DISUSUN OLEH :
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tahap-tahap dan proses HACCP
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengaplikasikan tahap-tahap dan mengidentifikasi HACCP di
lapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara teoritis ada tujuh prinsip dasar penting dalam penerapan sistem HACCP pada
industri pangan seperti yang direkomendasikan baik oleh NACMCP (National Advisory
Committee on Microbilogical Criteria for Foods, 1992) dan CAC (Codex Alintarius
Commission, 1993). Ketujuh prinsip dasar penting HACCP yang merupakan dasar filosofi
HACCP tersebut adalah:
Titik Kendali Kritis (Critical Control Point = CCP) Setiap titik, tahap atau prosedur
pada suatu sistem produksi makanan yang jika tidak terkendali dapat
mengakibatkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan atau setiap titik, tahap atau
prosedur yang jika dikendalikan dengan baik dan benar dapat mencegah,
menghilangkan atau mengurangi adanya bahaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 1. Identifikasi kondisi Industri Rumah Tangga (Burjo) terhadap pelaksanaan SSOP
No. Aspek SSOP Penyimpangan
1 Keamanan Air Pemilihan sumber air dari PAM yang tidak
disaring untuk digunakan sebagai perebusan
kacang hijau dan santan.
2 Pencegahan kontaminasi silang Produk berpotensi terjadi kontaminasi dari
pekerja.
3 Pemberantasan Hama Tidak ada penghalang atau pelindung dalam
mencegah serangga masuk ke dalam ruang
produksi
Analisis masalah juga dilakukan terhadap proses produksi yang dilakukan oleh
Industri Rumah Tangga (Burjo), untuk menilai praktek pembuatan yang telah dilakukan
didasarkan pada standar Good Manufacture Practice (GMP). Kondisi Industri Rumah Tangga
(Burjo) dilihat berdasar standar GMP, ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Identifikasi penyimpangan aspek GMP pada produksi bubur kacang ijo.
No. Aspek GMP Penyimpangan Kategori
1 Lokasi Tempat produksi berdekatan langsung Mayor
dengan jalan kecil (gang)
2 Bangunan a. Lantai dengan dinding membentuk Serius
sudut siku-siku, sehingga sulit untuk
dilakukan pembersihan
b. Pintu ruangan dan ventilasi tidak Serius
memiliki tirai atau kasa
3 Pekerja Pekerja tidak menggunakan penutup Serius
kepala, masker, dan sarung tangan
dalam melakukan proses produksi
4 Penyimpanan Penyimpanan produk dengan Minor
menggunakan panic yang berbahan
dasar stainless stell.
5 Pemeliharaan dan Debu dan asap dapat masuk Serius
program sanitasi dikarenakan pintu dan ventilasi selalu
terbuka
6 Dokumentasi dan Tidak memiliki dokumentasi dan Serius
pencatatan pencatatan yang lengkap dan teratur
mengenai kegiatan kebersihan, dan
ketentuan lain yang berkaitan dengan
produksi
7 Pelatihan Pekerja tidak memiliki pelatihan Serius
terfokus terhadap GMP
Keterangan:
Minor : Tingkat penyimpangan yang kurang serius dan tidak menyebabkan risiko terhadap
kualitas keamaan pangan produk
Mayor : Tingkat penyimpangan yang dapat menyebabkan risiko terhadap kualitas keamanan
produk
Serius : Tingkat penyimpangan yang serius dan dapat menyebabkan risiko terhadap kualitas
makanan produk pangan dan segera ditindaklanjuti
Kacang Hijau
Dikeringkan
Ditimbang
Distribusi
3. Identifikasi Mutu dan Keamanan Pangan
1. Identifikasi bahaya dan cara pencegahan pada bahan
Bahan mentah/
Bahaya
NO ingredient/bahan Jenis Bahaya Cara pencegahan
(B(M)/K/F)
tambahan
1. Kacang Hijau M Kutu, dan ulat Melakukan
penyortiran dengan
menggunakan indera
penglihatan.
K Insektisida dan Melakukan
fungisida pengecekan saat
penerimaan bahan
sesuai spesifikasi dan
standart SNI,
menggunakan indra
penglihatan dan
penciuman serta
dibantu dengan
peralatan dan cara
yang diperbolehkan.
F Kerikil, pasir, Melakukan
tanah, potongan- pengecekan saat
potongan/sisa penerimaan bahan
batang daun, kulit sesuai, penyortiran
polong, biji-bijian dengan cara manual
lain yang bukan (indera penglihatan)
kacang hijau sesuai spesifikasi
2. Gula B Semut Penyimpanan ditempat
kering dan wadah
tertutup
5. Distribusi - - -
Keterangan:
M: Bahaya Mikrobiologi B: Bahaya Biologi
K: Bahaya Kimia F: Bahaya Fisik
- : Produk langsung di konsumsi ditempat saat penyajian
9. Penetapan Verifikasi
No Kegiatan Pemantauan Penyimpangan Tindakan Koreksi
1. Penerimaan Terdapat beberapa kerikil Menyortir
batu diantara kacang hijau kembali kacang
hijau dengan
menggunakan
indera
penglihatan
2. Persiapan bahan Kontaminan dari penjamah Pekerja
menggunakan
APD (masker,
sarung, dll)
3. Pengolahan Kontaminasi dari tenaga Menggunakan
pengolah dan alat yang APD dengan benar
digunakan dalam
pengolahan dan
Penggunaan APD yang
tidak lengkap seperti
masker dan sarung tangan
4. Pemorsian Petugas tidak Pekerja harus
menggunakan APD dengan menggunakan
benar APD lengkap dan
benar
kontaminasi udara karena Menggunakan
wadah tidak menggunakan wadah tertutup
tutup dan dibersihkan
sebelum dan
setelah digunakan
5. Distribusi Kontaminasi melalui udara Menggunakan
Penyajian pada saat pendistribusian wadah tertutup,
dibersihkan
sebelum dan
setelah digunakan
1.1 Bahan
Setelah melakukan observasi dan wawancara penjual bubur kacang hijau,
menu bubur kacang hijau di Burjo Margosari dijadikan bahan observasi HACCP.
Observasi dilakukan tanggal 23-26 Juli 2018. Bubur Kacang Hijau merupakan salah
satu menu lauk nabati yang sering dikonsumsi masyarakat dan disediakan di
beberapa kalangan Industri Rumah Tangga (Burjo). Bahan-bahan dalam pembuatan
bubur kacang hijau yaitu: kacang hijau, gula, santan dan air. Bahan pangan nabati
merupakan sumber utama bakteri penyebab infeksi dan intoksikasi yang rentan
mengalami kontaminasi oleh bahaya fisik, biologi, maupun kimia. Bahan utama yang
digunakan pada resep bubur kacang hijau adalah kacang hijau.
Bubur kacang hijau adalah salah satu lauk nabati dengan bahan dasar
kacang hijau yang sudah direbus dan diolah menggunakan beberapa bahan lainnya
seperti gula, santan, dan susu. Proses memasaknya dengan merebus kacang hijau
terlebih dahulu bersama dengan gula pasir sampai matang dan menjadi bubur,
kemudian masukkan santan kedalam 1 mangkok bubur kacang ijo yang sudah
matang dan terakhir susu kental manis.
1.2 Proses
Berdasarkan observasi dan wawancara di Burjo Margosari mengenai pengolahan
bubur kacang hijau di Burjo Margosari diketahui dari penerimaan bahan, persiapan,
pengolahan, pendistribusian, dan penyajian. Penerapan HACCP dalam proses
tahapan prosedur pembuatan bubur kacang hijau sebagian sudah menerapkan
HACCP, akan tetapi ada beberapa tahapan yang kurang memperhatikan prinsip
HACCP secara detail.
a. Tahap Penerimaan
Pada tahap penerimaan semua proses penerimaan bahan pangan sesuai dengan
spesifikasi dan standar sni.
b. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, bahan-bahan dan bumbu yang digunakan sudah siap
untuk diolah. Pada proses persiapan, petugas perlu memperhatikan kebersihan diri
dengan mencuci tangan sebelum melakukan persiapan bahan maupun alat.
Kebersihan alat juga perlu diperhatikan dengan mencuci alat sebelum dan setelah
menggunakan. Petugas perlu menggunakan APD lengkap untuk mengurangi resiko
kontaminasi dari penjamah terhadap bahan yang sudah di siapkan.
c. Tahap Pengolahan
Pada tahap pengolahan, petugas tidak menggunakan APD lengkap untuk
meminimalisir resiko kontaminasi dari penjamah. Hal itu juga terjadi pada saat
pengolahan, petugas tidak menggunakan masker dan juga sarung tangan.
Kontaminasi dapat terjadi jika dari tenaga pengolah dan alat yang digunakan dalam
pengolahan dan Penggunaan APD yang tidak lengkap seperti masker dan sarung
tangan Menggunakan APD dengan benar.
d. Tahap Pemorsian
5.2 Kesimpulan
Penerapan HACCP pada proses tahapan pembuatan bubur kacang hijau sudah
dilakukan dengan standar penyelenggaraan makanan, tahap pengolahan,
pemorsian, distribusi, dan penyajian merupakan CCP.
5.3 Saran
Peningkatan dan ketaatan hygine pada setiap tahapan proses produksi untuk
mengurangi dan mencegah terjadinya cemaran.
Memantau kualitas bahan makanan dari tempat penyimpanan agar sesuai dengan
spesifikasi dan standar penyelenggaraan makanan.
Pendistribusian harus lebih diperketat dengan penggunaan wadah-wadah yang
tertutup.
Memantau tenaga kerja agar menggunakan APD dengan benar
DAFTAR PUSTAKA