Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HALUSINASI

POKOK BAHASAN : SKIZOFRENIA

SUP POKOK BAHASAN : HALUSINASI

SASARAN : KELARGA KLIEN

WAKTU : 45 MENIT

DIBUAT OLEH : SUPRAYETNO, S.Kep

A. MASALAH
Tn. O di bawa ke rumah sakit jiwa Atma Husada Mahakam Samarinda. Pada tahun 2011 klien gelisah,
ngamuk selama 3 hari dan menolak minum obat. Saat ini klien mengalami gangguan persepsi
(halusinasi), klien sering terlihat bicara dan tertawa sendiri. Berdasarkan riwayat dan perkembangan
kesehatan jiwa klien tersebut keluarga klien perlu diberikan penjelasan tentang cara perawatan pada
keluarga yang mengalami ganguan jiwa agar klien mendapatkan dukungan dari keluarganya.
B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa (halusinasi) selama 45 menit diharapkan keluarga
mampu memahami tentang gangguan persepsi (halusinasi).

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 45 menit diharapkan keluarga klien mampu
a. Menjelaskan pengertian ganguan persepsi (halusinasi)
b. Menyebutkan tingkatan halusinasi
c. Menyebutkan penyebab-penyebab halusinasi
d. Menyebutkan jenis-jenis halusinasi
e. Menyebutkan tanda-tanda penderita halusinasi
f. Menjelaskan cara perawatan penderita halusinasi
C. MATERI
Terlampir
D. SASARAN PENYULUHAN
Kelarga klien dengan diagnose gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran dan penglihatan
E. STRATEGI PENYULUHAN
Dengan memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada keluarga pasien.
F. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya jawab.
G. PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Maret 2013
Pukul : 9.00 Wita
Tempat : Rumah keluarga Tn. O
H. MEDIA DAN SUMBER BAHAN
1. Media : Leaflet
2. Sumber Bahan

I. ATUR TEMPAT
1. Keluarga Tn. O duduk dikursi.
2. Penyaji duduk didepan keluarga Tn. O

J. RENCANA PENYULUHAN

No. Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audiens


1. Pembukaan 5 menit
a. Salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan

2.c. Menjelaskan tujuan 25 menit Memperhatikan


Isi Mendengarkan dan
a. Menjelaskan materi tentang : memperhatikan
1. Pengertian ganguan persepsi (halusinasi)
2. Tingkatan halusinasi
3. Penyebab-penyebab halusinasi
4. Jenis-jenis halusinasi
5. Tanda-tanda penderita halusinasi
6. Cara perawatan penderita halusinasi

3.b. Memberi kesempatan keluarga untuk berTanya 15 menit Bertanya


c. Menjawaban pertanyaan Mendengarkan dan
memperhatikan
Penutup
4.
a. Memberikan kesimpulan Mendengarkan
b. Mengevaluasi hasil penuluhan Menjawab
c. Salam
K. RENCANA EVALUASI
Evaluasi penyuluhan akan dilakukan dengan memberikan 5 pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan keluarga.
L. PENILAIAN KEBERHASILAN
Penilaian keberhasilan dari penyuluhan adalah dengan memberikan 4 pertanyaan kepada keluarga
dengan kriteria penyuluhan berhasil apabila keluarga mampu menjawab 4-5 pertanyaan dengan benar.
Penyuluhan dikatakan kurang berhasil apabila keluarga mampu menjawab 2-3 pertanyaan dengan benar.
Sedangkan penyuluhan dikatakan tidak berhasil apabila keluarga hanya mampu menjawab 1 pertanyaan
dengan benar.

M. Daftar Pustaka.
1. Damayanti. M & Iskandar (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.
2. Mustika. (2002). Kumpulan Askep jiwa. http://rizkie.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Maret 2013
3. Keliat. (2005). Proses keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
4. Stuart, Sunden. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

N. LAMPIRAN MATERI
HALUSINASI

A. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman sensori yang terjadi tanpa stimulus dari luar

B. Tingkatan Halusinasi
Menurut Moller dan Murphy dalam Stuart dan Sudden (1997), tingkatan halusinasi dibagi menjadi 4
tingkatan yaitu :

1. Tahap I : Comforting
Tingkat cemas sedang, halusinasi secara umum adalah sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman
halusinasi karena emosi yang meningkat seperti cemas, kesepian, rasa bersalah, takut serta mencoba
untuk berfokus pada pikiran yang nyaman untuk melepaskan cemas. Individu mengenal bahwa pikiran
dan pengalaman sensori dalam control kesadaran jika cemas dapat dikelola. Nonpsykotik. Tingkah laku
yang dapat diobservasi :
a) Meringis atau tertawa pada tempat yang tidak tepat.
b) Menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara.
c) Pergerakan mata yang cepat.
d) Respon verbal pelan seperti jika sedang asyik.
e) Diam dan tampak asyik.

2. Tahap II
Pengalaman sensori dari beberapa identifikasi indera terhadap hal yang menjijikkan dan menakutkan.
Halusinator mulai kehilangan control dan ada usaha untuk menjauhkan diri dari sumber stimulus yang
diterima . Individu mungkin merasa malu dengan adanya pengalaman sensori dan menarik diri dari orang
lain. Non psychotic. Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Meningkatnya system syaraf otonom, tanda dan gejala dari cemas seperti meningkatnya nadi, pernafasan
dan tekanan darah.
b) Lapang perhatian menjadi sempit
c) Asyik dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi
atau realitas.

3. Tahap III
Controlling tingkat kecemasan berat, pengalaman sensori menjadi hal yang menguasai. Halusinator
mencoba memberi perintah , isi halusinasi mungkin menjadi sangat menarik bagi individu. Individu
mungkin mengalami kesepian , jika sensori yang diberikan berhenti. Psychotic. Tingkah laku yang dapat
diobservasi :
a) Perintah langsung oleh halusinasi dapat diikuti.
b) Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c) Lapang perhatian hanya beberapa detik aau menit.
d) Gejala fisik dan cemas berat seperti berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti perintah.

4. Tahap IV
Conquering, tingkat cemas, panik, umumnya halusinasi menjadi terperinci dan khayalan tampak seperti
kenyataan. Pengalaman sensori mungkin mengancam jika individu tidak mengikuti perintah. Halusinasi
mungkin memburuk dalam 4 jam atau sehari atau sehari jika tidak ada intervensi terapeutik.
Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Teror keras pada tingkah laku seperti panic.
b) Potensial kuat untuk bunuh diri.
c) Aktivitas fisik yang menggambarkan isi dai halusinasi seperti kekerasan, agitasi, menarik diri atau
katatonia.
d) Tidak dapat berespon pada perintah yang kompleks.
e) Tidak dapat berespon pada lebih satu orang.
C. Penyebab
1. Keturunan 4. Tekanan jiwa
2. Pola asuh 5. Penyakit fisik
3. Maladapsi

D. Jenis-jenis halusinasi
- Halusinasi lihat
- Halusinasi dengar
- Halsinasi penciuman
- Halusinasi citarasa
- Halsinasi singgungan
E. Tanda-tanda halusinasi:
- Suka bicara sendiri
- Tertawa sendiri
- Komunikasi lambat
- Mengamuk, gelisah, suka menyendiri
- Mengatakan mendengarkan bisikan atau melihat hal-hal aneh
- Berkeringat, gemetar, suka melawan
- Potensial untuk perilaku bunuh diri
F. Cara perawatan pasien dengan halsinasi
- Menunjukkan bahwa anda tidak mengalami stimulus yang sama
- Hindari mendebat klien tentang halusinasinya

- Dianjurkan untuk tidak merespon halusinasi


- Memberikan aktivitas yang terjadwal
- Jika halusinasi datang, usahakan cerita dengan anggot keluarga atau teman
- Terapi obat

Anda mungkin juga menyukai