“SEDIAAN STERIL”
Steril adalah suatu kondisi absolute dan harus tidak pernah digunakan atau
2) Definisi Sterilisasi
pemakaian.
berbahaya.
Kesehatan)
Aseptis berarti tidak adanya patogen pada suatu daerah tertentu. Tehnik
mikroorganisme.
resep yang tidak tahan proses sterilisasi namun semua komposisinya brupa
bahan steril.
1) Sterilisasi uap (Autoklaf) dilakukan pada saat memaparkan uap jenuh pada
tekanan tertentu salam waktu dan suhu tertentu pada suatu objek sehingga
a. Waktu
b. Suhu
c. Kelembaban
2) Sterilisasi panas kering (oven), biasa digunakan untuk alat – alat atau bahan
dengan uap yang tidak berpenetrasi secara mudah atau untuk peralatan yng
minimum 160o C dengan waktu 1 (satu) jam untuk alat logam dan alat gelas.
seperti ZnO.
3) Sterilisasi gas atau etilen oksidasi, merupakan pilihan lain yang digunakan
untuk sterilisasi alat yang sensitif terhadap panas. Etilen oksidasi merupakan
senyawa organik kelompok epoksida dari golongan eter. Etilen oksida berada
dalam fase gas pada suhu diatas 10,75% dalam tekanan 1 atm. Umumnya,
lain, serta alat kedokteran tidak tahan panas seperti alat – alat endoskopi yang
4) Sterilisasi radiasi
gelombang 100 – 400 nm dengan efek optimal pada 254 nm. Digunakan
atau secara tidak langsung dengan sinar terlebih dahulu dalam bentuk
mikroba.
terbuat dari logam, karet serta bahan sintetis seperti polietilen dengan
sangat tinggi.
5) Sterilisasi plasma, sterilisasi ini berlangsung selama 15 menit pada 400 watt.
secara pasti, namun pada proses pembentukan plasma membentuk zat – zat
80 – 159 nm.
b. Filtrasi adsorbsi. Filter ini dapat membebaskan pirogen – pirogen dan
virus.
1) Sterilisasi Uap
selama 15 menit pada suhu 1 Proses sterilisasi termal yang menggunakan uap
jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121o. Kecuali dinyatakan
lain berlangsung disuatu bejana yang disebut autoklaf dan mungkin proses
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus oven modern yang dilengkapi
udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima
di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o, jika alat sterilisasi
beroperasi pada suh tidak kurang dari 2pada suh tidak kurang dari 250o.
3) Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida ini adalah yang sangat
sterilisasi termal.
Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dan
Proses ini mencegah masuknya mikroba hidup ke dalam komponen steril atau
setengah jadi atau produk ruahan atau komponen bebas mikroba hidup.
1) Sterilisasi fisik
parafin, ZnO dan lain – lain serta paling efektif untuk alat –
alat dan alat – alat bedah, suhu yang digunakan 160o C selama 1
– 2 jam.
mikroorganisme
pori 0,45 nm
7) Filter seitz, dibuat dari bahan abses yang dijepit pada dasar wadah
besi
9) Filter fritted – glass. Disusun dari dasar serbuk, tombol bulat dari
yang dihubungkan dengan dasar logam dan saluran luar tube adalah
farmasi
Sistem pengolahan air (SPA) adalah suatu sistem untuk memperoleh air
denga kualitas yang dibutuhkah oleh suatu jenis obat dan memenuhi
produk, proses produksi dan cara pemberian obat. Mutu APF adalah spesifik
untuk setiap bentuk sediaan obat dengan mempertimbangkan biaya dan dan
beberapa atau mungkin hanya satu jenis mutu air, misalnya air murni.
berada atau sumber air pasokan, misalnya air sumur dalam, air yang
diperoleh dari PAM. Beberapa parameter antara lain tingkat kesadaran, kadar
peralatan dan komponen yang kontak langsung dengan produk injeksi dan
juga untuk pembilasan akhir pada proses pencucian yang tidak dilanjutkan
selama penggunaan normal menggunakan air panas pada suhu > 80oC selama
waktu tertentu (tergantung pada hasil validasi) atau sanitasi sistem setelah
1. Suhu
2. Kelembaban
3. Partikel udara
b. Partikel udara
c. Pertukaran udara
lebih tinggi.
e. Saluran udara
kritis sistem tata udara sangat tergantung dari produk yang yang diproses
Volume aliran udara diukur dari setiap terminal filter atau pasokan
menentukan pertukaran udara (volume udara ruangan per jam) dari ruang
bersih.
Pertukaran udara
Pertukaran udara =
Volume ruangan
pembuatannya.
≥ 0,5 nm ≥ 5 nm ≥ 0,5 nm ≥ 5 nm
kelas
A 3. 520 20 3.520 20
D Tidak Tidak
3.520.000 29.000
ditetapkan ditetapkan
Dimana untuk kelas A/ Bklasifikasi partikel udara adalah 14644 kelas 5
non operasional. Kelas C adalah kelas ISO kelas 7, kelas D adalah kelas
Menurut buku Ansel's Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System
pH, dapar, dan kapasitas dapar sangat penting dalam menghitung formulasi
produk obat. Dimana dapat menentukan kelarutan, aktivasi, penyerapan dan stabilitas.
mempertahankan pH pada sediaan. Dapar yang terdiri dari asam lemah dan basa
1) Campurkan asam lemah dan basa konjugat atau basa lemah dan asam konjugat.
2) Campurkan sebuh asam lemah dengan basa kuat dan basa konjugat atau sebuah
basa lemah dan asam kuat dari asam konjugat. Digunakan perhitungan
Henderson-Hasselbalch :
𝐵𝑎𝑠𝑎
pH = pKa + Log ( 𝐴𝑠𝑎𝑚 )
Contoh Soal :
1) Berapakah perbandingan molar (garam/asam) yang diperlukan untuk membuat
Penyelesaian :
𝐵𝑎𝑠𝑎
5,0 = 4,76 + Log ( )
𝐴𝑠𝑎𝑚
𝐵𝑎𝑠𝑎
Log ( 𝐴𝑠𝑎𝑚 ) = 5,0 - 4,76
= 0,24
= 1,74
Jadi, perbandingan mol garam dan asamnya adalah 1,74/1. Mol persen adalah fraksi
mol x 100. Fraksi mol garam dalam campuran garam asam tersebut adalah 1,74
Kemampuan sebuah dapar untuk melawan perubahan pH pada penambahan asam atau
Dimana :
a. Metode kelas 1
Menurut alfred martin, 1983 hal. 487, metode kelas 1 merupakan metode
dimanadengan penambahan natrium klorida atau zat lain tercapai titik beku larutan
sebesar -0,52 & larutan obat menjadi isotonis dengan cairan tubuh. Metodwe kelas
1 terdiri dari:
1) Metode krioskopik
hasil eksperimen atau perhitungan teoritis dapat dilihat pada table ikhtisar nilai -
nilai isotonis. Untuk larutan obat yang penurunan titik bekunya tidak dapat
teoritis bila diketahui berat molekul obat tersebut & Liso tipe ionnya.
Contoh soal:
Berapa banyak natrium klorida yang diperlukan agar 150 mL larutan HCl 1%
Jawab
Penyelesaian :
Agar diperoleh larutan yang isotonis, sejumlah NaCl yang ditambahkan untuk
perbandingan diperoleh :
1% 0,58
: =
𝑋 0,44
0,58 x = 0.44
x=0,44/0,58 = 0.76%
Jadi, NaCl 0,76% & menurunkan titik beku sebesar 0,440& membuat larutan
apomorfin HCl & 0,76 gram NaCl dengan air secukupnya hingga volume 100
mL.
2) Metode ekuivalen natrium klorida
L.Iso
E= 17. BM
Ket:
E : Jumlah NaCl yang mempunyai tekanan osmosa yang sama dengan 1 gram zat
berkhasiat.
Contoh soal:
Jawab:
BM KCl =74,55
Penyelesaian
L.Iso
E= 17. BM
3.4
E= 17.74.55
E = 0.78 gram
Jadi, 1 gram KCl memberikan nilai osmotic yang sama dengan 0.78 gram NaCl.
b. Metode Kelas 2
Perhitungan tonisitas ini melibatkan penambahan air dalam larutan obat agar
V = W x E x III,I
Ket:
E = EkuivalenNaCldari 1 bahanobat
Contoh soal
cairan tubuh. Berapa pelarut yang ditambahkan jika diketahui E kokain HCl
0,16.
Jawab:
2. Untuk isotonis diperlukan 0.9 gram/100 mL, jadi untuk 0,048 diperlukan
volume sebanyak
100
0.048x = 5.3 mL
0.9
2) Metode Sprowls (A. Martin, 1983 hal 495) Merupakan pengembangan metode
white-vincent.
dengan besar obat W sprows memakai berat obat sebesar 0,3 gram jumlah
yang biasa digunakan untuk satu ounce cairan larutan 1% volume V larutan
isotonis yang dibuat dengan mencampurkan 0,3 gram obat - obat dengan
secukupnya. Biasa digunakan untuk obat mata & berbagai larutan parenteral.
c. Rumus Catelyn
Metode ini didasarkan atas nilai NaCl 0.9% adalah isotonis dengan darah & air
mata
10
% .k.M′
V
g/100 mL = F- M.k′
keterangan:
F = factor isotonic
M = BM zat aktif
d. Cara PTB (penurunan titik beku) Menurut buku Formulasi Sediaan Steril
Suatu larutan dinyatakan isotonis dengan serum atau cairan mata jika membeku
pada suhu -250 C. Untuk memperoleh larutan iosotonis, dapat ditambahkan NaCl
atau zat lain yang cocok yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
0.52−b1C
B=
b2
Keterangan :
B = bobot zat tambahan (NaCl) dalam satuan gram untuk setiap 100
mL larutan
Larutan NaCl 0,9% b/v sudah ditetapkan isotonis dengan cairan tubuh. Tekanan
isotonisnya:
(Fa/Ma) x a
Keterangan:
Jadi, larutan isotonis yang dapat dihitung dari NaCl 0,9 % b/v tersebut adalah
= (1.8/58.5)x 9 = 0.28 (berarti tiap larutan yang memiliki faktor isotonis 0,28 adalah
isotonis)
Dapat dirumuskan :
= 0.28
Untuk menghitung banyaknya zat penambah (h) dalam pembuatan larutan isotonis:
keterangan :
Glukosa = 198
Na.Nitrit = 47
Gliserin = 81
Untuk cara grafik ini, dalam Farmakope Indonesia Ed. I terdapat table yang
lansung dapat dibaca yang berisi jumlah penambahan NaCl atau kalium nitrat
jumlah NaCl atau kalium nitrat dalam g/mL yang harus ditambahkan ke dalam
yang ditambahkan ke tiap senyawa itu dalam konsentrasi yang diminta dapat
senyawa itu (dalam g/100mL) dikurangi dengan (n-1) x 0,9 g/100 mL. Ini
2) MenurutFornulasiSteril hal.50
a. Hipertonismerupakanturunantitikbekubesaryaitutekananosmosisnyalebihting
gidari serum darahsehinggamenyebabkan air
keluardariseldaraahmerahmelintas membrane semi permeable
b. Hipotonisturunnyatitikbekukecil, yaitutekananosmosisnyalebihrendahdari
serum darahsehinggamenyebabkan air akanmelintasi membrane darahmerah.
3) Menurutilmuresep 202-203
a. Hipertonisadalahtekanan osmosis larutanobatlebihbesardaripadatekanan
osmosis cairantubuh
b. Hipotonisadalahtekanan osmosis larutanobatlebihkecildaripadatekanan
osmosis cairantubuh
c. Isotonisadalahteganganobat yang sekat (menurutkamuslengkapkedokteran
Hal.263
4) MenurutScoville’s, Hal.152 & 154
a. Isotonisadalahlarutan yang mempunyaitekanan osmotic yang
samadengancairantubuh
b. Hipotonikmerupakan system dimanalarutandengankonsentrasirendah,
sedangkan
c. Hipertonikmerupakanlarutandengankonsentrasilebihtinggidantekanan
osmotic cairantubuh.
7. DefinisiNo.Batch&No.Registrasi
Digit 6-8 : menunjukkan nomor pabrik. Jumlah pabrik yang ada antara
100- 1000
Digit 9-11 : menunjukkan nomor urut obatjadi yang sudah disetujui oleh
masing- Masing pbarik
Digit 12-13 : menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi misalnya,
12 : tablet hisap.
32 :salep
01 :kapsul
Digit 14 : menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi
A :kekuatan obat yang pertama disetujui
B :kekuatan obat yang kedua disetujui
C :kekuatan obat yang ketiga disetujui
Digit 15 : Menujukkan kemasan yang berbeda untuk tiap nama kekuatan
dan bentuk sediaan obat jadi .
b. Nomor Batch
Produk ruahan
Digit 1 : Untuk produk 1 Tahun1990 : 0 ; 1991 : 1
Digit 2,3 : Kode produk dari produk ruahan
01 :kloramphenicol salep mata
02 :sulfasetamid salepmata
Digit 4,6 : urutan produk (001,002,…dan kembali lagi 001)
2-6 digit untuk produk ruahan di depan digit 1 per tahun
pengemasan
A : 1990
B : 1991
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, HC,. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi ke 4. UI Press: Jakarta.
Aulton, M.E, dkk. 2013, Aulton's Pharmaceutics : The Design and Manufacture of
BPOM. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Depkes RI: Jakarta.
BPOM. 2013. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Depkes RI: Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta.
Howard. 2011. Ansel's Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System.
: London.
Lachman, dkk. 2008. Teori dan Praktik Farmasi Industri Edisi ke 3. UI Press :
Jakarta.
Martin, alfred, dkk. 1990. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Farmasi Fisika dalam
Jakarta.