Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Spektran Vol. 4, No.

1, Januari 2016

ANALISIS KINERJA DAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT DI BALI


(STUDI KASUS: PELABUHAN CELUKAN BAWANG)

Kadek Arisena Wikarma1, I W. Suweda2, dan I G. Putu Suparsa2

Abstrak: Pelabuhan Celukan Bawang merupakan pelabuhan barang yang terletak di utara
Provinsi Bali. Aktivitas di Pelabuhan Celukan Bawang selama kurun waktu tahun 2005-2009 terus
mengalami penurunan. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi kinerja operasional pelabuhan, sehingga
penurunan arus lalu-lintas barang dapat diketahui penyebabnya. Selain itu penelitian ini juga
memprediksi arus lalu-lintas barang 30 tahun kedepan sehingga dapat dievaluasi kelayakan finansial
pengembangan pelabuhan kedepannya.
Evaluasi dilakukan berdasarkan data kinerja Pelabuhan Celukan Bawang 10 tahun terakhir.
Kemudian dilakukan prediksi arus lalu-lintas barang 30 tahun kedepan dengan menggunakan analisa
regresi linier berganda. Untuk evaluasi pengembangan pelabuhan dilakukan analisa kelayakan finansial
terhadap rencana pengembangan induk pelabuhan (RPIP) 10 tahun kedepan yaitu tahun 2014-2023
yang dibandingkan dengan rencana pengembangan hasil prediksi arus lalu-lintas barang.
Berdasarkan evaluasi kinerja operasional pelabuhan didapatkan kinerja pelabuhan yang kurang
baik. Hal ini terlihat dari kinerja tahun 2013 yaitu indikator waktu tunggu: 58 jam dan nilai BOR: 88%
diatas nilai standar yang ditentukan, sedangkan prosentase waktu efektif / waktu dermaga: 31,6%,
SOR: 6%, YOR: 0% jauh dibawah nilai standar yang ditetapkan. Sedangkan jika diprediksi dengan
asumsi kinerja pelabuhan telah ditingkatkan, maka arus lalu-lintas barang mengalami pertumbuhan
10,90% setiap tahunnya. Analisis finansial pengembangan pelabuhan berdasarkan RPIP mendapatkan
hasil tidak layak yaitu nilai NPV = -1.521.941.710, Nilai BCR = 0,9828 dan IRR = 11,46% sedangkan
rencana pengembangan pelabuhan berdasarkan prediksi arus lalu-lintas barang dengan kondisi
sensitivitas biaya naik 15% dan manfaat turun 15 % mendapatkan hasil layak dengan nilai NPV =
12.191.952.255 dan nilai BCR = 1,4546.

Kata Kunci: kinerja operasional, kelayakan finansial.

PERFORMANCE ANALYSIS AND DEVELOPMENT OF SEA HARBOUR IN BALI


(CASE STUDY: CELUKAN BAWANG HARBOUR)

Abstract: Celukan Bawang Harbour is located in the northern province of Bali. Port traffic
through the Celukan Bawang Harbour during the period of 2005-2009 has decreased. So It is necessary
for the performance evaluation of the port so that the reduction in traffic flows of goods can be
determined. In addition, this study also predict traffic flow of goods 30 years future so it can be
evaluated development of the port in the future .
The evaluation was done based on the performance data Celukan Bawang Harbour last 10 years.
Then a prediction of traffic flows to goods the next 30 years using multiple linear regression analysis.
For the evaluation of the development of the port to analyze the financial feasibility of the port master
development plan (RPIP) 10 years from 2014 to 2023 years that compare to the development plan
based on a prediction of traffic flows.
Based on the evaluation of operating performance, port obtained poor performance. This is evident
from the performance indicators in 2013 that the waiting time: 58 hours and BOR value: 88 % above
the standard value is specified, while the percentage of effective time / Berthing time: 31.6%, SOR:
6%, Yor: 0% is far below the standard set value. Meanwhile, if the predicted assuming port
performance has been improved, the traffic flow of goods grew 10.90% annually. Financial analysis
based RPIP port development is not feasible to get the value NPV = -1,521,941,710 BCR value =
0.9828 and a IRR = 11.46%, while the development of port based traffic flow prediction goods with the
sensitivity condition cost increase 15% and benefits decrease 15% get decent results with NPV =
12,191,952,255 and BCR value = 1.4546.

Keywords: operating performance, financial feasibility.


1
Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar
2
Staf Pengajar Program Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar

47
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

PENDAHULUAN Penyeberangan Gilimanuk. Jalan


Latar Belakang sepanjang ± 134 km ini memiliki kondisi
Bali sebagai salah satu daerah tujuan geometrik alinyemen horizontal yang
pariwisata dikunjungi hampir 2.800.000 berliku dan alinyemen vertikal tanjakan/
wisatawan setiap tahunnya (BPS,2012). turunan serta di sebagian ruas jalan belum
Meningkatnya kunjungan wisatawan ini, ada lampu penerangan sehingga sangat
tentunya juga akan menarik minat investor membahayakan bagi pengguna jalan
untuk berinvestasi di Pulau Seribu Pura tersebut. Hal ini terbukti dari banyaknya
ini. Hal ini tentunya berdampak pada terjadi kecelakaan lalu-lintas di ruas jalan
pembangunan di Bali yang terus Denpasar-Gilimanuk. Selain itu jalan ini
mengalami peningkatan terutama sudah melebihi kapasitas sehingga sering
pembangunan infrastruktur serta terjadi kemacetan yang panjang. Untuk itu
pembangunan sarana pariwisata hotel. perlu adanya pengurangan arus lalu-lintas
Berdasarkan data, rata-rata laju melalui jalur darat ini dengan
pertumbuhan PDRB bali bidang mengoptimalkan jalur laut yang tersedia.
bangunan/ konstruksi pertahun mencapai Pelabuhan Celukan Bawang sendiri
9,47% per tahun (BPS,2013). Seiring memiliki peran yang strategis dalam
dengan meningkatnya pembangunan pemerataan pembangunan di Bali.
tersebut, meningkat pula kebutuhan akan Pembangunan di Bali lebih terpusat di Bali
material pembangunan terutama semen Selatan karena didukung oleh infrastruktur
dan kayu dimana sebagian besar material Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan
tersebut didatangkan dari luar Pulau Bali Benoa. Seiring dengan semakin
yaitu Pulau Jawa, Pulau Kalimantan dan berkurangnya lahan kosong di Bali Selatan
Pulau Sulawesi. Ada 3 jalur utama untuk maka Pemerintah Bali mewacanakan
pendistribusian material bangunan menuju pemerataan pembangunan dengan sasaran
Pulau Bali. Ketiga jalur tersebut meliputi pembangunan di Bali Utara Jika wacana
jalur laut melalui Pelabuhan Benoa dan pemerataan pembangunan ini akan
Pelabuhan Celukan Bawang serta jalur dilaksanakan maka akan sangat diperlukan
darat melalui Pelabuhan Gilimanuk prasarana yang memadai di Bali Utara
dengan menggunakan jalan arteri dimana salah satunya merupakan
Denpasar-Gilimanuk. Prasarana Pelabuhan Celukan Bawang.
Berdasarkan penelitian Dwina (2013), Pemerintah Bali sendiri sudah berupaya
kunjungan kapal, produktivitas bongkar untuk meningkatkan aktivitas di
muat barang, dan lalu lintas barang di Pelabuhan Celukan Bawang melalui Perda
Pelabuhan Benoa selama kurun waktu Pemerintah Provinsi Bali no 16 tahun
tahun 2006-2010 terus mengalami 2009 tentang RTRW Provinsi Bali Tahun
penurunan. Begitu pula dengan kunjungan 2009-2029 dimana kegiatan bongkar muat
kapal, produktivitas bongkar muat barang, barang semen dan pupuk diwajibkan
dan lalu lintas barangmelalui Pelabuhan kegiatannya di Pelabuhan Celukan
Celukan Bawang selama kurun waktu Bawang. Gubernur Bali, Made Mangku
tahun 2005-2009 juga mengalami Pastika, dalam kunjungannya ke
penurunan (Arisena, 2010). Hal ini Pelabuhan Celukan Bawang juga sempat
tentunya sangat bertolak belakang mempertanyakan penurunan aktivitas yang
dengan data bahwa kebutuhan akan terjadi di Pelabuhan Celukan Bawang
material pembangunan di Bali meningkat (Baliprov.go.id, 2009). Penurunan itu
setiap tahunnya. Berdasarkan data, disebabkan oleh kinerja pelabuhan yang
sebagian pengiriman material tersebut kurang optimal diantaranya waktu bongkar
melalui jalur darat yaitu jalur Denpasar – yang lama.
Gilimanuk via Pelabuhan Gilimanuk. Dalam studi ini akan dievaluasi
Jalan Arteri Denpasar – Gilimanuk terlebih dahulu kinerja dari Pelabuhan
merupakan jalan yang menghubungkan Celukan Bawang itu sendiri dimana pada
Kota Denpasar dengan Pelabuhan penelitian ini lebih memperluas penelitian

48
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

terdahulu (Arisena, 2010) mengenai selama kurun waktu 10 tahun


kinerja dermaga umum Pelabuhan terakhir.
Celukan Bawang. Pada penelitian Arisena 2. Untuk memprediksi arus lalu lintas
(2010), Penelitian hanya mengkaji kinerja barang di Pelabuhan Celukan Bawang
dermaga dan kebutuhan dermaga di untuk 30 tahun ke depan (2014-
Pelabuhan Celukan Bawang. Sedangkan 2043).
pada penelitian ini lebih diperluas dengan 3. Untuk menganalisis kelayakan
mengevaluasi keseluruhan kinerja finansial pengembangan Pelabuhan
pelabuhan yaitu kinerja bongkar muat Celukan Bawang 10 tahun kedepan
barang, kinerja pelayanan kapal dan juga (2014-2023).
kinerja utilisasi fasilitas pelabuhan.
Sehingga dari evaluasi ini dapat diketahui
kinerja Pelabuhan Celukan Bawang,
karena jika penurunan ini terus terjadi TINJAUAN PUSTAKA
maka kedepannya Pelabuhan Celukan STANDAR KINERJA OPERASIONAL
Bawang akan mengalami kebangkrutan. Sesuai dengan Keputusan Direktur
Selain itu, penelitian ini juga akan Jenderal Perhubungan Laut Nomor :
mengevaluasi pengembangan Pelabuhan UM.002/38/18/DJPL-11 tanggal 5
Celukan Bawang 10 tahun kedepan yaitu Desember 2011 tentang Standar Kinerja
pengembangan jangka pendek dan jangka Pelayanan Operasional Pelabuhan, yang
menengah. Evaluasi pengembangan yang dimaksud dengan kinerja pelayanan
dilakukan yaitu dari segi kelayakan operasional adalah hasil kerja terukur yang
investasi finansial sehingga nantinya dapat dicapai pelabuhan dalam melaksanakan
diketahui apakah investasi yang akan pelayanan kapal, barang dan utilitasi
ditanamkan di Pelabuhan Celukan Bawang fasilitas dan alat, dalam periode waktu dan
layak untuk diinvestasikan atau tidak. satuan tertentu. Indikator-indikator kinerja
pelayanan operasional adalah variabel-
Rumusan Masalah variabel pelayanan, penggunaan fasilitas
Dari uraian latar belakang diatas, dan peralatan pelabuhan, dalam hal ini
dapat dirumuskan permasalahan pokok yang dimaksudkan adalah untuk pelayanan
yang mendasari perlunya dilakukan jasa dermaga. Indikator kinerja pelayanan
penelitian adalah sebagai berikut: operasional pelabuhan laut berdasarkan
1. Bagaimanakah kinerja operasional Dirjen Perhubungan Laut terdiri dari :
Pelabuhan Celukan Bawang di Tabel 1 Standar Kinerja Operasional
Kabupaten Buleleng-Bali selama Nilai
kurun waktu 10 tahun terakhir? Standa
2. Bagaimanakah prediksi arus lalu Indikator r Sat
lintas barang di Pelabuhan Celukan Waiting Time 1 jam
Bawang untuk 30 tahun ke depan
(2014-2043) ? Approach Time 1 jam
3. Bagaimanakan kelayakan finansial Effective time /
pengembangan Pelabuhan Celukan Berthing Time 70 %
Bawang 10 tahun kedepan (2014- BOR 70 %
2023)? SOR 40 %
YOR 60 %
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai Operasi Peralatan 70 %
dalam penelitian ini yaitu : Sumber: Kep. Dirjen Perhub
1. Untuk menganalisis kinerja
operasional Pelabuhan Celukan No:UM.002/38/18/DJPL-11
Bawang di Kabupaten Buleleng-Bali

49
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

ANALISA REGRESI harus dikonversi dalam nilai uang yang


Analisis regresi dapat digunakan sama.
untuk dua hal pokok yaitu untuk 2. Net Present Value (NPV)
memperoleh suatu hubungan dalam bentuk Net Present Value diperoleh dari
numerik dan untuk melihat bagaimana satu selisih semua manfaat dengan semua biaya
(regresi sederhana) atau lebih (regresi selama umur layanan dimana manfaat dan
berganda) variabel saling terikat. biaya harus dikonversi dengan nilai uang
Persamaan dan garis yang didapat disebut yang sama. Dalam hal ini acuan yang
dengan persamaan regresi, yang dapat dipergunakan adalah besaran net saat ini
berbentuk linear ataupun non linear. (net present value), artinya semua besaran
Pada analisa regresi linear berganda, komponen didefinisikan sebagai selisih
variasi pada variabel terikat dijelaskan antara present value dari komponen
oleh lebih dari satu variasi variabel bebas , manfaat dan present value dari komponen
mungkin dua, tiga ataupun lebih, namun biaya.
masih menunjukan diagram hubungan 3. Internal Rate of Return (IRR)
yang linear. Penambahan variabel bebas Internal rate of return atau IRR
ini diharapkan dapat lebih menjelaskan merupakan parameter kelayakan yang
karakteristik hubungan yang ada walaupun berupa tingkat pengembalian modal dan
masih saja ada variabel yang terabaikan. dinyatakan dalam persen (%). Besarnya
Bentuk umum persamaan regresi IRR diperoleh dengan cara trial and error
linear berganda dapat dituliskan sebagai terhadap cashflow.
berikut: Untuk menetukan layak tidaknya
Y= a+b1X1+b2X2+…+bnXn……(1) suatu pembangunan fasilitas seperti
pelabuhan dari segi ekonomi, metode yang
Keterangan : sering digunakan adalah ketiga analisa
Y = Variabel Terikat ekonomi diatas. Metode ini digunakan
a,b1,b2,..bn = Koefisien regresi untuk menyaring kelayakan proyek
X1,X2,..Xn = Variabel bebas berdasarkan perbandingan manfaat yang
akan diperoleh dan biaya yang akan
ANALISA FINANSIAL dikeluarkan. Metode ini digunakan pada
Dalam analisis ini, yang diperhatikan kondisi dimana dana yang tersedia sangat
adalah hasil yang harus diterima oleh terbatas. Di negara-negara sedang
investor atau siapa saja yang berkembang seperti Indonesia, kiranya
berkepentingan dalam pembangunan analisis biaya manfaat lebih cocok
proyek tersebut. Pada analisis finansial, mengingat keterbatasan dana yang tersedia
komponen-komponen manfaat dan biaya untuk pembangunan. Secara garis besar
yang diperhitungkan, sedangkan analisis biaya manfaat terdiri atas tahapan-
komponen manfaat yang bersifat langsung tahapan sebagai berikut:
saja diperhitungkan. Pada dasarnya 1. Analisa biaya yang terdiri dari biaya
analisis finansial proyek dikembangkan konstruksi dan biaya pemeliharaan.
dalam usaha mencari suatu ukuran yang 2. Analisa manfaat yang ditimbulkan oleh
menyeluruh yang dapat menggambarkan pembangunan pelabuhan
tingkat kelayakan proyek. Secara umum 3. Membandingkan biaya dan manfaat
ada beberapa metode yang sering beserta tingkat sensitivitasnya.
digunakan yaitu: Analisis sensitifitas dihitung setelah
1. Benefit Cost Ratio (BCR) diketahui kelayakan dari hasil sebelumnya
Benefit Cost Ratio diperoleh dengan yaitu analisis finansial, dengan
cara membandingkan semua manfaat mempertimbangkan perubahan/ kondisi
(benefit) yang diperoleh dengan semua biaya dan manfaat dengan mengambil
biaya (cost) yang dikeluarkan sepanjang besarnya prosentase perubahan sebesar
umur layanan dimana manfaat dan biaya 15%. Nilai 15 % diambil dari nilai inflasi
rata-rata Provinsi Bali sebesar 5,65 %

50
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

yang dikali faktor keamanan sebesar 2,5 tahun terakhir dari kantor PT.(Persero)
kali untuk mengantisipasi faktor-faktor Pelabuhan Indonesia III cabang Celukan
yang belum dan sulit diperhitungkan Bawang. Selanjutnya data-data tersebut
seperti harga kenaikan BBM dan faktor dianalisa untuk memperoleh tujuan
Indonesia sebagai Negara berkembang penelitian.
yang mempengaruhi kestabilan ekonomi
sehingga analisa sensitifitas digunakan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
sebesar 15%. Evaluasi Kinerja Operasional
Pelabuhan
METODE PENELITIAN Data Kunjungan Kapal
Lokasi Penelitian Jika berdasarkan Unit maka arus
Lokasi penelitian yang dipilih adalah kunjungan kapal selama kurun waktu 10
Pelabuhan Celukan Bawang. Pelabuhan ini tahun terakhir mengalami penurunan
terletak di utara Provinsi Bali, di Desa secara signifikan. Sedangkan jika
Celukan Bawang Kabupaten Buleleng berdasarkan GT maka arus kunjungan
tepatnya di 08°-11’-00,00” LS dan 114°- kapal relatif meningkat terutama terjadi
50’-11,00” BT dengan jarak kurang lebih pada tahun 2012 dan tahun 2013.
120 Km dari kota Denpasar. Dipilihnya Perbedaan arus kunjungan kapal
Pelabuhan Celukan Bawang sebagai lokasi berdasarkan unit dengan berdasarkan
penelitian disebabkan oleh beberapa hal ukuran GT ini disebabkan karena
diantaranya : menurunnya kunjungan kapal yang
1. Pelabuhan Celukan Bawang mengangkut kayu dimana kapal tersebut
sebagai pelabuhan barang memiliki memiliki ukuran GT yang kecil sedangkan
peranan strategis dalam proses pemerataan kunjungan kapal yang mengangkut semen
pembangunan di Bali utamanya di mengalami peningkatan setiap tahunnya
kawasan Bali Utara. Tetapi kondisi dimana kapal-kapal yang mengangkut
eksisting yang terjadi adalah penurunan semen umumnya memiliki ukuran GT
aktivitas di Pelabuhan Celukan Bawang yang besar tetapi dalam unit yang lebih
sehingga perlu dilakukan suatu penelitian sedikit. Selama kurun waktu 10 tahun
mengenai kinerja Pelabuhan Celukan terakhir arus kunjungan kapal berdasarkan
Bawang. GT mengalami peningkatan rata-rata
2. Pengembangan Pelabuhan sebesar 12,30 % setiap tahunnya.
Celukan Bawang akan sangat berpengaruh
terhadap kemajuan pembangunan di Bali Data Arus Lalu-Lintas Barang
Utara sehingga perlu direncanakan Pelabuhan Celukan Bawang
pengembangan pelabuhan yang efektif, merupakan pelabuhan barang yang
efisien dan tepat guna. komoditi utamanya berupa semen dan
pupuk. Hampir sekitar 90% komoditi yang
Metode Penelitian dilayani di Pelabuhan Celukan Bawang
Penelitian ini menggunakan data merupakan semen. Sedangkan sisanya
sekunder yang bersumber dari kantor merupakan komoditi pupuk, kayu, BBM
Adpel, PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia dan barang lainnya yang merupakan bahan
III Cabang Celukan Bawang, Dinas kebutuhan pokok. Arus lalu-lintas barang
Perindustrian dan Perdagangan, dan dalam satuan ton yaitu komoditi semen
sumber-sumber dari Internet. Data-data dan pupuk mengalami peningkatan dari
tersebut berupa lay out pelabuhan, zonasi tahun 2004 sampai tahun 2008 tetapi
kawasan pelabuhan, dan rencana kemudian mengalami penurunan sampai
pengembangan Pelabuhan Celukan tahun 2011. Pada tahun 2012 dan 2013
Bawang, sarana dan prasarana ataupun mengalami peningkatan yang signifikan.
fasilitas yang ada, jumlah kapal yang Peningkatan arus lalu lintas barang pada
beroperasi, data-data kapal dan data tahun 2012 dan 2013 sangat dipengaruhi
kegiatan operasional yang diperoleh lima oleh adanya 3 proyek besar di Provinsi

51
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

Bali yaitu proyek Underpass simpang kunjungan kapal sangat padat, nilai WT
dewa ruci, proyek Jalan Tol diatas perairan mencapai 80 jam dan tahun 2013 nilai WT
dan proyek perluasan Bandara Ngurah dapat diturunkan menjadi 58 jam. Jika
Rai. jika dirata-ratakan dalam 10 tahun dibandingkan dengan nilai standar yang
terakhir arus lalu lintas barang berdasarkan ditetapkan yaitu sebesar 1 jam, maka Nilai
ton mengalami pertumbuhan sebesar WT Pelabuhan Celukan bawang perlu
9,41% per tahun. Arus lalu-lintas barang untuk diperbaiki. Sedangkan di Pelabuhan
dalam satuan m3 yaitu komoditi kayu dari tanjung Wangi, Nilai WT kapal mencapai
tahun 2004 sampai tahun 2013 terus 1 jam yang masih sesuai standar.
mengalami penurunan drastis. Penurunan
ini rata-rata sebesar 8,17 % per tahun. Approach Time(AT)
Sedangkan arus lalu-lintas barang dalam Approach Time (AT) atau waktu
satuan ton cair yaitu BBM cair juga pelayanan pemanduan adalah jumlah
mengalami penurunan seperti juga waktu terpakai untuk kapal bergerak dari
komoditi kayu. Rata-rata penurunan lokasi lego jangkar sampai ikat tali di
barang dalam satuan liter ini adalah 2,58 tambatan. Di Pelabuhan Celukan Bawang
% per tahun. tidak terdapat pelayanan jasa kapal pandu
yang disebabkan karena Pelabuhan
Waiting Time (WT) Celukan Bawang setiap tahun mengalami
Waiting Time (WT) atau waktu tunggu kerugian sehingga untuk mengurangi
kapal adalah jumlah waktu sejak kapal tiba biaya operasional, maka pelayanan jasa
di lego jangkar sampai kapal digerakkan kapal pandu ditiadakan. Umumnya
menuju ke tempat tambat atau dermaga. nakhoda-nakhoda yang menuju ke
Semakin kecil nilai WT maka tingkat Pelabuhan Celukan Bawang sudah mahir
pelayanan pelabuhan semakin baik. sehingga angka kecelakaan kerja di
Pelabuhan Celukan Bawang relatif nol
setiap tahunnya.

Prosentase Effecktive Time/Berthing


Time
Prosentase Effective Time : Berthing
Time (ET:BT) merupakan prosentasi
waktu efektif dimana kapal melakukan
bongkar muat selama di dermaga. Nilai ini
menunjukkan seberapa efektif tingkat
Gambar 1. Grafik Waiting Time pelayanan pelabuhan terhadap kapal yang
Sumber: Hasil analisa (2014) bersandar.
Nilai WT pada tahun 2004 mencapai
1,3 jam, tahun 2005 meningkat menjadi 4
jam, tahun 2006 menjadi 7 jam seiring
dengan perbaikan dermaga II sehingga
dermaga yang beroperasi hanya 2 buah
yang menyebabkan tambatan menjadi
penuh, sehingga kapal terpaksa antri
menunggu untuk sampai di tempat
tambatan, pada tahun 2007 menjadi 6 jam.
WT pada tahun 2008 dapat ditekan
menjadi 2 jam, dan pada tahun 2009,2010 Gambar 2. Grafik ET/BT
dan 2011 WT menjadi 0 karena kunjungan Sumber: Hasil analisa (2014)
kapal yang relatif sedikit sehingga kapal Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat
tidak perlu menunggu untuk menuju ke bahwa nilai ET:BT Pelabuhan Celukan
tambatan. Tetapi pada tahun 2012 ketika Bawang berada dibawah standar yang

52
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

ditetapkan kementerian perhubungan laut Shed Occupancy Ratio (SOR) adalah


yaitu sebesar 70%. Pada tahun 2004 nilai perbandingan antara jumlah pemakaian
ET:BT sebesar 62,87% dan terus ruangan gudang yang dihitung dalam
mengalami penurunan sampai mencapai satuan ton atau m3 per hari dengan
31,60% pada tahun 2013. Hal ini kapasitas penumpukan yang tersedia yang
mengindikasikan penurunan tingkat dinyatakan dalam prosentase.
pelayanan pelabuhan terhadap kapal.
Bandingkan dengan nilai ET:BT
Pelabuhan Tanjung Wangi yang berada
diatas standar yaitu senilai 87%.

Berth Occupancy Ratio (BOR)


Berth Occupancy Ratio (BOR) adalah
perbandingan antara jumlah waktu
pemakaian tiap dermaga yang tersedia
dengan jumlah waktu yang tersedia selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan
dalam prosentase. Gambar 4. Grafik SOR
Sumber: Hasil analisa (2014)
Berdasarkan grafik dapat dilihat
bahwa nilai SOR Pelabuhan Celukan
Bawang selama 5 tahun terakhir berada
dikisaran dibawah 10%. Jika dibandingkan
dengan standar yang ada yaitu 40 % maka
nilai SOR Pelabuhan Celukan Bawang
jauh dari nilai tersebut. Hal ini
menunjukan bahwa kinerja Pelabuhan
harus ditingkatkan kembali.

Gambar 3. Grafik BOR Yard Occupancy Ratio (YOR)


Sumber: Hasil analisa (2014) Yard Occupancy Ratio (YOR) adalah
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa perbandingan antara jumlah pemakaian
nilai BOR Pelabuhan Celukan Bawang ruang lapangan penumpukan yang
mengalami naik turun dari tahun 2009 dihitung dalam satuan ton atau m3 per hari
sampai tahun 2014. Pada tahun 2009 nilai dengan kapasitas penumpukan yang
BOR mencapai 71,55 persen kemudian tersedia yang dinyatakan dalam
menurun sampai tahun 2011 mencapai prosentase.
40,7 persen tetapi meningkat pada tahun
2012 dan 2013 diakibatkan oleh lonjakan
arus kunjungan kapal sehingga mencapai
73% pada tahun 2012 dan 88 % pada
tahun 2013. Jika berdasarkan standar yang
ada yaitu berdasarkan UNCTAD dan
berdasarkan Keputusan Dirjen
Perhubungan Laut No
UM.002/38/18/DJPL-11 maka nilai BOR
pada tahun 2012 dan 2013 melebihi
standar yang ada sehingga kinerja
pelabuhan dinyatakan kurang baik. Gambar 5. Grafik YOR
Sumber: Hasil analisa (2014)
Shed Occupancy Ratio (SOR) Berdasarkan Grafik 5 maka dapat
dilihat bahwa nilai YOR Pelabuhan

53
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

Celukan Bawang 5 tahun terakhir terus mencapai 73% sedangkan pada tahun 2013
mengalami penurunan bahkan pada tahun mencapai 88%. Jika mengacu pada standar
2012 dan 2013, nilai YOR sebesar 0%. yang diterapkan yaitu berdasarkan
Jika dibandingkan dengan standar yang UNCTAD (60%) dan Keputusan Dirjen
ditetapkan sebesar 60% maka kinerja Perhubungan Laut (70%) maka secara
utilisasi lapangan penumpukan dinyatakan teoritis pelabuhan membutuhkan
kurang baik. Hal ini menunjukan bahwa pembangunan dermaga baru untuk
fasilitas lapangan penumpukan mubazir menurunkan nilai BOR tersebut. Akan
dan kurang dimanfaatkan oleh para tetapi faktor yang menyebabkan tingginya
pengguna jasa pelabuhan. nilai BOR tersebut lebih disebabkan oleh
lamanya kapal berada di tambatan
Evaluasi Kinerja Operasional sehingga jika kinerja pelayanan kapal
Berdasarkan analisa data yang telah lebih ditingkatkan maka nilai BOR
dilakukan maka dapat dievaluasi kinerja tersebut dapat diturunkan dan
operasional Pelabuhan Celukan Bawang pembangunan dermaga baru dapat ditunda.
yaitu dari sisi demand / kebutuhan dapat Sedangkan jika melihat nilai utilisasi
dilihat bahwa arus kunjungan kapal fasilitas pelabuhan yang lain yaitu gudang
(berdasarkan GT) dan arus lalu lintas penumpukan (SOR) dan lapangan
barang (ton) mulai mengalami penumpukan (YOR) maka dapat dilihat
peningkatan terutama pada tahun 2012 dan tingkat penggunaan fasilitas tersebut
2013 terjadi lonjakan aktivitas, dimana masih sangat minim dan jauh dari standar
kenaikan ini sebagian besar disebabkan yang diharapkan.
karena adanya 3 proyek konstruksi besar
di provinsi Bali yaitu proyek underpass Prediksi Arus Lalu-Lintas Barang
simpang dewa ruci, proyek jalan tol diatas Prediksi arus lalu-lintas di Pelabuhan
perairan dan proyek perluasan Bandar Celukan Bawang ini berfungsi untuk
Udara Ngurah Rai. menganalisa kelayakan pengembangan
Sedangkan dari sisi supply atau Pelabuhan Celukan Bawang 10 tahun
pelayanan pelabuhan, dapat dilihat bahwa kedepan. Prediksi ini mempergunakan
Pelabuhan Celukan Bawang tidak siap analisa regresi linear berganda dengan
mengakomodir tingginya arus kunjungan variabel terikat adalah arus lalu-lintas
kapal dan arus lalu-lintas barang tersebut. barang 10 tahun terakhir dan variabel
Hal ini terlihat dari nilai waktu tunggu / bebasnya adalah arus bongkar muat semen
waiting time kapal yang akan bertambat dan pupuk. Digunakannya arus bongkar
sangat lama yaitu mencapai 80 jam pada muat semen dan pupuk sebagai variabel
tahun 2012 dan 58 jam pada tahun 2013. bebas dikarenakan komoditi utama di
Padahal nilai standar yang diterapkan Pelabuhan Celukan Bawang adalah semen
adalah 1 jam. Hal ini menunjukan dengan prosentase 90,52% dan pupuk
pelabuhan tidak siap menghadapi arus dengan prosentase 8,76% sehingga
kunjungan kapal yang tinggi. Selain itu diasumsikan dapat mewakili pertumbuhan
waktu efektif bongkar muat (ET/BT) juga arus lalu-lintas barang kedepannya.
menunjukan kinerja yang kurang baik Analisa regresi linear berganda ini dibantu
dimana perbandingan waktu efektif dengan mempergunakan software Statistik
bongkar muat pada tahun 2012 senilai Package For The Social Sciences (SPSS).
45,36% dan pada tahun 2013 menurun Dari hasil SPSS diperoleh pemodelan
menjadi 31,6%. Jika mengacu pada dengan koefisien determinasi (r2) = 0,927
standar yang ditetapkan yaitu sebesar 70% Y = 71.920,443 + 0,716 X1 + 2,843 X2)
maka kinerja pelabuhan dikategorikan Dimana :
kurang baik. Buruknya kinerja pelayanan Y = Arus Lalu-Lintas Barang (ton).
terhadap kapal tersebut tentunya juga akan X1 = bongkar muat semen (ton).
berimbas pada kinerja utilisasi fasilitas X2 = bongkar muat pupuk (ton).
pelabuhan. Nilai BOR pada tahun 2012

54
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

Setelah didapatkan pemodelan arus


lalu-lintas barang berdasarkan PDRB Evaluasi Pengembangan Pelabuhan
semen dan PDRB pupuk maka selanjutnya Evaluasi pengembangan Pelabuhan
dilakukan prediksi arus lalu-lintas barang Celukan Bawang dilakukan dengan cara
30 tahun kedepan. Prediksi dilakukan membandingkan pengembangan
dengan menggunakan proyeksi arus pelabuhan yang diperlukan berdasarkan
bongkar muat semen dan pupuk terhadap evaluasi kinerja pelabuhan 10 tahun
hasil pemodelan. Arus lalu-lintas barang kebelakang dan prediksi arus lalu-lintas
di Pelabuhan Celukan Bawang diprediksi barang 10 tahun kedepan dengan rencana
akan mengalami pertumbuhan selama 30 pengembangan induk pelabuhan (RPIP)
tahun kedepan dengan rata-rata Pelabuhan Celukan Bawang yang telah
pertumbuhan per tahun sebesar 10,90% disusun 10 tahun kedepan sehingga
pertahun yang lebih besar dari trend didapatkan pengembangan pelabuhan yang
pertumbuhan 10 tahun kebelakang yang sesuai untuk Pelabuhan Celukan Bawang.
hanya sebesar 9,41% per tahun.

Tabel 2 Perbandingan Pengembangan Berdasarkan RPIP dengan Pengembangan


Berdasarkan Prediksi Arus Lalu-Lintas Barang

Period Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan


NO
e RPIP Prediksi Arus Barang.
Perpanjangan dermaga I
Tahap sepanjang 300 m dengan Pengadaan mobile harbor crane
1 I lebar 15 m. kapasitas 25 ton sebanyak 1 unit.
Perpanjangan Dermaga II
sepanjang 180 m dengan
lebar 15 m. Pengadaan Top Loader sebanyak 1 unit.
Pembangunan lapangan
penumpukan untuk
general cargo seluas Pengadaan forklift kapasitas 10 ton
15.000 m2. sebanyak 1 unit.
Peningkatan jalan
pelabuhan sepanjang Peningkatan jalan pelabuhan sepanjang
1.000 m 1.000 m
Penambahan Dermaga II sepanjang 100
Pembangunan dermaga m.
Tahap peti kemas sepanjang 255
2 II m dengan lebar 20 m.
Pembangunan lapangan
parkir kendaraan seluas Pembangunan gudang penumpukan
10.000 m2. untuk general cargo seluas 405 m2.
Peningkatan jalan
sepanjang 1.500 m. Peningkatan jalan sepanjang 1.500 m.
Pembangunan lapangan
peti kemas seluas 10.000
m2.
Pengadaan mobile harbor
crane kapasitas 25 ton
sebanyak 1 unit.
Pengadaan Top Loader
sebanyak 1 unit.

55
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

Pengadaan forklift
kapasitas 10 ton sebanyak
1 unit.
Sumber: Hasil analisa (2014) manfaat yang diperoleh sehingga investasi
Pengembangan pelabuhan yang dinyatakan tidak layak. Dari analisa nilai
dipilih yaitu pengembangan pelabuhan BCR didapatkan nilai 0,9828 dimana nilai
yang layak secara finansial untuk BCR<1 menandakan bahwa manfaat yang
dilakukan diantara kedua pengembangan diterima lebih kecil dari biaya yang
tersebut pelabuhan tersebut. dikeluarkan sehingga investasi juga
dinyatakan tidak layak. Sedangkan nilai
Kelayakan Ekonomi RPIP IRR sebesar 11,46% dimana IRR< 12%
Komponen biaya yang diperhitungkan sehingga Investasi juga dinyatakan tidak
dalam analisa ini adalah biaya layak.
pembangunan proyek dan biaya Dari ketiga analisa kelayakan
operasional pelabuhan per tahun yaitu investasi tersebut menyatakan bahwa
biaya gaji, biaya administrasi dan biaya pengembangan Pelabuhan Celukan
pemeliharaan. Dalam analisis ini, struktur Bawang sesuai RPIP dinyatakan tidak
perbandingan komponen biaya tersebut layak secara finansial sehingga
adalah 40% modal sendiri dan 60% modal pengembangan Pelabuhan Celukan
pinjaman. Konsekuensi penggunaan modal Bawang perlu untuk dievaluasi kembali.
pinjaman sebagai salah satu pendanaan
dalam berinvestasi akan menyebabkan Kelayakan Ekonomi Pengembangan
komponen biaya tambahan berupa bunga Berdasarkan Prediksi
pinjaman. Suku bunga pinjaman Komponen biaya (cost)
didasarkan atas perkembangan bunga pengembangan berdasarkan prediksi arus
kredit investasi sebesar 12% (BI-2014). lalu-lintas barang hampir sama dengan
Sedangkan komponen manfaat analisa biaya pengembangan berdasarkan
diperoleh sesuai dengan manfaat yang RPIP. Perbedaan hanya terdapat pada
diterima pelabuhan terhadap pelayanan biaya pelaksanaan proyek sedangkan
kapal dan barang yang telah diprediksi untuk asumsi biaya gaji, biaya
mengunjungi Pelabuhan Celukan Bawang. administrasi dan biaya pemeliharaan
Komponen manfaat yang nantinya dianggap sama. Komponen manfaat
diperhitungkan sebagai pendapatan dalam pengembangan berdasarkan prediksi arus
investasi pengembangan pelabuhan ini lalu-lintas barang diasumsikan sama
adalah mengacu pada tarif yang berlaku di dengan analisa manfaat pengembangan
pelabuhan sesuai dengan Surat Edaran No. berdasarkan RPIP.
SE.01/PU.03/CBW-2014 PT. Pelabuhan Dari analisa yang dilakukan
Indonesia III Cabang Celukan Bawang didapatkan besarnya NPV =
Tentang Pemberlakuan Tarif Pelayanan 21.729.858.314 dimana nilai NPV ini >0
jasa Kapal Dan Barang Di Pelabuhan atau bernilai positif menandakan bahwa
Cabang Celukan Bawang . biaya yang dikeluarkan lebih kecil
Parameter yang dipakai untuk dibandingkan manfaat yang diperoleh
menyatakan layak atau tidaknya suatu sehingga investasi dinyatakan layak. Dari
proyek (kegiatan), umumnya ditentukan analisa nilai BCR didapatkan nilai 1,9149
berdasarkan analisa Net Present Value dimana nilai BCR>1 menandakan bahwa
(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan manfaat yang diterima lebih besar dari
Internal Rate Of Return (IRR). Dari biaya yang dikeluarkan sehingga investasi
analisa yang dilakukan didapatkan juga dinyatakan layak. Selanjutnya
besarnya NPV = -1.521.941.710 dimana dilakukan uji sensitifitas untuk
nilai NPV ini <0 atau bernilai negatif mengantisipasi kemungkinan-
menandakan bahwa biaya yang kemungkinan yang terjadi yang dapat
dikeluarkan lebih besar dibandingkan berdampak cukup signifikan terhadap

56
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

investasi yang telah ditanamkan sehingga resiko kerugian paling besar adalah
bisa segera diambil langkah-langkah apabila komponen biaya meningkat 15%,
antisipasi yang tepat sasaran. Uji sedangkan komponen manfaat turun 15%.
sensitifitas dilakukan dengan tingkat
kepekaan 15%. Kondisi dengan
Tabel 3. Analisa Sensitifitas Pengembangan Berdasasarkan Prediksi Arus
Barang

Biaya tetap
Biaya Naik 15% Manfaat turun Biaya naik 15%
Manfaat tetap 15% Manfaat turun 15%
NPV 18.662.699.291 15.259.111.277 12.191.952.255
BCR 1,6959 1,6425 1,4546
Sumber: Hasil analisa (2014)

Kesimpulan Y= 71.920,443 + 0,716 X1+ 2,843 X2.


Dari hasil perhitungan dan analisis Dari prediksi didapatkan pertumbuhan
pada Bab IV, dapat diambil suatu arus lalu-lintas rata-rata pertahun
simpulan sebagai berikut: sebesar 10,90%.
1. Evaluasi terhadap kinerja operasional 3. Kelayakan finansial pengembangan
Pelabuhan Celukan Bawang 10 tahun Pelabuhan Celukan Bawang
terakhir menunjukan kinerja berdasarkan Rencana Pengembangan
operasional pelabuhan mengalami Induk Pelabuhan (RPIP) didapatkan
penurunan. Hal ini terlihat dari nilai Net Present Value (NPV) = -
beberapa indikator standar pada tahun 1.521.941.710, Benefit Cost Ratio
2013 yaitu nilai waktu tunggu (waiting (BCR) = 0,9828 dan Internal Rate of
time) sebesar 58 jam diatas nilai Return (IRR) = 11,46%. Dengan
standar 1 jam, nilai waktu efektif/waktu demikian pengembangan Pelabuhan
dermaga (Effective Time/ Berthing Celukan Bawang berdasarkan RPIP
Time) sebesar 31,6% dibawah nilai dinyatakan tidak layak. Sedangkan
standar 70%, Tingkat penggunaan pengembangan berdasarkan prediksi
gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR) arus lalu-lintas barang dengan analisisa
sebesar 6% dibawah nilai standar 40%, sensitivitas biaya naik 15% dan
Tingkat penggunaan lapangan manfaat turun 15% diperoleh hasil nilai
penumpukan (Yard Occupancy Ratio/ Net Present Value (NPV) =
YOR) sebesar 0% dibawah standar 60% 12.191.952.255, Benefit Cost Ratio
dan tingkat penggunaan dermaga (BCR) = 1,4546. Dengan demikian
(Berth Occupancy Ratio/ BOR) sebesar pengembangan Pelabuhan Celukan
88% diatas nilai standar 70%. Dari Bawang berdasarkan prediksi arus lalu-
indikator-indikator lintas barang dinyatakan layak. Dari
diatas, maka kinerja oerasional evaluasi kelayakan finansial
pelabuhan dinyatakan kurang baik. pengembangan pelabuhan dapat
2. Prediksi arus lalu-lintas barang disimpulkan bahwa pengembangan
dilakukan dengan menggunakan analisa Pelabuhan Celukan Bawang untuk 10
regresi linier berganda dengan variabel tahun kedepan yang dapat dilakukan
terikat arus lalu-lintas barang 10 tahun adalah pengembangan berdasarkan
terakhir dan variabel bebas arus prediksi arus lalu-lintas barang dimana
bongkar muat semen dan arus bongkar pengembangan ini menyesuaikan
muat pupuk Dengan menggunakan dengan kebutuhan fasilitas yang
software SPSS diperoleh koefisien diperlukan di Pelabuhan Celukan
determinasi (r2) = 0,927 dan pemodelan Bawang untuk 10 tahun kedepan.

57
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1 Januari 2016

Sedangkan pengembangan berdasarkan Magister Teknik Sipil Universitas


RPIP mendapatkan hasil yang tidak Udayana. Denpasar.
layak dimana pengembangan ini
Sukrawija, W. 2009. Kelayakan Investasi
banyak membutuhkan biaya untuk
Pembangunan Pelabuhan Gunaksa
membangun fasilitas yang tidak terlalu
Dawan Klungkung. Tesis Program
diperlukan di Pelabuhan Celukan
Pascasarjana Program Studi Magister
Bawang untuk 10 tahun kedepannya.
Teknik Sipil Universitas Udayana.
Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA Supriyono. 2010. Analisis Kinerja
Arisena, K. 2010. Evaluasi Kinerja Terminal Peti Kemas Di Pelabuhan
Pelayanan Dermaga Umum di Tanjung Perak Surabaya. Tesis
Pelabuhan Celukan Bawang. Tugas Program Pascasarjana Program Studi
Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Magister Teknik Sipil Universitas
Teknik Universitas Udayana. Diponegoro. Semarang.
Denpasar
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Triatmodjo, B. 1996. Pelabuhan. Beta
Bali Dalam Angka 2013. Denpasar. Offset, Yogyakarta.
Diakses tanggal 5/12/2013
Bappeda Provinsi Bali. 2009. Peraturan Yolanda, T. 2009. Evaluasi Kinerja
daerah Provinsi Bali. No. 16 tahun Pelayanan Dermaga Umum di
2009 tentang Rencana Tata Ruang Pelabuhan Tanjung Wangi. Tugas
Wilayah Provinsi Bali tahun 2009- Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas
2029. Denpasar. Teknik Universitas Udayana.
Dirjen Perhubungan Laut Nomor Denpasar.
UM.002/38/18/DJPL-11. Standar
Kinerja Pelayanan Operasional
Pelabuhan Laut.
http://www.dephub.go.id/in/
index2.php.
Diakses tanggal 19/11/2013
Dwina. 2013. Evaluasi Kinerja Pelayanan
Dermaga Umum di Pelabuhan
Benoa. Tugas Akhir Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas
Udayana. Denpasar
Pelabuhan Indonesia. 2000. Referensi
Kepelabuhan Seri 11 Pengelolaan
Pelabuhan dari Aspek Pengaturan.
Pelabuhan Indonesia, Jakarta.
Redana, I W. dan Adnyana, I. B. P. 2006.
Studi Kelayakan Pengembangan
Pelabuhan Celukan Bawang, Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil .Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik universitas
Udayana, Vol.10, No.1, Januari 2006,
hlm. 54-65.
Suarcita, Y. 2008. Analisis Ekonomi dan
Finansial Pengembangan fasilitas
Pendukung Turn Around Cruise Port
Pada Pelabuhan Benoa. Tesis
Program Pascasarjana Program Studi

58

Anda mungkin juga menyukai