Anda di halaman 1dari 4

Nama: Cindy Charla Agnesia

NIM: 175060601111014
Mata Kuliah: Pengantar Transportasi (B)
Green Transportation
;”
Transportasi hijau adalah jenis sistem transportasi yang berwawasan lingkungan dan tidak
mempengaruhi lingkungan secara negatif. Bidang transportasi hijau telah berkembang pesat dalam
beberapa tahun terakhir, karena naiknya harga bensin dan gas di seluruh dunia. Transportasi hijau
tidak hanya penting pada saat ini tetapi juga untuk masa depan dan perlu dikembangkan lebih jauh
lagi.

A. Bahan Bakar Hijau

Bahan bakar hijau adalah alternatif bahan bakar kendaraan yang diproduksi dengan
memanfaatkan tumbuh-tumbuhan, lemak hewan, atau apapun yang tidak menggunakan minyak
bumi. Beberapa bahan bakar hijau yang dapat digunakan pada kendaraan, yaitu:

 Listrik, merupakan bahan bakar yang yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca
yang minim, apalagi bila menggunakan sumber dari tenaga air, angin, sel surya
ataupun nuklir. Listrik ideal digunakan untuk transportasi yang melalui jalur tetap
seperti Bus Listrik, Kereta rel listrik (KRL), tetapi selain itu saat ini sudah
diperkenalkan mobil/motor yang digerakkan dengan listrik yang disimpan dalam
batere.

 Bahan bakar nabati, merupakan bahan bakar yang diolah dari bahan-bahan nabati,
dapat diperoleh dari Minyak Nabati, ataupun alkohol, ataupun dalam bentuk padat.
Minyak nabati seperti minyak jarak, minyak kelapa sawit digunakan untuk
campuran minyak diesel yang diberi nama BioDiesel, sedang alkohol yang berasal
dari hidrat arang dari tetes tebu ataupun lainnya dicampurkan ke bahan bakar
premium/pertamax yang diberi nama BioPertamax di Indonesia.

 Sel bahan bakar, merupakan konsep baru yang dikembangkan dimana prosesnya
adalah penggunaan gas H2 yang direaksikan dengan O2 yang menghasilkan air dan
listrik, listrik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Selain
gas H2 juga bisa digunakan gas methan. Permasalahan yang ditemukan pada
kendaraan yang berbahan bakar H2 adalah belum adanya jaringan stasiun pengisian
bahan bakar gas hidrogen.Bahan bakar gas, dapat berupa LPG (liquefied Petroleum
Gas) ataupun CNG (Compressed Natural Gas) yang saat ini sudah digunakan untuk
angkutan bus TransJakarta di Jakarta, sumber gasnya terdapat dibeberapa daerah di
Indonesia yang ditransportasi melalui pipa dan tangki bertekanan.

B. Kendaraan Hijau

Kendaraan hijau adalah sebuah kendaraan yang dianggap ramah lingkungan. Ini dicapai
dengan cara mengurangi konsumsi petroleum atau lebih baik lagi menggunakan sumber energi
terbaharui sebagai bahan bakar. Contoh dari mobil hijau termasuk mobil listrik, mobil hibrid,
dan mobil hidrogen. Kita ambil satu contoh yaitu kendaraan hibrid. Kendaraan Hibrid
menggunakan penggabungan manfaat dari mesin bensin dan motor listrik tenaga baterai, untuk
mengurangi konsumsi bahan bakar. Mesin bensin menyediakan sebagian besar tenaga
untuk mobil, dan motor listrik memberikan daya tambahan bila diperlukan, seperti untuk
mempercepat kendaraan dan untuk menyalip. Di Indonesia, saat ini memiliki dua jenis mobil
hybrid, yaitu Toyota Prius dan All New Camry Hybrid.

C. Infrastruktur Cerdas

Salah satu yang dilakukan untuk menghemat bahan bakar adalah menggunakan
infrastruktur cerdas yang dikenal sebagai Intelligent Transport System. Intelligent Transport
System (ITS) adalah aplikasi teknologi penginderaan, analisis, kontrol dan komunikasi ke
transportasi darat untuk meningkatkan keselamatan, mobilitas dan efisiensi. ITS mencakup
berbagai aplikasi yang memproses dan berbagi informasi untuk mengurangi kemacetan,
meningkatkan manajemen lalu lintas, meminimalkan dampak lingkungan dan meningkatkan
manfaat transportasi bagi pengguna komersial dan masyarakat pada umumnya dengan kata lain
semua pengaturan lalu lintas dilakukan dengan cerdas dengan menggunakan paket program
transportasi dan lalu lintas yang bisa mengoptimalkan penggunaan infrastruktur. Sistem ini selain
dapat menghemat penggunaan bahan bakar juga akan menurunkan angka kecelakaan termasuk
menurunkan stress pengemudi.

D. Angkutan Umum

Upaya mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan pada dasarnya dapat dilakukan
dengan upaya mencegah terjadinya perjalanan yang tidak perlu (unnecessary mobility) atau
dengan penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan akibat
kendaraan bermotor. Bentuk-bentuk yang terkait dengan upaya pencegahan atau pengurangan
jumlah perjalanan yang tidak perlu dapat berupa pengembangan kawasan terpadu yang masuk
kategori compact city seperti kawasan super-block, kawasan mix-used zone, maupun transit-
oriented development. Selain itu, pengurangan jumlah perjalanan dapat dilakukan dengan
melakukan manajemen kebutuhan transport (TDM- Transport Demand Management). Transit
Oriented Development (TOD). Transit Oriented Development adalah upaya revitalisasi kawasan
lama atau kawasan terpadu baru yang berlokasi pada jalur-jalur transportasi utama seperti jalur
KA, busway dll dengan mengembangkan kawasan berfungsi campuran (mixed-use) antara fungsi
hunian, komersial dan perkantoran. Dengan akses yang mudah terhadap aktivitas hunian,
komersial dan perkantoran serta jaringan transportasi umum yang terpadu dengan fasilitas
pedestrian dan jalur sepeda, konsep kawasan TOD diharapkan dapat mengurangi kebutuhan
pergerakan transportasi antar kawasan dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi.
Sebuah kawasan TOD umumnya memiliki pusat kawasan berupa stasiun kereta, metro, trem atau
stasiun bus yang dikelilingi oleh blok-blok hunian, perkantoran atau komersial berkepadatan tinggi
yang makin berkurang kepadatannya ke arah luar. Kawasan TOD umumnya memiliki radius 400-
800m dari pusat terminal, yaitu dalam jarak yang masih dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Selain sifatnya yang mixed used, kawasan TDM umumnya dicirikan oleh fasilitas pejalan kaki
yang sangat nyaman, penyeberangan, jalan yang tidak terlalu lebar, gradasi kepadatan bangunan
ke arah luar. Kawasan ini juga umumnya membatasi jumlah lahan parkir untuk kendaraan pribadi.
Transport Demand Management (TDM) dilakukan melalui penerapan kebijakan dan strategi
transportasi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendistribusikan beban
transportasi yang ada ke dalam moda transport, lokasi dan waktu berbeda. Upaya ini dianggap
merupakan penanganan transportasi yang relatif murah untuk meningkatkan tingkat pelayanan
jaringan transportasi. Dengan demikian penerapan TDM juga diharapkan dapat menghasilkan
kondisi lingkungan yang lebih baik, meningkatkan kesehatan publik, yang pada akhirnya dapat
mendorong kesejahteraan masyarakat dan tingkat kelayakan huni suatu kota
Sumber:

The New Ecologist. “Green Transportation and It’s Importance”.


http://www.thenewecologist.com/2014/06/green-transportation-and-its-improtance/. Diakses
pada: 24 Oktober 2018 pukul 21:15 WIB.

Wiki Books. “Manajemen Lalu Lintas, Transportasi, Bahan Bakar Hijau”.


https://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Transportasi_hijau#Bahan_Bakar_Hijau.
Diakses pada: 24 Oktober 2018 pukul 21:45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai