ANALISIS KASUS
Kasus Pasien :
Pasien perempuan (24 tahun) datang ke IGD RSUD Bari dengan keluhan
sesak napas sejak ± 1 bulan yang lalu yang dirasakan terus-menerus, semakin hari
semakin memberat, dan sedikit berkurang jika pasien miring ke kanan. Pasien juga
mengeluh batuk-batuk sejak ± 1 bulan yang lalu tanpa dahak dan darah. Nyeri dada
(+), mual (+), muntah (+). Demam (+) sejak 2 hari yang lalu. Pasien sudah
mendapat terapi oksigen dan infus. Cairan di paru kanan pasien sudah dikeluarkan,
dan saat ini pasien merasa sesaknya sudah berkurang. Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan pasien compos mentis, tampak sakit sedang, TD 130/80 mmHg, HR
102x/menit, RR 24x/menit, suhu afebris. Dari pemeriksaan fisik paru, didapatkan
pergerakan dada kanan tertinggal saat dinamis, vocal fremitus kanan melemah,
redup pada paru kanan mulai ICS 4, dan suara napas vesikuler melemah pada paru
kanan. Status generalis lain dalam batas normal. Hasil foto rontgen thorax
menunjukkan kesan efusi pleura dextra dengan TB paru.
Pembahasan :
62
maka pengelolaannya menjadi tidak masalah, efusi ditangani seperti efusi pada
umumnya, sedangkan tuberkulosisnya diterapi seperti tuberkulosis pada
umumnya.
63
dengan syarat terus menerus, waktu lama dan kombinasi obat. Penderita TB paru
atau dugaan TB dengan efusi dapat diterapi dengan OAT.
64
BAB V
KESIMPULAN
65
DAFTAR PUSTAKA
66
12. Konsensus Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di
Indonesia
13. PDPI. 2002. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia, Jakarta.
14. Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2011.
67