yang mendeskripsikan seperti apa cara pemerintah menjalani suatu kehidupan. Adanya sistem ini
sangat membutuhkan yang namanya penyesuaian keadaan negara dengan apa yang sedang
diinginkan oleh rakyatnya.
Setiap masing-masing sistem pemerintahan mempunyai kekurangan dan juga kelebihan masing-
masing, sebuah karakter juga termasuk kedalam perbedaan, yang mana perbedaan itu memastikan
bahwa keadaan dari negara tersebut dapat berjalan dengan lancar yang akan ditemani dengan
sistem pemerintahan tersebut.
Setiap negara yang ada di muka bumi mempunyai sistem pemerintahan yang berbeda-beda dan
berbagai macam ragam sistem pemerintahan, dibedakannya sistem ini dikarenakan ada bagian-
bagian sistem tersendiri yang terbagi menjadi beberapa bagian sistem yang berbeda. Salah satunya
bagian dari sistem tersebut ialah seperti dibawah ini:
Untuk kalian yang belum mengetahui tentang apa saja macam-macam dari sistem pemerintahan,
maka janganlah merasa khawatir. Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit berbagi ilmu yang
membahas tentang sistem pemerintahan, yang mana mengetahui tentang sistem pemerintahan ini
sangat penting sekali.
Tak usah banyak cakap lagi langsung saja kita simak pembahasan dibawah ini, mari kita langsung
awali saja pembahasan ini dengan membahas tentang …
Seperti halnya dengan bagian-bagian yang membangun suatu negara serta berfungsi dengan baik,
pertahanan, politik, menjaga keseimbangan pemerintahan, ekonomi, dan berbagai macam bagian-
bagian sistem pemerintahan lainnya yang membangun suatu negara yang baik.
Sistem kongresional atau sistem presidensial, ialah suatu sistem pemerintahan negara yang mana
kedudukan atau kekuasaan eksekutif dipilih melewati pemilu dan juga akan terpisah dari
kedudukan legislatif.
Sistem parlementer ialah suatu sistem pemerintahan yang mana seorang parlemennya mempunyai
kewajiban penting didalam pemerintahan, dalam persoalan ini suatu parlemen mempunyai hak
untuk mengankat atau melantik perdana menteri serta parlemen juga bisa memerosokkan suatu
pemerintahan, yakni dengan menggunakan cara mengeluarkan seperti mosi.
Apabila mengulas tentang sistem-sistem dari pemerintahan, maka biasanya didalam pembahasan
tersebut akan membicarakan atau mendiskusikan tentang pembagian-pembagian kedudukan dan
juga hubungan komunikasi antar masing-masing lembaga yang mengadakan kepentingan seluruh
masyarakat.
Biasanya sistem-sistem dari pemerintahan ini bisa di definisikan sebagai sebuah aturan utuh yang
terbentuk dari bagian-bagian yang bekerja untuk saling ketergantungan satu sama lain serta
sangat juga berpengaruh ketika menggapai tujuan-tujuan dan juga fungsi dari pemerintahan
sendiri.
Jadi inti kesimpulan dari sistem pemerintahan itu ialah sistem yang dikuasai oleh pemerintah dan
dipakai juga oleh pemerintahan guna untuk mengatur pemerintahan yang ada didalam negaranya.
Berikut dibawah ini macam-macam dari sistem yang dimiliki oleh pemerintahan yang harus kalian
pelajari:
Sistem Presidensial
korpri.online
Sistem presidensial atau biasa disebut juga sebagai sebutan sistem kongresional, ialah sistem
pemerintahan negara yang mana kedudukan ekskutif ditentukan melewati pemilu (pemilihan
umum) serta terpisah dari kedudukan legislatif. Sistem presidensial ini memiliki tiga bagian penting,
diantaranya ialah:
Secara keseluruhan presiden menjadi atau menjabat sebagai pimpinan negara serta
pimpinan dari seluruh pemerintahan. Didalam kepemimpinannya, presiden pun melantik
pejabat-pejabat pemerintahan lainnya yang mana pejabat pemerintahan tersebut ada kaitan
didalamnya.
Presiden patut memiliki jaminan untuk mempunyai kewenangan legislatif oleh UUD ataupun
konstitusi.
Presiden ini dipilih oleh seluruh rakyat.
Sesudah presiden digeserkan oleh pelanggaran-pelanggaran tertentu yang dilanggar oleh presiden
tersebut, umumnya yang akan menggantikan kedudukan dari presiden itu ialah wakil dari presiden
sendiri.
Sistem presidensial ini tidak hanya meletakkan posisi presiden sebagai pusat dari kedudukan
eksekutif, akan tetapi sistem presidensial meletakkan presiden sebagai kedudukan negara yang
secara otomatis menjadikan presiden itu sebagai pimpinan atau kepala negara.
Berikut dibawah ini ada beberapa bagian dari ciri-ciri sistem presidensial yang harus kalian ketahui:
Bagian pelaksana kekuasaannya akan lebih seimbang, karena tidak akan tergantung
terhadap parlemen.
Masa kedaulatan yang dilewati oleh bagian pelaksana lebih detail dalam kurun waktu
tertentu.
Masa pemilu (pemilihan umum) yang lebih detail (jelas).
Ketika sedang pembentukan program atau sistem kerja menteri/kabinet akan gampang
disetarakan dengan kurun waktu pada masa jabatan.
Legislatif bukanlah wadah untuk pengaderan kedudukan-kedudukan pelaksana karena
dapat diisi oleh orang bagian luar yang tergolong anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Presidensial
Selain dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sistem presidensial, sistem pemerintahan
persidensial juga mempunyai kekerungan-kekurangan didalam sistem itu sendiri. Lantas setelah
selesai membahas tentang kelebihan dari sistem presidensial dan telah mengetahui kelebihan yang
dimilikinya, saya jadi penasaran akan kekurangan yang dimiliki oleh sistem presidensial ini.
Apa saja kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh sistem presidensial ini? Berikut dibawah ini ada
beberapa bagian dari kekurangan yang dimiliki oleh sistem presidensial:
Sistem Parlementer
wikimedia.org
Apa itu sistem parlementer? Sistem parlementer ialah suatu sistem pemerintahan yang mempunyai
tanggung jawab atau kewajiban penting yang berfungsi didalam sebuah pemerintahan. Sistem-
sistem yang paling dominan dipakai untuk sistem pemerintahan yang berada di seluruh dunia.
Didalam sistem parlemen ini mempunyai kekuasaan untuk mengangkat atau melantik perdana
mentri, selain dari mengangkat atau melantik perdana mentri. Sistem parlemen juga mempunyai
kekuasaan untuk menjatuhkan kedudukan perdana mentri.
Dipimpin oleh perdana menteri sebagai ketua atau kepala pemerintahan, sementara untuk
kepala atau pimpinan negara ialah hanya presiden seorang.
Kedudukan pelaksana presiden diutus oleh pihak legislative, sementara presiden sendiri
diutus oleh UU.
Perdana menteri mempunyai kewenangan istimewa untuk melantik dan juga menghentikan
menteri-menteri yang menjadi ketua pemimpin departemen dan non departemen.
Para menteri hanya memiliki rasa tanggung jawab terhadap kedudukan legislative.
Kedudukan eksekutif memiliki rasa tanggung jawa kepada kedudukan legislative.
Kedudukan eksekutif bisa dilengserkan oleh kedudukan legislative.
Selain dari ciri ciri sistem parlementer, saya juga akan sedikit membahas tentang kelebihan serta
kekurangan dari sistem parlementer.
Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk pemerintahan
Bentuk negara adalah pengelompokan negara berdasarkan kriteria distribusi kekuasaan (secara resmi)
antarberbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara.
Ada tiga bentuk negara, yaitu:
a. Negara Kesatuan, yakni negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh atas semua
tingkat pemerintahan yang ada di bawahnya.
b. Negara Federal/Serikat, yakni negara yang kekuasaannya secara formal dibagi menjadidua:
kekuasaan pemerintah pusat federal dan kekuasaan pemerintah negara bagian
c. Negara Konfederasi, yakni bentuk kerjasama negara di mana pemerintah pusat tunduk
pada kedaulatan masing-masing negara anggotanya.
Dilihat dari susunannya, ada dua bentuk negara, yaitu negara yang bersusunan tunggal atau negara kesatuan
(unitaris) dan negara yang bersusunan jamak atau negara serikat (federasi,federalis).
Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak tersusun dari beberapa
negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara. Hanya ada satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang
mempunyai kekuasaan tertinggi di negara itu.
Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu:
a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah tidak memiliki
wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi urusan pemerintaha
b. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di atasnya pada daerah
otonom sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah otonom. Setiap daerah otonom memiliki
pemerintah daerah yang berhak dan berwenang mengurus sendiri urusan pemerintahan. Contoh,
Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi
a. Aristokrasi : pemerintahan yang dipegang sekelompok orang yang dapat mencerminkan rasa
keadilan.
b. Timokrasi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang mengingin kan kemashuran
dan kehormatan
c. Oligarkhi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang dipengaruhi kemewahan atau
harta kekayaan.
d. Demokrasi : pemerintahan yang dipegang oleh rakyat.Tyrani : pemerintahan yang dipimpin oleh
seoarang yang jauh dari rasa keadilan.
Aristoteles :
Berdasarkan kreteria kuantitas (jumlah orang yang memgang kekuasaan) dan kualitas (ditujukan untuk
siapakah pelaksanaan pemerintahan itu), Aristoteles membagi bentuk pemerintahan menjadi :
a. Monarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) yang ditujukan untuk
kepentingan umum. Bentuk monarkhi dapat merosot menjadi Tyrani.
b. Tyrani : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar) yang kekuasaannya
ditujukan untuk kepentingan sendiri.
c. Aristokrasi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh sejumlah/beberapa orang terbaik (misalnya
kaum cerdik pandai atau bangsawan), yang kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan umum.
Bentuk aristokrasi dapat merosot menjadi oligarkhi dan bentuk oligarkhi dapat melahirkan
Plutokrani atau Plutokrasi.
d. Oligarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang, yang kekuasaannya untuk
kepentingan kelompok mereka sendiri.
e. Plutokrani : Adalah pemerintahan yang dijalankan oleh orang–orang kaya untuk kepentingan
mereka sendiri.
f. Polity : Adalah pemerintahan yang dipegang banyak orang, yang pelaksanaan pemerintahannya
ditujukan untuk kepentingan umum.
g. Demokrasi : Adalah pemerintahan yang kekuasaan tertinggi negara dipegang oleh rakyat.
Menurut Aritoteles, bentuk pemerintahan demokrasi merupakan bentuk pemerosotan dari bentuk polity.
Sehingga menurutnya bentuk Monarkhi, Aristokrasi dan Polity merupakan bentuk pemerintahan yang ideal
(terbaik).
Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat Plato, dimana Plato berpendapat bahwa bentuk demokrasi
merupakan bentuk ideal (terbaik) yang dapat merosot menjadi mobokrasi (Okhlokrasi).
Perjanjian-perjainjian Indonesia :
PERJANJIAN BONGAYA
Perjanjian Bongaya tepatnya di Desa Bongaya pada Tanggal 18 November 1667, perjanjian
ini berisi 30 poin yaitu kekalahan Raja Hasanuddin dari Makassar menyerah kepada VOC:
1. Perjanjian Bongaya yang ditandatangani oleh Karaeng Poppa beserta Hindia pada tanggal 19
Agustus 1660, harus diberlakukan pada tanggal 2 Desember 1660.
2. Seluruh pejabat serta masyarakay eropa harus diserahkan ke kepada Laksamana Cornelis
Speelman.
3. Alat, meriam, uang beserta barang yang tersisa dari kapal Walvisch dan Leeuwin harus di
serahkan ke Kompeni.
4. Yang terbukti bersalah membunuh orang belanda harus diadili dengan hukuman setimpal.
5. Raja dan bangsawan makasar pada musim berikutnya harus membayar ganti rugi kepada
kompeni.
6. Bangsa Inggris dan Portugis harus di usir dari Makasar
7. Bangsa eropa tidak diperbolehkan masuk ke Makasar.
8. Hanya Kompeni yang bebas berdagang di Makasar.
9. Kompeni bebas dari bea dan pajak impor ekspor.
10. Rakyat makasar tidak diperbolehkan berlayar kecuali Bali, pantai Jawa, Batavia, Banten,
Jambi, Palembang, Johor, dan juga Kalimantan. Berlayar dengan menggunakan surat izin dari
Komandan Belanda Makasar.
11. Seluruh benteng pantai Makasar harus dihancurkan kecuali Sombaopu.
12. Benteng Ujung Pandang diserahkan kepada Kompeni.
13. Koin Batavia harus berlaku di Makasar.
14. Raja beserta Bangsawan Makasar harus menyerahkan uang dengan nilai seribu budak proa
dan juga wanita.
15. Raja beserta bangsawan makasar tidak mencampuri urusan Bima.
16. Raja Bima dan Karaeng Bontomarannu harus diserahkan ke kompeni.
17. Orang-orang yang diambil dari Sultan Buntung harus dikembalikan.
pihak Kesultanan Mataram yang diwakili oleh Sunan Pakubuwana III, dan kelompok Pangeran Mangkubumi
Berisikan tentang “Pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu wilayah Yogyakarta dan wilayah
Surakarta”.
Poin-poin perjanjian tersebut seperti yang dikemukakan oleh Soedarisman Poerwokoesoemo adalah
sebagai berikut.
Pasal 1
Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan Hamengkubuwana Senapati ing Alaga
Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah di atas separo dari Kesultanan Mataram yang
diberikan kepada beliau dengan hak turun-temurun pada pewarisnya, dalam hal ini Pangeran Adipati
Anom Bendoro Raden Mas Sundoro.
Pasal 2
Akan senantiasa diusahakan adanya kerja sama antara rakyat yang berada di bawah kekuasaan VOC
dengan rakyat kesultanan.
Pasal 3
Sebelum Pepatih Dalem (Rijks-Bestuurder) dan para bupati mulai melaksanakan tugasnya masing-
masing, mereka harus melakukan sumpah setia pada VOC di tangan gubernur. Pepatih Dalem adalah
pemegang kekuasaan eksekutif sehari-hari dengan persetujuan dari residen atau gubernur.
Pasal 4
Sri Sultan tidak akan mengangkat atau memberhentikan Pepatih Dalem dan Bupati sebelum
mendapatkan persetujuan dari VOC.
Pasal 5
Sri Sultan akan mengampuni Bupati yang memihak VOC dalam peperangan.
Pasal 6
Sri Sultan tidak akan menuntut haknya atas Pulau Madura dan daerah-daerah pesisiran yang telah
diserahkan oleh Sri Sunan Pakubuwana II kepada VOC dalam kontraknya tertanggal 18 Mei 1746.
Sebaliknya, VOC akan memberi ganti rugi kepada Sri Sultan sebesar 10.000 real tiap tahunnya.
Pasal 7
Sri Sultan akan memberi bantuan kepada Sri Sunan Pakubuwana III sewaktu-waktu jika diperlukan.
Pasal 8
Sri Sultan berjanji akan menjual bahan-bahan makanan dengan harga tertentu kepada VOC.
Pasal 9
Sultan berjanji akan menaati segala macam perjanjian yang pernah diadakan antara penguasa
Mataram terdahulu dengan VOC, khususnya perjanjian-perjanjian yang dilakukan pada
tahun 1705, 1733, 1743, 1746, dan 1749.
Penutup
Perjanjian ini dari ditandatangani oleh N. Hartingh, W. van Ossenberch, J.J. Steenmulder, C. Donkel,
dan W. Fockens dari pihak VOC.
Perjanjian Salatiga pada 17 Maret tahun 1757
Di salatiga
Perjanjian ini ditandatangani oleh Raden Mas Said, Sunan Paku Buwono III, VOC, dan
Sultan Hamengku Buwono I di gedung VOC yang sekarang digunakan sebagai kantor Wali
kota Salatiga
Berisikan tentang “Pembagian wilayah Surakarta menjadi dua, yaitu wilayah Mangkunegaran dan
wilayah Kasunanan”.
Pemerintah Indonesia diwakili oleh Dr. A. K. Gani, Mr. Susanto Tirtoprojo, Sutan Syahrir dan
Mohammad Roem.
Pemerintah Belanda diwakili oleh Van Pool , Prof. Schermerhorn dan , De Boer.
Pemerintah Inggris, yang berperan sebagai mediator diwakili oleh Lord Killearn.
Belanda mau mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan daerah kekuasaan meliputi
Madura, Sumatera, dan Jawa. Belanda sudah harus pergi meninggalkan daerah de facto tersebut
paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
Belanda dan Republik Indonesia telah sepakat untuk membentuk Negara serikat dengan nama
RIS.
Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI, Timur Besar, dan Kalimantan.
Pembentukan RIS akan dijadwalkan sebelum tanggal 1 Januari 1949.
Belanda dan RIS sepakat untuk membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda
sebagai ketua.
1. Delegasi Indonesia di wakili oleh Amir syarifudin (ketua), Ali Sastroamijoyo, H. Agus Salim,
Dr.J. Leimena, Dr. Coatik Len, dan Nasrun.
2. Delegasi Belanda di wakili oleh R.Abdul Kadir Wijoyoatmojo (ketua), Mr. H..A.L. Van
Vredenburg, Dr.P.J. Koets, dan Mr.Dr.Chr.Soumokil.
3. PBB sebagai mediator di wakili oleh Frank Graham (ketua), Paul Van Zeeland, dan Richard
Kirby.
4. Belanda berdaulat atas Indonesia sebelum Indonesia mengubah menjadi RIS (Republik Indonesia
Serikat)
ISI PERJANJIAN :
1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik
Indonesia
2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda
3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa
Barat dan Jawa Timur
pihak Indonesia yaitu Mohammad Roem dan dan untuk pihak Belanda Herman van Royen
Isi Perjanjian Roem Royen di Hotel Des Indes di jakarta, antara lain:
1. Tentara bersenjata Republik Indonesia harus menghentikan aktivitas gerilya.
2. Pemerintah Republik Indonesia turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).
3. Kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
4. Tentara bersenjata Belanda harus mengehentikan operasi militer dan pembebasan semua tahanan
politik.
5. Kedaulatan RI diserahkan secara utuh tanpa syarat.
6. Dengan menyetujui adanya Republik Indonesia yang bagian dari Negara Indonesia Serikat.
7. Belanda memberikan hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada pihak Indonesia.