7 Keajaiban Dunia
7 Keajaiban Dunia
Seluruh jenis sampah plastik bisa didaur ulang dan bisa dijadikan cinderamata dan
asesoris
Jangan buru-buru membuang sampah plastik dari botol mineral, bungkus mie instan, atau
sampah plastik lainnya. Selain sulit terurai, sampah plastik sulit melenyapkannya. Lebih baik
sampah plastik ini didaur ulang.
Pungut dan kumpulkan sampah plastik. Pilah, botol atau pembugkus mie instan atau kue yang
lain. Siapkan lem serba guna, gunting, dan pelangkap lain. Bisa juga beli stikwr-stikewr lucu
bergambar hewan atau bunga.
Stiker ini bisa untuk menambah hiasan. Hiasan ini ditempel saat menghias tempat pensil.
Tempat pensil dibuat dari bekas minuman kemasan. Botol ini dipotong dan dipasang dengan
posisi terbalik. Dinding tempat pensil bisa ditempeli gambar stiker lucu.
Begitu juga kalau membuat cincin atau gantungan kunci. Semua bisa memanfaatkan
sampah plastik. Namun bisa lebih dulu membeli ring nya atau lingkarannya. “Plastik kita pola
menjadi kembang atau yang lain,”
Dalam waktu tidak sampai lima belas menit, gantungan kunci, gelang, sampai tempat pensil,
sudah langsaung dinikmati. Bila ketrampilan mendaur ulang plastik ini dimiliki para ibu rumah
tangga, mereka akan semakin berdaya. Bisa menghasilkan rupiah jika serius.
Artikel Sampah Plastik akan saya update dengan penambahan pemanfaatan fungsi limbah
sampah plastik
Cobalah kawan,,sejenak saja kita tengok ke sekeliling kita. Begitu banyak tong sampah yang
telah sarat akan isi. Berapa kali isi mereka dituangkan dalam tempat pengumpulan sampah
sebelum akhirnya diangkut oleh truk-truk ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang kemudian
dalam sekejap tong-tong sampah itu akan penuh lagi dengan muatan yang sama meski kadang
tak sejenis. Dan cobalah kawan,, sejenak kita berhenti, untuk menghitung berapa kali truk-truk
pengangkut sampah hilir mudik menggendong bebannya. Lalu, berapa literkah bahan bakar yang
harus dikeluarkan untuk mendanai pengangkutan tersebut. Tak sempat terpikir hal tersebut di isi
kepala kita saking banyaknya masalah yang berseliweran di lalu lintas pemikiran seperti
berseliwerannya sampah-sampah di kehidupan riil kita.
Sampah dan kehidupan menjadi sepasang sejoli yang tak kan terpisahkan. Selama kehidupan
masih terus berlangsung di muka bumi ini, maka sampahpun akan tetap selalu ada. Dan kita,
manusia yang memberi sumbangan sampah terbesar kepada lingkungan alam sering apriori
terhadap sampah. Bagaimana mengolahnya agar tidak berdampak negative bagi lingkungan
tampaknya masih menjadi pemikiran yang langka yang jarang-jarang orang mau menggunakan
pemikiran mereka untuk menjangkaunya.
Sampah Plastik
Sampah memiliki komponen yang beragam dari yang organic sampai yang anorganik, dapat
didaur ulang hingga yang tak dapat di daur ulang. Dan salah satu komponen sampah yang paling
sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah sampah (limbah) plastic yang seiring
dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastic semakin meningkat.
Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia,
terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999
sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%.
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai
konsekuensinya, peningkatan limbah plastic pun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998)
komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari
total sampah rumah tangga. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang
dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat
menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.
(YBP, 1986).
Plastik yang tidak asing lagi bagi kehidupan kita, merupakan nama yang digunakan untuk
mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik
dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan
yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses
menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan
kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk
thermoplastic.
Mengenai pemanfaatan sampah plastic dapat dilakukan dengan pemanfaatan (pemakaian)
kembali (reuse) ataupun dengan cara daur ulang (recycle). Dan di Indonesia, umumnya limbah
plastic dari rumah tangga dimanfaatkan dengan cara pemakaian ulang. Sebagai contoh, wadah
cat dan ember yang sudah tidak terpakai bisa digunakan sebagai pot bunga atau untuk menanam
tanaman bonsai, cabe, tomat, dan semacamnya yang memungkinkan untuk ditanam dalam wadah
kecil. Tas kresek juga bisa disimpan dengan rapi yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan lagi
untuk wadah dalam berbelanja.
Cara di atas mungkin dirasa kurang memberi manfaat yang signifikan dalam mengurangi
produksi plastik, karena seperti yang telah disebutkan di atas perkembangan teknologi semakin
mendorong meningkatnya konsumsi plastik oleh masyarakat dengan alasan kepraktisan atau
apalah. Lagipula masih sedikit orang yang mau peduli dengan seberapa banyak plastik yang kita
konsumsi per harinya, serta akibat apa yang akan muncul dengan banyaknya konsumsi plastik
yang kita lakukan. Selain itu, pemakaian kembali sampah plastik juga memungkinkan terjadinya
penyalahgunaan. Misalkan saja plastik yang digunakan untuk wadah produk tertentu
memungkinkan dipakai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memalsukan
produk.
Pemakaian kembali sampah plastik seperti di atas biasanya memang hanya dilakukan oleh rumah
tangga. Sedangkan rumah tangga industri biasanya memanfaatkan kembali sampah plastik
dengan cara daur ulang (recycle). Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah
plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai
kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta
diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah
plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan
penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).