3788 8143 1 SM PDF
3788 8143 1 SM PDF
Abstract
In areas of dense buildings often found limitations of the land, resulting in the possibility that new building
foundation coincides or lies below the existing foundation and excavation leads to instability of the existing
foundation. Similar problem also encountered in the construction of underground infrastructure and old building
restoration where the existing foundation must be strengthened. A row of bored pile or diaphragm wall are
commonly used for securing of excavation. Alternatively it is more economical to do underpinning by means of
grouting, soil nailing and micropile, in which each method has its own advantages and disadvantages. The
system of underpinning provides advantages over the diaphragm wall and bored pile because it can support the
load directly and saves space. This paper aims to introduce the principles of design, implementation, anticipated
actions and legal aspects of underpinning.
Key words : underpinning, grouting, soil nailing, micropile, legal aspects
Pendahuluan
Perluasan bangunan baik secara horisontal maupun digunakan diameter 25 cm. 'Micropile' insitu meng-
vertikal, atau pembangunan baru yang berbatasan gunakan tulangan baja memanjang atau batang baja
langsung dengan bangunan lama memerlukan perku- dan dicor beton pada lobang bor. Pemboran tidak
atan pondasi bangunan lama serta tindakan penga- boleh menggunakan 'water jetting', sedangkan tinggi
manan bangunan lama. Perkuatan pondasi bangunan ruang kerja minimal 1,8 m. Kapasitas dukung 'mic-
lama dapat dilakukan dengan beberapa metoda antara ropile' dipengaruhi oleh diameter dan panjang tiang,
lain : 'underpinning' klasik, 'micropile', 'grouting', mutu beton dan tulangan serta parameter tanah dasar.
paku tanah maupun kombinasi dari metoda-metoda Untuk menentukan kapasitas dukung aktual dapat
tersebut. dilakukan pengujian pembebanan di lapangan, se-
dangkan untuk mengatasi gaya-gaya lateral dari
Metoda klasik bangunan maupun tanah diperlukan pemasangan ang-
Metoda 'underpinning' klasik (galian terbuka, tanpa kur pada dinding tiang. Sebagai perlindungan agar
pengaman) dapat dilaksanakan pada tanah kohesif tanah tidak menembus celah-celah deretan tiang
kenyal maupun tanah granuler (kepadatan lapangan maka celah-celah tersebut diisi dengan beton tembak
sedang) dengan batasan sebagai berikut : (shotcrete). 'Micropile' banyak digunakan untuk per-
1. angunan rumah tinggal atau perkantoran mak- kuatan pondasi bangunan monumental dan infra-
simal 5 lantai atau bangunan lain dengan keting- struktur bawah tanah. Meskipun memerlukan biaya
gian, jenis pondasi dan tegangan tanah yang cukup besar, namun metoda ini memberikan keung-
setara (beban lajur p = 250 kN/m). gulan yaitu dapat membatasi bahaya penurunan.
2. bangunan di atas pondasi lajur dan dinding
bangunan memberikan efek cakram; di mana Stabilisasi tanah
pintu dan jendela harus ditembok atau diperkaku. Stabilisasi tanah untuk pengamanan bangunan eksis-
3. beban utama pada tanah dasar di area galian ting umumnya dilakukan pada jenis tanah dasar
berupa beban vertikal pondasi bangunan lama dan granuler. Ditinjau dari bahan stabilisasi dapat dibe-
harus diwaspadai terjadinya efek busur. dakan injeksi semen, gel silikat dan bahan kimiawi.
4. kedalaman galian tidak melebihi 5 m di bawah Injeksi semen sangat sesuai untuk tanah kerikil
permukaan tanah, disertai perhitungan statika. sedangkan gel silikat untuk tanah pasir. Injeksi bahan
kimiawi sangat mahal dan hanya digunakan pada
Pada jenis tanah pasir lepas sebaiknya tidak dilaksa- keadaan khusus. Mengingat bahaya pencemaran
nakan 'underpinning' klasik karena sangat rentan lingkungan (kontaminasi tanah dan air) maka injeksi
terhadap fluktuasi muka air tanah. Pekerjaan galian kimiawi sangat dibatasi pemakaiannya dan digan-
pada tanah pasir halus dan tanah kelanauan harus tikan dengan teknik injeksi bertekanan tinggi 'jet
memperhitungkan stabilitas lereng, mengingat sifat- grouting' yang lebih ramah lingkungan. Untuk ini
nya yang sangat rentan terhadap fluktuasi kadar air, dikembangkan produk semen ultra halus untuk
kenaikan sedikit kadar air saja berakibat perubahan injeksi tanah berpori kecil. Penetrasi bahan injeksi ke
konsistensi tanah dari padat menjadi cair. dalam ruang pori tanah melalui lobang bor dan pipa
injeksi, dengan tekanan antara 5 – 10 bar. Perkem-
Micropile bangan selanjutnya menggunakan pipa manset yang
'Micropile' merupakan pondasi tiang bor dengan dimasukkan ke dalam lobang bor. Ruang antara din-
diameter kecil ( D < 30 cm) dengan posisi tegak atau ding lobang bor dan pipa manset diisi dengan larutan
miring dengan panjang sesuai kebutuhan; umumnya penyangga, sedangkan jarak antar pipa berkisar 0,5 –
1,0 m. Proses penetrasi dikendalikan oleh alat pene-
trasi terpusat. Sebelum dimulai pekerjaan injeksi,
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil diperlukan penyelidikan tanah secara komprehensif
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro