Anda di halaman 1dari 8

RSUD Dr. H.

SLAMET MARTODIRDJO
KABUPATEN PAMEKASAN

RENCANA SKENARIO
BENCANA EKSTERNAL
(KORBAN GEMPA)

Komite K3RS
RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan yang aman dan siap siaga


dalam penanggulangan krisis kesehatan merupakan salah satu resolusi
internasional yang dituangkan dalam Resolusi World Health Assembly ke-65
(2012), Deklarasi Kathmandu (2009) serta Implementation Plan for OIC SHPA
2014-2023. Selain itu, fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT
s/b) yang dikembangkan oleh kementerian kesehatan dalam rangka menuju
safe community.
Selama situasi kedaruratan musibah massal dan bencana, RS dan fasilitas
kesehatan lainnya harus siap menghadapinya serta dapat berfungsi dengan
kapasitas maksimal untuk menyelamatkan korban. Mereka harus tetap
menyediakan pelayanan-pelayanan yang penting seperti pelayanan medis dan
keperawatan, laboratorium serta pelayanan kesehatan lainnya. RS dan faskes
lainnya yang aman harus diorganisir dengan perencanaan dalam bentuk
pedoman dan SPO rumah sakit serta tenaga kesehatan yang terlatih.
Tim Penanggulangan Bencana RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO
PAMEKASAN sebagai salah satu tim RS yang memiliki tupoksi dalam
penanggulangan musibah masal dan bencana dari dalam dan luar RS telah
mempersiapkan pedoman, standar prosedur operasional yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku termasuk di antaranya pedoman penanggulangan
bencana dan standar prosedur operasional penenggulangan musibah massal
dan bencana dari luar RS. Pedoman dan SPO tersebut disusun dengan tujuan
untuk memberikan acuan yang dapat digunakan oleh seluruh instalasi dan
bagian atau bidang lain yang terkait dalam menyelenggarakan penanggulangan
musibah massal dan bencana dari luar RS.
Untuk penanggulangan musibah massal / bencana baik yang berasal dari
dalam maupun luar RS tidak bisa hanya mengandalkan fasilitas, SDM dan
SPO yang sudah ada, namun juga membutuhkan uji coba / simulasi serta
perbaikan rencana penanggulangan yang berkelanjutan. Hal tersebut
membutuhkan kerjasama yang solid pada tiap instalasi, tim, bagian, bidang
serta pihak-pihak yang kompeten dalam penanggulangan musibah massal /
bencana baik dari dalam maupun luar RS

B. Identifikasi Potensi Risiko

Pasca terjadinya beberapa gempa di Indonesia beberapa waktu yang


lalu, banyak masyarakat yang mulai resah terkait fenomena alam ini. Terlebih,
beberapa pihak tak bertanggung jawab membuat dan menyebarkan hoaks
tentang potensi gempa di Indonesia. Salah satu yang terbaru adalah kabar
mengenai potensi gempa di Surabaya - Madura.

Pulau Madura merupakan salah satu pulau di Jawa Timur yang


berpotensi rawan gempa bumi, menurut hasil pengamatan Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Bahkan (BMKG) menyebut daerah tersebut
dijuluki Zona Jalur Cecar RMKS . Zona Jalur Cecar RMKS adalah zona atau
daerah rawan bencana akibat berada di atas lempeng bumi. RMKS sendiri
memiliki kepanjangan Rembang, Madura, Kangean, dan Sakala.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (21/10/2018),


Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita
Karnawati tidak menyangkal hal itu. Namun, dia mengatakan bahwa potensi
gempa tidak hanya ada di wilayah Surabaya dan Madura tapi di sebagian besar
wilayah Indonesia. Hal ini karena Indonesia berada dalam lingkaran Cincin Api
Pasifik (Ring of Fire) yang terbentuk oleh gerak lempeng tektonik aktif. "Cincin
Api Pasifik adalah zona berbentuk tapal kuda dan menjadi zona sabuk gempa
paling aktif di dunia. Bukan hanya Indonesia, negara lain seperti Jepang, Taiwan,
dan Selandia Baru juga masuk dalam cincin api pasifik tersebut.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Simulasi ini bertujuan untuk menguji kesiapan seluruh karyawan
RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN dalam menanggulangi
musibah massal yang berasal dari luar rumah sakit sesuai standar prosedur
operasional.
2. Tujuan khusus
a. Simulasi ini bertujuan sebagai evaluasi pelaksanaan penanggulangan
bencana dan musibah massal yang dilakukan oleh jajaran Pimpinan, ,
para kabid, para ketua Komite serta pihak yang kompeten lain di RS.
b. Melakukan pemutakhiran SPO penanggulangan bencana dari luar RS
dan disosialisasikan keseluruh instalasi di RS. Melakukan evaluasi pada
standar prosedur operasional dan kebutuhan sarana prasarana dalam
penanggulangan kebakaran.
c. Simulasi ini sebagai persiapan pembentukan Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Tingkat Kabupaten Pamekasan.

D. SKENARIO PENANGANAN BENCANA ESKTERNAL


RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN

Civitas hospitalia RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN


bekerja sama dengan BPBD PAMEKASAN mengadakan simulasi terpadu
penanganan korban bencana gempa bumi yang mengguncang wilayah
Madura, Kamis 6 Desember 2018 Direktur RSUD dr H SLAMET
MARTODIRDJO PAMEKASAN , dr Farid Anwar, M.Kes membuka “Simulasi
Terpadu Penanganan Korban Bencana di RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO
” di halaman gedung Instalasi Rawat Jalan RSUD dr H SLAMET
MARTODIRDJO pada pukul 09.00 WIB. Simulasi ini diikuti oleh 35 probandus
yang berperan sebagai korban dengan kondisi trauma kepala dan patah
tulang dan 10 probandus sebagai keluarga pasien. Penanganan terhadap
korban dilakukan oleh Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC)/118 di Instalasi Gawat
Darurat RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO dan Klinik 24 Jam sesuai
dengan tingkat kegawatdaruratan pasien. Selain sebagai pembelajaran
bersama, simulasi semacam ini rutin dilakukan untuk mengukur
kesiapsiagaan civitas hospitalia dalam menghadapi kejadian bencana dengan
mengimplementasikan Hospital Disaster Plan (HDP).

Kemunculan bencana yang seringkali terjadi secara tiba-tiba dan


sulit diprediksi membuat banyak pihak tidak sempat menyiapkan diri dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang timbul akibat bencana tersebut.
RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO memiliki peran penting dalam
penanganan kejadian bencana, baik bencana internal rumah sakit maupun
bencana eksternal rumah sakit. Wadir Medik, dr. Mazhar mengatakan
pentingnya melakukan simulasi semacam ini.

“Simulasi ini bertujuan sebagai media edukasi bagi seluruh civitas


hospitalia dalam melakukan penanganan terhadap korban bencana dengan
mempersiapkan tenaga keperawatan, logistik, sarana prasarana serta obat-
obatan. Selain melatih ketrampilan individu, simulasi ini juga melatih
kerjasama antar satuan kerja di lingkungan rumah sakit dalam menghadapi
situasi penanganan bencana.”

Selain menghimbau civitas hospitalia dalam meningkatkan


ketrampilan, Wadir Medik, dr. Mazhar juga mengingatkan pentingnya
evaluasi respon time dan pendataan terhadap para korban untuk kemudian
dikoordinasikan dengan penjamin dalam hal administrasi.

Simulasi dimulai sejak petugas IGD RSUD dr H SLAMET


MARTODIRDJO menerima kabar dari PUSDALOPS BPBD PAMEKASAN bahwa
telah terjadi gempa bumi di daerah Pantai Selatan Pamekasan, yaitu
Kecamatan Tlanakan, dan Pademawu pada hari Kamis, 6 Desember 2018
dengan kekuatan Episenter gempa terletak pada koordinat 7,47 LS dan
114,43 BT atau di laut pada jarak 55 kilometer arah utara laut Kota
Sitobondo, Propinsi Jawa Timur pada kedalaman 12 kilometer. dengan
perkiraan korban mencapai 300 korban jiwa. Dikarenakan khawatir akan
terjadi gempa susulan, maka warga membawa korban ke Rumah Sakit /
Faskes lainnya yang terdekat dan Pamekasan, dimana salah satunya adalah
ke RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO . Sebanyak 35 korban dilarikan ke
RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO dengan kondisi yang beranekaragam.

Setelah dilakukan Triase oleh dokter jaga, didapatkan data 5


pasien dengan cedera kepala berat (merah), 5 pasien dengan trauma
abdomen/ trauma thorax (merah), 15 pasien dengan trauma ekrimitas
(kuning) dan 10 pasien dengan luka terbuka ringan dan masih mampu
berjalan (hijau). Petugas IGD segera melaporkan hal ini kepada Kepala IGD,
dr. Widya K untuk kemudian mempersiapkan tim penanganan bencana dan
mengaktifkan penanganan sesuai Hospital Disaster Plan (HDP). Penanggung
jawab pelayanan keperawatan dan pelayanan medis membagi beberapa tim
untuk menangani korban bencana di antaranya tim triase, tim zona hijau, tim
zona merah dan kuning yang ditempatkan di kamar periksa IGD, tim
resusitasi dan tim di ruang tindakan. Selain itu, petugas keamanan tidak lupa
melakukan pengamanan dengan mengatur arus lalu lintas kendaraan dari
zona drop zone yang menuju ke IGD.

Halaman Instalasi Rawat jalan digunakan sebagai area triase


menggunakan metode Simple Triage and Rapid Treatment (START) dengan
memberikan label triase warna hijau bagi pasien yang masih mampu
berjalan. Sedangkan label triase warna merah dan kuning diberikan untuk
pasien yang diturunkan menggunakan scoop stracher atau LSB. Dokter jaga
melakukan retriase untuk seluruh korban bencana yang masuk ke IGD.
Penanganan pasien label merah dilakukan di ruang resusitasi, pasien label
kuning di ruang kamar periksa sedangkan pasien label hijau ditangani di area
klinik 24 jam. Seluruh korban yang telah ditangani kemudian segera
ditransport ke Ruang Perawatan, sedangkan bagi korban yang memerlukan
tindakan operasi emergency akan dioperasi di ruang Instalasi Bedah Sentral.

Secara keseluruhan, simulasi penanganan korban bencan gempa


bumi di RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO berjalan dengan lancar. Namun
demikian, usai melakukan simulasi, jajaran direksi dan seluruh pemeran
melakukan evaluasi bersama. Civitas hospitalia belajar mengenai Hospital
Disaster Plan (HDP) rumah sakit dalam simulasi ini yang meliputi sistem
komando tim penanganan bencana, siklus penanganan bencana, penanganan
medis, manajemen fasilitas/ infrastruktur, pengelolaan keamanan rumah
sakit, pengelolaan bahan beracun berbahaya (B3) dan limbahnya, sistem
informasi, pelayanan sosial bagi pasien dan keluarga korban bencana,
pengaturan area, penyediaan SDM dan pengelolaan tenaga bantuan/
relawan, pengelolaan transportasi, penyediaan makanan, dukungan
kesejahteraan petugas dan keluarga, pengelolaan informasi publik,
penyediaan suplay medis dan non medis serta penanggung jawab
keselamatan gedung. Selain menjadikan simulasi semacam ini sebagai media
edukasi, untuk ke depannya akan dilakukan beberapa perbaikan terkait
sarana prasarana maupun kesiapan SDM di rumah sakit dalam menghadapi
kejadian bencana yang sewaktu-waktu bisa saja menimpa kita dengan tetap
mengutamakan patient safety.

E. Alur penanggulangan bencana/musibah massal dari luar RS

Direkturt meminta
bantuan
Instansi luar
instansi luar bila
Komandan Bencana segera melaporkan diperlukan
kepada Direkturt RS /komanda RS dan
segera menuju RS utk mendeklarasikan Bila perlu Ka IGD segera
kode coklat/code brown ke seluruh RS dan melebarkan ruang perawatan
memimpin penanggulangan bencana gawat darurat
sesuai SPO
Semua instalasi bertindak
sesuai SPO
Ka IGD melaporkan kepada Komandan
Bencana (Wadir. Medik)

Tim penilai kesehatan gerak cepat / RHA melaporkan hasil RHA & rencana
adanya evakuasi ke RSUD SMART

Ka IGD memerintahkan tim RHA ke lokasi

Ka Tim Jaga IGD/ PPJP 1 melaporkan kejadian kepada ka IGD

Call center mendapat laporan dari polisi /BPBD kemudian melapor dan meminta
bantuan Ka Tim Jaga IGD/ PPJP 1

Polisi/BPBD mengabarkan adanya musibah korban gempa dan meminta bantuan RSUD
SMART
F. PENUTUP

RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN sebagai Institusi


Pelayanan Kesehatan harus selalu memperbaiki diri dan meningkatkan pelayanan,
baik dari sisi klinis medis maupun dalam menjamin keselamatan dan keamanan
pada pasien, pengunjung maupun staf rumah sakit. Potensi bahaya dan potensi
bencana yang dapat terjadi di lingkungan rumah sakit atau diluar lingkungan rumah
sakit harus dapat di indentifikasi dan di minimalisir sebagai jaminan keselamatan
yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada seluruh masyarakat yang memanfaatkan
pelayanan.
RSUD dr H SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN selalu berkomitmen
menjalankan program kesehatan dan keselamatan kerja, terutama potensi bahaya
kebakaran di lingkungan rumah sakit, sehingga pasien, pengunjung, dan staf
dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan simulasi penanggulangan kebakaran
yang berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai