1, Januari 2016
Abstrak: Pelabuhan Celukan Bawang merupakan pelabuhan barang yang terletak di utara
Provinsi Bali. Aktivitas di Pelabuhan Celukan Bawang selama kurun waktu tahun 2005-2009 terus
mengalami penurunan. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi kinerja operasional pelabuhan, sehingga
penurunan arus lalu-lintas barang dapat diketahui penyebabnya. Selain itu penelitian ini juga
memprediksi arus lalu-lintas barang 30 tahun kedepan sehingga dapat dievaluasi kelayakan finansial
pengembangan pelabuhan kedepannya.
Evaluasi dilakukan berdasarkan data kinerja Pelabuhan Celukan Bawang 10 tahun terakhir.
Kemudian dilakukan prediksi arus lalu-lintas barang 30 tahun kedepan dengan menggunakan analisa
regresi linier berganda. Untuk evaluasi pengembangan pelabuhan dilakukan analisa kelayakan finansial
terhadap rencana pengembangan induk pelabuhan (RPIP) 10 tahun kedepan yaitu tahun 2014-2023
yang dibandingkan dengan rencana pengembangan hasil prediksi arus lalu-lintas barang.
Berdasarkan evaluasi kinerja operasional pelabuhan didapatkan kinerja pelabuhan yang kurang
baik. Hal ini terlihat dari kinerja tahun 2013 yaitu indikator waktu tunggu: 58 jam dan nilai BOR: 88%
diatas nilai standar yang ditentukan, sedangkan prosentase waktu efektif / waktu dermaga: 31,6%,
SOR: 6%, YOR: 0% jauh dibawah nilai standar yang ditetapkan. Sedangkan jika diprediksi dengan
asumsi kinerja pelabuhan telah ditingkatkan, maka arus lalu-lintas barang mengalami pertumbuhan
10,90% setiap tahunnya. Analisis finansial pengembangan pelabuhan berdasarkan RPIP mendapatkan
hasil tidak layak yaitu nilai NPV = -1.521.941.710, Nilai BCR = 0,9828 dan IRR = 11,46% sedangkan
rencana pengembangan pelabuhan berdasarkan prediksi arus lalu-lintas barang dengan kondisi
sensitivitas biaya naik 15% dan manfaat turun 15 % mendapatkan hasil layak dengan nilai NPV =
12.191.952.255 dan nilai BCR = 1,4546.
Abstract: Celukan Bawang Harbour is located in the northern province of Bali. Port traffic
through the Celukan Bawang Harbour during the period of 2005-2009 has decreased. So It is necessary
for the performance evaluation of the port so that the reduction in traffic flows of goods can be
determined. In addition, this study also predict traffic flow of goods 30 years future so it can be
evaluated development of the port in the future .
The evaluation was done based on the performance data Celukan Bawang Harbour last 10 years.
Then a prediction of traffic flows to goods the next 30 years using multiple linear regression analysis.
For the evaluation of the development of the port to analyze the financial feasibility of the port master
development plan (RPIP) 10 years from 2014 to 2023 years that compare to the development plan
based on a prediction of traffic flows.
Based on the evaluation of operating performance, port obtained poor performance. This is evident
from the performance indicators in 2013 that the waiting time: 58 hours and BOR value: 88 % above
the standard value is specified, while the percentage of effective time / Berthing time: 31.6%, SOR:
6%, Yor: 0% is far below the standard set value. Meanwhile, if the predicted assuming port
performance has been improved, the traffic flow of goods grew 10.90% annually. Financial analysis
based RPIP port development is not feasible to get the value NPV = -1,521,941,710 BCR value =
0.9828 and a IRR = 11.46%, while the development of port based traffic flow prediction goods with the
sensitivity condition cost increase 15% and benefits decrease 15% get decent results with NPV =
12,191,952,255 and BCR value = 1.4546.
