OLEH :
SAKINAH
Nim : 2009.089
OLEH :
SAKINAH
NIM : 2009089
YAYASAN PENDIDIKAN KURNIA JAYA
AKADEMI KEBIDANAN ANDI MAKKASAU PAREPARE
TAHUN 2012
HALAMAN PERSETUJUAN
OLEH :
SAKINAH
NIM : 2009089
Karya Tulis ini diterima dan disetujui, untuk di uji dan dipertahankan
Di depan tim penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan
Andi Makkasau Parepare
Pembimbing I Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA
PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI PUSKESMAS
PERAWATAN LAKESSI KOTA PAREPARE
TAHUN 2012
Disusun Oleh:
SAKINAH
NIM : 2009089
Hari :
Tanggal :
Ketua / Moderator :
Anggota :
1. Hj. Nuraeni Aziz, SKM., M. Kes (……………………….)
Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan Andi Makkasau
Kota Parepare
M. Natsir, SKM.,S.Kep.,M.M.Kes.
NIDN : 09-3112-6125
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar diploma disuatu akademi, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain
kecuali secara tertulis dan resmi dalam naskah ini dan telah saya sebutkan dalam daftar pustaka.
Parepare, Agustus 2012
SAKINAH
BIODATA PENULIS
A. IDENTITAS
Nama : SAKINAH
Nim : 2009089
Tempat/tanggal lahir : Sorong, 06 Februari 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Agama : Islam
: Jl. Lasangga wekke’e
B. Riwayat Pendidikan
sampai sekarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT pencipta alam semesta karena atas izin dan karunia-Nya
lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran
Penggunaan Kontrasepsi Implant Pada Pasangan Usia Subur (Pus) Di Puskesmas Perawatan
Lakessi Kota Parepare Tahun 2012” yang merupakan syarat untuk menyelesaikan program D-
III Kebidanan di Akademi Kebidanan Andi Makkasau Parepare. Serta tak lupa salam dan salawat
kepada Nabi besar junjungan kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam
Menyelesaikan karya tulis ilmiah ternyata tidaklah mudah, butuh semangat besar dan
pantang menyerah. Bersabar dan berusaha untuk hasil terbaik dalam menjalani tiap proses yang
harus dilalui adalah kuncinya. Selama proses penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis tentunya
tak lepas dari bantuan, arahan serta bimbingan dari orang-orang yang luar biasa. Akhirnya dalam
1. Ibu Hj.Nuraeni Aziz. S.Kep,. M. Kes selaku Pembina Yayasan Pendidikan Kurnia Jaya
2. Bapak Adri Bhayangkara Putra S.IP selaku Ketua Yayasan Pendidikan Kurnia Jaya Parepare
3. Bapak M.Natsir, SKM.,S.Kep.,M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Andi Makkasau
Parepare.
4. Ibu Ayu Irawati, S.ST selaku pembimbing II yang tak pernah lelah memberikan arahan,
bimbingan dan berbagi ilmu serta meluangkan waktunya sampai selesainya penyusunan karya
5. Bapak / ibu dosen Program D-III Kebidanan Andi Makkasau Parepare yang dengan tulus
berbagi ilmu dan pengetahuan serta pengalamannya sehingga dapat dijadikan bekal dalam
6. Seluruh staf Akademi Kebidanan Andi Makkasau Parepare yang tak henti meluangkan waktunya
7. Dr. Nurhidayah selaku kepala Puskesmas Lakessi Kota Parepare yang telah memberikan izin
8. Kepada Ayahanda dan ibunda tercinta Hi. Ibrahim dan Hj. Ani yang selama ini bekerja keras
untuk membiayai kuliah saya hingga saat ini serta tak henti-hentinya mendoakan kelancaran
kuliah saya, pengorbanan kalian sungguh besar dan takkan pernah terbalas.
9. Para staff dan petugas klinik KIA di Puskesmas Lakessi Parepare yang turut membantu, berbagi
10. Sahabatku yang tercinta(Armyati yusuf, Paramita, hasriyanti) yang selalu ada untuk saya serta
11. Teman-teman seperjuangan di Akbid Andi Makkasau Parepare angkatan 2009 yang telah
berbagi buku dan cerita lucu selama proses penyusunan semoga sukses selalu dan jangan
biasa penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan
Akhirnya dengan segala kerendahan hati semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi
Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 5
1. Tujuan Umum......................................................................................... 5
B. Pembahasan ............................................................................................ 29
A. Kesimpulan ............................................................................................. 33
B. Saran ....................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk dalam jumlah yang besar sebagai sumber daya manusia merupakan kekuatan
pembangunan. Anggapan tersebut mengandung kebenaran bila kondisinya disertai faktor kualitas
dan persebarannya merata. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan
Jepang, dengan jumlah penduduk yang besar sekitar 265 juta untuk Amerika dan 124 juta untuk
Gerakan Keluarga Berencana Indonesia telah menjadi contoh bagaimana Negara dengan
penduduk terbesar keempat di dunia dapat mengendalikan dan menerima gerakan Keluarga
Berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana Nasional mempunyai
kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kuialitas penduduk. Kontribusi program Keluarga
Berencana nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program Making pregnancy safer.
Salah satu pesan kunci dalam rencana strategik Nasional making pregnancy safer (MPS) di
indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang
diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut, Keluarga Berencana merupakan upaya
pelayanan kesehatan preventip yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan manfaat
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2011 akan
memprioritaskan tiga program peningkatan partisipasi KB, yaitu program KB bagi generasi
muda memasuki usia nikah, program KB bagi penduduk miskin dan program KB bagi penduduk
di daerah terpencil dan perbatasan. Dengan anggaran Program KB yang cukup, maka BKKBN
akan mampu memenuhi target rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) periode 2009-
2014 antara lain penurunan pertumbuhan penduduk dari 1,4 persen per tahun saat ini menjadi 1,1
persen pada 2014, serta penurunan angka kesuburan wanita (TFT- total fertility rate) dari 2,4
Di Puskesmas Perawatan Lakessi Parepare sebagai lokasi penelitian dimana pada tahun
2011, jumlah PUS sebanyak 851 dan jumlah peserta KB aktif kontrasepsi yang paling banyak
digunakan adalah suntik 615 (72,2%), pil 149 (17,5 %), implant (6,5 %), kondom 26 (3,1%),
IUD 6 (0,7 %). Data tersebut menunjukkan bahwa program KB cukup berhasil diterima
masyarakat, hal ini sesuai dengan harapan pemerintah untuk senantiasa meningkatkan inisiatif
saat ini, nampaknya mulai diminati masyarakat khususnya pasangan usia subur meskipun banyak
perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak
hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan,
termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya
dan lingkungan serta orang tua namun dengan pelayanan yang berkualitas dan
(prawirohardjo , 2010)
Menyadari hal tersebut yang merupakan kondisi yang kondusif bagi pengguna
kontrasepsi maka pada saat ini lebih dititik beratkan pada strategi agar pelayanan lebih mudah
dijangkau, diperoleh dan diterima oleh berbagai sub kelompok masyarakat dengan tujuan utama
pemberian pelayanan yang didasarkan pada mutu yang baik, sehingga kepedulian dalam
meningkatkan kualitas pelayanan KB dan semangat untuk mencapai yang terbaik khususnya
Umur seorang wanita menjadi indikator dalam masa reproduksi terutama dalam
menentukan/mengatur kehamilannya. Umur ibu pada saat hamil merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kelangsungan kehamilan sampai proses persalinan. Ini dapat dilihat dari
faktor-faktor resiko suatu kehamilan antara umur < 20 tahun > 35 tahun, wanita yang hamil dan
melahirkan adalah umur 20 - 35 tahun. Wanita yang hamil dan melahirkan pada umur < 20
tahun mempunyai resiko terhadap kejadian-kejadian yang dapat membahayakan keselamatan ibu
dan bayinya, hal ini karna belum sempurnanya perkembangan alat-alat reproduksi. Untuk itu
Paritas adalah banyaknya bayi yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik dalam
keadaan hidup atau lahir mati. Pada umumnya paritas yang tinggi(>3 kali) merupakan faktor
resiko bagi wanita/ibu untuk hamil dan melahirkan. Hal ini dijelaskan bahwa setiap kehamilan
akan menyebabkan kelainan pada uterus. Dan ideal seorang wanita /ibu untuk hamil dan
melahirkan adalah dua kali selama hidupnya karena masa tersebut secara biologis dan pisikologis
Pendidikan diartikan sebagai proses belajar yang ditempuh oleh seseorang untuk
meningkatkan kemampuan intelektual secara formal, karena tingkat pendidikan seseorang akan
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi dengan demikian akan meningkatkan motivasi untuk
menunda atau membatasi kelahiran dan semakin mudah mencerna dan mengerti informasi yang
dapat memberi gambaran mengenai penggunaan kontrasepsi oleh masyarakat (PUS) dalam
upaya mencegah kehamilan / mengatur kelahiran, hal ini membuat peniliti merasa tertarik untuk
melakukan penilitian pada akseptor implant di Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian yakni mengetahui Gambaran Penggunaan Kontrasepsi Implant pada PUS di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh Gambaran Tentang Penggunaan Kontrasepsi Implant pada PUS di
2. Tujuan Khusus
pendidikan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti terutama untuk menambah wawasan
dalam hal mengetahui bagaimana Gambaran Tentang Penggunaan Kontrasepsi Implant pada
PUS di Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare Tahun 2011 serta menjadi suatu
kesempatan yang berharga bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dokumnetasi pada perpustakaan Abid Andi
Makkasau Kota Parepare serta dapat dikembangkan lebih luas dalam penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha usaha itu
dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanent. (wiknjosastro hanifa : 2008)
didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi
atau pembuahan. Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya sel
telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga
sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu
ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak
dan turun ke rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam
Tidak satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien,
karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien.
Namun, secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal dalah sebagai berikut :
b. Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah terjadinya
kehamilan.
c. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat.
e. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali kesuburannya
istri, mula-mula harus memutuskan apakah mereka ingin menerapkan program Keluarga
a. Faktor sosial-budaya : tren saat ini tentang jumlah keluarga; dampak jumlah keluarga tempat
individu tumbuh dan berkembang terhadap individu tersebut; pentingnya memiliki anak laki-laki
b. Faktor pekerjaan dan ekonomi : kebutuhan untuk mengalokasi sumber-sumber ekonomi untuk
pendidikan atau sedang memulai suatu pekerjaan; kemampuan ekonomi untuk menyediakan
d. Faktor hukum : peniadaan semua hambatan hukum untuk pelaksanaan keluarga berencana sejak
kontrasepsi yang bertujuan mencegah konsepsi dinyatakan tidak sesuai konstitusi oleh majelis
e. Faktor fisik : kondisi yang tidak bisa membuat wanita hamil karena alasan kesehatan.
f. Faktor hubungan : stabilitas hubungan, masa krisis dan penyesuaian yang panjang dengan
hadirnya anak
g. Faktor psikologis : kebutuhan untuk memiliki anak untuk dicintai dan mencintai orang tuanya,
h. Status kesehatan saat ini dan riwayat genetik : adanya keadaan atau kemungkinan munculnya
kondisi atau penyakit yang dapat ditularkan kepada bayi (misalnya HIV/AIDS).
4. Metode kontrasepsi
a. Metode sederhana
a) Kb alamiah yang terdiri dari : pantang berkala, metode kalender, metode suhu basal, metode
b) Coitus interrupter.
a) Mekanis (barrier)
b) Kimiawi
Spermisid yang terdiri dari : vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal suppositoria,
b. Metode modern
1) Kontrasepsi hormonal
a) Peroral
b) Suntikan
c) Implant
3) Kontrasepsi mantap
a) Pada wanita
(1) Penyinaran
b) Pada pria
1. Pengertian
Implant atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi yang terdiri
dari 6 kapsul kecil yang berisi 36 mg progestational levonorgestrel denag diameter ± 2,4 mm.
Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus
dalam kapsul silistic-silicone dan disusukkan di bawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan
Setiap hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepasklan ke dalam darah secara difusi melalui
dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB dan pada
3. Mekanisme kerja
zygote.
h. Biaya ringan
a. Menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi pendarahan
c. Ketegangan payudara
a. Usia reproduksi
c. Kelainan jiwa
d. Diabetes mellitus
e. Kelaianan kardiovaskular
f. Mioma uterus
8. efek samping
a. Gangguan pola haid seperti terjadinya spotting, perdarahan haid memanjang atau lebih sering
berdarah(metrorrhagia), amenore.
b. Mual-mual
c. Anoreksia,
d. Pening
e. Sakit kepala
1. Umur Ibu
Umur atau usia dalah keadaan yang menunjukkan lamanya hidup seseorang yang
biasanya dihitung sejak hari lahirnya yang dinyatakan dalam tahun (departemen pendidikan dan
kebudayaan). Umur seorang wanita menjadi indikator penting dalam masa reproduksinya
terutama dalam upaya untuk menentukan dan mengatur kapan mereka ingin hamil dan
melahirkan. Karena menurut wiknjosastro hanifa tahun 2006, umur ibu pada saat hamil
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan kehamilan sampai proses
persalinan. Ini dapat dilihat dari faktor-faktor resiko kehamilan antara umur <20 tahun atau >35
tahun.
reproduksi :
Dalam program KB Nasional untuk menyelamatkan ibu dan anak akan melahirkan pada
usia muda dan melahirkan pada usia tua, maka ditempuh kebijaksanaan yang dikategorikan
a. Fase menunda atau mencegah kahamilan bagi pasangan usia subur dengan istri berumur < 20
b. Fase menjarangkan kehamilannya bagi pasangan usia subur dengan istri berumur 20 – 35 tahun
yang merupakan masa paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
c. Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri berumur >35
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di Indonesia dapat
disimpulkan bahwa usia terbaik dan paling aman bagi ibu untuk hamil dan melahirkan adalah
umur 20 – 35 tahun. Wanita yang hamil dan melahirkan pada umur < 20 tahun mempunyai
resiko yang tinggi terhadap terjadinya kejadian-kejadian yang dapat membahayakan keselamatan
ibu dan bayi, hal ini disebabkan karena belum sempurnanya perkembangan alat-alat reproduksi
sebagai organ vital dalam kehamilan dan persalinan. Untuk itu bagi PUS dengan istri berumur
Pada umur 20-35 tahun yang merupakan masa usia yang terbaik dan yang paling aman bagi
seorang wanita untuk hamil dan melahirkan,karena pada umur tersebut seorang wanita sudah
siap baik secara biologis dan psikologis, dimana alat-alat reproduksi sudah berkembang secara
Bagi PUS dengan istri berumur 20-35 tahun, penggunaan kontrasepsi lebih bertujuan
agar dapat mengatur dan merencanakan dengan baik kapan harus hamil dan melahirkan serta
Sama halnya dengan ibu umur < 20 tahun, pada ibu umur >35 tahun juga mempunyai
resiko tinggi terhadap kejadian-kejadian yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi
bila hamil dan melahirkan, karena alat-alat reproduksinya sudah mengalami kemunduran dan
melahirkan yang telah di alamiya serta problem kesehatan lain yang mungkin diderita . Untuk itu
bagi PUS dengan istri berumur > 35 tahun penggunaan kontrasepsi bertujuan agar seorang
wanita/ibu untuk tidak hamil dan melahirkan lagi setelah mempunyai 2 orang anak, hal ini untuk
mencegah terjadinya serta meningkatnya angka kesakitan pada ibu dan bayi.
2. Paritas
Paritas adalah jumlah kelahiran bayi yang aterm yaitu umur kehamilan > 37 mg (bayi
tunggal atau kembar) yang dianggap telah mampu bertahan hidup (viable) di luar kandungan
yang pernah dialami. Dengan kata lain paritas adalah banyaknya bayi yang telah dilahirkan oleh
seorang ibu baik dalam keadaan hidup atau lahir mati. (Wiknjosastro Hanifa : 2002).
Indeks kehamilan resiko tinggi untuk paritas adalah sebagai berikut (Mochtar Rustam :
1998) :
a. Primi para adalah seorang wanita hamil yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama
kalinya.
b. Multi para adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali
c. Grande multi para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan 6 kali atau lebih, bayi hidup
atau mati.
Pada umumnya paritas yang tinggi (> 3 kali ) merupakan salah satu faktor resiko bagi
seorang wanita/ibu untuk hamil dan melahirkan. Hal tersebut di jelaskan bahwa setiap kehamilan
akan menyebabkan kelainan-kelainan pada uterus. Kehamilan berulang-ulang (> 3 kali) dapat
menyebabkan perubahan pembuluh darah pada tempat inplantasi sehingga mengganggu aliran
darah ke endomentrium, serta kelainan yang lain yang dapat membahayakan keselamatan ibu
dan bayi.
Idealnya seorang wanita atau ibu untuk hamil dan melahirkan adalah 2 kali selama
hidupnya khususnya pada usia reproduksi sehat karena pada masa tersebut seorang wanita/ibu
secara biologis dan psikologis dalam keadaan sehat dan optimal untuk menjalani proses
kehamilan dan persalinan. Hal ini seiring dengan program pemerintah dalam mensukseskan
tujuan KB nasional untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang berorientasi
3. Pendidikan
Pendidikan adalah peroses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara
mendidik. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses belajar yang di tempuh oleh seseorang
dengan tujuan untuk meningkatkan kemajuan intelektual secara formal. Usaha pendidikan
dilakukan secara sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar
sekolah yang berlangsung seumur hidup. Semakin banyak pengetahuan mengenai cara hidup
demikian akan meningkatkan motivasi untuk menunda atau membatasi kelahiran. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seorang wanita semakin mudah mencerna dan mengerti informasi yang di
peroleh khususnya tentang pengertian dan manfaat kontrasepsi sehingga dapat merencanakan
KERANGKA KONSEP
Kontrasepsi implant yang merupakan salah satu dari beberapa jenis kontrasepsi
hormonal pada saat ini mulai diminati oleh Pasangan Usia Subur (PUS) dalam hal mencegah /
mengatur kehamilan, di mana jumlah akseptor KB implant mulai meningkat dari tahun ke tahun.
Ada beberapa yang dapat berpengaruh pada penggunaan kontrasepsi implant yaitu :
a. Masa menunda kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri berumur 20 tahun ke bawah,
b. Masa menjarangkan kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri berumur 20-35 tahun yang
merupakan masa usia paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
c. Masa mengakhiri kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri berumur 35 tahun ke atas,
Berdasarkan dasar pemikiran variabel tersebut, maka di susunlah kerangka konsep dari variabel
yang diteliti
Umur
Paritas
Pendidikan
Penggunaan kontrasepsi implant
Tradisi
Status ekonomi
Status kesehatan
Keterangan :
C. Definisi Operasional
1. Umur
Umur adalah keadaan yang menunjukkan lamanya hidup dari akseptor KB implant yang
dihitung sejak ulang tahun pertama sampai dengan hari pertama tercatat sbagai akseptor dengan
kategori :
2. Paritas
Paritas adalah jumlah atau frekuensi kehamilan dan persalinan yang pernah dialami oleh
akseptor KB implant hingga pada hari pertama tercatat sebagai akseptor KB yang dibagi dalam :
3. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang pernah diikuti oleh akseptor KB implant
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan deskriptif yakni untuk
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare dan dilaksanakan mulai
1. Populasi
Populasi adalah semua Pasangan Usia Subur di Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare
2. Sampel
Sampel adalah semua Pasangan Usia Subur yang menggunakan kontrasepsi implant di
Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare tahun 2011 dengan jumlah 55 orang.
D. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah data sekunder yaitu data yang telah ada sebelumnya dan
berkaitan dengan variabel penelitian yang ditelusuri melalui pencatatan yang ada pada bagian
D. Pengolahan data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator dan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase yang disertai penjelasan.
E. Analisa data
Data yang telah diolah selanjutnya dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan rumus :
p = f / n x 100
keterangan :
f : frekuensi
n : jumlah sampel
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei / Juni 2012 di Puskesmas Perawatan Lakessi
Kota Parepare dengan jumlah sampel 55 orang akseptor implant dari 851 orang yang menjadi
akseptor KB, yang diperoleh setelah melakukan pengumpulan data melalui pengisian check list
yang telah disiapkan sebelumnya sesuai data yang dibutuhkan untuk berbagai variabel dependen
Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara manual dengan bantuan kalkulator dengan hasil
Tabel 5.1
F %
Implant 55 6,5
Kondom 26 3,1
IUD 6 0,7
Jumlah 851 100
Apabila dilihat banyaknya akseptor KB berdasarkan jenis kontrasepsi, maka tabel 5.1
memperlihatkan bahwa jumlah akseptor KB suntik yang terbanyak yaitu 615 (72,2%) kemudian
pil sebanyak 149 (17,5%), sedangkan jumlah implant sebesar 55 (6,5%), kondom 26 (3,05%) dan
IUD 6 (0,7%)
Tabel 5.2
Distribusi dan presentase akseptor KB implant menurut umur Di Puskesmas Perawatan Lakessi
Akseptor KB implant
No Kriteria Umur F %
Jumlah 55 100
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa akseptor KB implant paling banyak digunakan pada
kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 39 orang (70,9%) dan umur >35 tahun sebanyak 16
orang (29,1%)
Tabel 5.3
Distribusi dan presentase akseptor KB implant menurut Paritas di Puskesmas Perawatan Lakessi
Akseptor KB implant
No Kriteria Paritas F %
2 Tinggi ≥ 3 kali 21 38
Jumlah 55 100
Pada tabel 5.3 memperlihatkan bahwa akseptor KB implant dengan paritas rendah ( 1-2
) merupakan yang terbanyak yaitu sebesar 34 orang (62 %) dan yang paling sedikit pada paritas
Tabel 5.4
Akseptor KB implant
No Kriteria Tingkat F %
Pendidikan
Jumlah 55 100
tingkat ≥ SMA sebesar 30 orang (54,6%) dan yang paling sedikit pada tingkat < SMA sebesar
B. Pembahasan
implant guna mellihat gambaran atas beberapa faktor yang merupakan variabel dalam penelitian
ini dan akhirnya dianalis untuk kemudian ditindak lanjuti melalui pembahasan yng dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Umur
Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa jenis kontrasepsi pil masih menjadi pilihan
favorit bagi Pasangan Usia Subur (PUS). Metode kontrasepsi ini dipilih disebabkan karena
Sedangkan kontrasepsi implant yang jumlah yang akseptornya sedikit lebih banyak
dibandingkan akseptor IUD, hal tersebut menunjukkan bahwa jenis kontrasepsi implant lebih
diminati oleh PUS untuk mencegah/menunda kehamilannya, karena dianggap efektif, praktis dan
tidak berhubungan dengan daerah-daerah sensitif untuk seorang wanita yang masih dibayangi
Ditinjau dari golongan umur akseptor KB implant terdapat 39 orang pada golongan umur
20-35 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa meningkatnya kesadaran PUS untuk
menggunakan jenis kontrasepsi yang lebih efektif bila sudah mncapai usia reproduksi
Di samping itu tingginya motivasi akseptor menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan
kesadaran terfokus pada indikasi untuk mengatur kehamilannya. Hal ini sesuai dengan yang
diharapkan oleh pemerintah melalui program KB nasional bahwa sebaiknya bagi PUS dengan
istri berymur 20-35 tahun untuk mengatur kehamilannya setelah mempunyai 2 orang anak
2. Paritas
Meskipun masih ada sebagian orang beranggapan bahwa banyak anak banyak rejeki
namun pada sebagian orang memandang anak adalah beban keluarga yang pada gilirannya akan
menjadi beban psikologi dan sosial sehingga tidak jarang seorang wanita/ibu menolak lahirnya
anak mereka dengan berbagai macam cara yang salah satunya adalah dengan menggunakan
kontrasepsi.
Sarana dan prasarana kesehatan serta informasi yang tersedia pada saat ini, memberikan
kemudahan bagi wanita/ibu untuk memperoleh pelayanan dan informasi tentang keluarga
menggunakan alat kontrasepsi sebagai cara yang terbaik yang tidak memberikan efek/dampak
yang negatif terhadap kesehatan reproduksinya akibat hamil dan melahirkan yang berulang kali
dan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada ibu.
Dari data yang ada pengguna kontrasepsi implant oleh akseptor KB menurut paritasnya
menunjukkan bahwa paritas rendah ( 1-2 ) merupakan yang terbanyak yaitu sebesar 34 (62 %)
dan yang paling sedikit dengan paritas tinggi 21 orang (38 %). Dengan demikian angka kesakitan
dan angka kematian pada ibu hamil dan melahirkan dengan paritas tinggi (≥ 3 kali) sebagai salah
satu faktor resiko tinggi dapat di cegah/diturunkan, oleh karena sudah banyak ibu dengan paritas
implant sebagai salah satu metode kontrasepsi efektif jangka panjang untuk mencegah/menunda
kehamilan. Hal tersebut seiring dengan program pemerintah dalam mensukseskan tujuan KB
3. Pendidikan
Ditinjau dari tingkat pendidikan akseptor KB, terdapat akseptor KB implant paling
banyak digunakan pada tingkat pendidikan ≥ SMA yaitu sebesar 30 orang (54,6 %) karena pada
era globalisasi ini masyarakat memperoleh informasi baik dari media masa, TV dan Radio yang
memudahkan para wanita/ibu memperoleh informasi tentang seks dan kesehatan reproduksi
sehingga menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang masalah kesehatan.
Disamping itu dengan adanya kegiatan penyuluhan kesehatan serta diskusi/komunikasi antar
sesama akseptor akan menambah pengetahuan dan pemahaman mereka tentang manfaat dan
tujuan KB.
sosial dan kedudukan sorang wanita, peningkatan mereka terhadap kehidupan untuk membuat
keputusan sendiri serta menyatakan pendapat misalnya kapan seharusnya hamil, melahirkan dan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wanita/ibu maka semakin mudah mencerna
semua informasi yang di peroleh segala keputusannya di dasari atas pemikiran yang rasional.
Dalam hal ini dapat di katakan bahwa tingkat pendidikan seseorang belum menjamin terhadap
A. Kesimpulan
menurut umur, paritas dan tingkat pendidikan dari akseptor di klinik KB di Puskesmas
1. Penggunaan kontrasepsi implant menurut umur terbanyak pada akseptor dengan kelompok umur
2. Penggunaan kontrasepsi implant menurut paritas terbanyak pada akseptor dengan paritas rendah
3. Penggunaan kontrasepsi implant menurut tingkat pendidikan terbanyak pada akseptor dengan
B. Saran
1. Dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan bagi para akseptor dan calon
Kota Parepare diperlukan kerjasama dari semua pihak, baik dari lintas maupun sektoral dalam
memberikan penyuluhan tentang tujuan dan manfaat dari program KB secara berkesinambungan.
akseptor akan menambah pengetahuan dan pemahaman mereka tentang manfaat dan tujuan KB.
Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2012 (1)
o ▼ November (1)
Kontrasepsi Implant
Mengenai Saya