PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Educational Psychology Final Exam
OLEH :
HILMAN/081051201017
JURUSAN PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018
1. Psikologi Pendidikan merupakan disiplin ilmu yang dapat menjawab pertanyaan
“Mengapa sebagian siswa lebih belajar dari siswa lainnya ?” Berikanlah penjelasan
seluas2nya mengenai hal tersebut berdasarkan sudut pandang psikologi pendidikan!
Penjelasan :
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented evaluation approach
structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator (kepala sekolah dan guru)
dalam membuat keputusan. Stufflebeam (dalam Eko Putro Widoyoko. 1993: 118)
mengungkapkan bahwa, “the CIPP approach is based on the view that the most important
purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan oleh
Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting dari evaluasi adalah bukan
membuktikan tetapi untuk memperbaiki.
Sebagai contoh, Ibu Astuti hendak menerapkan pembelajaran humanistik pada pokok
bahasan volume bangun ruang kubus. Segala perencanaan, mulai dari strategi
pembelajaran, bahan ajar, media hingga penilaian telah disiapkan. Berikut instrumen
evaluasi CIPP yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan.
Berdasarkan kajian teoritis, CIPP dalam mengevaluasi pembelajaran humanistik, dari segi
konteksnya sudah memadai. Hal ini dikarenakan tujuan pembelajaran humanistik sesuai
dengan kondisi lingkungan dan karakteristik peserta didik yang semakin berkembang rasa
ingin tahunya seiring perkembangan zaman, sehingga mengarahkan guru menjadi
fasilitator dan motivator mereka yang profesional. Pembelajaran humanistik mampu
menjawab dan memfasilitasi kebutuhan peserta didik saat ini, bahwa dalam belajar juga
diperlukan keterampilan sosial
Dari segi input, guru dan siswa dalam pembelajaran humanistik mampu bekerja sama
dengan baik sesuai dengan kapasitas tugasnya masing-masing. Selain itu, disertai
kejelasan aturan dan prosedur kerja dalam pembelajaran humanistik. Begitu pula sumber
belajar yang digunakan tidak hanya berasal dari guru, melainkan siswa dapat
menggunakan buku apapun yang relevan untuk membangun pengetahuan mereka. Tentu
lebih menarik lagi karena dilengkapi penggunaaan media belajar oleh guru selama
pembelajaran berlangsung, walaupun sederhana.
Dipandang dari prosesnya, sudah berjalan dengan baik. Siswa tidak lagi dijadikan obyek
belajar yang pasif menerima informasi dan prosedur, melainkan sebagai subyek belajar
yang aktif dalam membangun pengetahuan dan keterampilannya. Selama pembelajaran
humanistik berlangsung, guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Siswa aktif
mencari, menyelidiki, merumuskan, membuktikan, dan mengaplikasikan apa yang
dipelajari. Ini berakibat tidak hanya pengetahuan kognitif yang dibangun, tetapi siswa juga
dilatihkan beberapa keterampilan sosial, seperti bekerja mandiri maupun bekerjasama
dalam kelompok, bersikap kritis, kreatif, konsisten, berpikir logis, sistematis, menghargai
pendapat, jujur, percaya diri, dan bertanggung jawab. Selama pembelajaran guru
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga dalam menerima pelajaran
siswa tidak lagi merasa didoktrin, melainkan dapat belajar tanpa paksaan dan itu lebih
bermakna bagi mereka.
Dari segi produk, pembelajaran humanistik menghasilkan siswa yang aktif, kreatif dan
bertanggung jawab, di samping unggul dalam pengetahuan kognitif. Ini dikarenakan
dalam pembelajarannya, guru tidak hanya menilai kognitifnya saja melainkan juga aspek
afektif dan psikomotorik. Dalam hidup bermasyarakat, siswa tidak hanya membutuhkan
pengetahuan kognitif melainkan juga nilai-nilai kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan
yang dapat ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran humanistik.
CIPP dalam mengevaluasi pembelajaran humanistik sudah mencakup keseluruhan aspek
penting dalam evaluai. Namun, keberlanjutan informasi dan evaluasi sangat diperlukan
dalam pengembangan program pembelajaran. Meskipun berdasarkan hasil evaluasi
ternyata program pembelajaran humanistik sudah memadai, namun pemberian umpan
balik, pemodifikasian, dan penyesuaian tetap diperlukan, sebab sekolah selalu
menghendaki adanya perubahan yang signifikan ke depannya.
Model evaluasi CIPP merupakan model evaluasi program pembelajaran yang lebih
komprehensif dibandingkan model evaluasi lainnya. Ini dikarenakan cakupan evaluan
yang lebih kompleks, meliputi konteks, masukan, proses dan produk. Jika evaluasi
program pembelajaran model CIPP diterapkan pada wilayah terbatas, hasil evaluasi dapat
digeneralisasikan dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan terhadap program pembelajaran yang berlaku.
Berdasarkan evaluasi CIPP, pembelajaran humanistik sangat relevan dalam dunia
pendidikan. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran humanistik selalu mendorong
peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi
positif yang dimiliki setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses
pendidikan pun senantiasa berubah. Dengan adanya perubahan dalam strategi
pendidikan dari waktu ke waktu, humanistik memberi arahan yang signifikan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran, khususnya . Namun, tetap diperlukan pemodifikasian
demi kesempurnaan hasil pencapaian, agar pembelajaran lebih bermakna.
http://kajianpsikologi.blogspot.com/2011/01/pendekatan-psikologi-humanistik-
dalam.html. (Diakses 16 Oktober 2012).
http://Model Evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) _ Tama Indra Brilian
Blog’s.htm. (Diakses 16 Oktober 2012).
http://Model pembelajaran:aliran-humanistik.html. (Diakses 16 Oktober 2012).
http://Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Dan Penilaian Dalam Dunia Pendidikan «
Navel’s Blog.htm. (Diakses 16 Oktober 2012).
http://setiawan-pendidikanmatematika.blogspot.com/2011/03/teori-belajar-
humanistik.html. (Diakses 16 Oktober 2012).
2. Salah satu dasar - dasar pembelajaran berdasarkan hukum Thorndike, yakni law of
readines, law of excercises, dan law of effect. Berikan satu contoh aktivitas belajar
mengajar di sekolah yg menunjukkan hukum-hukum tersebut. Anda bebas memilih mata
pelajaran dan tingkatan.
Penjelasan :
Penjelasan :
1. Guru yang sukses itu adalah guru yang memiliki jiwa pendidik karena sekarang ini
banyak guru hanya menganggap bahwa seorang guru itu hanya sebuah profesi atau
pekerjaan, apabila seorang guru memiliki jiwa sebagai pendidik, selain sebagai tenaga
pengajar juga sebagai pendidik. Sebagai contoh : menjadi tauladan disekolah dalam
setiap tindakan yang dilakukan.
2. Guru yang sukses itu harus memiliki integritas karena sebagai ujung tombak
pendidikan.
3. Guru yang sukses itu selalu berbicara positif seperti memotivasi dan menginspirasi
sehingga peserta didik tetap semangat dalam belajar serta menjadi peserta didik yang
aktif, kreatif dan inovatif.
4. Guru yang sukses itu menguasai metodologi pembelajaran sehingga anak-anak
senang, anak-anak berproses sesuai zamannya, Guru harus banyak belajar tentang
teknologi.
5. Guru yang sukses itu harus mempunyai komitmen dan tanggungjawab sehingga dapat
menciptakan anak-anak yang terdidik dan cerdas serta menyandang nama besar
seorang guru.
6. Guru yang sukses itu harus selalu bersemangat, sabar dan ikhlas dalam menjalankan
kewajibannya.