Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL OBSERVASI

DI SD NEGERI SEKARAN 02

Oleh:

Anita Rachmawati (2101414048)

Ibnu Fazrur Rahman (3301414088)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2018
Implementasi Metode Pembelajaran Truth or Dare Karakter di SD Negeri Sekaran 02

Terdapat pergantian kurikulum selama beberapa kali tertapi masih ada guru-guru yang
"setia" menerapkan metode pembelajaran konvensional atau tradisional saat mengajar.
Kebiasaan mengajar masih dominan menempatkan guru sebagai subjek, sedangkan murid
atau siswa berperan sebagai objek. Guru dianggap sebagai gudang ilmu, otoriter dan
mendominasi kelas, mengajarkan ilmu, langsung membuktikan dalil-dalil dan
memberikan contoh. Sedangkan siswa harus duduk rapi mendengarkan, meniru dan
mencontoh cara-cara yang diterapkan guru serta menyelesaikan soal-soal atau tugas-tugas
yang diberikan guru tanpa ada tindakan lebih lanjut mengenai tugas tersebut. Padahal
upaya menyiapkan peserta didik yang berkualitas tidak pernah berhenti pada suatu titik
tertentu karena terus berkembangnya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Setiap guru hendaknya perlu menerapkan metode pembelajaran yang lebih
inovatif saat mengajar karena akan membuat anak menjadi lebih kreatif dan aktif. Setiap guru
hndaknya berusaha melakukan inovasi-inovasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sebab,
pada prinsipnya berinovasi merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru itu sendiri. Dalam penerapan metode pembelajaran, para guru harus melakukan
ragam metode sesuai dengan potensi dan keragaman anak.
Dengan kata lain, metode pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran itu harus berorientasi
pada anak (student centre). Di sini, guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi berbagai
kegiatan anak-anak untuk bisa mengembangkan potensi dirinya secara mandiri.
Menerapkan metode pembelajaran yang inovatif sangat bagus dan dianjurkan,
terutama untuk mata pelajaran-mata pelajaran yang bersifat teoretis, karena pelajaran yang
bersifat teoretis cenderung atau sering membuat anak-anak bosan. Apalagi kalau disampaikan
dengan gaya berceramah. Menghadapi kompleksnya permasalahan tersebut, maka dirasa
perlu adanya suatu perubahan baru dalam pelaksanaan pembelajaran agar siswa lebih aktif
dan kreatif sehingga bisa berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-
masing. Usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bisa dengan
menggunakan salah satu metode pembelajaran inovatif yakni Truth or Dare Karakter.
Metode pembelajaran Truth or Dare Karakter sangatlah menarik. Dalam
pembelajaran menggunakan media ini di samping dapat mengetahui tingkat pemahaman
siswa, Metode pembelajaran Truth or Dare Karakter juga dapat mendorong siswa untuk
melakukan perbuatan yang mencerminkan karakter yang baik. Permainan Truth or Dare ini
menggunakan dua jenis kartu. Kartu pertama adalah kartu TRUTH, yakni kartu berwarna
putih yang bertuliskan “TRUTH” di sisi depannya, lalu di sisi belakangnya berisi
pertanyaan mengenai tanggapan siswa terhadap kasus permasalahan karakter yang sedang
hangat menjadi pembicaraan. Sedangkan kartu kedua adalah kartu DARE yakni kartu
berwarna merah yang bertuliskan “DARE” di sisi depannya, lalu di sisi belakangnya
berisi perintah untuk melakukan perbuatan yang mencerminkan karakter yang baik. Kartu
yang digunakan dalam permainan ini terbuat dari kertas yang dicertak dengan warna merah
dan putih yang masing-masing berukuran 6,2 cm x 8,7 cm.
Adapun prosedur media permainan Truth or Dare Karakter adalah sebagai berikut:
(1) Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok, (2) Permainan terdiri atas 3 babak, yaitu : (a)
babak perempat final, (b) babak semi final, dan (c) babak final, (3) Untuk setiap babak akan
ditandingkan dua kelompok, (4) Setiap babak menggunakan sistem knouck out, dimana akan
langsung ditentukan satu kelompok yang menang dan satu kelompok yang kalah. Kelompok
yang menang akan maju ke babak berikutnya, (5) Permainan dimulai dari kelompok 1
melawan kelompok 2, (6) Guru melempar sebuah koin untuk mengundi jenis kartu apa yang
akan dimainkan, jika hasilnya sisi koin yang bertuliskan “T” di bagian atas, maka masing-
masing perwakilan kelompok mengambil satu buah kartu TRUTH yang telah disediakan guru
di depan kelas. Begitu pula sebaliknya jika hasilnya koin yang bertuliskan “D” di bagian
atas, maka masing-masing perwakilan kelompok mengambil satu buah kartu DARE, (7)
Perwakilan kelompok membacakan pertanyaan atau perintah yang tertulis di sisi belakang
kartu, (8) Kelompok menjawab pertanyaan atau perintah tadi atas dasar diskusi kelompoknya
dalam batas waktu 120 detik, (9) Jika jawaban benar, maka berhak mendapatkan poin 100.
Jika tidak dapat menjawab atau jawaban yang dikemukakan salah, maka pertanyaan tadi akan
dilemparkan pada lawan kelompoknya. Kelompok yang mendapat poin terbanyak akan maju
ke babak selanjutnya,(10) Permainan yang sama seperti yang dilakukan kelompok 1 dan 2,
dilanjutkan kelompok 3 dan 4, dan seterusnya, dan (11) Kelompok yang maju ke babak final
dan mendapat poin terbanyak adalah pemenang permainan Truth or Dare Karakter ini.
Permainan Truth and Dare Karakter yang dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2017
di SD Negeri Sekaran 02 dalam pembelajaran dapat merangsang siswa untuk berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran, karena media permainan ini dapat memberikan umpan balik
sehingga proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan efektif. Media permainan Truth or
Dare Karakter juga dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar, sehingga siswa akan
bersemangat dalam belajar, baik belajar mandiri maupun belajar kelompok. Dengan
demikian, diharapkan dengan adanya media permainan Truth or Dare Karakter ini siswa
akan belajar secara maksimal dan akan berpengaruh positif dalam pembelajaran di kelas.
Dokumentasi pelaksanaan media permainan Truth or Dare Karakter

Anda mungkin juga menyukai