Ayat tersebut menunjukkan bahwa betapa mudah bagi Allah untuk menciptakan
segala sesuatu. Kemungkinan yang mustahil dapat terjadi dengan pasti karena atas
kehendak dan kuasa Ilahi.
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al Quran yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al Quran
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak dapat
membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan
batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. al Baqarah: 23-24)
“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain.” (QS. al Isra’: 88)
Dari segi teori probabilitas, Rasyad Khalifa telah menghitungnya, yaitu 1 diantara
626 septilion yaitu 626 dengan 24 angka nol dibelakangnya. Diantara 626 septilion
manusia dipermukaan bumi ini hanya ada satu orang diantaranya yang dapat
menyusun al quran. Namun ini mustahil terjadi, karena jumlah manusia yang
mungkin hidup dipermukaan bumi ini sejak manusia pertama yang tidak mungkin
dapat hidup lagi sangat jauh dari angka 626 septilion. Jadi tidak mungkin al Quran
itu karangan manusia. Al Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Jika berfikir secara rasional, di luar dari kehendak dan kuasa Allah. Banyak
juga hal yang tidak dapat diketahui kebenarannya dengan pasti. Namun adanya
pengalaman-pengalaman dari manusia, dengan analisis yang tepat dan sesuai
dengan fakta, akan menimbulkan berbagai macam kemungkinan. Seorang filosof
Inggris mengatakan “Probability is the guide to life”. Tanpa percaya dengan
probabilitas maka kehidupan manusia akan mengalami kesulitan-kesulitan yang
tidak dapat diatasi. Mengapa demikian? Berdasarkan kenyataan, ilmu-ilmu tidak
pernah memberikan keterangan yang pasti tentang peristiwa-peristiwa. Hal ini
dikarenakan keterangan yang diberikan bersifat kemungkinan. Suatu probabilitas
dapat dipertanggungjawabkan karena disusun berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang ada. Dengan pengalaman inilah manusia dapat merumuskan
suatu penyelesaian dari masalah yang dihadapi.
Sumber:
https://radarsemarang.com/2017/11/25/integrasi-imtaq-dengan-materi-peluang/
https://thedevilnumber.blogspot.com/2012/08/probabilitas-dalam-
alquran.html?m=1