Kabupaten Tegal
2017
Drs. Ruslani
Disusun Oleh:
Drs. R U S L A N I
NIP. 196610241997031001
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya Publikasi Ilmiah (PI) yang berupa
Modul, yang telah dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan MTs. Negeri
Slawi, hasil karya dari:
1. Identitas Penulis :
Nama : Drs. Ruslani
NIP : 196610241997031001
Unit Kerja : MTs. Negeri Slawi
2. Jenis Karya : Modul IPA Terpadu
3. Judul : Modul IPA Terpadu, Besaran dan Satuan, untuk Siswa
Kelas VII/1 SMP/MTs.
SURAT KETERANGAN
No: MTs.11.28.104/PP.01.1/ ....... / 2017
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan dengan sebenarnya bahwa karya
ilmiah:
1. Identitas Penulis :
Nama : Drs. Ruslani
NIP : 196610241997031001
Unit Kerja : MTs. Negeri Slawi
2. Jenis Karya : Modul IPA Terpadu
3. Judul : Modul IPA Terpadu, Besaran dan Satuan, untuk
Siswa Kelas VII/1 SMP/MTs
4. Dibuat Tahun : 2017
Penulis
JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
SURAT KETERANGAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
PETUNJUK SISWA ...................................................................................... 7
PETA KONSEP .............................................................................................. 8
Kompetensi Inti :
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
Kompetensi Dasar :
3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran dengan menggunakan satuan
standar (baku)
.
A. Pengukuran
Dalam kehidupan sehari-hari, kalian tentu
sering menjumpai kegiatan yang berhubungan
dengan pengukuran. Seperti halnya kegiatan
lomba lari yang ditunjukkan gambar berikut.
Dalam lomba lari pemenang ditentukan dari
hitungan waktu selama menempuh jarak
lintasan lari. Tahukah kalian, alat apakah yang
digunakan untuk mengukur waktu tempuh
pelari tersebut? Bagaimana cara membacanya
dan satuan apakah yang digunakan? Untuk
lebih memahami tentang pengukuran, ikutilah
Gb.1.1 Lomba lari maraton
pembahasan berikut ini.
B. Besaran
Dalam hasil pengukuran suatu besaran selalu terdapat nilai dan satuan.
Misalnya, massa satu karung beras adalah 25 kg. Massa menyatakan besaran, nilai
hasil pengukurannya adalah 25 dan kg adalah satuan yang digunakan. Jadi besaran
adalah sesuatu yang dapat diukur dan hasil ukurnya dapat dinyatakan dengan nilai /
angka. Menurut dimensinya, besaran dibedakan menjadi dua yaitu : besaran pokok
dan besaran turunan.
1. Besaran Pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya sudah ditetapkan secara
baku dan tidak diturunkan dari besaran lain. Berikut ini adalah satuan dasar SI untuk
tujuh besaran pokok berdasarkan Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke
14 tahun 1971.
2. Besaran Turunan
Besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok dinamakan besaran
turunan. Karena itu satuan besaran turunan merupakan penjabaran dari satuan
besaran pokok. Kadangkala satuan besaran turunan ini diberi nama baru untuk
memudahkan penyebutannya. Contoh dari besaran turunan terdapat dalam tabel
berikut ini.
Satuan dalam SI
No Besaran turunan Nama Lambang
1 luas meter persegi m2
2 volume meter kubik m3
3 kecepatan linear meter per sekon m.s-1
4 percepatan linear Meter persekon kuadrat m.s-2
5 massa jenis kilogram per meter kubik kg.m-3
3. Satuan
Setiap besaran mempunyai satuan yang sesuai. Hasil pengukuran suatu
besaran harus dinyatakan dalam satuan yang tepat dan akurat. Penggunaan satuan
yang berbeda-beda akan menimbulkan nilai hasil pengukuran yang tidak sama.
Misalnya penggunaan satuan depa, jengkal, langkah, dan hasta akan memberikan
hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Satuan
seperti ini disebut dengan satuan tidak baku.
Agar hasil pengukuran antara satu orang dengan orang lainnya sama,
diperlukan keseragaman dalam penggunaan satuan. Satuan yang memberikan hasil
pengukuran sama walaupun dilakukan oleh dua orang yang berbeda dinamakan
satuan baku.. Satuan yang kita gunakan saat ini merupakan satuan yang sudah
ditetapkan keseragamannya secara internasional Sistem satuan yang telah disepakati
pemakaiannya untuk tingkat internasional melalui Conference Generale de Poedes et
Measure ini disebut System International d’united atau disingkat dengan SI. Di
indonesia penggunaan SI diatur dalam Undang-Undang nomor 2 Tahun 1981
tentang Metrologi Legal (UUML).
Berikut akan disajikan cara pengukuran besaran menggunakan alat ukur yang
sesuai.
Membaca skala:
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat
tegak lurus dengan skala mistar yang dibaca.
Jarak antara dua garis panjang yang berdekatan dan diberi angka pada mistar
sama dengan 1 cm. Setiap skala 1 cm terbagi menjadi 10 skala. Maka jarak
terkecil pada mistar sama dengan 1 cm dibagi 10. Hal ini menunjukkan bahwa
ketelitian mistar sebesar 0,1 cm atau 1 mm.
Ujung pensil diatas tidak tepat berada di skala 0 cm pada mistar sehingga hasil
pengukurannya tidak dapat dibaca secara langsung. Maka pengukuran panjang pensil
tersebut dimulai dari skala 52 cm dan berakhir di skala 60,5 cm. Dengan menghitung
selisih antara skala akhir dan skala awal posisi benda pada mistar, kalian akan
mendapatkan hasil pengukuran panjang pensil tersebut.
Maka panjang pensil = 60,5 cm - 52 cm = 8,5 cm
rahang tetap
Skala nonius
bawah
Rahang sorong
bawah
Gambar 1.4 Bagian-bagian jangka sorong
Jangka sorong mempunyai dua jenis skala, yaitu skala utama yang
terletak pada rahang tetap dan skala nonius yang terletak di bagian rahang
sorong. Skala tetap mempunyai garis skala yang sama dengan mistar,
sedangkan skala nonius hanya terdiri dari 10 garis skala.
Mengukur dengan jangka sorong menghasilkan nilai yang lebih
teliti daripada mistar, sekegiatan belajar ketelitian jangka sorong mencapai
0,01 cm atau 0,1 mm.
Skala nonius
Pada umumnya mikrometer memiliki dua macam skala yakni skala utama
(tetap) dan skala nonius (skala putar). Cara membaca skala pada
micrometer hampir sama dengan jangka sorong.
Gambar
1.8 mikrometer untuk mengukur diameter benda
4
0
7
0,52
Stopwatch digital mempunyai ketelitian yang lebih tinggi yaitu 0,01 sekon.
Pemakaiannya juga lebih mudah karena hasil pengukuran waktu tertera langsung pada
layar. Langkah-langkah pengukuran waktu menggunakan stopwatch adalah sebagai
berikut.
a. Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan pada jarum penunjuk besar (dalam
satuan sekon) ditambah bacaan jarum penunjuk kecil (dalam satuan menit).
b. Jarum penunjuk kecil menunjuk angka nol, artinya penghitungan waktu belum
mencapai satuan menit.
c. Jarum penunjuk besar menunjuk angka 18, artinya hasil pengukuran waktu yang
terbaca adalah 18 sekon.
d. Bacalah nilai yang ditunjuk oleh jarum amperemeter pada skala tersebut. Angka ini
kita sebut dengan nilai yang ditunjuk jarum.
e. Hasil pengukuran arus kita hitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
I= x batas ukur
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Nilai
Nilai yang yang jarum
ditunjuk ditunjuk jarum
I= x Batas Ukur
Nilai maksimum skala
Untuk benda-benda yang bentuknya tidak beraturan seperti batu, atau gembok
kunci, volumenya dapat ditentukan dengan cara berikut :
Fungsinya : …………………………………………………………
Jangka sorong
Fungsinya : ………………………………………………………
2.
3.
4.
5.
6.
Mikrometer sekrup
Fungsinya : ……………………………………………
2.
3.
4.
5.
TUGAS II
Setelah mengetahui bagian-bagian alat–alat ukur di atas dan cara menggunakannya,
ukurlah volume kelereng menggunakan jangka sorong. Kemudian bandingkan hasil
pengukuranmu dengan pengukuran volume menggunakan gelas ukur !
Volume bola
4
r
3
Volume bola =
3
Bola
c. Penjelasan Teori
d. Soal Contoh
Berapa kg hasil pengukuran massa yang ditunjukkan pada gambar neraca di atas!
ml
100 100
8 8
60 60
04 04
20 20
batu
0 0
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, dengan cara memberi tanda silang pada
huruf a, b, c atau d!
2 cm 3 cm
Hasil pengukuran jangka sorong dari
panjang sebuah benda ditunjukkan seperti
pada gambar. Panjang benda yang diukur
adalah….
5 10 A. 2,24 cm
0 B. 2,26 cm
skala nonius
C. 2,65 cm
D. 3,90 cm
3. Perhatikan gambar !
Hasil pengukuran tebal buku kamus Bahasa
Inggris tampak seperti di atas, maka
tebalnya buku adalah …
A. 6,88 cm
B. 6,40 cm
C. 5,88 cm
D. 5,38 cm
4. Sebuah mikrometer skrup digunakan untuk mengukur tebal pelat seng sehingga
kedudukan skalanya seperti tampak pada gambar berikut.
Massa benda yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut adalah ....
A. 163 g B. 173 g C. 173,45 D. 1,073,45 g
7. Hasil pengukuran massa yang dilakukan seorang siswa seperti gambar berikut adalah
.... 2 kg A. 2,505 kg
500 g
50 g
P B. 2,55 kg
C. 2,65 kg
D. 5,25 kg
8. Seorang pelari berhasil mencatat rekor baru saat mengikuti kejuaraan lari 100 meter.
12. Perhatikan gambar alat dan bahan serta data pengukurannya berikut !
Berdasarkan gambar di atas, besaran fisika yang diukur adalah .... dengan nilai
pengukuran ....
a. Volume zat cair ; 79,6 cm³
b. Volume zat cair ; 204,6 cm³
c. Massa zat cair ; 79,6 gram
d. Massa zat cair ; 204,6 gram
UJI KOMPETENSI
1. D 7. B
2. B 8. A
3. B 9. A
4. B 10. A
5. B 11. C
6. A 12. D
Wasis, Sugeng Yuli irianto, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam, Jilid 1 untuk SMP/MTs
Kelas VII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyarto, Teguh, 2008. Ilmu Pengetahuan alam 1 : untuk SMP/MTs/ kelas VII,
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Rinie Pratiwi P, …[et. al.], 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu
Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas
VII Edisi 4, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Karim, Saeful, Belajar IPA: Membuka Cakrawala Alam Sekitar 1 untuk kelas VII/
SMP/MTs Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.