Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No.

3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI MELALUI PEMBANGUNAN


LONG STORAGE

Abner Doloksaribu, Dina Pasa Lolo


abner_doloksaribu@yahoo.com, rdyn_qyuthabiez@yahoo.com
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Musamus Merauke

ABSTRAK
Merauke merupakan daerah yang memiliki bentuk permukaan tanah yang cukup datar
(flat) dengan kemiringan/kelandaian permukaan tanah yang sangat kecil sehingga pergerakan
air secara gravitasi juga hampir tidak ada. Sungai yang ada di Merauke merupakan sungai
pasang surut air laut yang menyebabkan air sungai yang ada tidak bisa digunakan untuk
kebutuhan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghitung outflow dan inflow 2)
Menghitung kebutuhan air irigasi pada Kampung Wasur Kabupaten Merauke dan 3)
menghitung kapasitas kolam tampungan (Long Storage).
Penelitian pemenuhan kebutuhan air irigasi melalui pembangunan long storage menggunakan
metode deskriptif kuantitatif untuk menghitung kebutuhan air irigasi, menghitung outflow
dan inflow serta untuk mendapatkan dimensi kolam penampungan (long storage).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan air irigasi pada Kampung Wasur adalah
12.064 mm/hr, dimana outflow dan inflow yang terjadi masing-masing sebesar 4152 m3/hr
dan 12624 m3/hr. Dimensi Long Storage yang didapat adalah panjang 250 m, lebar dasar 25
m, lebar atas 35, dengan kedalaman 5 meter.

Kata kunci: irigasi, kolam penampungan (long storage), Kampung Wasur

PENDAHULUAN menyadap air langsung di sungai melalui


Irigasi merupakan kegiatan yang bangunan bendung maupun melalui
bertalian dengan usaha mendapatkan air bangunan pengambilan bebas (free intake)
untuk sawah, ladang, perkebunan, dan lain- kemudian air irigasi dialirkan secara
lain usaha pertanian. Usaha tersebut terutama gravitasi melalui saluran irigasi sampai ke
menyangkut pembuatan sarana dan prasarana lahan pertanian yang dikenal dengan nama
pertanian untuk membagi-bagikan air ke saluran primer, saluran sekunder dan saluran
sawah secara teratur dan membuang air tersier.
kelebihan yang tidak diperlukan lagi. Untuk Merauke merupakan daerah yang
lahan pertanian, jenis irigasi yang biasa memiliki bentuk permukaan tanah yang
digunakan adalah irigasi permukaan. Irigasi cukup datar (flat) dengan
permukaan merupakan sistem irigasi yang kemiringan/kelandaian permukaan tanah

184
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

yang sangat kecil sehingga pergerakan air merupakan saluran penyimpan air sementara
secara gravitasi juga hampir tidak ada. yang dibuat dengan panjang, lebar dan
Sungai yang ada di Merauke merupakan kedalaman tertentu yang disesuaikan dengan
sungai pasang surut air laut yang kebutuhan air untuk area lahan yang akan
menyebabkan air sungai yang ada tidak bisa diairi dengan memperhatikan faktor-faktor
digunakan untuk kebutuhan pertanian. yang dapat menyebabkan hilangnya air dari
Pada kampung Wasur di Kabupaten permukaan tanah.
Merauke, masyarakat bercocok tanam hanya
pada musim penghujan. Mereka TINJAUAN PUSTAKA
mengandalkan air hujan untuk menunjang a. Irigasi
kegiatan pertanian. Sistem pertanian seperti Irigasi adalah usaha penyediaan,
ini dikenal dengan istilah sistem pertanian pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk
tadah hujan, dimana sumber air utamanya menunjang pertanian, yang meliputi irigasi
berasal dari curah hujan. Akan tetapi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah
pendistribusian air hujan masih belum tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
dilakukan secara maksimal oleh masyarakat. Pada zaman dahulu, jika persediaan air
Hal ini terlihat pada musim hujan dimana melimpah karena tempat yang dekat dengan
sering terjadi kelebihan air, baik yang berasal sungai atau sumber mata air, maka irigasi
dari curah hujan maupun yang berasal dari dilakukan dengan mengalirkan air tersebut
air tanah. Selain itu, bahaya kekeringan pada ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi
musim kemarau juga menjadi masalah yang juga biasa dilakukan dengan membawa air
dihadapi oleh masyarakat setempat. dengan menggunakan wadah kemudian
Berdasarkan latar belakang masalah di menuangkan pada tanaman satu per satu.
atas, maka diperlukan suatu usaha untuk Untuk irigasi dengan model seperti ini di
mengatasi masalah kekurangan air untuk Indonesia biasa disebut menyiram.
keperluan air irigasi pada kampung Wasur. Tujuan dari irigasi secara langsung yaitu
Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu untuk menambah air pada areal pertanian,
dengan membangun kolam penampungan air serta untuk mencukupi kebutuhan air
sehingga pemenuhan kebutuhan air untuk terutama pada saat tidak turun hujan.
keperluan pertanian dapat dipenuhi. Kolam Sedangkan secara tidak langsung, pemberian
penampungan air yang dapat digunakan air irigasi dapat menunjang usaha pertanian
untuk usaha tersebut diantaranya dapat melalui berbagai cara, antara lain mengatur
berupa Long storage. Long storage

185
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

suhu tanah, meningkatkan kualitas air, dan c. Efisiensi Irigasi


lain-lain. Air yang diambil dari sumber air atau
sungai yang dialirkan ke areal irigasi tidak
b. Kebutuhan Air Irigasi
semuanya dimanfaatkan oleh tanaman.
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah
Dalam praktek irigasi terjadi kehilangan air.
volume air yang diperlukan untuk memenuhi
Kehilangan air tersebut dapat berupa
kebutuhan evapotranspirasi, kehilangan air,
penguapan di saluran irigasi, rembesan dari
kebutuhan air untuk tanaman dengan
saluran atau untuk keperluan lain (rumah
memperhatikan jumlah air yang diberikan
tangga).
oleh alam melalui hujan dan kontribusi air
Secara prinsip nilai efisiensi adalah :
tanah.
EF = [(Adbk – Ahl)/Adbk] x 100 %
Penyediaan air irigasi ditetapkan dalam
dengan :
PP No. 20 Tahun 2006 tentang irigasi,
EF = Efisiensi
khususnya Pasal 36 yaitu : “Air irigasi
Adbk = Air yang diberikan
ditujukan untuk mendukung produktivitas
Ahl = Air yang hilang
lahan dalam rangka meningkatkan produksi
pertanian yang maksimal, diberikan dalam d. Kolam Penampungan (Long Storage)
batas tertentu untuk pemenuhan kebutuhan Salah satu cara untuk menanggulangi
lainnya”. Untuk memperoleh hasil yang kekurangan air di lahan sawah tadah hujan
optimal, pemberian air harus sesuai dengan adalah dengan membangun kolam
jumlah dan waktu yang diperlukan tanaman. penampung air (long storage). Long storage
Adapun faktor-faktor yang menentukan adalah kolam penampung kelebihan air hujan
besarnya kebutuhan air sawah untuk tanaman pada musim hujan dan digunakan pada saat
padi adalah sebagai berikut : musim kemarau.
1. Penyiapan lahan. Tujuan dari pembuatan long storage
2. Penggunaan konsumtif. adalah sebagai berikut:
3. Perkolasi dan rembesan. 1. Menyediakan air untuk mengairi
4. Pergantian lapisan air. tanaman dimusim kemarau.
5. Curah hujan efektif. 2. Meningkatkan produktivitas lahan, masa
pola tanam, dan pendapatan petani di
lahan tadah hujan.
3. Mencegah/mengurangi luapan air
dimusim hujan dan menekan resiko
banjir.

186
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

4. Memperbesar peresapan air ke dalam berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari
tanah. orang-orang atau pelaku yang diamati.
Persyaratan yang harus diperhatikan dalam
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
pembuatan long storage diantaranya:
Penelitian ini dilakukan di Kampung
1. Tekstur tanah; sebaiknya dibuat pada
Wasur Kabupaten Merauke dan
lahan dengan tanah liat berlempung.
direncanakan berlangsung dari bulan Juli
2. Kemiringan lahan; dibuat pada areal
2012 sampai dengan bulan Oktober 2012.
pertanaman yang bergelombang dengan
kemiringan antara 8% - 30%. Pada lahan
c. Teknik Pengumpulan Data
yang datar akan sulit untuk mengisi air
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
limpasan ke dalam kolam penampugan.
dilakukan dengan cara:
3. Lokasi; penempatan long storage
1. Observasi
sebaiknya dekat dengan saluran air yang
2. Pengukuran
ada disekitarnya, supaya pada saat hujan
3. Pengambilan data pada instansi
air di permukaan tanah mudah dialirkan
terkait
ke dalam kolam penampung.
4. Ukuran long storage; dibangun sesuai d. Teknik Analisis Data
dengan keperluan dan luas areal Data-data yang ada dianalisis melalui
tanaman yang akan diairi. Misalnya luas perhitungan-perhitungan, dimana hasil
tanaman (palawija) 0,5 hektare, maka perhitungan yang diperoleh akan digunakan
ukuran kolam penampung yang untuk menentukan dimensi long storage.
diperlukan adalah panjang 10 m, lebar 5
e. Diagram Alir Penelitian
m, dan kedalaman 2,5 – 3 m.
Penelitian ini dilakukan dengan tahap-
tahap seperti pada gambar 1 berikut ini.
METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis
metode, yaitu metode kualitatif dan metode
kuantitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan
pada perhitungan-perhitungan statistik
sebagai dasar analisis, sedangkan penelitian
kualitatif menghasilkan data deskriptif yang

187
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut


Mulai
Arafura
3. Sebelah timur berbatasan dengan

Studi Pustaka Kampung Wasur dan Bokem


4. Sebelah barat berbatasan dengan Laut
Arafura

Survey Pendahuluan Suhu rata-rata di Kota Merauke adalah 23-


30˚C dengan kelembaban relatif rata-rata
adalah 79-88%, dimana lama penyinaran
Pengumpulan Data matahari mencapai 5-6 jam/hari. Adapun
- Data Primer
- Data Sekunder kecepatan angin rata-rata mencapai 3,8
km/detik.
Kampung Wasur termasuk salah satu
Analisis Data :
Penentuan Dimensi Long Storage tempat pemukiman lokal yang berada di
Distrik Merauke yang mulai dibuka pada
tahun 1966 dan terdiri dari beberapa Dusun.
Rekomendasi Dusun-dusun yang ada di Kampung Wasur
Pembangunan Long Storage
diantaranya adalah Dusun Mbur, Dusun
Yambare, Dusun Kumbi, Dusun Mbunggatel
Mese, Dusun Yomble, Dusun Kombol,
Selesai
Dusun Befak Serei, Dusun Senayam, Dusun
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Anam Saker, dan Dusun Wanggalem.
Adapun batas-batas wilayah Kampung
Wasur adalah sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai
a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Maro
Kota Merauke terletak di bagian selatan
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan
provinsi Papua dan merupakan ibukota
Sungai Ndalir
Kabupaten Merauke dengan luas wilayah ±
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai
54,752 km2. Secara geografis kota Merauke
Mbeo
terletak pada posisi 140˚29’ BT dan 8˚27’
4. Sebelah Barat berbatasan dengan
LS, dengan batas-batas sebagai berikut :
Kampung Rimba Jaya
1. Sebelah utara berbatasan dengan Distrik
Semangga

188
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

b. Analisis Hidrologi
1. Analisis Curah Hujan - Menghitung Standar Deviasi
Analisis curah hujan menggunakan
∑n (Ri-Ṝ)²
metode Gumbel dimana data yang ada Sd=√ i=1
n-1
diperoleh dari Badan Meteorologi
19.158,80
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mopah =√ 10
Merauke. Hasil perhitungan dapat dilihat
= 43,77 mm
pada tabel 1.
Untuk T = 5 tahun dan n = 11, maka
Tabel 1. Analisis Data Curah Hujan
diperoleh:
(Ri – Yn = 0,4996
No Tahun Ri (Ri – R)
R)2 Sn = 0,9676
1 2000 142,02 -22,55 508,64 Yt = 1,5004
2 2001 162,94 -1,63 2,65 Yt-Yn
K =
3 2002 111,60 -52,97 2805,79 Sn
4 2003 130,67 -33,90 1149,42 1,5004-0,4996
=
5 2004 126,71 -37,86 1433,48 0,9676
6 2005 163,77 -0,80 0,64 = 1,034
7 2006 227,67 63,10 3981,23 Sehingga:
8 2007 163,58 -0,99 0,97 R5 = 𝑅̅ + K x Sd
9 2008 131,94 -32,63 1064,59 = 164,57 + (1,034 x 43,77)
10 2009 202,52 37,95 1439,97 = 209,54 mm/hr
11 2010 246,86 82,29 6771,42
2. Intensitas Curah Hujan
1810,27 19158,8
Perhitungan intensitas curah hujan
∑ 0
menggunakan metode Mononobe dengan
Sumber: Hasil Analisis
rumus sebagai berikut:
Selanjutnya perhitungan untuk
R 24 2/3
menentukan curah hujan rencana dapat I = [ ]
24 t
dilakukan dengan menggunakan data dari
158,56 24 2/3
hasil analisis curah hujan sebagai berikut: = [ ]
24 5/60
= 288,13 mm/jam
- Menghitung Curah hujan Rata-rata ( R ) Selanjutnya perhitungan intensitas curah
∑ni=1 Ri hujan dapat dilihat pada grafik berikut.
̅=
R
n
1810,27
= =164,57 mm
11

189
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

550
Tabel 2. Hasil Pengukuran Infiltrasi sawah
500
Laju Penurunan
450 Titik
Intensitas Curah Hujan ( mm / jam )

400
(mm/jam)
350 1 8
300
Periode Ulang 20
2 3.6
250

200
Periode Ulang 10 3 6
150 Periode Ulang 5 4 5.4
100 Periode Ulang 2 5 2.4
50

0
Rata-rata 5.08
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100105110115120125130
Sumber: Hasil Analisis
Waktu (menit)
Keliling basah Long Storage = luas alas
sisi miring + luas alas bawah
Gambar 5.1 Grafik Intensitas Curah hujan
= ((4.24 x 244) x 2) + (14 x 244)
= 2069.12 + 3416
3. Menghitung Debit Andalan
= 5485.12
Dalam perhitungan ini Q adalah debit
= 5485 m3/hari
andalan yang merupakan selisih antara
Sehingga akan didapat nilai infiltrasi :
inflow dengan outflow.
5.08 𝑚
Inflow diperoleh berdasarkan = 1000 (ℎ𝑎𝑟𝑖) 𝑥 5485 𝑚2

perhitungan sebagai berikut: = 27.86 m3/hari.


Inflow = luas penampang x tinggi Jadi berdasarkan hasil pengukuran maka
( 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ) diperoleh nilai infiltrasi sebesar 27.86
= 𝑥ℎ
2
( 20 𝑥 250 )+ ( 14 𝑥 244 )
m3/hari.
= 𝑥3
2 - Evaporasi
5000 + 3416
= 𝑥3 Dalam penelitian ini, data evaporasi
2

= 12624 m3 menggunakan data dari BMKG Moppah


Outflow terdiri dari: Merauke yang menggunakan panci A untuk
- Infiltrasi. pengukurannya. Besarnya evaporasi yang
Infiltrasi adalah laju perjalanan air ke dalam terjadi dapat dilihat pada tabel 3.
tanah sebagai akibat adanya gaya gravitasi
dan gaya kapiler. Laju maksimal gerakan air
ke dalam tanah dinamakan kapasitas
infiltrasi. Hasil pengukuran infiltrasi yang
dilakukan pada 10 titik dapat dilihat pada
tabel 2.

190
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

Tabel 3. Nilai Evaporasi Untuk kebutuhan air di sawah selama musim


Bulan Evaporasi garap kedua membutuhkan air selama 75
Januari 6.4 hari, sehingga untuk mendapatkan
Februari 6.3 kehilangan air per musim harus dikalikan
Maret 6 dengan 75. Jadi kehilangan air (outflow) total
April 9.1 selama musim garap kedua adalah sebagai
Mei 5.2 berikut:
Juni 4.1 Outflow = 55.36 m3/hr x 75 hr
Juli 3.7 = 4152 m3/musim
Agustus 3.9 Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
September 7.2 Inflow sebesar 12624 m3 dan nilai Outflow
Oktober 5.5 sebesar 4152 m3/hr, maka debit andalan
November 4.6 (Qandalan) dapat dihitung sebagai berikut:
Desember 4.4 Qandalan = Inflow – Outflow
Rata-rata 5.5 = 12624 – 4152
Sumber : BMKG Moppah Merauke = 8472 m3/musim
Jadi nilai debit andalan ( Qandalan ) sebesar
Perhitungan evaporasi adalah sebagai 8472 m3/musim.
berikut:
Evaporasi = Rata-rata nilai evaporasi x
luas permukaan atas
= 5.5 mm/hr x ( 20 x 250 ) m2
5.5
= 1000 m/hr x 5000 m2

= 27.5 m3/hr
Jadi kehilangan air akibat evaporasi adalah
sebesar 27.5 m3/hr.
Sehingga total kehilangan air (outflow)
adalah :
Outflow = Infiltrasi + Evaporasi
= 27.86 m3/hari + 27.5 m3/hr
= 55.36 m3/hr.

191
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

4. Kebutuhan Air Irigasi 1.1 x 6.34 = 6.974 mm/hr.


a. Penggunaan Konsumtif (Etc) P
Besarnya ETC ditentukan dengan rumus :
b. Perkolasi
ETC = ET0 x Kc
Data hasil penelitian secara detail mengenai
perkolasi tidak ada, sehingga untuk
Tabel 4. Data Evapotranspirasi
mengestimasi kebutuhan air digunakan
Bulan Et0 (mm/hari)
tingkat perkolasi 2 mm/hr.
Januari 6.57
Februari 6.88
c. Penggantian Lapisan Air (WRL)
Maret 5.79 Penggantian lapisan air dilakukan sebanyak
April 5.22 dua kali selama masa pertumbuhan tanaman
Mei 4.78 padi, dimana berdasarkan KP 01 nilai
Juni 4.29 perkolasi untuk masing-masing adalah
Juli 4.77 sebesar 3.3 mm/hr.
Agustus 6.73
September 8.00 d. Curah Hujan Efektif
Oktober 8.32 Nilai curah hujan efektif dapat dihitung
November 7.81 sebagai berikut:
Desember 6.90 Re = 0.7 x 1/15 (R80)
Sumber: BMKG (Pennman Modifikasi) = 0.7 x 1/15 (4.45)
= 0.21 mm/hr
Nilai evapotranspirasi yang terbesar pada
bulan Oktober yaitu 8.32 mm/hr dan yang e. Kebutuhan Air Irigasi Pada
terkecil pada bulan Juni yaitu 4.29 mm/hr, Kampung Wasur
sedangkan nilai rata-rata evapotranspirasi Kampung Wasur memiliki areal pertanian
adalah sebesar 6.34 mm/hr. yang sangat luas. Lokasi penelitian yang
Nilai Kc untuk tanaman padi varietas unggul diambil memiliki lahan pertanian sebesar
bervariasi, berdasarkan FAO, NEDESCO, 100 ha, yang terbagi menjadi dua tempat.
dan Triatmodjo. Adapun harga Kc Masing-masing lahan yaitu berada pada sisi
berdasarkan FAO adalah 1.1, NEDESCO kiri dan kanan jalan utama. Adapun kondisi
1.2, dan Triatmodjo 0.5. Nilai Kc yang lahan pertanian yang berada di Kampung
digunakan dalam penelitian ini adalah yang Wasur dapat dilihat pada gambar 2.
berdasarkan FAO, sehingga penggunaan
konsumtif (Etc) adalah :

192
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

Jadi Q = 12.046 mm/hr x 100 ha x


0.65
= 782.99 lt/dtk

Gambar 2. Kondisi lahan pertanian di h

Kampung Wasur
b
Banyaknya air untuk irigasi pada petak
sawah dapat dirumuskan sebagai berikut: Gambar 3. Penampang Long Storage yang
NFR = ETC + P + WLR – RE berbentuk trapesium
Dengan :
𝑄
NFR = Netto Field Water Requirement V = 𝐹 ; dengan V = kecepatan
(kebutuhan netto air di sawah) pengaliran
ETC = evapotranspirasi tanaman F = luas penampang basah
P = perkolasi = (b + m.h) h
RE = Curah hujan efektif 782.990
K x 𝑅 2/3 x 𝑖 1/2 = (𝑏+𝑚ℎ)ℎ
WLR = penggantian lapisan air
782.990 (𝑏+𝑚ℎ)ℎ 2/3 1/2
Berdasarkan rumus tersebut, maka = 100 [ ] xi
(𝑏+𝑚ℎ)ℎ 𝑏+2ℎ √1+ 𝑚2

kebutuhan air untuk irigasi di Kampung ; dengan i = 0.0006


Wasur adalah sebagai berikut: 782.990 (𝑏+𝑚ℎ)ℎ 2/3
= 100 [ ] x
(𝑏+𝑚ℎ)ℎ 𝑏+2ℎ √1+ 𝑚2
NFR = 6.974 mm/hr + 2 mm/hr + 3.3
0.0006 1/2 …………… (i)
mm/hr – 0.21 mm/hr
Untuk menentukan b dan h, dapat dilakukan
= 12.064 mm/hr
dengan cara coba-coba.
1. Misalnya: diambil b = 20 m, h = 3 m,
f. Menentukan Dimensi Long Storage
dan m = 1.
Langkah-langkah untuk menentukan
782.990 (20+1 𝑥 3) 3 2/3
= 100 [ ] x
dimensi long storage adalah sebagai (20+1 𝑥 3) 3 20+2 𝑥 3 √1+ 12

berikut: 0.0006 ½
Q =axAxe 11.34768 = 4.418 … (tidak cocok)
Dengan : 2. Misalnya: diambil b = 10 m, h = 3 m,
a = kebutuhan air untuk irigasi (mm/hr) dan m = 1.
A = Luas areal (ha) 782.990 (10+1 𝑥 3) 3 2/3
= 100 [ ] x
(10+1 𝑥 3) 3 10+2 𝑥 3 √1+ 12
E = efisiensi irigasi = 0.9 x 0.9 x 0.8 =
0.0006 ½
0.65
20.077 = 4.029 … (tidak cocok)
193
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 3, Desember 2012
ISSN 2089-6697

3. Misalnya: diambil b = 30 m, h = 3 m, peneduh untuk mengurangi outflow pada


dan m = 1. long storage.
782.990 (30+1 𝑥 3) 3 2/3
= 100 [ ] x
(30+1 𝑥 3) 3 30+2 𝑥 3 √1+ 12 DAFTAR PUSTAKA
½
0.0006
1. Irigasi Permukaan, (online),
7.909 = 4.598 … (tidak cocok)
(http://www.scribd.com/doc/86588498/Iri
4. Misalnya: diambil b = 25 m, h = 5 m, gasi-permukaan tanggal 29 juni 2012)
dan m = 1. 2. Irigasi, (online),
782.990 (25+1 𝑥 5) 5 2/3 (http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi
= 100 [ ] x
(25+1 𝑥 5) 5 25+2 𝑥 5 √1+ 12
diakses 29 Juni 2012).
0.0006 ½ 3. Jazaul, Ikhsan & Purwanto, Analisis
5.220 ≈ 5.998 … (mendekati) Kebutuhan Air irigasi Pada Daerah Irigasi
Bendung Mrican1, Jurnal Ilmiah Semesta
KESIMPULAN DAN SARAN Teknika Volume 9 Nomor 1, 206: 83 – 93
a. Kesimpulan 4. Petunjuk Perencanaan Irigasi, Bagian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Penunjang Untuk Standar Perencanaan
maka diperoleh hasil sebagai berikut: Irigasi, 1986, CV. Galang Persada,
1. Nilai inflow yang didapat adalah sebesar Bandung.
12624 m3/hr dan nilai Outflow sebesar 5. Puslitbang Tanaman Pangan, Balitbang
4152 m3/hr. Pertanian Deptan,1994.
2. Kebutuhan air irigasi pada Kampung 6. Sri Sundari, Yayuk., Analisis Kebutuhan Air

Wasur adalah 12.064 mm/hr dengan Untuk Penyiapan Lahan Dan Tanaman
Pangan Dalam Perencanaan Jaringan Irigasi
luas lahan pertanian sebesar 100 ha.
Di Kawasan Kaubun, Kabupaten Kutai
3. Dimensi Long Storage yang diperoleh
Timur, Jurnal AGRIFOR ISSN: 1412 - 6885
adalah sebagai berikut:
Volume VIII Nomor 1, Maret 2009.
b= 25 m
7. Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria
h= 5m
Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi, KP-
m= 1
01, 1986, CV. Galang Persada, Bandung.
B= b + 2h = 25 + 2 (5) = 35 m
L= 250 m
l = 240 m
b. Saran
Disarankan agar di sekitar lokasi penempatan
long storage perlu ditanam pohon-pohon

194

Anda mungkin juga menyukai