Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

GDA-301 PENDAFTARAN TANAH


Dosen : Moch. Abdul Basyid, Ir., MT.

Tanggal Penyerahan :Selasa, 7 November 2017

Disusun Oleh :

FAHMI FIRDAUS ALSARI (232016093)

JURUSAN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2017
1. Jelaskan hirarki hukum pendaftaran tanah di Indonesia ! (dari UUD, UUPA, PP, sampai
Juknis dan Juklak)
Hirarki hukum pendaftaran tanah di Indonesia.
1. UUD 1945 Pasal 33 ayat 3
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar – besar kemakmuran rakyat.”
Isi ayat pasal di atas bermakna bahwa segala sesuatu mengenai sumber daya
alam termasuk di dalamnya air beserta kekayaan alam lainnya milik atau berada
dalam wilayah teritori NKRI berarti dikuasai, diatur, dikelola, dan didistribusikan
oleh negara atau pemerintah dengan segenap lembaga pengelolanya untuk
dipergunakan bagi memakmurkan atau mensejahterakan rakyat Indonesia
seluruhnya.
2. Pasal 19 Undang – Undang Pokok Agraria
Pasal 19
(1)Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran
tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan
yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2)Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi:
a.pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah;
b.pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
c.pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat.
(3)Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan Negara
dan masyarakat, keperluan lalu-lintas sosial ekonomi serta kemungkinan
penyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri Agraria.
(4)Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan
pendaftaran termaksud dalam ayat (1) di atas, dengan ketentuan bahwa rakyat
yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997


4. Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
5. Petunjuk Teknis (Juknis) No: 01/JUKNIS-400/XII/2016 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
a. Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi satuan kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi, Kantor Pertanahan di seluruh Indonesia
dalam melaksanakan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap bidang yuridis;
b. Tujuan petunjuk teknis ini agar terdapat standarisasi dan keseragaman dalam
melaksanakan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap bidang yuridis.

2. Jelaskan hirarki/tingkatan hak penguasaan tanah menurut UUPA!


1. Hak Bangsa Indonesia atas Tanah
Hak ini merupakan hak penguasaan atas tanah yang tertinggi dan meliputi semua
tanah yang ada dalam wilayah Negara, yang merupakan tanah bersama, bersifat abadi
dan menjadi induk bagi hak-hak penguasaan yang lain atas tanah. pengaturan ini
termuat dalam Pasal 1 ayat (1)-(3) UUPA.
2. Hak menguasai dari Negara atas Tanah
Hak ini bersumber pada hak bangsa Indonesia atas tanah, yang hakikatnya
merupakan penugasan pelaksanaan tugas kewenangan bangsa yang mengandung
hukum publik. Tugas mengelola seluruh tanah bersama ini dikuasakan sepenuhnya
kepada NKRI sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat (Pasal 2 ayat (1) UUPA).
3. Hak Ulayat masyarakat Hukum Adat
Hak ini diatur dalam Pasal 3 UUPA. Yang dimaksud hak ulayat masyarakat hukum
adat adalah serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat,
yang berhubungan dengan tanah yang terletak dalam lingkungan wilayahnya.

