Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi
rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu berusaha mengumpulkan
pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori
yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung
maupun melalui pengalaman orang lain. Semenjak adanya sejarah kehidupan
manusia dibumi ini, manusia telah berusaha mengumpulkan fakta. Dari fakta-
fakta ini kemudian dikumpulkan dan disimpulkan menjadi berbagai teori.
Teori-teori tersebut kemudian digunakan untuk memahami gejala-gejala alam
dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan
umat manusia, teori-teori tersebut makin berkembang, baik kualitas maupun
kuantitasnya, seperti apa yang kita rasakan dewasa ini.
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari
pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan.
Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan
dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah.
Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup
sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Sedangkan
pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang
terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti
knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu
bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu
pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara
metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu,
maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari
kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya
2

agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan
setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan
menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam
usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga
menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari
jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan
berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian.
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran
yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu
adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka
metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan
menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan
metode ilmiah mempunyai hubungan 1yang dekat sekali, jika tidak dikatakan
sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari
dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa
begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah
pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Metode Ilmiah?
2. Kriteria-kriteria apa saja yang tercantum dalam metode ilmiah?
3. Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam membuat metode ilmiah?
3

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini memberi pengetahuan dan
wawasan mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode
ilmiah kepada masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual
(mahasiswa) pada khususnya.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Metode Ilmiah


Secara sederhana, pengertian metode ilmiah adalah langkah kerja yang
dilakukan oleh para peneliti dalam menjawab masalah yang ada. Dalam buku
Schaum outline dijelaskan bahwa pengertian metode ilmiah atau metode
saintifik adalah langkah langkah kerja rutin dari saintis-saintis aktif seiring
dibimbingnya mereka oleh keingintahuan untuk mempelajari keteraturan dan
hubungan diantara fenomena fenomena yang mereka pelajari. Penerapan
pemikiran sehat setepat-tepatnya dalam penelitian dan analisis data juga
merupakan pengertian metode ilmiah atau metode saintifik.
Dalam pengertian metode ilmiah yang terbaharui, dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561-1626) bahwa pengertian metode ilmiah adalah
serangkaian langkah langkah berupa melakukan identifikasi masalah,
mengumpulkan data dalam cakupan masalah yang ada, memilah data untuk
mencari hubungan, merumuskan hipotesis atau dugaan ilmiah sementara,
menguji hipotesis secara tepat dan mengonfirmasi hipotesis/dugaan ilmiah
apabila terdapat temuan temuan baru dalam eksperimen yang dilakukan.
Langkah langkah ilmiah tersebut dilakukan secara sistematis dan berurut.
Diterangkan dalam wikipedia, pengertian metode ilmiah atau proses
ilmiah (scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Scientis atau para
peneliti/ilmuwan melaksanakan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya sehingga dapat menjelaskan fenomena alam. Prediksi atau hipotesis
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan
eksperimen. Apabila hipotesis tersebut lolos uji melalui eksperimen berkali-
kali baik oleh satu peneliti ataupun oleh peneliti lain, hipotesis tersebut dapat
menjadi suatu teori ilmiah.
Saintis atau para peneliti mungkin tertarik pada aspek aspek yang
berbeda dari alam, tetapi mereka semua menggunakan pendekatan intelektual
yang serupa untuk mengarahkan penyelidikan penyelidikannya yaitu metode
5

ilmiah. Dari sumber lain dijelaskan bahwa pengertian metode ilmiah atau
method of scientific adalah suatu cara mencari dan mengungkapkan kebenaran
dengan ciri obyektivitas. Disini kebenaran yang diperoleh secara konsepsional
atau deduktif saja tidak cukup; harus diuji secara empiris.
Metode ilmiah adalah langkah langkah yang ditempuh oleh peneliti
dalam menjawab pertanyaan pertanyaan atas masalah masalah dan keingin
tahuannya terhadap fenomena-fenomena yang terjadi sehingga dihasilkan
jawaban yang akurat dan obyektif sehingga mampu diterima secara universal
dan dianggap valid. Metode ilmiah atau scientific method yang dikembangkan
oleh Francis Bacon yang sering disebut sebagai metode induktif telah
digunakan oleh para peneliti untuk memecahkan masalah masalah yang ada.
Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan
suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur,
sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan
pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.Jadi, bila kita menjabarkan
lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam
melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis.

B. Karakteristik Metode Ilmiah


Di dalam skema tampak sejumlah kriteria pokok yang perlu
diperhatikan kemungkinan dijelaskan lebih lanjut masing-masing maknanya,
diantaranya:
1. Berdasarkan fakta
Membangun ilmu pengetahuan memerlukan fakta-fakta nyata, baik yang
sudah tersedia maupun yang harus dikumpulkan melalui penelitian. Ini
berarti berupa data empiris yang terjangkau oleh pengalaman indrawi. Jadi,
bukan berupa hal-hal yang nyata ada dalam pikiran, dalam bayangan atau
menurut cerita orang. Berarti pula bahwa data empiris yang dikumpulkan itu
dapat diamati, dapat diukur dan dapat dianalisis lebih lanjut.
2. Pertimbangan objektif

3
6

Segala sesuatu yang dilakukan, digunakan dan diamati berlangsung secara


objektif, sehingga hal yang sama dapat dilakukan dan diulang oleh pihak
lain yang berminat dengan metode dan teknik yang sama. Ini berarti bersifat
intersubjektif atau impersonal, yaitu tidak terbatas semata-mata kepada
orang yang satu saja, melainkan juga oleh orang lain yang mempunyai
pengetahuan yang sama. Berarti pula bebas dari prasangka atau
pertimbangan yang subjektif.
3. Asas analitik
Segala sesuatu disoroti secara kritis analitis dari segi karakterisitik, posisi
dan kaitan fungsional dengan yang lain, sehingga jelas maknanya, fungsi
dan perannya. Hal ini penting untuk mengetahui faktor-faktor yang terlibat
dalam suatu masalah, sifat pengaruh masing-masing faktor atau gabungan,
juga sifat hubungan yang berlangsung antara faktor yagn satu dengan yang
lain dan dengan masalah yang bersangkutan. Asa analitik itu mempunyai
makna yang strategis dalam rangka membangun teori yang mampu
memjelaskan suatu masalah. Juga dalam rangka mengantisipasi atau
meramalkan apa yang akan terjadi secara positif menguntungkan atau untuk
mencegah dampak negatifnya.
4. Sifat kuantitatif
Dalam penelitian modern analisis kuantitatif merupakan metode ilmiah yang
mempunyai dukungan pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya. Arti
populernya ialah mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi. Oleh
karena itu, diupayakan untuk memperoleh data empiris yang langsung
bersifat kuantitatif seperti satuan ukuran luas (Ha, Km2, M2), satuan ukuran
panjang (Km, M), satuan ukuran isi (M3, liter, cc), satuan ukuran waktu
(tahun, bulan, minggu, hari, jam), dan sebagainya. Disamping itu, terdapat
sifat kuantitatif yang dikuantifikasikan dengan memberi bobot (ranting),
peringkat (rangking) atau skor (scoring).
5. Logika Dedukatif-hipotetik
Dalam hal ini,menggunakan penalaran dedukatif, yang bertitik tolak dari
evidensi-evidensi yang sudah memiliki kebenaran yang pasti seperti hasil
penelitian para pakar terdahulu. Dalam silogisme evidensi tersebut
7

dinamakan premis, makin banyak makin baik untuk mengambil kesimpulan


khusus dari premis yang bersifat umum. Proses demikian disebut logika
dedukatif dan kesimpulan khusus tersebut dinamakan hipotesis yang
kebenarannya sudah diarahkan oleh kebenaran premis-premisnya, sehingga
tidak menghasilkan sesuatu yang baru sifatnya. Dapat pula dikatakan bahwa
hipotesis adalah suatu abstraksi atau hasil pemikiran rasional yang
bersumber dari premis-premis. Pengembangan hipotesis mempunyai arti
strategis yang penting untuk pengembangan teori baru, yang kebenaran
ilmiah perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian.
6. Logika induktif-generalisasi
Hipotesis yang disinggung diatas karena hasil pemikiran rasional, maka
kebenarannya masih bersifat sementara. Oleh karena itu, harus didukung
oleh kesesuaian data empiris dengan pemikiran rasional hipotesis disebut
asa korespondensi. Sedang kesimpulan yang bersifat generalisasi dari data
empiris disebut logika induktif yang peluang kebenarannya bersifat
probabilistik. Bandingkan dengan logika dedukatif yang menghasilkan
kesimpulan yang dipandang mempunyai kepastian kebenaran (secara
rasional). Logika induktif ini sangat penting artinya dalam rangka menguji
hipotesis. Bila didukung oleh data empiris berarti mendapat verifikasi atau
dapat diterima kebenaran ilmiahnya. Bila tidak didukung berarti
diklasifikasi atau ditolak kebenarnya.

C. Langkah – Langkah Metode Ilmiah :


Dari skema terdapat lima langkah pokok dengan urutan logis yang
searah, namun tidak perlu langkah demi langkah terikat seketat itu, melainkan
dapat saja terjadi lompatan atau jalan potong kompas. Yang penting terpelihara
konsistensi antara langkah yang satu dengan berikutnya yang lazim disebut
benang merah. Adapun langkah-langkah pokok tersebut tidak lain daripada
unsur-unsur peristiwa dalam struktur penelitian ilmiah atau mempunyai analogi
dengan events di dalam suatu network planning.
Langkah umum metode ilmiah menurut Almack tersebut diatas dapat
disederhanakan sebagai berikut:
8

a. Memilih dan atau Mengidentifikasi Masalah


Memilih masalah penelitian memang tidak mudah, oleh sebab itu
diperlukan pemikiran-pemikiran yang cermat. Untuk mempermudah
pemilihan masalah, kita harus banyak membaca buku, baik yang
mencakup teori maupun hasil-hasil penelitian lain. Pengalaman-
pengalaman lapangan puyn sangat membantu dalam pemilihan masalah
penelitian.
b. Menentapkan tujuan penelitian
Setelah masalah dipilih, selanjutnya tujuan penelitian dirumuskan. Tujuan
penelitian pada hakekatnya adalah suatu pernyataan tentang informasi
(data) apa yang akan digali melalui penelitian tersebut.
c. Studi Literatur
Untuk memperoleh dukungan teoretis terhadap masalah penelitian yang
dipilih, maka peneliti perlu banyak membaca buku literatu atau sering juga
orang menyebut tinjauan teoretis, akan mempermudah dalam
merumyuskan kerangka konsep penelitian.
d. Merumuskan Kerangka Konsep Peneltian
Agar memperoleh gambaran secara jelas kearah mana penelitian itu
berjalan, atau data apa yang dikumpulkan, perlu dirumuskan kerangka
konsep penelitian.Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah
suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang
akan diukur (diteliti).
e. Merumuskan Hipotesis
Agar analisis penelitian itu terarah, maka perlu dirumyuskan hipotesis
terlebih dahulu. Hipotesis pada hyakikatnya adalah dugaan sementara
terhadap terjadinya hubungan variabel yang akan diteliti.
f. Merumuskan Metode Penelitian
Dalam merumuskan metode penelitian ini mencakup jenis dan metode
penelitian yang akan digunakan, populas dan sampel penelitian, cara
(metode) dan alat ukur ( pengumpul data) serta rencana pengolahan dan
analisis data.
9

g. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan berdasarkan cara dan alat pengumpul
data.
h. Mengolah Dan Menganalisis Data
Setelah data terkumpul maka tahap selanjutnya adalah mengelolah dan
menganalisis data.Pengolahan dan analisis data dapat dilaksanakan secara
manual atau dengan bantuan computer.

D. Kriteria Metode Ilmiah

a. Berdasarkan fakta
Informasi-informasi atau keterangan-keterangan yang akan diperoleh
penelitian, baik yang dikumpulkan maupun yang dianalisis hendaknya
berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan, bukan berdasarkan
pemikiran-pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan.
b. Bebas dari prasangka
Penggunaan fakta atau data metode ilmiah hendaknya berdasarkan bukti
yang lengkap dan objektif, bebas dari pertimbangan-pertimbangan
subjektif. Oleh karena itu metode ilmiah ini harus bersifat bebas dari
prasangka-prasangka atau dugaan-dugaan.
c. Menggunakan prinsip analisis
Fakta atau data yang diperoleh melalyui penggunaan metode ilmiah tidak
hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari
sebab akibatnya atau alasan-alasannya dengan menggunakan prinsip
analisis.
d. Menggunakan Hipotesis
Hipotesisatau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk memandu jalan
pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai. Dengan hipotesis peneliti akan
dipandu jalan pikiranna kearah mana hyasil penelitiannya akan dianalaisis.
e. Menggunakan Ukuran Objektif
Pelaksanaan penelitian atau pengeumpulan data harus menggunakan
ukuran-ukuran ang objektif. Ukuran tidak boleh dinyatakan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan subjektif (pribadi).
10

Kriteria Dan Langkah-Langkah Metode Ilmiah


Metode Ilmiah

Kriteria Langkah-Langkah

1. Berdasarkan Fakta 1. Memilih masalah


2. Bebas dari prasangka 2. Mencari data yang
3. Menggunakan prinsip terkait masalah
analisis 3. Memformulasikan
4. Menggunakan hipotesis
hipotesis 4. Membangun kerangka
5. Menggunakan ukuran analis serta metode
objektif menguji hipotesis
6. Menggunakan teknik 5. Mengumpulkan data
kuantifikasi 6. Mengolah dan
menganalisis data
7. Membuat generalisasi
dan kesimpulan
8. Membuat laporan
penelitian
E. Sikap Ilmiah
1. Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan
penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
2. Jujur
Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya
selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada
serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3. Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap
suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan
suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data
yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga
lebih akurat.
11

4. Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti
dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan
sehingga menghasilkan data yang baik.
5. Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian
tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus
berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap
terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau
palinghebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus
menerimanya.

F. Kegunaan Metode Ilmiah


Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan
penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah
dalam kehidupan manusia antara lain :
1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian
yang memuaskan
2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang
objektif
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya
masih teka teki
12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan
dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
B. Saran
Metode ilmiah digunakan dalam penelitian yang berguna untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Penelitian tidak boleh digunakan secara
sembarangan.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, A. 2006. Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyususnan Skripsi. Jakarta


: Rineka Cipta

Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai