Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, kami diharapkan dapat :
1. Menjelaskan perbedaan prinsip destilasi secara fraksionasi dan batch
2. Mengetahui prinsip-prinsip kesetimbangan pada suatu campuran.
3. Melakukan pemisahan campuran biner dengan metode destilasi fraksionasi.
4. Menentukan kadar produk hasil pemisahan dengan menggunakan kurva
kalibrasi.
Penentuan Berat Jenis Feed, Bottom Product, dan Destilat proses Destilasi
Fraksionasi
= 0,428 mol
= 0,276 mol
𝑚𝑜𝑙 𝐸𝑡ℎ𝑎𝑛𝑜𝑙
Fraksi mol Ethanol = 𝑚𝑜𝑙 𝐸𝑡ℎ𝑎𝑛𝑜𝑙+𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
0,428 𝑚𝑜𝑙
= (0,428 +0,276)𝑚𝑜𝑙
= 0,607
Fraksi mol etanol untuk sampel 2-6 dapat dilihat pada tabel berikut,
Tabel 2. Hasil perhitungan Fraksi Mol Dalam Campuran
Volume
Fraksi mol
No Volume Volume mol Ethanol mol Air
Ethanol
Ethanol Aquadest
(mL) (mL)
1 25 5 0.428695 0.276806 0.607646838
(47,4775−22,9409) gram
= 25 mL
= 0,9814 gram/mL
Bottom Product
(Massa pikno+sampel )−(Massa pikno kosong)
= Volume piknometer
(47,6805−22,9409)gram
= 25 mL
= 0,9895 gram/mL
Destilat
(Massa pikno+sampel )–(Massa pikno kosong)
= Volume piknometer
(47,3689−22,9409)gram
= 25 mL
= 0,97712 gram/mL
Berat Jenis
No sampel Fraksi mol Eth
(g/mL)
0.607646838 0.977632
1
0.382521537 0.981748
2
0.236492507 0.984896
3
0.134103488 0.988816
4
0.058335165 0.976972
5
0.985
Berat Jenis (g/mL)
0.98
0.975
0.97
𝑋𝐷
YD =
𝑅𝐷 + 1
0,393
=
4+1
= 0,0786
Coker, 2009 ©
1
0.9
0.8
0.7
Mole fraction of ethanol in vapor, y
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
XU 0.1 XU X
0 0.2 0.3 0.4
D 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mole fraction of ethanol in liquid, x
VII. PEMBAHASAN
Zulfiah (331 16 017)
Praktikum kali ini kami melakukan percobaan destilasi fraksionasi.
Distilasi bertingkat / fraksionasi adalah proses pemisahan komponen-
komponen cair dua atau lebih dari suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didihnya yang berdekatan. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk
campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20OC dan bekerja pada
tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Bahan yang digunakan dan diamati pemisahannya yaitu campuran
etanol dengan air. Pada awal percobaan campuran etanol dan air
inidipanaskan dalam labu destilasi pada rangkaian alat destilasi fraksionasi.
Suhu pemanasan dijaga pada 80oc. Hal ini bertujuan agar ethanol menguap
secara maksimal. Setelah mencapai titik didihnya yaitu 78.6OC, ethanol
akan mulai menguap dan masuk menuju kolom fraksionasi pada alat.
Didalam kolom ini terjadi proses refluk. Proses refluk ini dilakukan agar
pemisahan antara campuran ethanol dan air dapat terjadi dengan baik. Pada
percobaan ini uap yang keluar dari kolom menuju kondenser sebanyak 1
kali sedangkan uap yang kembali menuju kolom sebanyak 4 kali untuk
dilakukan proses refluk kembali di dalam kolom. Dimana jika semakin
besar perbandingan antara uap yang masuk dan keluar kolom maka akan
didapatkan destilat (etanol) yang memiliki kemurnian tinggi. Uap ethanol
yang telah keluar dari dalam kolom selanjutnya akan masuk kedalam
kondenser dan dikondensasi menjadi cairan yang akan ditampung pada
penampung destilat. Sedangkan fraksi berat yang berupa uap air akan
dikembalikan kedalam labu destilasi. Destilat dapat keluar karena adanya
dorongan dari pompa yaitu pompa refluks dari akumulator ke tray teratas.
Pada destilasi fraksionasi pemisahan yang diperoleh akan lebih
murni dibandingkan dengan destilasi sederhana. Pada percobaan ini
terlebih dahulu menentukan konsentrasi umpan melalui kurva kalibrasi
hubungan antara densitas vs konsentrasi etanol dari variasi volume etanol
dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ml. Kurva ini juga merupakan
acuan untuk menentukan konsentrasi pada bottom dan destilat. Pada
destilasi fraksinasi ini alat dihubungkan dengan alat pengendalian proses
suhu (T1) atau temperature indicate adapun fungsi dari T1 ini adalah untuk
memberikan informasi suhu yang ada pada alat destilasi-sehingga suhu
dapat dikontrol.
Dimana fraksi mol yang diproleh secara teori (perhitungan
matematis) dan praktek (kurva) berbeda. Fraksi mol etanol yang diperoleh
dari hasil perhitungan dalam umpan sebesar 0.280 dan sisanya adalah air.
Fraksi mol dalam bottom product sebesar 0.046, artinya semua etanol yag
ada dalam campuran belum terpisah secara maksimal. Sedangkan fraksi
mol dalam destilat sesbesar 0.393, hal ini menunjukkan bahwa destilat
yang diperoleh belum mencapai kemurnian yang diharapkan karena masih
terdapat sekitar 0.607 fraksi mol air didalamnya. Hal tersebut disebakan
karena semakin lama waktu pemisahan maka suhu dalam kolom
fraksionasi semakin tinggi, sehingga suhu dalam plat terakhir telah
melewati suhu didih etanol. Walaupun sebenarmya belum mencapai suhu
didih air, akan tetapi diketahui bahwa pada setiap suhu larutan meiliki
tekanan uap atau vapor preassure, termasuk juga air yang memungkinkan
terjadi penguapan saat tekanan uapnya sama dengan kondisi lingkungan
saat itu sehingga air dapat lolos melalui kolom fraksionasi hal ini juga
berkaitan den nilai refliks yang didapatkan.
Cahyaningsih Dwi Putri Vitandy (331 16 034)
Destilasi fraksionasi merupakan suatu teknik pemisahan untuk
larutan yang mempunyai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu
sekitar 30°C. Dalam distilasi fraksionasi pemisahan parsial diulang berkali-
kali dimana setiap kali terjadi pemisahan lebih lanjut.Distilasi fraksionasi
ini berbeda dengan distilasi biasa, karena terdapat suatu kolom fraksionasi
dimana terjadi suatu proses refluks. Proses refluks pada proses ini
dilakukan agar pemisahan campuran dapat terjadi dengan baik. Kolom
fraksionasi berfungsi agar kontak antara cairan dengan uap terjadi lebih
lama. Komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah
akan terus menguap dan masuk ke kondensor. Sedangkan komponen yang
lebih besar akan kembali ke labu distilat. Sehingga hasil destilat yang
diperoleh lebih murni.
Pada praktikum ini, digunakan campuran etanol-air dengan
perbandingan 2L etanol dn 3L air. Pada awal percobaan dilakukan
pemasanan dalam labu destilasi pada alat destilasi fraksionasi, suhu
pemanasan di jaga pada 80 ˚C, yang bertujuan agar etanol dapat menguap
secara maksimal setelah mencapai titik didihnya yaitu 78,6 ˚C.
Berdasarkan perhitungan berat jenis yang dilakukan, untuk Feed 0,9814
g/mL, Destilat 0,9771 g/mL, dan Bottom Product 0,9895 g/mL.
Pada destilasi kraksionasi ini, jumlah stage yang terdapat pada
kolom destilasi yakni sebanyak 7 kolom fraksionasi, sehingga akan
ditentukan kesetimbangan pada setiap kolom destilasi pada kurva
kesetimbangan dengan menggambarkannya pada diagram McCabe-Thiele.
Dari hasil gambar pada diagram McCabe-Thiele diperoleh nilai stage yakni
6 kolom.Adapun yang mempengaruhi jumlah stage yang kadang lebih
ataupun kurang ketika digambarkan pada diagram ialah disebabkan oleh
pengaturan suhu pemanas yang sulit dikendalikan dan masih terdapatnya
campuran etanol-air yang didalam alat destilat pada praktikum
sebelumnya sehingga komposisi dari campuran dalam alat destilasi
berubah.
VIII. KESIMPULAN
1. Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya
kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda setiap platnya. Pemanasan yang
berbeda-beda ini bertujuan agar tingkat kemurnian yang dihasilkan
lebih tinggi
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh fraksi mol
untuk umpan yaitu 0,28, residu 0,046, dan 0,393 untuk destilat.
3. Jumlah stage yang diperoleh berdasarkan grafik kesetimbangan yaitu 6.