lampu indicator. Tombol ini menyala saat peralatan dihidupkan.Tekan tombol untuk
memilih opsi yang muncul di sisi kanan layar.
7. koneksi USB
8. konektor kabel pasien
9. Keyboard

3
1 2 4 5 6 7

Keterangan :
1. Tempat baterai
2. Koneksi USB
3. Koneksi saluran telepon
4. Koneksi jaringan
5. Analog konektor luar.
6. Sambungan monitor EKG dengan perangkat lain
7. Input daya AC

19
K. Prosedur Penggunaan alat EKG (PT-SHNUR-04-001)
1. Tujuan
Untuk membantu menegakkan diagnosis
2. Dokumen
a. Catatan Perkembangan Terintegrasi
b. Charge form
3. Alat
a. Jelly EKG
b. Kertas tissue
c. Mesin EKG lengkap
d. Elektroda EKG
e. Pisau cukur (bila perlu)
f. Alkohol swab bila perlu
4. Penggunaan alat
a. Cuci tangan
b. Beri tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
c. Amankan lingkungan (tutup pintu/tirai)
d. Pastikan pasien merasa nyaman dan santai
e. Hubungkan mesin EKG dengan panel listrik. Periksa apakah kertas EKG sudah
siap ditempatnya.
f. Hidupkan mesin EKG dengan menekan tombol ON/standby
g. Pilih format record yang dibutuhkan
h. Tekan filter untuk gambaran yang lebih baik
i. Pastikan ukuran gelombang 10mm/mv dan kecepatan gelombang 25 mm/detik
j. Masukkan identitas pasien dengan menekan ID kemudian ikuti petunjuk mesin
EKG

20
k. Buka baju pasien, biarkan tungkai / lengan dan bagian dada terbuka
l. Bersihkan dan keringkan daerah lengan, tungkai dan dada dengan alcohol swab
atau air dan sabun jika berminyak.
m. Cukur rambut bila diperlukan. Oleskan jelly di tungkai dan lengan pasien,
kemudian pasang klip dengan kencang sebagai berikut :
LA ( Left Arm) : lengan kiri
RA ( Right Arm ) : lengan kanan
LL ( Left Leg ) : kaki kiri
RL ( Right Leg) : kaki kanan
Catatan : hindari daerah tonjolan tulang
n. Gunakan jelly pada setiap tempat yang akan dipasang suction cups agar dpat
melekat dengan baik.
o. Posisi suction cups di dada adalah sebagai berikut :
V1 : ruang interkostalis ke 4 batas kanan sternum
V2 : ruang interkostalis ke 4 batas kiri sternum
V3 : pertengahan antara V2 daV4
V4 : ruang interkostalis ke 5, garis mid clavicula
V5 : garis aksilaris anterior, sejajar dengan V4
V6 : garis mid aksilaris, sejajar dengan V4
p. Lakukan penggunaan dan pemeliharaan sesuai pedoman operasional mesin EKG
q. Tekan start dengan menggunakan AUTO, jika diperlukan hasil di print ulang
r. Setelah selesai perekaman
- Lepaskan cups dan elektroda dada
- Bersihkan jelly dengan tissue,tempatkan pasien kembali pada posisi yang
nyaman dan rapikan bajunya
- Matikan mesin EKG
- Rapika alat dankembalikan ketempatnya daam keadaan bersih
- Catat penggunaannya pada buku yang tersedia
- Cuci tangan
- Catat pemakaian alat dlaam charge form
- Dokumentasikan prosedur dalam catatan perkembangan terintegrasi
(integrated Progress Note)
5. Pemeliharaan
a. Bila EKG sudah selesai dipakai,lepaskan modulnya dari alat tersebut

21
b. Bersihkan elektroda EKG dengan air mengalir
c. Keringkan elektroda EKG sebelum disimpan dan simpan di wadah tertutup
d. Pastikan EKG dapat berfungsi dan siap dipakai untuk pasien selanjutnya
e. Pastikan pemeliharaan EKG dan kalibrasi dilakukan secara berkala sesuai dengan
jadwal dari maintenance / Bio Medik
f. Tandan tangani formulir kalibrasi bersama petugas Bio Medik setelah alat
dilakukan kalibrasi
g. Laporkan ke Head Nurse dan bagian maintenance / biomedik bila EKG
mengalami gangguan/ tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya untuk
diperbaiki menggunakan maintenance requet form dan open his modul
h. Kalibrasi dilakukan setiap enam bulan sekali oleh petugas biomedik untuk
preventive maintenance dan dua belas bulan sekali untuk kalibrasi eksternal
L. Diagnosa keperawatan
Menurut SDKI, diagnosa yang mungkin muncul pada saat pemasangan alat EKG adalah
sebagai berikut :
1. Ansietas berhubungan dengan kondisi diagnosis penyakit belum jelas
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Elektrokardiograf adalah alat yang merekam aktivitas listrik sel di atrium dan
ventrikel serta membentuk gelombang dan komplek yang spesifik.Aktivitas tersebut
didapat dengan menggunakan elektroda dikulit yang dihubungkan dengan kabel ke
mesin EKG. Sandapan terdiri dari yang pertama sandapan bipolar yaitu sandapan I,
sandapan II dan sandapan III dan dikenal dengan segitiga Einthoven dan yang kedua
sandapan unipolar yang terdiri dari sandapan unipolar ekstremitas yaitu AVR, AVL
dan AVF serta sandapan unipolar prekordial yaitu V1, V2, V3, V4, V5, V6.
Gelombang P gambaran proses depolarisasi atrium, gelombang QRS gambaran
proses depolarisasi ventrikel, gelombang T gambaran proses repolarisasi ventrikel,
gelombang U timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya,
interval PR cerminan depolarisasi atrium, segmen PR dibentuk dari akhir gelombang
P sampai dengan awal kompleks QRS, segmen ST tanda awal repolarisasi ventrikel
kiri dan kanan, titik pertemuan antara akhir kompleks QRS dan awal segmen ST
disebut J point, interval QT diukur mulai awal kompleks QRS hingga akhir
gelombang T.
B. Saran
1. Bagi perawat
Peningkatan pengetahuan dan berfikir kritis mengenai perekaman EKG sangat
dibutuhkan peran perawat agar dalam penerapannya dapat dilakukan secara
optimal.
2. Bagi Rumah Sakit
Dapat memfasilitasi perawat dalam melakukan perekaman EKG secara optimal
dengan menyediakan lebih banyak literature atau buku-buku terbaru sehingga
dapat mempermudah perawat untuk menambah wawasan dan keterampilan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Wilson dan Ross (2016).Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi.Jakarta : EGC


Nurhayati, Titi (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Harapan Kita
Dharma, Surya (2015).Cara Mudah Membaca EKG.Jakarta : EGC
Baltazar, R.F., (2012). Basic and Bedside Electrocardiography. Baltimore,MD :
Lippincott Williams & Wilkins
Diklat PJT-RSCM (2014). Buku Ajar Keperawatan Kardiologi Dasar Edisi ke Empat.
Jakarta: RSCM.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Tim Pokja SDKI
DPP PPNI
PT-SHNUR-04-001
http://www.medkes.com/2015/09/penegrtian-fungsi-prosedur-elektrokrdiogram-
ekg.html?m=1
http://www.scribd.com/mobile/document/349399093/Beneheart-R12-Operator-s-
Manual-v2-0-En

24

Anda mungkin juga menyukai