1) Hak-hak atas Tanah


Macam-macam hak atas tanah dimuat dalam pasal 16 Jo 53 UUPA, yang
dikelompokkkan menjadi 3 bidang, yaitu:
a. Hak atas tanah yang bersifat tetap
Hak-hak atas tanah ini akan tetap ada selama UUPA masih berlaku atau belum
dicabut dengan undang-undang yang baru. Contoh: HM. HGU, HGB, HP, Hak
Sewa untuk Bangunan dan Hak Memungut Hasil Hutan.
b. Hak atas tanah yang akan ditetapkan dengan undang-undang
Hak atas tanah yang akan lahir kemudian, yang akan ditetapkan dengan undang-
undang.
c. Hak atas tanah yang bersifat sementara
Hak atas tanah ini sifatnya sementara, dalam waktu yang singkat akan dihapus
dikarenakan mengandung sifat-sifat pemerasan, feodal dan bertentangan dengan jiwa
UUPA. Contoh: Hak Gadai,, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak Menumpang, dan Hak Sewa
Tanah Pertanian.
Dari segi asal tanahnya, hak atas tanah dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a) Hak atas tanah yang bersifat primer
Yaitu hak atas tanah yang bersala dari tanah negara. Contoh: HM, HGU, HGB
Atas Tanah Negara, HP Atas Tanah Negara.
b) Hak atas tanah yang bersifat sekunder.
Hak atas tanah yang berasal dari tanah pihak lain. Contoh: HGB Atas Tanah Hak
Pengelolaan, HGB Atas Tanah Hak Milik, HP Atas Tanah Hak Pengelolaan, HP Atas
Tanah Hak Milik, Hak Sewa Untuk Bangunan, Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak
Menumpang, dan Hak Sewa Tanah Pertanian.
Hak ini termasuk salah satu hak-hak perseorang atas tanah. Hak-hak perseorang
atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada pemegang haknya
(perseorangan, sekelompok orang secara bersama-sama, badan hukum) untuk
memakai, dala arti menguasai, menggunakan dan atau mengambil manfaat dari
bidang tanah tertentu. Dasar hukumnya adalah Pasal 4 ayat (1) UUPA.
Hak perseorangan atas tanah berupa hak atas tanah ( Pasal 16 dan 53 UUPA),
wakaf tanah hak milik (Pasal 49 ayat (3) UUPA), hak tanggungan atau hak jaminan
atas tanah (Pasal 25, 33, 39 dan 51 UUPA) dan hak milik atas satuan rumah susun
(Pasal 4 ayat (1) UUPA).
2). Wakaf tanah Hak Milik.
Wakaf tanah hak milik adalah hak penguasaan atas tanah bekas tanah hak milik,
yang oleh pemiliknya dipisahkan dari harta kekayaannya dan melembagakannya untuk
selama-lamanya guna kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai
dengan ajaran islam (lihat pasal 49 ayat (3) UUPA Jo. PP No.28/1977 tentang
Perwakafan Tanah Milik Jo. Permendagri No. 6/1977 tentang Tata cara Pendaftaran
Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik).
3). Hak Tanggungan.
Hak Tanggungan dapat dibebankan kepada Hak Milik, HGU, HGB dan Hak Pakai
atas Tanah Negara (lihat pasal 25, 33, 39 dan 51 UUPA Jo. UU No. 4/1996 tentang
Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang berkaitan dengan Tanah)
4). Hak Milik atas satuan rumah susun.
Yaitu hak atas tanah yang diberikan kepada sekelompok orang secara bersama
dengan orang lain. Pada Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, bidang tanah yang di
atasnya berdiri rumah susun, hak atas tanahnya dimiliki atau dikuasai secara bersama-
sama oleh seluruh pemilik satuan rumah susun. Hak atas tanah yang dapat dimiliki
atau dikuasai oleh seluruh satuan rumah susun dapat berupa Hak Milik, HGB atau Hak
Pakai atas tanah Negara (lihat pasal 4 ayat (1) UUPA Jo. UU No. 16/1985 tentang
Rumah Susun)

3. Jelaskan persamaan dan perbedaan Hak Milik dan Hak Guna Bangunan !
HAK MILIK HAK GUNA BANGUNAN
adalah hak untuk mendirikan dan
adalah hak turun-temurun, terkuat dan mempunyai bangunan-bangunan atas
terpenuh yang dapat dipunyai orang tanah yang bukan miliknya sendiri,
PENGERTIAN atas tanah, dengan mengingat dengan jangka waktu paling lama 30
ketentuan pasal 6 Undang-Undang No. tahun.
5 Tahun 1960, bahwa “semua hak
tanah mempunyai fungsi sosial”
dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain.
Peralihan Hak Guna Bangunan terjadi
karena:
dapat beralih dan dialihkan kepada a. jual beli;
PENGALIHAN
pihak lain. b. tukar menukar;
c. penyertaan dalam modal;
d. hibah;
e. pewarisan.
1. Hanya dapat dimiliki oleh WNI; 1. Dapat dimiliki oleh WNI;
2. Badan-badan hukum yang dapat 2. Badan Hukum yang didirikan menurut
mempunyai hak milik dan syarat- hukum Indonesia dan berkedudukan di
syaratnya ditetapkan oleh pemerintah; Indonesia.
KEPEMILIKAN
/ SUBYEK 3. Orang-orang asing yang sesudah
berlakunya Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 ini memperoleh hak milik
karena pewarisan tanpa wasiat atau
percampuran harta karena perkawinan.
Terjadinya hak milik menurut hukum 1. Mengenai tanah yang dikuasai oleh
adat diatur dengan Peraturan Negara; karena penetapan Pemerintah.
Pemerintah, selain itu bisa terjadi
karena Penetapan Pemerintah atau 2. Mengenai tanah milik; karena
TIMBULNYA ketentuan Undang-Undang. perjanjian otentik antara pemilik tanah
HAK yang bersangkutan dengan pihak yang
akan memperoleh hak guna bangunan
itu, yang bermaksud menimbulkan hak
tersebut.

Hak guna bangunan, termasuk


Hak milik, demikian pula setiap
syarat-syarat pemberiannya, demikian
peralihan, hapusnya dan pembebannya
juga setiap peralihan dan penghapusan
dengan hak-hak lain harus didaftarkan
hak tersebut harus didaftarkan menurut
menurut ketentuan-ketentuan yang
BUKTI ketentuan-ketentuan yang dimaksud
dimaksud dalam Pasal 19 Undang-
PEMEGANG dalam Pasal 19 Undang Nomor 5
Undang Nomor 5 Tahun 1960.
HAK Tahun 1960.
Hal ini dibuktikan dengan penerbitan Hal ini dibuktikan dengan penerbitan
sertifikat oleh Kantor Pertanahan sertifikat oleh Kantor Pertanahan
setempat (Berdasarkan Peraturan setempat (Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997). Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997).
PEMBEBANAN Hak milik dapat dijadikan jaminan utang
HAK dengan dibebani hak tanggungan.
Hak guna bangunan dapat dijadikan
jaminan utang dengan dibebani hak
tanggungan.
Tidak diatur Tanah yang dapat diberikan dengan hak
SYARAT guna bangunan adalah:
TANAH YANG 1. Tanah negara;
DAPAT
2. Tanah hak pengelolaan;
DIBERIKAN
HAK 3. Tanah hak milik.
Tidak diatur 1. Membayar uang pemasukan yang
jumlah dan cara pembayarannya
ditetapkan dalam keputusan pemberian
haknya;
2. Menggunakan tanah sesuai dengan
peruntukannya dan persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam
keputusan dan perjanjian
pemberiannya;
3. memelihara dengan baik tanah dan
bangunan yang ada di atasnya serta
menjaga kelestarian lingkungan hidup;
4. Menyerahkan kembali tanah yang
diberikan dengan Hak Guna Bangunan
kepada Negara, pemegang Hak
KEWAJIBAN Pengelolaan atau pemegang Hak Milik
PEMEGANG sesudah Hak Guna Bangunan itu hapus;
5. Menyerahkan sertipikat Hak Guna
Bangunan yang telah hapus kepada
Kepala Kantor Pertanahan;
6. Jika tanah Hak Guna Bangunan
karena keadaan geografis atau
lingkungan atau sebab-sebab lain
letaknya sedemikian rupa sehingga
mengurung atau menutup pekarangan
atau bidang tanah lain dari lintas umum
atau jalan air, pemegang Hak Guna
Bangunan wajib memberikan jalan
keluar atau jalan air atau kemudahan
lain bagi pekarangan atau bidang tanah
yang terkurung itu

Tidak diatur berhak menguasai dan


mempergunakan tanah yang diberikan
dengan Hak Guna Bangunan selama
HAK waktu tertentu untuk mendirikan dan
PEMEGANG mempunyai bangunan untuk keperluan
pribadi atau usahanya serta untuk
mengalihkan hak tersebut kepada pihak
lain dan membebaninya.
Tidak diatur 1. Hak Guna Bangunan atas tanah
PEMBERIAN Negara diberikan dengan keputusan
HAK pemberian hak oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
2. Hak Guna Bangunan atas tanah Hak
Pengelolaan diberikan dengan
keputusan pemberian hak oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan
usul pemegang Hak Pengelolaan.

4. Jelaskan perbedaan pendaftaran tanah secara sistematik dan sporadis.


Pengukuran bidang tanah secara adalah proses pemastian letak batas bidang-bidang
tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau bagian dari
desa/kelurahan atau lebih.
Perbedaan :
SITEMATIK SPORADIK
Dilakukan secara serentak Sendiri
Dibiayai pemerintah Biaya pribadi
Lebih cepat mendapat data Lebih lama mendapat data
mengenai bidang – bidang tanah mengenai bidang – bidang tanah
yang akan di daftar yang akan di daftar
Lebih memerlukan waktu yang tidak memerlukan waktu yang
panjang dalam persiapan dan panjang dalam persiapan dan
pelaksanaannya pelaksanaannya
Semua objek pendaftaran Hanya satu atau beberapa objek
tanah didaftarkan pendaftaran tanah didaftarkan
Dilaksanakan atas permintaan Dilaksanakan atas permintaan pihak
dari pemerintah yang berkepentingan

5. Dewasa ini pemerintah sedang gencar melaksanakan program PTSL, jelaskan kondisi
eksisting pendaftaran tanah di Indonesia dibandingkan target PTSL !
Kondisi eksisting pendaftaran tanah adalah banyaknya bidang tanah dan
bangunan yang belum tersertifikasi dan banyaknya ketidakjelasan mengenai
kepemilikan bidang tanah dan bangunan sehingga menimbulkan sengketa, konflik,
dan perkara pertanahan. Untuk mengatasi itu maka pemerintah menyelenggarakan
pendaftaran tanah.

6. Jelaskan mengapa pendaftaran tanah desa demi desa secara efektif baru bisa
dilaksanakan pada tahun – tahun sekarang !
Dikarenakan baru – baru ini di bentuknya undang – undang pokok agraria yang
mengatur pedaftaran tanah. Selain itu, baru-baru ini pemerintah sadar untuk
meningkatkan pembangunan di desa – desa. Sehingga sertifikasi bidang tanah dan
bangunan baru bisa efektif.

7. Jelaskan hubungan ketelitian peta pendaftaran tanah terkait dengan metode


pengambilan data (Citra resolusi sangat tinggi, UAV, RTK GNSS)
Semakin teliti metode pengambilan data yang digunakan, semakin mempercepat
upaya penyatuan peta-peta pendaftaran tanah yang ada. Kegiatan ini mendorong
proses pembuatan peta digital secara cepat untuk mendukung Sistem Informasi
Geografis Badan Pertanahan Nasional sehingga dapat pula digunakan untuk
mengambil kebijakan pertanahan dengan lebih baik karena didukung sistem informasi
yang akurat dan lengkap.

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan LARAP (Land Acquisition and Resettlement
Action Plan) dan jelaskan tahapan – tahapannya.
LARAP adalah studi pengadaan lahan berupa rencana tindak secara menyeluruh
mengenai pengambil-alihan asset untuk kepentingan rencana kegiatan (proyek),
besarnya ganti rugi,dan pemukiman kembali Warga Terkena Proyek (WTP).
Penyusunan LARAP ini dilakukan masih dalam tahap pra-konstruksi.

9. Apa yang anda ketahui tentang konflik pertanahan, dan ada 3 skenario cara
mengatasinya, jelaskan.
Konflik pertanahan merupakan perselisihan pertanahan antara orang
perseorangan, kelompok, golongan, organisasi, badan hukum atau lembaga yang
mempunyai kecenderungan atau sudah berdampak luas secara sosio-politis.
Pola-pola penyelesaian konflik pertanahan di luar pengadilan yang dilakukan
adalah :
 Negosiasi
 Musyawarah mufakat
 Mediasi
10. Dalam melakukan percepatan pendaftaran tanah di Indonesia ada berbagai program
seperti Prona, Proda, Ajudikasi, LMPDP, jelaskan program – program dimaksud dan
apa saja kendalanya.
 PRONA adalah singkatan dari Proyek Operasi Nasional Agraria. PRONA diatur
dalam Kepmendagri No. 189 Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasional
Agraria. Tujuan utama dari PRONA adalah memproses pensertipikatan tanah
secara masal sebagai perwujudan dari pada program Catur Tertib di bidang
Pertanahan yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan ditujukan bagi
segenap lapisan masyarakat terutama bagi golongan ekonomi lemah, serta
menyelesaikan secara tuntas terhadap sengketa-sengketa tanah yang bersifat
strategis.
 PRODA adalah singkatan dari Proyek Operasi Daerah Agraria. Tujuan dari proda
sama dengan prona namun lebih di konsentrasikan di tingkat daerah.
 Land Management and Policy Development Project (LMPDP) adalah merupakan
program peningkatan penataan managemen pertanahan melalui percepatan
pendaftaran tanah sistimatik untuk mendukung pengembangan kebijakan dan
sistem managemen pertanahan yang terpadu dan terkoordinasi.
 AJUDIKASI adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran
tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data
fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk
keperluan pendaftarannya.

Anda mungkin juga menyukai