Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Di Ruang HEMODIALISA
OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Gagal ginjal kronik atau disebut dengan Chronic Kidney Disease merupakan suatu
penyakit menahun yang bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolism, keseimbangan cairan dan elektrolit.
Sehingga terjadi penigkatan zat sisa metabolisme seperti kreatinin dan uremia di dalam
darah. Gagal ginjal juga dapat dilihat dari laju GFR (glomerulus filtrasi rate) kurang dari
50mL/min.
2. KLASIFIKASI
Gagal ginjal sendiri di klasifikasika menjadi 5 gread berdasarkan perhitungan skor GFR
2. Perempuan
(140-usia)x BB x 0,85 =………..mg/dL
72 x kreatinin serum
Hal ini dapat memberikan pengetahuan seberapa tingkat laju glomerulo filter di
dalam tubuh, jika hasilnya semakin besar maka menunjukkan filter pada ginjal semakin
baik namun jika perolehan setelah menghitu laju glomerulus filter memiliki risiko tingga
terjadinya gagal jantung kronik.
3. ETIOLOGI
Penyebab tersering terjadinya CKD antara lain :
1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sclerosis sistemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal)
6. Penyakit metabolic (diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropatik toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
Menurut Sylvia Anderson (2006) klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik adalah
sebagai berikut :
Adapun secara oragn-organ yang ada di dalam tubuh tanda gejala gangguan ginjal yaitu :
1. Kardiovaskular
Hipertensi
Gagal jantung kongestif
Edema pulmoner
Pericarditis
Piting edema (kaki tangan sacrum)
Edema periorbital
Friction rub pericardial
Pembesaran vena jugularis
2. Dermatologi
Kulit bertambah gelap
Kulit tampak bersisik
Pruritus
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
3. Pulmoner
Krekels
Sputum kental dan liat
Nafas dangkal
Pernapasan kusmaul
4. Gastrointestinal
Anoreksia
Mual
Muntah
Ceguan
Nafas bau ammonia
Ulserasi dan perdarahan mulut
Konsipasi dan diare
Perdarahan saluran cerna
5. Neurologi
Tidak bisa konsentrasi
Kelemahan dan keletihan
Konfusi/ perubahan tingkat kesadaran
Disorientasi
Kejang
Rasa panas pada telapak kaki
Perubahan prilaku
6. Musculoskeletal
Kram otot
Kekuatan otot lemah atau hilang
Kelemahan pada tungkai
Fraktur tulang
Foot drop
7. Reproduktif
Amenore
Atrofi testikuler
6. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik menurut Baughman (2000) dapat dilihat dari berbagai fungsi sistem
tubuh yaitu :
1. Manifestasi kardiovaskuler : hipertensi, pitting edema, edema periorbital,
friction rub pericardial, pembesaran vena leher, gagal jantung kongestif,
perikarditis, disritmia, kardiomiopati, efusi pericardial, temponade pericardial.
2. Gejala dermatologis/system integumen : gatal-gatal hebat (pruritus), warna kulit
abu-abu, mengkilat dan hiperpigmentasi, serangan uremik tidak umum karena
pengobatan dini dan agresif, kulit kering, bersisik, ecimosis, kuku tipis dan rapuh,
rambut tipis dan kasar, memar (purpura).
3. Gejala gastrointestinal : nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan pada
mulut, anoreksia, mual, muntah dan cegukan, penurunan aliran saliva, haus, rasa
kecap logam dalam mulut, kehilangan kemampuan penghidu dan pengecap,
parotitis dan stomatitis, peritonitis, konstipasi dan diare, perdarahan darisaluran
gastrointestinal. Perubahan neuromuskular : perubahan tingkat kesadaran,
kacau mental, ketidakmampuan berkonsentrasi, kedutan otot dan kejang.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium :
Urin yaitu dilihat dari warna, volume, sedimen, berat jenis, kreatinin dan protein
di dalam urin
Darah yaitu dilihat dari serelogi atau kimia darah seperti :
o BUN/ kreatinin
o Hitung darah lengkap
o Sel darah merah
o Natrium serum
o Kalium
o Magnesium fosfat
o Protein
o Osmolaritas serum
Pemeriksaan radiologi
Piolegrafi intravena
o Menunjukkan pelvis ginjal dan ureter
o Pielografi retrograde
o Dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversible
o Arteriogram ginjal
o Menkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular massa
Sistouretrogram berkemih untuk melihat ukuran kandung kemih dan refluks
kedelam ureter
Ultrasono ginjal adanya massa, kista dan obstruksi saluran kemih
Biopsy ginjal menentukan jaringan sel untuk diagnosis histologis
Endoskopi ginjal nefroskopi
EKG dimana dapat dilihat dari pergerakan irama jantung untuk melihat asam
basa pada jantung .
8. PENATALAKSANAAN
1. Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang
serius, seperti hyperkalemia, pericarditis dan kejang. Pericarditis memperbaiki
abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein dan natrium dapat
dikonsumsi secara bebas, menghilangkan kecendrungan perdarahan dan
membantu penyembuhan luka.
2. Penanganan hyperkalemia
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan permasalahn yang utama pada
gagal ginjal dimana dapat memperburuk kondisi seseorang seperti tekanan
osmosis, osmolaritas hingga asidosis metabolic dapat terjadi
3. Mempertahankan keseimbangan cairan proses mempertahankan keseimbangan
cairan didasrkan pada berat badan harian, dimana pengukuran tekanan darah
vena central, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilag, tekanan darah dan
status klinis klien.
4. Penggunaan obat-obatan dimana obat-obat jenis ini digunakan untuk
meningkatkan urinary, alumunium hidroksida untuk terapi hiperfosfat,
antihipertensi serta diberikan obat untuk menstimulasi produksi red blood
cell
5. Transpalansi ginjal.
9. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan
1. Hyperkalemia
2. Perikasrditis
Perikarditis dapat terjadi dan lebih besar kemungkinan terjadinya jika kadar ureum
atau fosfat tinggi atau terdapat hiperparatiroidisme sekunder yang berat. Kelebihan
cairan dan hipertensi dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri atau kardiomiopati
dilatasi. Fistula dialysis arteriovena yang besara dapat menggunakan proporsi curah
jantung dalam jumlah besar sehingga mengurangi curah jantung yang dapat
digunakan oleh bagian tubuh yang tersisa.
3. Hipertensi
Penyakit vascular merupakan penyebab utama kematian pada gagal ginjal kronik.
Pada pasien yang tidak menyandang diabetes, hipertensi mungkin merupakan faktor
risiko yang paling penting. Sebagaian besar hipertensi pada penyakit ginjal kronik
disebabkan hipervolemia akibat retensi natrium dan air. Keadaan ini biasanya tidak
cukup parah untuk bisa menimbulkan edema, namun mungkin terdapat ritme
jantung tripel. Hipertensi seperti itu biasanya memberikan respons terhadap
restriksi natrium dan pengendalian volume tubuh melalui dialysis. Jika fungsi ginjal
memadai, pemberian furosemid dapat bermanfaat
4. Anemia
Anemia pada penyakit ginjal kronik disebabkan oleh produksi eritropoietin yang
tidak adekuat oleh ginjal dan diobati dengan pemberian eritropoietin subkutan atau
intravena. Hal ini hanya bekerja bila kadar besi, folat, dan vitamin B12 adekuat dan
pasien dalam keadaan baik. Sangat jarang terjadi, antibodi dapat terbentuk melawan
eritropoietin yang diberikan sehingga terjadi anemia aplastic.
5. Penyakit tulang
L o n g , B . C . E s s e n t i a l o f m e d i c a l – s u r g i c a l n u r s i n g : A n u r s i n g p r o c e s s approach.
Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996( Buku asli diterbitkan tahun 1989 )
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical–surgical nursing. 8th
Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000(Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical – surgical nursing. Alih bahasa: Setyono, J. Jakarta: Salemba
Medika; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun1999)
P r i c e , S . A . & W i l s o n , L . M . P a t h o p h y s i o l o g y : C l i n i c a l c o n c e p t o f d i s e a s e processe
s. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992)
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G
Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC