Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini mengenai asuhan keperawatan pada Tn. S dengan


gangguan sistem kardiovaskular Non ST Elevasi Miokardium Infark diruang IGD
PJT pada tanggal 08 Oktober 2018, melalui pendekatan studi kasus didapatkan
kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui
langkah – langkah keperawatan sebagai berikut :

4.1 Pengkajian
Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah
melaksanakan pengkajian secara head to toe dari pada melakukan
pengkajian per sistem. Pada saat mengkaji riwayat kesehatan klien, respon
keluarga (dalam hal ini sebagai istri) pada saat penulis mengkaji sangat baik,
dan sangat terbuka pada penulis dan terbukti dari seluruh pertanyaan yang
penulis utarakan, orang tua klien langsung menjawabnya dengan baik.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah menurut buku acuan (Jurnal Repository
Universitas Sumatera Utara, Sari Harahap, 2014) sebagai berikut:
1. Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium
2. Curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan kontraksi
3. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit
knowledge.
Dari diagnosa penulis dapatkan berdasarkan pengkajian adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Iskemia
miokardium ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada dada, skala
nyeri : 4.

35
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan efek struktur jantung
ditandai dengan TD : 130/80 mmHg, HR : 104 kali/menit, dan klien
merasa lemah, irama jantung ventrikel tachicardia (VT) tekanan
darah menurun 80/palpasi.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kehilangan atau kematian
ditandai dengan ketakutan, peningkatan tegangan, gelisah, wajah
tegang.
Sedangkan beberapa diagnosa yang ada di lapangan, tidak terdapat di
buku acuan (Jurnal Repository Universitas Sumatera Utara, Sari Harahap,
2014) penulis antara lain:
1. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan deficit
knowledge.

4.3 Intervensi
Intervensi keperawatan yang penulis temukan di buku acuan (Jurnal
Repository Universitas Sumatera Utara, Sari Harahap, 2014) yang yaitu
sebagai berikut :
1. Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium.

Intervensi :

1) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat


bila terjadi nyeri dada. observasi pasien tentang skala nyeri atau
ketidaknyamanan
2) Gunakan flow sheet untuk memonitor nyeri terhadap efek
pemberian obat angina..
3) Kaji tentang kepercayaan, kebudayaan, terhadap nyeri pasien
dan responnya.
4) Managemen nyeri :
- kaji secara komprehensif terhadap nyeri : lokasi,
karekteristik, onset, durasi, frekuensi, dan kualitasnya.

36
- Observasi nonverbal pasien terhadap ketidaknyamanan.
observasi gejala yang berhubungan dengan dispnea,
mual/muntah, pusing, palpitasi. evaluasi laporan nyeri pada
rahang, leher, bahu, tangan/lengan khususnya sisi kiri.
5) Posisikan pasien pada istirahat total selama episode angina.
6) Observasi tanda-tanda vital tiap 5 menit selama serangan
angina.
7) Ciptakan lingkungan yang tenang, nyaman bila perlu batasi
pengunjung 11.
8) Berikan makanan yang lembut
9) Kolaborasi :
- pemberian oksigen
- Nitrit
- Penyekat beta
- Morfin sulfat
- EKG serial

2. Curah jantung menurun berhubungan dengan gangguan kontraksi


Intervensi :

1) Kaji tanda vital : blood pressure, status


respirasi rate, nadi dan suhu.
2) Kaji status mental : disorentasi, bingung3.
Catat warna kulit : cianosis, capillary refile.
3) Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas terhadap perubahan :
nafas pendek, nyeri, palpitasi, pusing.
4) Evaluasi respon pasien terhadap terapi O2.
5) Auskultasi bunyi nafas : bunyi tambahan dan bunyi jantung :
murmur
6) Pertahankan posisi tirah baring pada posisi yang nyaman selama
episode akut.
7) Berikin periode istirahat dalam melakukn aktivitas keperwatan.

37
8) Tekankan untuk menghindari regangan : selama defekasi, batuk
9) Pantau dan catat efek terapeutik/efek samping selama pemberian
kalsium antagonis, beta bloker,dan nitrat.
10) Kolaborasi :
- pemberian kalsium antagonis.
- Tes katerisasi untuk persiapan PTCA.

3. Cemas berhubungan dengan rasa takut.


Intervensi :
1) Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan : EKG, pemasangan
monitor
2) Tingkatkan ekspresi pasien terhadap takut : menolak, depresi,
marah
3) Anjurkan keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti
sebelumnya.
4) Beritahu pasien tentang program medis yang telah dibuat untuk
menurunkan serangan akan datang .
5) Kaji tanda vital
6) Kaji orientasi pasien : orang, tempat dan waktu
7) Kolaborasi : Pemberian sedative
Dari diagnosa penulis dapatkan berdasarkan pengkajian adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Iskemia miokardium
ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada dada, skala nyeri : 4.
Intervensi :
1) Gunakan tehnik komunikasi terapeutik.
2) Kaji karakteristik nyeri.
3) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
4) Berikan klien posisi semi fowler dan tehnik relaksasi nafas
dalam.
5) Observasi tanda – tanda vital.

38
6) Kolaborasi dalam pemberian oksigen dengan konsentrasi 2 – 4
liter/menit.
7) Kolaborasi dalam pemberian analgesik berupa Aspilet 160 mg.

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur jantung


ditandai dengan TD : 130/80 mmHg, HR : 104 kali/menit, dan klien
merasa lemah, irama jantung ventrikel tachicardia (VT) tekanan darah
menurun 80/palpasi.
Intervensi :
1) Gunakan tehnik komunikasi terapeutik.
2) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
3) Observasi tanda – tanda vital.
4) Kolaborasi dalam pemberian oksigen dengan konsentrasi 2 – 4
liter/menit.
5) Kolaborasi dalam pemberian injeksi amiodarone 300 mg, drip
amiodarone 360 mg, bisoprolol 1 x 5 mg, injeksi dopamin 5 mg.

3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kehilangan atau kematian


ditandai dengan ketakutan, peningkatan tegangan, gelisah, wajah
tegang.
Intervensi :
1) Gunakan tehnik komunikasi terapeutik.
2) Identifikasi persepsi terhadap ancaman.
3) Pertahankan gaya percaya.
4) Terima tetapi jangan diberi penguatan terhadap penggunaan
penolakan.
5) Orientasikan klien/orang terdekat terhadap prosedur rutin dan
aktivitas yang diharapkan.
6) Jawab semua pertanyaan secara nyata.

39
Dari intervensi diatas, penulis berkesimpulan bahwa ada kesamaan
antara teori dan pelaksanaannya dalam pemberian rencana tindakan pada
klien dengan Non ST Elevasi Miokardium Infark, hanya saja pada teori dari
buku acuan (Jurnal Repository Universitas Sumatera Utara, Sari Harahap,
2014) yang penulis dapatkan, rencana yang diberikan kepada klien lebih
lengkap, sedangkan yang penulis dapatkan hanya garis – garis besar, atau
juga lebih disederhanakan dari teori yang didapatkan dari buku acuan
(Jurnal Repository Universitas Sumatera Utara, Sari Harahap, 2014)
tersebut.

4.4 Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi.
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun sebelumnya, hanya saja bahasanya
disederhanakan tanpa menghilangkan unsur – unsur penting dalam
pembuatan laporan kasus ini.
Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi
keperawatan diantaranya: peran keluarga yang mendukung, tersedianya
alat-alat serta adanya bimbingan dari CI ruangan, pembimbing dari
akademik, perawat ruangan, serta adanya peran dokter yang menentukan
diagnosa menurut medis.

4.5 Evaluasi
Dari hasil pengkajian, diagnosa, intervensi dan implementasi yang
penulis dapatkan dilapangan, ada kesenjangan antara teori dari buku acuan
(Jurnal Repository Universitas Sumatera Utara, Sari Harahap, 2014) dan
kenyataannya dilapangan, tetapi kesenjangannya tidak terlalu jauh dari yang
penulis dapatkan dilapangan, hanya saja bahasanya disederhanakan tanpa
menghilangkan unsur – unsur penting dalam prosedur pembuatan laporan
kasus ini.

40

Anda mungkin juga menyukai