47
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
48
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
49
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
50
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
yang dikali faktor keamanan sebesar 2,5 tahun terakhir dari kantor PT.(Persero)
kali untuk mengantisipasi faktor-faktor Pelabuhan Indonesia III cabang Celukan
yang belum dan sulit diperhitungkan Bawang. Selanjutnya data-data tersebut
seperti harga kenaikan BBM dan faktor dianalisa untuk memperoleh tujuan
Indonesia sebagai Negara berkembang penelitian.
yang mempengaruhi kestabilan ekonomi
sehingga analisa sensitifitas digunakan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
sebesar 15%. Evaluasi Kinerja Operasional
Pelabuhan
METODE PENELITIAN Data Kunjungan Kapal
Lokasi Penelitian Jika berdasarkan Unit maka arus
Lokasi penelitian yang dipilih adalah kunjungan kapal selama kurun waktu 10
Pelabuhan Celukan Bawang. Pelabuhan ini tahun terakhir mengalami penurunan
terletak di utara Provinsi Bali, di Desa secara signifikan. Sedangkan jika
Celukan Bawang Kabupaten Buleleng berdasarkan GT maka arus kunjungan
tepatnya di 08°-11’-00,00” LS dan 114°- kapal relatif meningkat terutama terjadi
50’-11,00” BT dengan jarak kurang lebih pada tahun 2012 dan tahun 2013.
120 Km dari kota Denpasar. Dipilihnya Perbedaan arus kunjungan kapal
Pelabuhan Celukan Bawang sebagai lokasi berdasarkan unit dengan berdasarkan
penelitian disebabkan oleh beberapa hal ukuran GT ini disebabkan karena
diantaranya : menurunnya kunjungan kapal yang
1. Pelabuhan Celukan Bawang mengangkut kayu dimana kapal tersebut
sebagai pelabuhan barang memiliki memiliki ukuran GT yang kecil sedangkan
peranan strategis dalam proses pemerataan kunjungan kapal yang mengangkut semen
pembangunan di Bali utamanya di mengalami peningkatan setiap tahunnya
kawasan Bali Utara. Tetapi kondisi dimana kapal-kapal yang mengangkut
eksisting yang terjadi adalah penurunan semen umumnya memiliki ukuran GT
aktivitas di Pelabuhan Celukan Bawang yang besar tetapi dalam unit yang lebih
sehingga perlu dilakukan suatu penelitian sedikit. Selama kurun waktu 10 tahun
mengenai kinerja Pelabuhan Celukan terakhir arus kunjungan kapal berdasarkan
Bawang. GT mengalami peningkatan rata-rata
2. Pengembangan Pelabuhan sebesar 12,30 % setiap tahunnya.
Celukan Bawang akan sangat berpengaruh
terhadap kemajuan pembangunan di Bali Data Arus Lalu-Lintas Barang
Utara sehingga perlu direncanakan Pelabuhan Celukan Bawang
pengembangan pelabuhan yang efektif, merupakan pelabuhan barang yang
efisien dan tepat guna. komoditi utamanya berupa semen dan
pupuk. Hampir sekitar 90% komoditi yang
Metode Penelitian dilayani di Pelabuhan Celukan Bawang
Penelitian ini menggunakan data merupakan semen. Sedangkan sisanya
sekunder yang bersumber dari kantor merupakan komoditi pupuk, kayu, BBM
Adpel, PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia dan barang lainnya yang merupakan bahan
III Cabang Celukan Bawang, Dinas kebutuhan pokok. Arus lalu-lintas barang
Perindustrian dan Perdagangan, dan dalam satuan ton yaitu komoditi semen
sumber-sumber dari Internet. Data-data dan pupuk mengalami peningkatan dari
tersebut berupa lay out pelabuhan, zonasi tahun 2004 sampai tahun 2008 tetapi
kawasan pelabuhan, dan rencana kemudian mengalami penurunan sampai
pengembangan Pelabuhan Celukan tahun 2011. Pada tahun 2012 dan 2013
Bawang, sarana dan prasarana ataupun mengalami peningkatan yang signifikan.
fasilitas yang ada, jumlah kapal yang Peningkatan arus lalu lintas barang pada
beroperasi, data-data kapal dan data tahun 2012 dan 2013 sangat dipengaruhi
kegiatan operasional yang diperoleh lima oleh adanya 3 proyek besar di Provinsi
51
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
Bali yaitu proyek Underpass simpang kunjungan kapal sangat padat, nilai WT
dewa ruci, proyek Jalan Tol diatas perairan mencapai 80 jam dan tahun 2013 nilai WT
dan proyek perluasan Bandara Ngurah dapat diturunkan menjadi 58 jam. Jika
Rai. jika dirata-ratakan dalam 10 tahun dibandingkan dengan nilai standar yang
terakhir arus lalu lintas barang berdasarkan ditetapkan yaitu sebesar 1 jam, maka Nilai
ton mengalami pertumbuhan sebesar WT Pelabuhan Celukan bawang perlu
9,41% per tahun. Arus lalu-lintas barang untuk diperbaiki. Sedangkan di Pelabuhan
dalam satuan m3 yaitu komoditi kayu dari tanjung Wangi, Nilai WT kapal mencapai
tahun 2004 sampai tahun 2013 terus 1 jam yang masih sesuai standar.
mengalami penurunan drastis. Penurunan
ini rata-rata sebesar 8,17 % per tahun. Approach Time(AT)
Sedangkan arus lalu-lintas barang dalam Approach Time (AT) atau waktu
satuan ton cair yaitu BBM cair juga pelayanan pemanduan adalah jumlah
mengalami penurunan seperti juga waktu terpakai untuk kapal bergerak dari
komoditi kayu. Rata-rata penurunan lokasi lego jangkar sampai ikat tali di
barang dalam satuan liter ini adalah 2,58 tambatan. Di Pelabuhan Celukan Bawang
% per tahun. tidak terdapat pelayanan jasa kapal pandu
yang disebabkan karena Pelabuhan
Waiting Time (WT) Celukan Bawang setiap tahun mengalami
Waiting Time (WT) atau waktu tunggu kerugian sehingga untuk mengurangi
kapal adalah jumlah waktu sejak kapal tiba biaya operasional, maka pelayanan jasa
di lego jangkar sampai kapal digerakkan kapal pandu ditiadakan. Umumnya
menuju ke tempat tambat atau dermaga. nakhoda-nakhoda yang menuju ke
Semakin kecil nilai WT maka tingkat Pelabuhan Celukan Bawang sudah mahir
pelayanan pelabuhan semakin baik. sehingga angka kecelakaan kerja di
Pelabuhan Celukan Bawang relatif nol
setiap tahunnya.
52
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
53
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
Celukan Bawang 5 tahun terakhir terus mencapai 73% sedangkan pada tahun 2013
mengalami penurunan bahkan pada tahun mencapai 88%. Jika mengacu pada standar
2012 dan 2013, nilai YOR sebesar 0%. yang diterapkan yaitu berdasarkan
Jika dibandingkan dengan standar yang UNCTAD (60%) dan Keputusan Dirjen
ditetapkan sebesar 60% maka kinerja Perhubungan Laut (70%) maka secara
utilisasi lapangan penumpukan dinyatakan teoritis pelabuhan membutuhkan
kurang baik. Hal ini menunjukan bahwa pembangunan dermaga baru untuk
fasilitas lapangan penumpukan mubazir menurunkan nilai BOR tersebut. Akan
dan kurang dimanfaatkan oleh para tetapi faktor yang menyebabkan tingginya
pengguna jasa pelabuhan. nilai BOR tersebut lebih disebabkan oleh
lamanya kapal berada di tambatan
Evaluasi Kinerja Operasional sehingga jika kinerja pelayanan kapal
Berdasarkan analisa data yang telah lebih ditingkatkan maka nilai BOR
dilakukan maka dapat dievaluasi kinerja tersebut dapat diturunkan dan
operasional Pelabuhan Celukan Bawang pembangunan dermaga baru dapat ditunda.
yaitu dari sisi demand / kebutuhan dapat Sedangkan jika melihat nilai utilisasi
dilihat bahwa arus kunjungan kapal fasilitas pelabuhan yang lain yaitu gudang
(berdasarkan GT) dan arus lalu lintas penumpukan (SOR) dan lapangan
barang (ton) mulai mengalami penumpukan (YOR) maka dapat dilihat
peningkatan terutama pada tahun 2012 dan tingkat penggunaan fasilitas tersebut
2013 terjadi lonjakan aktivitas, dimana masih sangat minim dan jauh dari standar
kenaikan ini sebagian besar disebabkan yang diharapkan.
karena adanya 3 proyek konstruksi besar
di provinsi Bali yaitu proyek underpass Prediksi Arus Lalu-Lintas Barang
simpang dewa ruci, proyek jalan tol diatas Prediksi arus lalu-lintas di Pelabuhan
perairan dan proyek perluasan Bandar Celukan Bawang ini berfungsi untuk
Udara Ngurah Rai. menganalisa kelayakan pengembangan
Sedangkan dari sisi supply atau Pelabuhan Celukan Bawang 10 tahun
pelayanan pelabuhan, dapat dilihat bahwa kedepan. Prediksi ini mempergunakan
Pelabuhan Celukan Bawang tidak siap analisa regresi linear berganda dengan
mengakomodir tingginya arus kunjungan variabel terikat adalah arus lalu-lintas
kapal dan arus lalu-lintas barang tersebut. barang 10 tahun terakhir dan variabel
Hal ini terlihat dari nilai waktu tunggu / bebasnya adalah arus bongkar muat semen
waiting time kapal yang akan bertambat dan pupuk. Digunakannya arus bongkar
sangat lama yaitu mencapai 80 jam pada muat semen dan pupuk sebagai variabel
tahun 2012 dan 58 jam pada tahun 2013. bebas dikarenakan komoditi utama di
Padahal nilai standar yang diterapkan Pelabuhan Celukan Bawang adalah semen
adalah 1 jam. Hal ini menunjukan dengan prosentase 90,52% dan pupuk
pelabuhan tidak siap menghadapi arus dengan prosentase 8,76% sehingga
kunjungan kapal yang tinggi. Selain itu diasumsikan dapat mewakili pertumbuhan
waktu efektif bongkar muat (ET/BT) juga arus lalu-lintas barang kedepannya.
menunjukan kinerja yang kurang baik Analisa regresi linear berganda ini dibantu
dimana perbandingan waktu efektif dengan mempergunakan software Statistik
bongkar muat pada tahun 2012 senilai Package For The Social Sciences (SPSS).
45,36% dan pada tahun 2013 menurun Dari hasil SPSS diperoleh pemodelan
menjadi 31,6%. Jika mengacu pada dengan koefisien determinasi (r2) = 0,927
standar yang ditetapkan yaitu sebesar 70% Y = 71.920,443 + 0,716 X1 + 2,843 X2)
maka kinerja pelabuhan dikategorikan Dimana :
kurang baik. Buruknya kinerja pelayanan Y = Arus Lalu-Lintas Barang (ton).
terhadap kapal tersebut tentunya juga akan X1 = bongkar muat semen (ton).
berimbas pada kinerja utilisasi fasilitas X2 = bongkar muat pupuk (ton).
pelabuhan. Nilai BOR pada tahun 2012
54
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
55
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
Pengadaan forklift
kapasitas 10 ton sebanyak
1 unit.
Sumber: Hasil analisa (2014) manfaat yang diperoleh sehingga investasi
Pengembangan pelabuhan yang dinyatakan tidak layak. Dari analisa nilai
dipilih yaitu pengembangan pelabuhan BCR didapatkan nilai 0,9828 dimana nilai
yang layak secara finansial untuk BCR<1 menandakan bahwa manfaat yang
dilakukan diantara kedua pengembangan diterima lebih kecil dari biaya yang
tersebut pelabuhan tersebut. dikeluarkan sehingga investasi juga
dinyatakan tidak layak. Sedangkan nilai
Kelayakan Ekonomi RPIP IRR sebesar 11,46% dimana IRR< 12%
Komponen biaya yang diperhitungkan sehingga Investasi juga dinyatakan tidak
dalam analisa ini adalah biaya layak.
pembangunan proyek dan biaya Dari ketiga analisa kelayakan
operasional pelabuhan per tahun yaitu investasi tersebut menyatakan bahwa
biaya gaji, biaya administrasi dan biaya pengembangan Pelabuhan Celukan
pemeliharaan. Dalam analisis ini, struktur Bawang sesuai RPIP dinyatakan tidak
perbandingan komponen biaya tersebut layak secara finansial sehingga
adalah 40% modal sendiri dan 60% modal pengembangan Pelabuhan Celukan
pinjaman. Konsekuensi penggunaan modal Bawang perlu untuk dievaluasi kembali.
pinjaman sebagai salah satu pendanaan
dalam berinvestasi akan menyebabkan Kelayakan Ekonomi Pengembangan
komponen biaya tambahan berupa bunga Berdasarkan Prediksi
pinjaman. Suku bunga pinjaman Komponen biaya (cost)
didasarkan atas perkembangan bunga pengembangan berdasarkan prediksi arus
kredit investasi sebesar 12% (BI-2014). lalu-lintas barang hampir sama dengan
Sedangkan komponen manfaat analisa biaya pengembangan berdasarkan
diperoleh sesuai dengan manfaat yang RPIP. Perbedaan hanya terdapat pada
diterima pelabuhan terhadap pelayanan biaya pelaksanaan proyek sedangkan
kapal dan barang yang telah diprediksi untuk asumsi biaya gaji, biaya
mengunjungi Pelabuhan Celukan Bawang. administrasi dan biaya pemeliharaan
Komponen manfaat yang nantinya dianggap sama. Komponen manfaat
diperhitungkan sebagai pendapatan dalam pengembangan berdasarkan prediksi arus
investasi pengembangan pelabuhan ini lalu-lintas barang diasumsikan sama
adalah mengacu pada tarif yang berlaku di dengan analisa manfaat pengembangan
pelabuhan sesuai dengan Surat Edaran No. berdasarkan RPIP.
SE.01/PU.03/CBW-2014 PT. Pelabuhan Dari analisa yang dilakukan
Indonesia III Cabang Celukan Bawang didapatkan besarnya NPV =
Tentang Pemberlakuan Tarif Pelayanan 21.729.858.314 dimana nilai NPV ini >0
jasa Kapal Dan Barang Di Pelabuhan atau bernilai positif menandakan bahwa
Cabang Celukan Bawang . biaya yang dikeluarkan lebih kecil
Parameter yang dipakai untuk dibandingkan manfaat yang diperoleh
menyatakan layak atau tidaknya suatu sehingga investasi dinyatakan layak. Dari
proyek (kegiatan), umumnya ditentukan analisa nilai BCR didapatkan nilai 1,9149
berdasarkan analisa Net Present Value dimana nilai BCR>1 menandakan bahwa
(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan manfaat yang diterima lebih besar dari
Internal Rate Of Return (IRR). Dari biaya yang dikeluarkan sehingga investasi
analisa yang dilakukan didapatkan juga dinyatakan layak. Selanjutnya
besarnya NPV = -1.521.941.710 dimana dilakukan uji sensitifitas untuk
nilai NPV ini <0 atau bernilai negatif mengantisipasi kemungkinan-
menandakan bahwa biaya yang kemungkinan yang terjadi yang dapat
dikeluarkan lebih besar dibandingkan berdampak cukup signifikan terhadap
56
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016
investasi yang telah ditanamkan sehingga resiko kerugian paling besar adalah
bisa segera diambil langkah-langkah apabila komponen biaya meningkat 15%,
antisipasi yang tepat sasaran. Uji sedangkan komponen manfaat turun 15%.
sensitifitas dilakukan dengan tingkat
kepekaan 15%. Kondisi dengan
Tabel 3. Analisa Sensitifitas Pengembangan Berdasasarkan Prediksi Arus
Barang
Biaya tetap
Biaya Naik 15% Manfaat turun Biaya naik 15%
Manfaat tetap 15% Manfaat turun 15%
NPV 18.662.699.291 15.259.111.277 12.191.952.255
BCR 1,6959 1,6425 1,4546
Sumber: Hasil analisa (2014)
57
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1 Januari 2016
58