Abstrak
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan Bimbingan Konseling (Action
Research In Counseling) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan proaktif
siswa kelas X BB SMA Negeri 2 Singaraja setelah dilaksanakan penerapan
konseling behavioral dengan teknik modeling. Subjek penelitian ini sebanyak 30
orang siswa kelas X BB SMA Negeri 2 Singaraja. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus
dimana masing-masing siklus melalui tahap identifikasi, diagnosa, prognosa,
konseling, evaluasi/follow up, dan refleksi. Proses pengambilan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner proaktif pola skala linkert dan dianalisis secara
deskriptif serta menggunakan buku harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan proaktif siswa kelas X BB SMA Negeri 2 Singaraja melalui
pemberian layanan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok
dan konseling individu. Dari hasil penelitian siklus I siswa yang proaktifnya berada
pada kategori rendah meningkat menjadi kategori sedang dan setelah pemberian
layanan pada siklus II proaktif siswa meningkat dari kategori sedang menjadi tinggi
dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penerapan konseling behavioral dengan teknik modeling dapat meningkatkan
proaktif siswa kelas X BB SMA Negeri 2 Singaraja.
Abstract
The study consist of action reseach in counseling which aims to determine proactive
enhancement students of X BB SMA Negeri 2 Singaraja after the application of
behavioral counseling conducted by the modeling techniques. The research subjects
were students of X BB SMA Negeri 2 Singaraja. This study consisted of two cycles
which each cycle through the identification, diagnosis, prognosis, counseling /
treatment, evaluation / follow-up, and reflection. Process of data collection in this
study used a questionnaire proactive linkert scale patterns and analyzed descriptively
and using a diary. The results of the reseacrh showed proactive improvement
students of X BB SMA N 2 Singaraja through giving classical guidance services,
group guidance, group counseling and individual counseling. In cycle I the students
with low proactive category increase to moderate category and after cycle II was
conducted the students’ proactive increase from the moderate category becomes
high and very high. Based on the result of the research, it can be concluded that the
implementation of behavioral counseling with modeling technique can improve the
proactive students of X BB SMA N 2 Singaraja.
seperti selalu mengumpulkan tugas tepat terhadap masa depan. Maka dari definisi
waktu, memiliki sikap mandiri dalam tersebut dalam hal ini proaktif
membuat tugas atau pekerjaan rumah mengandung 4 aspek yaitu: 1) Tanggung
tidak pernah mengandalkan orang lain jawab; (2) Mandiri; (3) Berinisiatif dan (4)
atau menyontek pekerjaan orang lain, Berpandangan positif terhadap masa
memiliki keinginan untuk mengevaluasi depan.
diri, dan memiliki pandangan yang positif Untuk meningkatkan proaktif siswa,
terhadap masa depannya. ada berbagai teori konseling yang dapat
Disisi lain ada beberapa siswa yang digunakan atau diterapkan yaitu “Teori
menunjukkan sikap seperti kurang aktif Psikoanalitik Sigmund Freud; Teori
bertanya maupun menjawab dalam Konseling Self Adler; Teori Konseling
mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam Kelompok Psikodinamika dalam Teori
kelas, cenderung lebih suka mengeluh, Asumsi Melanie Klein; Teori Konseling
mudah menyerah dan mudah berputus yang Berpusat pada Pribadi oleh Calr
asa dalam mengerjakan tugas, tidak Roger; Teori Konseling Gestalt Fritz Perls;
memiliki keinginan untuk bertanggung Teori Analisis Transaksional Eric Berne;
jawab dalam mengumpulkan tugas seperti TeorI Reality Counselling (William
tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, Glasser); Teori Motivasi Manusia
tidak memiliki sikap mandiri selalu “Maslow’s”; Teori Logo Konseling Victor
mengandalkan dan menyontek hasil Frakl; Teori Konseling Kognitif (Aaron
pekerjaan orang lain, tidak memiliki Beck); Teori Melatih Konseling Tingkah
keinginan untuk mengevaluasi diri, Laku (Oleh Krumboltz); Teori Behavioral
menyalahkan orang lain atas apa yang (Teori Tingkah laku); Teori Kognitif Sosial
terjadi pada dirinya dan tidak memiliki (Albert Bandura); Teori Rasional Emotive
pandangan yang positif terhadap masa Behavioral Counselling Alberrt Ellis; Teori
depannya. Berdasarkan perilaku yang Konsepsi George Kelly; Teori Eklecticism;
ditunjukkan oleh siswa tersebut diatas, Teori Personologi Murray; Teori Pemilihan
maka siswa tersebut dapat dikatakan tidak Jabatan John L.Holland; Teori
memiliki proaktif. Perkembangan Karir dan Perkembangan
“Proaktif adalah berupa keyakinan Hidup (Super); Teori Pemilihan Jabatan
bahwa sumber atau penyebab tingkah atau Karir menurut Anne Roe; Teori
laku berada dalam diri manusia sendiri”, Perkembangan Karir oleh Ginzberg dan
(E. Koswara, 1986: 24). Konseling Karir Trait dan Faktor”,
Menurut pendapat Stephen R. (Dharsana, 2010).
Covey (1997: 61) “Proaktif adalah sebagai Berdasarkan teori yang telah
manusia kita bertanggung jawab atas disebutkan di atas maka dalam penelitian
hidup kita sendiri. Perilaku kita adalah ini, peneliti lebih menekankan pada
fungsi dari keputusan kita, bukan kondisi perubahan tingkah laku. Salah satu cara
kita. Kita mempunyai inisiatif dan yang dapat digunakan untuk mengubah
tanggung jawab untuk membuat segala perilaku negatif menjadi perilaku yang
sesuatunya terjadi”. lebih positif yaitu dengan pendekatan
Pendapat lain menurut Suharli Teori Behavioral (Teori Tingkah laku).
(2009: 37), “proaktif adalah orang yang Karena seperti yang telah diketahui
berinisiatif membentuk dirinya sendiri bahwa “konseling Behavioral adalah teori
menuju tujuan hidup”. konseling yang menekankan pada tingkah
Berdasarkan atas beberapa definisi laku manusia yang pada dasarnya
tersebut diatas, maka dapat disimpulkan dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan
bahwa proaktif adalah sikap manusia dan segenap tingkah lakunya itu dipelajari
yang bersumber atau berada dalam diri atau diperoleh karena proses latihan”,
manusia sendiri yang meliputi memiliki (Corey (dalam E. Koswara, 1988: 198)).
keinginan untuk bertanggung jawab, Teori Konseling Behavioral memiliki
memiliki keinginan untuk melakukan kelebihan dan juga kekurangan.
evaluasi diri, keinginan untuk mandiri, Kelebihan dari teori konseling behavioral
berinisiatif untuk membentuk diri sendiri yaitu pendekatan behavior therapy
dan memiliki pandangan yang positif merupakan suatu pendekatan terapi
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
identifikasi, tahap diagnosis, dan tahap dapat dari N=100 dengan taraf signifikan
prognosis). Kedua tahap pelaksanaan 5%. Jadi 30 butir pernyataan tersebut
(tahap konseling/treatment/treaning). dapat dijadikan instrumen dalam
Ketiga tahap observasi (tahap evaluasi). penelitian. Setelah mendapatkan hasil dari
Keempat tahap refleksi (follow up). Untuk uji validitas, kemudian dilanjutkan
mengetahui tingkat pengembangan sikap melakukan uji reliabilitas dari pernyataan-
empati siswa, digunakan teknik pernyataan proaktif yang berjumlah 30
pengumpulan data dengan memakai butir. Bahwa hasil uji reliabilitas dari 30
metode kuesioner dan buku harian. Data pernyataan proaktif tersebut dinyatakan
dianalisis dengan menggunakan bantuan memiliki kualifikasi sangat tinggi.
microsoft office exel 2007. Sedangkan Hasil dari uji validitas, kemudian
untuk menguji kelayakan instrumen maka dilanjutkan ke uji reliabilitas. Uji reliabilitas
dilaksanakan pengujian validitas dan ini menggunakan metode kofesien Alpha
pengujian reliabilitas. Untuk mengetahui (a) atau r Alpha. Dari hasil pengujian
persentase perubahan perilaku berupa reliabilitas menggunakan program
peningkatan proaktif siswa dipantau Microsoft Excell instrument tersebut
dengan kuesioner proaktif serta hasil dinyatakan reliabel karena r Alpha=0,862
pengisian buku harian, sehingga dapat lebih besar dari rtabel =0,195 diperoleh dari
diketahui seberapa besar manfaat N=100 dengan taraf signifikansi 5%. Jadi
konseling behavioran dengan teknik instrument tersebut layak dan dapat
modeling untuk meningkatkan proaktif dipercaya untuk digunakan sebagai alat
siswa. Untuk itulah skor hasil penyebaran pengumpulan data dalam penelitian.
kuesioner serta skor dari buku harian Penetapan siswa sebagai subjek
setelah teknik modeling dilaksanakan yang dikenai tindakan adalah yang
akan dianalisis secara deskriptif yaitu menunjukkan prosentase jawaban kurang
analisis data dengan membandingkan dari 70% atau berkisar dari 0%-39%,
persentase yang dicapai. 40%-54% dan 55%-69% yaitu sangat
rendah, rendah dan sedang. Dengan
Hasil dan Pembahasan mengacu pada ketentuan tersebut,
Dari hasil pengujian validitas dengan didapatkan 9 orang siswa berada dalam
menggunakan 30 butir pernyataan yang katagori memiliki proaktif yang rendah,
diujicobakan kepada 100 orang siswa, dan 1 orang siswa yang memiliki proaktif
dari hasil analisis maka ke 30 butir yang sangat rendah. Berikut akan
pernyataan dinyatakan valid. Hal ini disajikan secara ringkas mengenai
disebabkan nilai r hitung dari setiap persentase proaktif siswa pada tabel 1.
pernyataan bergerak dari 0,197-0,674 berikut ini.
dan lebih besar dari nilai rtabel = 0,195 di
Tabel 1. Skor, Persentase dan Kategori Awal Proaktif Siswa Yang Rendah
No. Persentase
Nama Siswa Ket. Skor Kategori
Absen (%)
6 AKP L 66 44% Rendah
8 AC P 62 41% Rendah
14 DRYK P 60 40% Rendah
15 ESP L 68 45% Rendah
18 IFP P 62 41% Rendah
19 MYK L 60 40% Rendah
21 RK L 65 43% Rendah
23 RRNP P 52 35% Sangat Rendah
24 RSIG L 62 41% Rendah
28 SK P 62 41% Rendah
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
untuk peningkatan proaktifnya dan juga dan sangat rendah. Dari hasil evaluasi
berupa penguatan positif berupa siklus I dapat dikatakan bahwa, telah
dukungan, pujian dan reinforcement terjadi peningkatan proaktif siswa kelas X
terhadap rencana yang dilakukannya. BB SMA Negeri 2 Singaraja. Untuk
Setelah melaksanakan mendapatkan hasil dari pelaksanaan
konseling/treatment/tindakan, langkah layanan konseling pada siklus I,
selanjutnya adalah melakukan evaluasi digunakan kuesioner proaktif serta buku
terhadap hasil tindakan ini dimaksudkan harian. Di bawah ini disajikan evaluasi
untuk mengetahui seberapa jauh persentase skor kuesioner proaktif siswa
pemberian tindakan konseling individual hasil pertemuan siklus I pada tabel 2.
mampu untuk meningkatkan proaktif sebagai berikut.
siswa yang berada pada kategori rendah
Dari hasil pemantauan siklus I, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan proaktif pada
kesepuluh siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Peningkatan proaktif yang
ditunjukkan tersebut dapat disajikan pada tabel 3. berikut ini.
Tabel 3. Peningkatan Persentase Skor Akhir Proaktif Siswa dari Data Awal ke Siklus I
No. Nama Persentase Skor Persentase Skor Persentase
Absen Siswa Awal (%) Akhir Siklus I (%) Peningkatan (%)
6 AKP 44% 70% 26%
8 AC 41% 70% 29%
14 DRYK 40% 46% 6%
15 ESP 45% 71% 26%
18 IFP 41% 71% 30%
19 MYK 40% 46% 6%
21 RK 43% 70% 27%
23 RRNP 35% 41% 6%
24 RSIG 41% 46% 5%
28 SK 41% 46% 5%
Dalam proses pembelajaran pada orang. Hal ini menunjukkan bahwa belum
siklus I ini menggunakan kuesioner untuk mencapai kriteria keberhasilan penerapan
mengukur tingkat pemahaman siswa dan konseling behavioral dengan teknik
perubahan perilaku siswa. Jika dilihat modeling untuk meningkatkan proaktif
secara klasikal proaktif siswa kelas X BB siswa dari kriteria dan kategori yang
SMA Negeri 2 Singaraja pada siklus I diharapkan yaitu kriteria baik dengan
masih ada beberapa siswa yang memiliki katagori tinggi ke atas.
proaktif yang belum mencapai katagori Kegiatan pelayanan konseling pada
tinggi ke atas yaitu kategori rendah 5 siklus I yang terbagi menjadi empat kali
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
Hasil analisis kuesioner siswa kelas X BB dilihat dari perolehan skor awal, siklus I dan
siklus II, terjadi peningkatan proaktif siswa pada tabel 5. sebagai berikut.
Tabel 5. Peningkatan Persentase Skor Awal, Skor Siklus I dan Skor Siklus II
No. Nama Persentase Persentase Skor Persentase Skor
Abs. Siswa Skor Awal (%) Siklus I (%) Siklus II (%)
14 DRYK 40% 46% 73%
19 MYK 40% 46% 73%
23 RRNP 33% 41% 73%
24 RSIG 41% 46% 73%
28 SK 41% 46% 73%
Berdasarkan data awal dan proses tindakan bimbingan konseling pada siklus I dan
siklus II dari pertemuan 1, 2, 3, dan 4 secara lebih rinci peningkatan proaktif siswa pada
skor awal, skor siklus I dan skor siklus II, disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 1.
sebagai berikut.
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
Gambar 1. Grafik Peningkatan Skor Akhir Hasil Analisis Kuesioner Proaktif Siswa
Kelas X BB Pada Skor Awal, Siklus I dan Siklus II