PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1.2 Etiologi
Penyebab IMA paling sering adalah oklusi lengkap atau hampir
lengkap dari arteri coroner, biasanya dipicu oleh ruptur plak arterosklerosis
yang rentan dan diikuti pleh pembentukan trombus. Ruptur plak dapat
dipicu oleh faktor-faktor internal maupun eksternal.
Suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga
menyebabkan kematian sel-sel jantung. Beberapa hal yang menimbulkan
gangguan oksigenasi tersebut diantaranya disebabkan oleh 3 faktor :
a. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard
Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain
faktor kecepatan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai sel-sel
jantung, sirkulasi atau kelancaran peredaran darah dari jantung
keseluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung, anemia, hipoksia,
dan polisitemia (Kasron, 2012).
c. Faktor Resiko
Faktor resiko dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : Faktor resiko yang
dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang tidak bisa dimodifikasi.
Faktor Resiko yang dapat dimodifikasi merupakan faktor resiko yang
bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi tertentu maka bisa
dihilangkan. Yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya:
merokok, konsumsi alkohol, infeksi, hipertensi sistemik, obesitas,
kurang olahraga, penyakit diabetes. Sedangkan faktor resiko yang
tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu: usia ,jenis kelamin,
riwayat keluarga, ras, geografi dan tipe kepribadian.
1.) Faktor obesitas
Obesitas dengan kelebihan lemak berada di abdomen. Biasanya
keadaan ini juga berhubungan dengan kelainan metabolik
seperti gangguan pada metabolism lemak dengan peningkatan
kadar trigliserida, penurunan HDL, peningkatan tekanan arah,
inflamasi sistemik, resistensi insulin dan diabetes melitus tipe II
(Ramrakha, 2006).
2.) Merokok
Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lian
dapat menimbulkan asteroskelorosis peningkatan tekanan darah
pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen.
merokok dapat meningkatkan resiko 2-3 kali dibanding yang
tidak merorok.
3.) Faktor Psikologi
Peningkatan stres kerja, rendahnya dukungan sosial, personalitas
yang tidak simpatik, ansietas dan depresi secara konsisten
meningkatkan resiko terkena aterosklerosis (Ramrakha, 2006).
4.) Faktor hipertensi
Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi
vaskuler terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri.
Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga ventrikel kiri
hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila proses
aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard
berkurang. Tingginya kebutuhan oksigen karena hipertrofi
jaringan tidak sesuai dengan rendahnya kadar oksigen yang
tersedia (Brown, 2006).
1.3 Patofisiologi
IMA dapat dianggap sebagai titik akhir dari PJK. Tidak seperti
iskemia sementara yang terjadi dengan angina, iskemia jangka panjang yang
tidak berkurang akan menyebabkan kerusakan ireversibel terhadap
miokardium. Sel-sel jantung dapat bertahan dari iskemia selama 15 menit
sebelum akhirnya mati. Manifestasi iskemia dapat dilihat dalam 8 hingga 10
detik setelah aliran darah turun karena miokardium aktif secara metabolic.
Ketika jantung tidak mendapatkan darah dan oksigen, sel jantung akan
menggunakan metabolisme anaerobic, menciptakan lebih sedikit adenosine
trifosfat (ATP) dan lebih banyak asam laktat sebagai hasil sampingannya.
Sel miokardium sangat sensitif terhadap perubahan pH dan fungsinya akan
menurun.
Manifestasi klinis dari IMA ditentukan oleh lokasi dan luasnya infark :
a. Rasa nyeri adalah keluhan utama dari pasien dengan IMA. Rasa nyeri
adalah substernal, tiba-tiba, sangat, seperti diperas. Rasa nyeri dapat
menyebar ke lengan kanan sampai leher. Kadang kadang pasien
merasa tidak enak pada gaster, seperti ada makanan yang tidak
dicerna. Ada serangan IMA yang menyerupai serangan kolik bilier
disertai muntah. Pasien yang mengalami serangan IMA, menjadi
gelisah, tampak sangat cemas, takut, merasa nyawa terancam, sulit
bernapas, ada sianosis, dan tanda syok.
b. Infark pada dinding anterior miokardium diakibatkan oleh lei dari
cabang arteria koronaria kiri kaena ventrikel kiri mendapat suplai
darah dari cabang arteria koronaria ini. Gangguan pada bagian ini
akan menimbulkan gangguan hemodinamik yang berat.
c. Infark pada dinding inferior miokardium sering disebabkan oleh
penyumbatan arteria koronaria kanan karena arteri ini letaknya dengan
arteria AV dan nodus SA sehingga timbul gangguan konduksi impuls
dan aritmia.
1.5 Pemeriksaan Penunjang
Penegakan diagnose serangan jantung berdasarkan gejala, riwayat kesehatan
pribadi dan keluarga, serta hasil test diagnostic.
a. EKG (Elektrokardiogram)
1.) Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan
menghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi
saat aliran listrik doiarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih
serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah segmen ST
menyebabkan ST.
2.) Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan
gagal repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi segmen
ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik
disekitar area nekrotik, gelombang Q terbentuk. Area nekrotik
adalah jaringan parut yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona
nekrotik akan menggambarkan perubahan gelombang T saat
iskemik terjadi lagi. Pada awal infark miokard elevasi ST disertai
dengan gelombang T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari hari
berikutnya, gelombang T membalik. Sesuai dengan umur infark
miokard, gelombang Q menetap dengan segmen ST kembali
normal.
Gambaran spesifik pada rekaman EKG
DAERAH INFARK PERUBAHAN EKG
Anterior Elevasi segmen ST pada lead V3-
V4, perubahan resiprokal (depresi
ST) pada II,III,aVF.
Inferior Elevasi segmen T pada lead II,III,
aVF, oerubahan resiprokal (depresi
ST) V1-V6, I, Avl.
Lateral Elevasi segmen ST pada I, Avl,
V5-V6.
Posterior Perubahan resiprokal (depresi ST)
pada II,III, Avf, terutama
gelombang R pada V1-V2.
Ventrikel kanan Perubahan segmen gembaran
dinding inferior.
c. Tes Radiologi
Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar
X pada jantung dan pembuluh darah. Sering dilakukan selama
serangan untuk menemukan letak sumbatan pada arteri coroner.
Kateter dimasukkan melalui arteri pada lengan atau paha menuju
jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung yang merupakan
bagian dari angiografi coroner. Zat kontras yang terlihat melalui sinar
X diinjeksikan melalui ujung kateter pada aliran darah. Zat kontras
itumenungkinkan dokter dapat memeperlajari alirah darah yang
melewati pembuluh darah dan jantung. Jika ditemukan sumbatan,
tindakan lain yang dinamakan angioplasty, dapat dilakukan untuk
memulihkan aliran darah pada arteri tersebut. Kadang-kadang akan
ditempatkan stent (pipa kecil yang berpori) dalam arteri untuk
menjaga arteri tetap terbuka.
1.6 Klasifikasi Infark Miokard Akut
Klasifikasi Infark Miokard Akut (IMA) yaitu :
a. Infark Miokard Subendokardial
Infark Miokard Subendokardial terjadi akibat aliran darah
subendokardial yang relatif menurun dalam waktu yang lama sebagai
akibat perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan
oleh kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan dan hipoksia
b. Infark Miokard Transmural
Pada lebih dari 90% pasien infark miokard transmural berkaitan
dengan trombosis koroner. Trombosis sering terjadi di daerah yang
mengalami penyempitan arteriosklerosik. Penyebab lain lebih jarang
di temukan.
A. Pengkajian
Biodata pasien
Nama : Tn. D
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
No . registrasi : 18991
Agama : Islam
Negara : Indonesia
Diagnose medis : Infark Miokard Akut
1. Keluhan Utama
Pasien Infark Miokard Akut mengeluh nyeri pada dada substernal,
yang rasanya tajam dan menekan sangat nyeri, terus menerus dan dangkal.
Nyeri dapat menyebar ke belakang sternum sampai dada kiri, lengan kiri,
leher, rahang, atau bahu kiri. Nyeri miokard kadang-kadang sulit
dilokalisasi dan nyeri mungkin dirasakan sampai 30 menit tidak hilang
dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien infark miokard akut mengeluh nyeri pada bagian dada
yang dirasakan lebih dari 30 menit, nyeri dapat menyebar sampai lengan
kiri, rahang dan bahu yang disertai rasa mual, muntah, badan lemah dan
pusing.
5. Riwayat Psikososial
Pengertian EKG
Elektrokardiografi merupakan uji yang umum untuk mengevaluasi status
jantung. Elektrokardiografi (EKG) merekan secara grafik arus listrik (potensial
listrik) yang dihasilkan oleh jantung. Arus ini menyebar dari jantung ke semua
arah dan saat mencapai kulit , diukur oleh elektroda yang dihubungkan ke penguat
dan perekam grafik pita. Menggunakan 5 elektroda untuk mengukur potensial
listrik dari 12 sadapan : sadapan ekstremitas standar ( I, II , III ) , sadapan
ekstremitas tambahan (aVR, aVL, dan aVF), serta sadapan prakordial atau dada
( V1 sampai V6 ). Sadapan yang berasal dari mesin EKG ditandai degan jelas dan
dipasang pada elektroda dengan klem alligator. Keseluruhan grafik ditampilkan
pada layar, sehingga kelainan (sadapan yang longgar atau artefak) dapat
diperbaiki sebelum grafik dicetak atau dikirimkan ke computer pusat.
Tujuan
1. Untuk membantu mencari kelainan konduksi primer, aritmia jantung,
hipertrofi jantung, perikarditis, ketidakseimbangan elektrolit, iskemia
miokardium, serta letak dan luasnya infark miokardium (MI).
2. Untuk memantau pemulihan dari MI
3. Untuk mengevaluasi keefekifan obat-obatan jantung (glikosida jantung,
antiaritmia, antihipertensi, dan vasodilator)
4. Untuk menilai kinerja pacu jantung
5. Untuk menentukan keefektifan terapi trombolitik dan resolusi depresi atau
elevesi segmen ST dan perubahan gelombang T.
Persiapan Pasien
1. Jelaskan kepada pasien bahwa pemeriksaan ini mengevaluasi aktivitas listrik
jantung.
2. Beritahukan kepada pasien bahwa dia tidak perlu membatasi makanan atau
cairan.
3. Jelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan ini, termasuk siapa yang akan
melakukannya, dimana dilakukannya dan berapa lama pelaksanaannya.
4. Beritahu pasien bahwa elektroda akan dipasang pada lengan, tungkai dan
dada serta bahwa prosedurnya tidak menimbulkan nyeri. Jelaskna bahwa
selama uji ini, dia akan diminta rileks, berbaring diam, dan bernafas secara
normal.
5. Beritahu pasien agar tidak berbicara selama pemeriksaan karena suaranya
akan mengganggu grafik EKG.
6. Periksa riwayat obat-obatan pasien apakah dia menggunakan obat-obatan
jantung , dan catat penggunaan obat-obat ini pada formulir permintaan
pemeriksaan.
Persiapan Alat
1. Memeriksa kelengkapan alat EKG yang akan digunakan, sbb :
a. Buku panduan untuk pemeriksaan EKG
b. Mesin EKG beserta electrode dan kabel listrik (power) dan kabel untuk
ground
c. Kertas Interpretasi EKG, Pulpen, pensil
d. Sketsel
e. Silokain Jelly/ air
f. Kapas Alkohol dalam tempatnya
g. Kertas tissue
h. Kasa basah
i. Bak bengkok
2. Memeriksa Fungsi alat sehingga siap digunakan
3. Membawa alat kedekat pasien
Prosedur
Sikap
1. Menjaga Privasi pasien
2. Memperhatikan respons pasien selama pemeriksaan
3. Memperlihatkan sikap keramah-tamahan
4. Menujunkkan sikap yang sopan
Terminasi
1. Memberitahukan hasil kegiatan kepada pasien
2. Merapikan pasien dan alat-alat yang sudah digunakan
3. Mengkomunikasikan hasil ke pihak terkait/ profesi lain.
Perhatian
1. Perlengkapan perekam serta perlengkapan listrik lain yang didekatnya harus
diletakkan di lantai dengan benar agar tidak terjadi interferensi listrik.
2. Periksa ulang kode-kode warna dan tanda-tanda pada sadapan untuk
memastikan bahwa konektornya sesuai.
3. Pastikan elektroda telah menempel erat dan pasang kembali bila dicurigai
longgar. Jangan menggunakan kabel yang telah rusak atau terkelupas.
4. Pastikan pasien tenang dan tidak bergerak selama pemeriksaan , karena
berbicara dan gerakan mengganggu rekaman.
5. Bila pasien memakai alat pacu jantung, EKG dapat dilakukan dengan atau
tanpa magnet. Catat adanya pacu jantung dan apakah magnet digunakan.
Faktor yang Memengaruhi
1. Hasil pemeriksaan yang tidak teapt karena penempatan electrode yang tidak
benar, pasien bergerak atau tremor otot, olahraga berat sebelum pemeriksaan,
atau reaksi obat-obatan.
2. Kesulitan teknis , seperti malfungsi mesin EKG.
GAMBARAN EKG PADA IMA DENGAN ELEVASI SEGMEN ST
HASIL PEMERIKSAAN EKG