BAB 5 Thickening Time
BAB 5 Thickening Time
BAB V
PENGUJIAN THICKENING TIME SUSPENSI SEMEN
45
46
5.5.2. Perhitungan
Diketahui
Semen kelas =A
Berat semen = 600 gram
Additive yang digunakan = NaCl
Berat additive = 3 gram
Wair
Vol. air yang digunakan = ρair
WCR x Berat Semen
= ρair
(46% x 600)gr
= 1 gr/cc
53
= 276 ml
Thickening time pada menit 50 = 42 UC
54
55
5.6 PEMBAHASAN
Pada praktikum minggu ini mengenai Pengujian Thickening Time pada
suspensi semen menggunakan alat Atmospheric Consistometer. Thickening time
didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan suspensi semen untuk mencapai
konsistensi sebesar 70 UC (Unit of Consistency). Tujuan dari Thickening Time itu
sendiri yaitu Menentukan thickening time dari suatu suspensi semen dengan
menggunakan alat atmospheric consistometer dan mengetahui efek penambahan
aditif terhadap thickening time suatu suspensi semen. Prinsip kerja dari thickening
time yaitu dengan memutar cup pada alat atmospheric consistometer.
Thickening time didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan suspensi
semen untuk mencapai konsistensi sebesar 70 UC (Unit of Consistency).
Konsistensi sebesar 70 UC merupakan batasan bagi suspensi semen agar masih
dapat dipompa, sebab bila lebih dari itu semen akan berbentuk ‘corn’ sehingga
sulit untuk dipompa dan bila dipaksakan maka akan merusak pompa semen.
Thickening time suspensi semen sangat penting untuk diketahui. Karena waktu
pemompaan yang akan dilakukan harus lebih kecil dari thickening time, sebab bila
lebih besar dari thickening time maka suspensi semen akan mengeras terlebih
dahulu sebelum seluruh suspensi semen mencapai target yang telah ditentukan.
Dan apabila suspensi semen mengeras didalam casing, hal ini merupakan kejadian
yang sangat fatal dalam operasi penyemenan. Pengerasan juga tergantung pada
temperatur kedalaman sumur yang akan dilakukan penyemenan. Beberapa
additive yang berpengaruh terhadap thickening time. Accelerator adalah aditif
yang dapat mempercepat proses thickening time Calcium Chlorida, Sodium
Chlorida dan NaCl. Retarder adalah additive yang dapat memperlambat proses
pengerasan suspensi semen, sehingga suspensi semen mempunyai waktu yang
cukup untuk mencapai kedalaman yang diinginkan. Contoh additive antara lain
Lignosulfonat dan CMC (Carboxymethyl Hydroxymethyl Cellulose).
Pada praktikum ini adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain
mixer, timbangan, gelas ukur, Atmospheric Consistometer, Stop watch. Bahan
yang digunakan yaitu Semen portland kelas A, Air, NaCl, CMC. Prosedur
percobaan pada praktikum ini yaitu Membuat suspensi semen sampel A dengan
56
komposisi 300 gram semen portland, 156,4 ml air dan 4 gram NaCl, setelah itu
membuat suspensi semen sampel B dengan komposisi 300 gr semen portland dan
138 ml air, tanpa additive. Menyiapkan peralatan dan stop watch, oven, dan
vicataparatus. Setelah itu mixer komposisi bahan sampel A dan juga sampel B
selama 10 menit. Setelah itu menuangkan suspensi semen kedalam cetakan
berbentuk silinder diatas kaca agar permukaan semen rata. Memasukkan semen ke
dalam alat atmospheric consistometer dengan menghidupkan master untuk
melihat temperatur, setelah itu mengatur waktu yang terdapat 4 kolom untuk
angka dan 1 kolom untuk satuan. Setelah itu menghidupkan motor dan melihat
seberapa lama semen dapat mengeras.
Hasil yang didapat dari praktikum ini yaitu volume air yang digunakan
sebanyak 276 ml. Pada waktu thickening time saat menit 50 sebesar 42 UC.
Dimana pada menit ke 50 sebesar 42 UC artinya suspensi semen masih dapat
dialirkan dengan kata lain suspensi semen belum mengalami pengerasan. Dimana
menurut halliburton 70UC suspensi semen masih dapat digunakan. Suspensi
semen akan mengeras saat thickening time yang dihasilkan sebesar 100 UC.
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan kurva menggunakan additive
vs thickening time Nacl mengalami peningkatan thickening time atau dengan kata
lain semakin banyak additive Nacl yang dgunakan maka thickening time waktu
pengerasan yang diperlukan juga semakin lama, begitu juga sebaliknya dalam
penggunaan CMC semakin banyak digunakan CMC maka thickening time akan
menurun.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah dengan mengetahui
besarnya thickening time suatu suspensi semen, maka kita dapat mengatur waktu
pemompaan suspensi semen tersebut. Waktu pemompaan suspensi semen harus
lebih kecil dari thickening time, agar semen mengeras tepat pada waktu dan zona
yang kita inginkan untuk disemen. Selain itu kita dapat mencegah penggunaan
tekanan pompa yang lebih besar dari yang seharusnya akibat bubur semen yang
mulai mengeras, sehingga dapat merusak pompa.
57
5.7 KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan diperoleh :
Volume air sebesar : 276 ml
Thickening time pada waktu 50 menit : 42 UC
2. Thickening time mengeras saat mencpai 100 UC, jadi jika thickening time
yang diuji belum mencapai 100 UC keadaan semen belum mengeras, atau
masih bisa dialirkan.
3. Additive yang digunakan untuk mengontrol pengerasan semen Accelerator
adalah aditif yang dapat mempercepat proses thickening time Calcium
Chlorida, Sodium Chlorida dan NaCl. Retarder adalah additive yang dapat
memperlambat proses pengerasan suspensi semen, sehingga suspensi
semen mempunyai waktu yang cukup untuk mencapai kedalaman yang
diinginkan. Contoh additive antara lain Lignosulfonat dan CMC
(Carboxymethyl Hydroxymethyl Cellulose).
4. Aplikasi dengan mengetahui besarnya thickening time suatu suspensi
semen, maka dapat mengatur waktu pemompaan suspensi semen tersebut.
Waktu pemompaan suspensi semen harus lebih kecil dari thickening time,
agar semen mengeras tepat pada waktu dan zona yang kita inginkan untuk
disemen. Selain itu kita dapat mencegah penggunaan tekanan pompa yang
lebih besar dari yang seharusnya akibat bubur semen yang mulai
mengeras, sehingga dapat merusak pompa.