Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PEMBELAJARAN OLAHRAGA

A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( UU Sisdiknas No 20
tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Berdasarkan undang-undang tersebut dapat dipahami bahwa,
pendidikan merupakan usaha nyata bagi terjadinya proses pembelajaran yang terencana secara
sistematis, terproses, aktif, dan terimprovisasi. Ini berarti dapat ditarik garis lurus bahwa
pendidikan dapat berlangsung sadar atau nyata bila dikelola secara professional dan proporsional
yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendidikan dan memberdayakan semua potensi
penunjang dan pendukung baik media dan fasilitas bagi tercapainya proses pembelajaran. Selain
itu pendidikan juga merupakan perwujudan kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan
berkembang, tapi adakalanya mengalami penurunan kualitas sehingga dapat saja hancur perlaha-
lahan seiring dengan perkembangan zaman (Depdiknas, 2004: 1).

Pendidikan Jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhaan bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran
jasmani, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan
tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan Jasmani dan olahraga adalah
suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat,
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu
siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan
yang aman, efisien, dan efektif.

Prestasi merupakan salah satu indikator yang paling sering digunakan untuk mengetahui
berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang telah diberikan. Cabang olahraga merupakan
salah satu bagian yang berkembang dari hasil pendidikan olahraga disekolah. Pendidikan
olahraga diberikan sejak dini, sehingga dapat dijadikan dasar untuk selalu ikut berkompetisi di
dalamnya. Merupakan kenyataan bahwa masalah serius yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini,
salah satunya disebabkan oleh masalah-masalah manajemen.Berdasarkan observasi di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 di Kecamatan Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas
terlihat prestasi selama lima tahun terakhir tidak jauh berbeda. Seperti yang telah disebutkan di
atas salah satu indikator keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh.
Sebuah pertanyaan yang timbul di benak peneliti apakah ini ada hubungan dengan manajemen
pembelajaran olahraga yang ada di kedua sekolah tadi atau tidak.

Selain dari hasil prestasi yang telah dicapai dalam manajemen olah raga, berdasarkan
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti juga dapat dilihat ada beberapa kendala yang
ditemui dalam manajemen pembelajaran olahraga di SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP
Negeri 1 Lebong Atas. Kendala-kendala tersebut diantaranya siswa kurangnya disiplin dalam
mengikuti pembelajaran olahraga, dan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah
seperti media penunjang berupa buku paket, sarana olahraga berupa bola, net, dll.
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini secara umum adalah : “Bagaimanakah manajemen
pembelajaran olahraga di SMP 1 Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas?”. Dari rumusan
masalah umum tersebut didapat rumusan masalah khusus yaitu : (1) Bagaimanakah perencanaan
pembelajaran pendidikan olahraga di SMP 1 Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas? (2)
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pendidikan olahraga? (3) Bagaimanakah evaluasi
pembelajaran pendidikan olahraga? (4) Bagaimanakah program tindak lanjut yang dilakukan
setelah dievaluasi? Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan :
(1)Perencanaan pembelajaran pendidikan olahraga; (2) Pelaksanaan pembelajaran pendidikan
olahraga; (3) Evaluasi pembelajaran pendidikan olahraga; (4) Program tindak lanjut yang
dilakukan setelah dievaluasi.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini
disajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden,ini berarti data yang
dianalisis dan hasil analisanya berbentuk deskriptif fenomena dimana data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar (Molleng, 1999:5). Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek
utama penelitian ini adalah : guru bidang studi olahraga di SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan
SMP Negeri 1 Lebong Atas, sedangkan subjek pendukung dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, dan siswa SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1
Lebong Atas. Subjek pendukung merupakan person yang terkena dampak dari keberhasilan
pembelajaran olah raga terhadap pencapaian prestasi dari proses pembelajaran olahraga.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, observasi, wawancara, dan


dokumentasi. Analisis data yang terkumpul berkaitan dengan penelitian manajemen
pembelajaran olahraga di SMP 1 Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas dilakkan dengan
analisis deskriptif kualitatif melalui interaktif. Kerangka analisis data ini menggunakan
pendekatan induktif, karena dengan cara ini konteksnya akan lebih mudah untuk dideskriptifkan.
Menurut miles dan Huberman dalam Fathya (2007: 46) ada tiga langkah atau alur kegiatan
analisis induktif yang terjadi bersamaan , yakni; (1) Reduksi data yang diartikan sebagai preses
pemilihan, pemusatan, perhatian, dan penyederhanaan, pengabstrakan, dan stranformasi, data
yang muncul dari catatan-catatan lapangan, (2) penyajian data, berupa sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan, dan bagian akhir dari analisis, (3) menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
akhir tergantung dari catatan-catatan dilapangan, pengkodean, penyimpanan, metode
penyimpanan ulang yang digunakan dan kecakapn peneliti, dan sedangkan verifikasi adalah
pembuktian kembali untuk mencari kebenaran dan persetujuan. Teknik analisa data yang akan
dilakukan melalui teknik deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa
langkah; 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Menarik kesimpulan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan barbagai hal yang menyangkut temuan-temuan dalam
penelitian. Sub bab pertama merupakan paparan mengenai profil SMP Negeri I Lebong Tengah
dan SMP Negeri I Lebong Atas. Sub bab kedua merupakan paparan mengenai hasil penelitian
tentang manajemen pembelajaran olahraga di SMP Negeri I Lebong Tengah dan SMP Negeri I
Lebong Atas; (1) perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi
pembelajaran, (4) tindak lanjut (remedial). Sub bab ketiga merupakan pembahasan penelitian.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi dari hasil
penelitian tersebut didapat gambaran sebagai berikut: (a) profil SMP 1 Lebong Tengah dan SMP
1 Lebong Atas. SMP Negeri 1 Lebong Tengah memiliki visi dan misi yang merupakan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut. Adapun visi dari SMP 1 Lebong Tengah
yaitu : sehat, disiplin, dan beriman dalam meningkatkan mutu. Sedangkan misinya yaitu : 1)
Melaksanakan program hidup sehat dan lingkungan sehat; 2) Mengembangkan lingkungan
sekolah sehat menuju komunitas belajar, 3) melaksanakan pembinaan profesionalisme guru dan
tenaga kependidikan secara kontinyu, 4) Melaksanakan pembinaan olahraga, seni dan
ekstrakurikuler; 5) Melaksanakan pembinaan keagamaan, 6) Melaksanakan bimbimbingan
belajar secara terpadu; 7) Terujudnya sarana dan prasarana sekolah yang memadai, 8).
Menggalang peran serta masyarakat dan peran serta komite.

SMP Negeri 1 Lebong Atas memiliki visi dan misi yang merupakan tujuan dan sasaran
yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut. Adapun visi dari SMP 1 Lebong Atas yaitu :
terujudnya manusia yang cerdas, produktif, dan berakhlak mulia. Sedangkan misi yaitu : 1.
meningkatkan prestasi siswa dibidang ilmu pengetahuan; 2. meningkatkan keterampilan dan
kemampuan anak didik sebagai sumber daya manusia yang bermutu dan memiliki daya saing
yang memadai; 3. menuntaskan wajib belajar 9 tahun ditahun 2008; 4. meningkatkan prestasi
dibidang olahraga; 5. meningkatkan mutu edukatif dan administrasi dibidang komputer; 6.
terujudnya manusia beriman, berahklak mulia dan diamalkan dalam kehidupan. (b) keadaan
Siswa Tahun Ajaran 2008-2009 Siswa merupakan input yang paling utama dalam suatu sekolah,
karena siswa yang menjadi peserta didik dalam proses pembelajaran disekolah. Pendidikan
jasmani dan olahraga merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu
secara organik, neuromuskuler, perceptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka system
pendidikan nasional. (Depdiknas, 2003). Tujuan dan fungsi pendidikan jasmani dan olahraga
antara lain adalah: (1) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri, dan demokratis, melalui aktivitas jasmani, (2) mengembangkan
ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga,
aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas
(out door education). Untuk dapat mencapai tujuan siswa dapat mengembangkan ketrampilan
gerak dan ketrampilan teknik, dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus
memilik dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran maupun pendekatan, serta mampu
menggunakan alat-alat pembelajaran yang tersedia, maupun menciptakan atau memodifikasi
bentuk-bentuk permainan yang menarik siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan metode; observasi, wawancara dan studi
dokumentasi pada SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas, pembahasan
dimaksudkan untuk menspesifikasikan antara tujuan penelitian dengan temuan penelitian
berdasarkan jumlah teori yang telah ada. Berdasarkan temuan penelitian lapangan, maka
pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:(1) perencanaan pembelajaran, pemahaman
guru terhadap manajemen pembelajaran olahraga: Secara umum guru-guru olahraga sudah
memahami tentang pembelajaran olahraga karena mau tidak mau mereka dituntut untuk tahu
tentang masalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pembelajaran olahraga, guru
olahraga sudah menyiapkan perangkat pengajaran seperti silabus, RPP, dan media pengajaran,
mereka mengikuti pelatihan, maka pemahaman majemen pembelajaran semakin dapat dikuasai,
baik pembuatan RPP, media pembelajaran dan lain-lain. Dalam penetapannya terdapat adanya
kerjasama yang baik antar warga sekolah. Semua warga sekolah dilibatkan dalam penetapan
kurikulum sekolah yang tak terkecuali juga bagi guru olahraga. Dalam proses pembuatan
perencanaan pembelajaran olahraga, semua guru olahraga juga diinstruksikan dan dikoordinir
serta dibimbing oleh kepala sekolah untuk membuat perencanaan pembelajaran olahraga. semua
guru olahraga dituntut untuk membuat dan melaksanakan perencanaan pembelajaran di sekolah.

Wakil kepala sekolah urusan kurikulum yang mempunyai tanggung jawab untuk
mempersiapkan dan mempasilitasi semua guru dalam menyusun dan membuat perencanaan
pembelajaran, salah satunya menyediakan kurikulum dan silabus sesuai dengan bidang studi
masing-masing guru. Untuk pengembangan dari kurikulum dan silabus. Struktur materi
pendidikan jasmani dan olahraga dikembangkan dan disusun dengan menggunakan model
kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan olahraga (Jewwet, Ennis, and Bain, 1995). Asumsi
yang digunakan oleh kedua model ini adalah untuk menciptakan gaya hidup sehat dan aktif,
manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan resep latihan yang
benar.

Pada dasarnya pelaksanaan pengajaran yang dilaksanakan guru melalui tahapan-tahapan


sebagai berikut ; 1). Membuat program tahunan; 2). Membuat program semester; 3). Menyusun
rencan pelaksanaan pembelajaran (RPP); 4). Menyiapkan materi pelajaran; 5). Menyiapkan
media/ alat Bantu pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran; 6). Menyiapkan metode
pembelajaran; 7). Menyiapkan bentuk evaluasi yang akan diberikan kepada siswa. Sehubungan
dengan itu Sudjana (1999: 28) berpendapat bahwa guru harus:

a. Menguasai kurikulum, artinya guru harus mempelajari kurikulum, isi program (standar
kompetensi), kompetensi dasar yang harus diberikan kepada peserta didik pada kelas dan
semester mana pokok bahasan yang harus diberikannya.

b. Menguasai isi dari setiap standar kompetensi / kompetensi dasar dengan mempelajari buku
teks (text book) yang berkenaan dengan pokok bahasan tersebut.

c. Mampu menterjemahkan dan menjabarkan GBPP tersebut menjadi suatu program yang lebih
operasional sehingga ia siap mengtranspormasikan kepada peserta didik. Penjabaran ini
dilakukan melalui penyusunan program pengajaran atau rencana pengajaran.

(b) pelaksanaan pembelajaran olahraga

Pelaksanaan pembelajaran ditekankan pada pengembangan individu secara menyeluruh,


dalam artian pengembangan intelektual, keterampilan afektif, termasuk pengembangan mental
spiritual, pengembangan fisik dan kesegaran jasmani. Di samping itu pendidikan jasmani tidak
diarahkan untuk menguasai cabang olahraga. Namun lebih mengutamakan proses perkembangan
moral siswa. Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada apresiasi, kreativitas,
kemauan dan kemampuan. Begitu juga aspek kognitif, afektif, psikomotorik sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani. Pembelajaran remidial
sendiri merupakan tindak lanjut dari proses pembelajaran yang sudah berlangsung untuk
menyempurnakan hasil yang dicapai atau membuat lebih baik dari yang sudah ada. Menurut
Ischak (1982:1) salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan itu. Yaitu pemberian bantuan di
dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan yang terprogram dan disusun
secara sistematis.

Pelaksanaan pembelajaran olahraga ada tiga tahap kegiatan yang harus ditempuh oleh
guru yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. (1) kegiatan pembuka; kegiatan ini
dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa
menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. ifat dari kegiatan
pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan, (2) kegiatan inti; pada tahap ini dapat dilakukan
penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh
kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi. Dalam
kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan
kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal,
kelompok kecil, ataupun perorangan, (3) kegiatan penutup; sifat dari kegiatan penutup adalah
untuk menenangkan. beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng,
membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

Pada kegiatan akhir dalam proses pembelajaran, guru menyimpulkan materi ajar yang
baru diajarkan dan menanyakan kembali tentang pemahaman siswa terhadap materi ajar, dan
selanjutnya menugaskan siswa atau memberi pekerjaan rumah terhadap siswa atau menekankan
siswa untuk mempraktekannya di luar jam pelajaran. Guru olahraga, pada setiap akhir
pembelajaran selalu membuat atau menarik kesimpulan dari materi yang baru diajarkan.

(c). evaluasi pembelajaran atau penilaian terhadap pemahaman dan daya serap peserta didik yang
dilakukan guru olah raga dilakukan melalui test formatif, ulangan harian, ujian tengah semester,
ujian semester, ujian nasional, dan remedial atau penggayaan terhadap anak yang belum tuntas
setelah dievaluasi.Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan
kepribadian siswa atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara
umum terdiri dari: (1)perencanaan, (2)pengumpulan data, (3) verifikasi data, (4) analisis data,
dan (5) interpretasi data.

Evaluasi pembelajaran olah raga merupakan suatu kegiatan penilaian yang dilakukan oleh
guru olah raga dengan maksud untuk meninjau atau mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran
dan tujuan dari materi pembelajaran dan kompetensi dasar pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan
dalam rangka perbaikan untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan merupakan fungsi
terakhir dalam proses manajemen pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar olah raga,
kegiatan dilakukan oleh guru olah raga dalam mengevaluasi siswa setiap selesai mengajarkan
satu tema/topik pembahasan dalam pembelajaran dapat berupa ulangan baik melalui pertanyaan
lisan maupun tulisan dengan maksud sebagai acuan penilaian bagi guru untuk mengetahui
kemajuan yang dicapai siswa.

(4) program tindak lanjut, kegiatan remedial dan pengayaan yang biasannya dilakukan dengan
menggunakan berbagai media baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas yang dilakukan oleh
guru olahraga.

Kegiatan akhir dari pembelajaran oleh guru baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas
(lapangan) dalah berupa penyimpulan materi hasil, latihan dan pemberian tugas. Kegiatan tindak
lanjut dari penggunaan media pembelajaran yang dilakukan di luar kelas maupun di luar kelas
(lapangan) adalah berupa mengisi lembar kerja yaitu menjelaskan manfaat dari media
pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya baik itu secara individu maupun secara
kelompok. Menurut Imron (1995 :128) bahwa “Tidak semua siswa mempunyai kemampuan
yang sama dalam memahami pembelajaran ataupun dalam menjawab pertanyaan”. Untuk itu
perlu adanya program tindak lanjut bagi siswa yang belum mencapai standar yang ditetapkan.

Program tindak lanjut setelah dilakukan evaluasi terhadap pengajaran olah raga adalah
program remedial. Program remedial adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh guru untuk
memberikan pembeinaan kepada para siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan
dalambelajarnya. Berdasarkan hasil penelitian, semua guru pendidikan olahraga di SMP Negeri 1
Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas telah melakukan remedial, hanya saja yang
berbeda adalah nilai tingkat ketuntasan belajar siswa. Menurut Imron (1995 :128) tidak semua
siswa mempunyai kemampuan yang sama dalam memahami dalam pembelajaran ataupun dalam
menjawab pertanyaan. Adakala siswa mudah menangkap mana dari apa yang disampaikan oleh
guru, dan tidak jarang juga siswa yang mengalami kesulitan terhadap yang berkemampuan
rendah, remedial atau tindak lanjut dari hasil belajar dapat diberikan dengan intensitas waktu
yang berbeda kepada setiap siswa. Yang paling penting diingat adalah dengan adanya remedial
siswa merasa dibimbing dalam berfikir guna menangkap makna dari pembelajaran.

D.SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan olahraga


di SMPN 1 Lebong Tengah dan SMPN 1 Lebong Atas di Kabupaten Lebong sudah berjalan
sesuai dengan kaidah kurikulum sekolah. Manajemen pembelajaran olahraga diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran sudah terlaksana sebagaimana yang tercatum dalam kurikulum,
silabus serta RPP yang telah ditetapkan. Manajemen pembelajaran pendidikan jasmani dan
olahraga dilaksanakan bersama-sama oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru
olahraga.

Saran yang hendaknya diperhatikan agar manajemen pembelajaran olah raga tetap
berjalan baik, yaitu ; pertama, dengan memperhatikan bahwa manajemen pembelajaran olah raga
di SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas sudah cukup baik, maka
hendaknya kondisi tersebut harus tetap dipertahankan dan berusaha untuk meningkatkannya lagi
terutama dalam peningkatan akademik peserta didik ;kedua, pemahaman guru terhadap
perncanaan manajemen pembelajaran olah raga, hendaknya selalu ditingkatkan sesuai dengan
tuntutan standar perkembangan kurikulum baik dalam pengembangan silabus ataupun
pengembangan sumber-sumber bahan ajar sesuai dengan kebutuhan perkembangan ilmu dalam
dunia pendidikan. ketiga, dalam pelaksanaan pembelajaran olah raga hendaknya guru olah raga
tetap mempertahankan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat, mempertahankan usahanya dalam penyediaan dan memanfaatkan media pengajaran
sebagai alat penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran, memilih sumber belajar yang baik, dan
sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan dalam silabus, selalu berusaha mengelola kelas
agar tetap kedisiplinan, interaksi dan susasana yang kondusif dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar ; keempat, evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru olah raga terhadap hasil
pelaksanaan pembelajaran olah raga hendaknya benar-benar untuk dijadikan motivasi bagi guru
dalam meningkatkan prestasi belajar anak didik.

Anda mungkin juga menyukai